Anda di halaman 1dari 52

SISTEM REPRODUKSI II

Fisiologi Kehamilan
Dosen Pembimbing : Ns. Winarianti, S. Kep

Oleh :
Rangga Hariyanto
I1031141045

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan
judul“Fisiologi Kehamilan”.Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas
perkuliahan, yaitu sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Sistem Reproduksi II
Tahun Akademik 2017/2018 di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ns.
Winarianti, S. Kep yang telah membimbing kami dan kami menyadari makalah ini
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kepada pembaca
dan teman-teman agar memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Pontianak, 5September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

2.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1


2.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
2.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II ................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3

2.1 Konsep Dasar Kehamilan .................................................................................... 3


2.2 Proses terjadinya kehamilan ............................................................................... 3
2.3 Perkembangan Janin ........................................................................................... 7
2.4 Perkembangan Perubahan Ibu Persistem Selama Kehamilan .......................... 17
2.5 Penyakit Penyerta Kehamilan ........................................................................... 36
2.6 Perawatan Post Partum (Antenatal Care) ......................................................... 40
BAB III ................................................................................................................................ 48

PENUTUP ........................................................................................................................... 48

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 48


3.2 Saran ................................................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 49

ii
BAB I
PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan
diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan
yang normal pun mempunyai resiko kehamilan, namun tidak secara langsung
meningkatkan resiko kematian ibu (DinKes, 2004). Tingginya angka kematian ibu
hamil disebabkan oleh beberapa faktor seperti masih rendahnya kesadaran ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilan dan penyakit bawaan yang diderita ibu
hamil. Kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang harus mendapatkan
prioritas utama, karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa
mendatang.
Pemeriksaan wanita hamil dinegara majusekitar 15 kali selama kehamilannya,
sedangkan di Indonesia 4-5 kali pemeriksaan diangggap bahwa sudah cukup
memadai untuk kehamilan beresiko rendah. Periode prenatal atau antenatal adalah
periode persiapan, baik secara fisik, yaitu pertumbuhan janin dan adaptasi
maternal maupun psikologis yaitu persiapan menjadi orang tua (Bobak,
lowdermik & Jensen 2005)
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan
yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi,
pemeliharaan kehamilan, perubahan sistem kardiovaskuler, intregument dan
metabolisme sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan
dengan kesiapan untuk memelihara bayi. Dalam menjalani proses tersebut, ibu
hamil mengalami perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan
usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan.
Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem pencernaan,
muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan pada sistem integumen, dan
perubahan sistem metabolisme.
Perubahan pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut
kembung akibat makanan yang tertahan dalam lambung sistem muskuloskeletal
seperti postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tidak nyaman untuk bergerak.

1
Adanya kram kaki yang sering terjadi pada ibu. Sistem kardiovaskuler seperti
peningkatan volume darah yang dapat menyebabkan terjadinya pre eklamsi dan
terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisiologi. Perubahan
pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada payudara,
abdomen, vulva, dan wajah. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi
peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan, yang dapat menyebabkan
berbagai masalah seperti hiperemesis, diabetes, dan lain-lain.
Memang adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan.
Namun demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi
dalam proses kehamilan berlangsung ringan dan tidak mengganggu aktivitas,
dianggap normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan
menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas
dan bahkan sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal.

2.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dasarkehamilan ?
2. Bagaimana terjadinya proses kehamilan ?
3. Bagaimana perkembangan janin permingguselama kehamilan ?
4. Bagaimana perkembangan perubahan dari ibu persistem selama masa
kehamilan ?
5. Apa penyakit penyerta kehamilan ?
6. Bagaimana perawatan post partum (antenatal care) pada ibu ?

2.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuikonsep dasar dari kehamilan
2. Untuk mengetahui terjadinya proses kehamilan
3. Untuk mengetahui perkembangan janin perminggu selama kehamilan
4. Untuk mengetahui perkembangan perubahan dari ibu persistem selama
masa kehamilan
5. Untuk mengetahui penyakit penyerta kehamilan
6. Untuk mengetahui perawatan post partum (antenatal care) pada ibu

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


Kehamilan merupakan mata rantai yang brsinambung dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, konsepsi, dan pertumbuhan zigot,
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm.(Manuaba2010, h.75).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari psermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi
hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam 40 minggu
atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
dibagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).(Hanifah2008,
h.213).
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan bila lebih
dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.(Mansjoer 2007, h.253).

2.2 Proses terjadinya kehamilan


Kehamilan (alamiah) terjadi akibat adanya pembuahan sel telur di dalam
indung telur wanita oleh sperma. Dalam proses alamiah, ini terjadi karena sperma
masuk ke indung telur melalui saluran rahim pada saat melakukan berhubungan
badan.
Normalnya, wanita hanya memproduksi satu sel telur setiap bulannya. Dilain
tubuh pria bisa memproduksi sperma terus menerus dalam jumlah besar. Rata-rata
setiap semprotan air mani mengandung 100-200 juta sperma. Namun dari jumlah
tersebut hanya satu yang berhasil menembus indung telur dan membuahi sel telur.
Ini merupakan salah satu bentuk seleksi alam untuk memilih bibit yang terbaik.

3
Apabila pembuahan ini berhasil, dari satu sel telur yang telah dibuahi dan
berukuran 0.2 mm akan terus berkembang biak dan berpindah ke dalam rahim.
Kurang lebih sekitar 7-10 hari setelah pembuahan, sel telur yang telah dibuahi
akan masuk dan menempel di selaput dalam rahim. Dianalogikan dengan kasur,
selaput dalam rahim ini tebal dan lunak sehingga bisa melindungi sel telur yang
telah dibuahi. Pada tahap ini kehamilan sudah dimulai.
Selama ini sel telur yang telah dibuahi tersebut terus berbiak dan membentuk
semacam akar/rambut yang halus. Ini menyerap gizi yang terkandung dalam
selaput dalam rahim sehingga bisa terus berkembang. Rambut-rambut halus ini
nantinya memiliki fungsi yang sangat penting untuk janin.
Pada sekitar hari ke 5, sel telur yang telah dibuahi dan keluar dari indung telur
sudah berbentuk sebagai satu garis. Pertama yang yang terbentuk adalah syaraf.
Perkembangan berikutnya terbagi dua yaitu otak dan sumsum. Segera setelah ini
cikal bakal organ tubuh penting seperti jantung, pembuluh darah, otot, dll sudah
mulai terbentuk.
Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel
sperma hingga terjadi pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama
40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia
kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai dari tanggal konsepsi
(tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu setelahnya.
Proses kehamilan ini dibagi menjadi proses sebelum terbentuknya embrio dan
setelah terbentuknya embrio. Proses sebelum terbentuknya embrio terbagi atas
fase di uterus dan fase di ovarium.

1. Fase pada uterus


Fase ini terbagi menjadi tiga fase yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu:
1. Fase Proliferasi
2. Fase Sekresi
3. Fase Menstruasi

4
2. Fase pada ovarium
Fase ini terbagi menjadi tiga bagian yang saling berhubungan selain satu sama
lain, juga berhubungan dengan fase pada uterus, yaitu:
1. Fase Follikularis
2. Fase Ovulasi
3. Fase Luteal
Seorang anak perempuan, mempunyai ovum dan selubungnya yang
disebut folikel primordial. Folikel ini yang akan memberikan makanan pada ovum
dan membuat ovum tetap dalam keadaan primordial. Setelah masa pubertas, bila
FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) dari kelenjar
hipofise anterior disekresi dalam jumlah besar, maka seluruh ovarium dan folikel
akan mulai bertumbuh.
Perkembangan selanjutnya dari folikel primordial ini akan membentuk
suatu folikel primer. Diperkirakan pada seorang wanita dewasa terdapat kira-kira
100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua
folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi Folikel De Graaf.
Perkembangannya ini mulai pada saat jumlah FSH yang meningkat
sehingga merangsang terbentuknya suatu folikel De Graaf. Proses ini dikenal
dengan fase follikularis. Folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium dan
dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam
tingkat –tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-
sel saja sampai menjadi folikel de Graaf yang matang terisi dengan likour folikuli,
mengandung estrogen, dan siap untuk berovulasi.
Fase follikularis ini berlanjut dengan fase proliferasi pada endometrium.
Dimana dinding endometrium yang meluruh pada saat fase menstruasi akan
kembali terbentuk. Proses yang terjadi pada fase ini adalah sel-sel epitel dari dasar
kelenjar pada lapisan basalis akan berproliferasi banyak sekali dan dengan cepat
bermigrasi ke permukaan superficial mukosa untuk menutupi permukaan yang
terbuka. Hal ini terjadi karena stimulasi dari hormon estrogen yang dihasilkan
oleh sel theca pada folikel de Graaf.
Selanjutnya pada fase ovulasi, dimana pada wanita yang mempunyai siklus
seksual normal 28 hari, terjadi 14 hari sesudah terjadinya menstruasi.

5
Fase ovulasi awalnya terjadi karena hormon LH meningkat, disebabkan
karena hormon FSH yang yang telah menurun setelah menstimulasi folikel primer
menjadi folikel de Graaf. LH kemudian menggantikan fungsi FSH. Produksi LH
yang semakin banyak akan membuat folikel menjadi pecah dan ovum, yang
ditutupi oleh lapisan sel granulanya, akan keluar dari folikel.
Ovum yang terlepas tadi akan diterima oleh sebuah mikrofilamen yang
berasal dari sel fimbrial tuba fallopi. Ovum kemudian akan disalurkan oleh
kontraksi dari otot ritmik tuba fallopi ke dalam lumennya. Ovum yang dari tuba
fallopi akan masuk ke dalam ovarium untuk mengalami pematangan. Setelah
matang, akan disalurkan ke uterus melalui tuba fallopi. Dalam perjalannya ovum
dapat saja bertemu dengan sperma dan mengalami fertilisasi.
Fertilisasi terjadi pada saat materi genetic dari sperma bergabung dengan
materi genetic ovum untuk membentuk telur yang matang, atau zigot, yang akan
menjadi sel pertama dari individu baru yang akan lahir nanti. Sebelum fertilisasi
oosit yang disalurkan dari ovarium ke uterus, jika tidak menemui sperma dalam
waktu paling lama 24 jam, maka oosit akan meluruh di endometrium.
Folikel yang pecah tadi nantinya akan membentuk suatu badan yaitu
korpus rubrum. Perkembangan dari korpus rubrum ini akan membentuk corpus
luteum jika terjadi fertilisasi pada endometrium dan akan membentuk korpus
albikans jika tidak terjadi pembuahan pada oosit.
Proses terbentuknya corpus luteum disebut dengan fase luteal. Korpus
luteum ini akan memproduksi hormon progesteron yang berperan dalam
pemberian makanan pada endometrium sehingga ketebalannya dapat terjaga.
Proses ini dikenal dengan fase sekresi dari endometrium. Jadi jika yang terjadi
sebaliknya yaitu terbentuk korpus albikans, maka hormon progesterone tidak akan
terbentuk dan dinding endometrium tidak akan terjaga lagi ketebalannya. Hal ini
menyebabkan dinding endometrium pada dua lapisan luarnya akan meluruh dan
terjadilah fase menstruasi.
Umumnya embrio hasil implantasi ini mengambil makanannya dari sel-
sel pada dinding endometriumnya. Akan tetapi, setelah bulan kedua kehamilan,
terbentuklah plasenta yang menyediakan nutrien dan oksigen bagi embrio dan
sebagai saluran keluar hasil metabolisme dari embrio. Selain itu, plasenta juga

6
berfungsi dalam mensekresi HCG (Human Corionic Gonadotropin) yang
digunakan untuk mempertahankan corpus luteum sehingga progesteron dan
estrogen tetap terproduksi. Juga untuk merangsang sel intertisiel laydig yang ada
dalam alat kelamin jantan.

2.3 Perkembangan Janin


1. Minggu Pertama
Pertemuan sel sperma dan sel telur merupakan awal terbentuknya
manusia baru, minggu pertama adalah masa-masa awal sejak pembuahan
sampai terjadinya implementasi. Pembuahan terjadi saat satu dari 200-300
juta sperma berhasil menembus kulit sel telur (zona pelucida). Zona
pelucida ini merupakan glikoprotein yang menjadi perisai disekeliling sel
telur yang berperan mempermudah atau mempertahankan masuk nya
sperma yang masuk. Sel telur yang telah dibuahi akan melepas zat PAF
(Piatelet Activating Factor) yang membuat inti sel telur dan inti sel sperma
menjalani fase sintesis DNA. Pada fase ini terjadi peleburan kromosom-
kromoso dari ayah dan ibu dengan memadukan semua gen, ciri fisik, sifat,
dan temperamen ayah ibu ke anak.
Setelah tiga hari maka hasil konsepsi berada pada ampulla tuba
falopii. Sel telur yang telah dibuahi akan membelah menjadi dua kemudia
menjadi empat, sampai kemudian menjadi 64 sel yang menyerupai buah
anggur yang disebut morulla (mulberry). Pada saat yang sama hasil
konsepsi melanjutkan perjalanan menuju itsmus tuba, dengan dibantu oleh
hormon yang dihasilakan oleh rahim maka morulla memasuki sel. Sel
yang telah dibuahi ini ( blastocyts mengalami implantasi pada desuda
basalis ( selaput lendir / endometrium di dinding rahim);
Dua hari setelah membenamkan diri dalam desidua basalis, sel-sel turunan
blastocyle memisahkan diri menjadi sel-sel embrioolast yang letak nya
disebelah dalam dan sel-sel trophoblast yang berada diluar dan
mengelilinginya. Sebagian besar sel-sel trophoblast akan mati, sehingga
hanya sebagian kecil yang tersisa dan tertanam kuat di dinding rahim.

7
Bagian inilah yang membentuk plasenta, tempat janin mendapatkan suplai
makanan dari ibu
Pada saat membelah diri sel embrio juga menyusun diri
membentuk tiga lapisan sel yaitu ektoderm (lapisan paling luar),
mesoderm (lapisan tengah), endoerm (lapisan paling dalam). Ketiga
kelompok ini akan membentuk keseluruhan organ dan jaringan tubuh,
kulit, kelenjar keringat, kuku dan seluruh sistem syaraf akan dibentuk dari
lapisan ektoderm. Sementara lapisan mesoderm akan membentuk tulang,
gigi, pembuluh darah, jantung, otot dan paru. Selanjut nya lapisan
endoderm akan membentuk antara lain hati, kandung kemih, dan pankreas.
2. Minggu kedua

Pada minggu kedua diperkirakan bakal embrio membentuk ukuran


0,1-0,2 mm. Sel-sel throphoblast akan mencarikan sel-sel selaput lendir
serta menyerap protein, karbohidrat dan lemak yang begitu memasuki sel
telur maka ekor dari sel sperma akan tersangkut dan lepas diluar sehingga
hanya kepala sperma saja terurai sekaligus melakukan fagositosis
meluluhkan sisa selaput lendir ke dalam plasma selnya.

Dengan demikian trophoblast akan semakin tebal menyusut lebih


jauh kedalam jaringan ikat selaput lendir rahim, sehingga terjadilan
peletakan blastocyte pada sel epitel selaput lendir yang melapisi
kandungan rahim yang mengalami perubahan menjadi bagian plasenta
maternal dalam rangkaian mempersiapkan dan menjaga kehamilan. Sel
trophoblast yang mengelembung akibat penyerapan dan fagositosis akan
runtuh saat implantasi, itulah sebabnya akhir minggu kedua kemungkinan
terjadi pendarahan implementasi.

3. Minggu ketiga

Asal mula organ pada janin mulai terbentuk pada minggu ketiga
dalam hal ini mulai perpaduan antara genetik ibudan ayah. Pada minggu
ini diperkirakan embrio berukuran 0.4 cm. Pada minggu iniasal mula
jantung ,pembuluh saraf dab otot mulai terbentuk, secara keseluruhan pada

8
minggu ini sudah mulai terbentuk materi genetik ke arah mata, hidung
serta tingkat kecerdasan janin,

4. Minggu keempat

Pada minggu ini peredaran darah sudah terbentuk, jantung mulai


berfungsi walaupun masih belum sempurna pada stadium sebelumnya
sepanjang aorta dan pada tangkai penghubung. Lempeng dan jonjot-jonjot
korion terlah terjadi anyaman-anyaman pembuluh dari kapiler yang di
lapisi endotel yang belum matang. Baru setelah jantung berdenyut maka
terbentuklah lintasan air yang saling berhubungan antara anyaman-
anyaman pembuluh darah kapiler tadi dengan jantung.

Pada minggu ini terdapat gelembung-gelembung otak yang


merupakan asal mula otak yang dibedakan menjadi tiga bagian utama:
prosensefalon (berkembang dari bagian depan saluran saraf embrio),
esensefaton (berkembang dari bagian depan saluran saraf embrio),
esensefalon (otak tengah) dan rombensefalon. Saraf-saraf spinal yang akan
menjadi berkembang untuk menjadi saraf tulang belakang mulai
mengalami penebalan. Plasenta juga terbentuk minggu ke empat setelah
pembuahan. Plasenta berfungsi sebagai penyedia hormon-hormon yang
diperlukan untuk tumbuh kembang dan proses pembedahan sesuai dengan
jenis kelamin janin, mensuplai nutrisi dan sebagai alat pernafasan dan
pembungan sisa metabolisme janin

5. Minggu kelima

Minggu kelima struktur muka sudah mulai terbentuk, sistem


pendengaran dan pencernaan mulai terbentuk dan mulai berkembang.
Pembentukan telinga semakin sempurna dan sistem organ dari pencernaan
mulai dapat terbentuk dan dapat dibedakan.

6. Minggu keenam

Pada minggu ini bentuk janin memiliki ekor dan kepala, secara
klinis masih sulit menemukan apakah ibu hamil atau tidak, asal mula inera

9
penciuman masih berupa alur-alur kecil yang berbatasan dengan bagian
otak. Begitu juga dengan indra penglihatan yang makin jelas keberadaan
lensa dan bakal mata secara keseluruhan. Organ lain yang sudah terbentuk
adalah kandung kemih dan pembungkus-pembungkus saraf. Kekurangan
asaf folat yang kuat menyebabkan janin mengalami gangguan berkas
syaraf (fetal neurol defek) dengan tidak terbentuk nya sebgaian tulang
belakang janin, kepala dan otak janin yang bisa berujung pada cacat mayor
yang permanen, seperti anensefalus (janin tampa tempurung kelapa) dan
kelainan spina bifida.

Pada minggu ini jantung mengalami perkembangan nenbentuk


lintasab aliran keluar yang berasal dari lengkungan-lengkungan outa
aorta. Pembuluh darah di sekitar kepala juga semakin jeras sesuai dengan
bagiannya. Terdapat pembuluh darah karotis (pembuluh nadi, leher),
arteri vertabalis arti basillaris. Pleksus venosus diatas gelombong otak
membentuk tiga batang pembuluh darah balik yang bermuara kedalam
vena kardialis anterio.

7. Minggu ketujuh
Posisi janin tampak seperti melengkung bentuk ulang, mata sudah
mengalami pigmentasi (sudah dapat ditentukan warna mata bayi), benjolan
daun talingan sudah tampak jelas, sedangkan celah mulut sebelah bawah
dibatasi oleh tonjolan mandibula dan sebelah atas oleh tonjolan dahi.
Jantung yang semula sederhana juga mulai ada pembagian serambi dan
bilik , proses penulangan tubuh dimulai batas-batas antara asal mula
lengkung ruas tulang belakang dengan ruas-ruas tulang iga baru tampak
sebagian alur memanjang. Persendian pada bahu, panggul dan lutut juga
sudah mulai terbentuk
8. Minggu kedelapan
Pada minggu ini sudah menyerupai bentuk manusia, kepala tampak
besar jika dibandingkan tubuh yang masih relatif kecil. Daun telinga mulai
terbentuk struktur simpai yang merupakan asal mula telinga bagian dalam.
Kelopak mata sudah mulai terbentuk dengan kondisi tertutup hingga

10
usiakehamilan 24 minggu. Pada rongga mulut mulai terbentuk nya langit-
langit mulut. Proses usus yang semula menyatu sebagai kioaka mulai
berubah dan memsihkan diri menjadi bagian urogenital dan uretra.
Sistem pencernaan dan ginjal mulai berfungsi. Tonjolan kaki dan tangan
mulai terbentuk kearah luar, meski terkesan kurang sempurna dan lemah
namun fungsi masing organ mulai bekerja, termasuk otak mulai
mengirimkan sinyal ke organ-organ tubuh
9. Minggu kesembilan
Rongga mulut terisi penuh oleh lidah yang besar, dibawah
tenggorokan kelenjar timus menurun kedalam mediastinum. Dibelakang
jantung terdapat cabang tenggorokan dan dibawah hati terdapat bagian
antrum lambung , pada usia kehamilan ini janin bisa menelan. Sistem
genitalia sudah mulai terdiferensiasi sehingga jenis kelamin sudah bisa
membedakan secara pasti. Pada janin laki-laki dapat terlihat zakar dan
lipatan-lipatan labloskrotal yang terdiri atas mesoderm pada yang tidak
terdiferensiasi. Sementara pada janin wanita lipatan-liptan labioskortal ini
berkembang menjadi labiominora dan mayora serta klitoris. Pembentukan
kulit serta fungsi nya berkembang menuju penyempurnaan, tangan janin
mulai bergerak bebas, kuku pada setiap jari tangan dan kaki juga muncul
di minggu ini.
10. Minggu kesepuluh
Pada minggu ini janin tumbuh semakin besar dan sistem organ
bekembang semakin matang, sejak awal kehamilan dan sampai minggu
keduapuluh pertumbuhan memanjang lebih cepat dari pertumbuhan
melebar. Sistem saraf mencapai tingkat kematangan nya, lumen bilik otak
hampir seluruhnya dipenuhi oleh tonjolan pleksus koroideus. Tampak pula
diesensephalon yang merupakan asal mula berkembang nya kelenjar
thalamus, hipotalamus
11. Minggu kesebelas
Minggu ini dagu mulai terangkat dari dada dan leher mengalami
perkembangan memanjang. Pada umur kehamilan ini sesekali janin
menguap, pergerakan semakin aktif meski gerakan menggeliat,

11
meluruskan tubuh, atau pun gerakan tangan dan kaki belum bisa dirasakan
oleh ibu.
12. Minggu keduabelas
Pada minggu ini proses penulangan hampir sebagian besar telah
terbentuk, terbentuknya tulang-tulang rawan dan tulang belakang,sampai
telinga, tulang baji dan sampai hidung. Lengkung ruas tulang belakang dan
pinggang masih terbuka. Sementara rongga dada masih terbuka seperti
corong yang terisi paru-paru dan kubah diagrfragma.
13. Minggu ketigabelas
Pada minggu ini panjang janin dapat mencapai 55,6-63,1 mm
dengan berat sekitar 20 gram, rahim dapat teraba kira-kira 10 cm dibawag
pusar/umbilikus. Pertumbuhan kepala janin yang saat itu separuh panjang
badan pertumbuhannya melambat, perlambatan ini akan terus berlangsung
hingga akhir kehamilan sehingga perbandingan kepala dengan tubuh 1:3,
kulit janin tipis sehingga pembuluh darah terlihat jelas. Seluruh tubuh
janin ditumbuhi rambut tipis yang disebut lanugo.
14. Minggu keempatbelas
Pada minggu keempatbelas telinga janin berada pada kanan dan
kiri dengan posisi sempurna, mata juga berada pada posisi normal. Posisi
dagu tidak lagi menyatu dengan dada dan leher mulai memanjang.
15. Minggu kelimabelas
Panjang bayi 81,8 - 88,9 mm dengan berat 80 gram. Gerakan janin
kadang mulai bisa dirasakan. Rahim mulai mendesak organ-organ
dirongga perut dan mengisi panggul. Akibat nya usus ibu dan organ lain di
rongga tubuh menjadi terdorong ke atas dan ke samping.
16. Minggu keenambelas
Pajang janin mencapai 12 cm dengan berat dapat mencapai 100
gram. Rahim sendiri bisa mencapai bobot 250 gram, mudah teraba,
terletak disekitar pertengahan anatar pusar dan tulang kemaluan. Sistem
peredaran darah berkembang pesat dan sistem pencernaan mulai
melaksanakan fungsinya. Dalam minggu ini janin janin dapat menelan air

12
ketuban namun hal tersebut merupaka peristiwa yang normal. Hati yang
berfungsi sebagai fungsi metabolisme mulai melakukan aktifitasnya.
17. Minggu ketujuhbelas
Pada minggu ini berat janin dapat mencapai 120 gram, percepatan
pertumbuhan memanjang terus berlangsung menyebabkan bentuk rahim
oval dan bukan membulat.
18. Minggu kedelapanbelas
Perkiraan panjang janin bisa mencapai 14 cm dengan berat 120
gram. Tulang pada janin yang merupakan pemberian bentuk dan
penyokong tubuh mulai mengeras, mulai minggu ini berhubungan
interaktif ibu dan janin mulai erat , respon janin akan merupakan hasil
respon yang muncul/menimbulkan hal serupa dengan apa dirasakan ibu.

19. Minggu Kesembilanbelas


Pada minggu ini diperkirakan panjang janin dapat mencapai 15 cm,
dengan berat bias mencapai 200 gram. Kenaikan berat badan ibu antara 4-
6 kg. System syaraf yang ada pada janin mulai terbentuk sempurna dengan
diproduksinya cairan serebrospinal di daerah pleksus koroideus.
20. Minggu Keduapuluh
Pada minggu ini kulit yang ada pada janin mulai ada tumbuh 2
lapisan yaitu (1) epidermis, lapisan yang ada di permukaan (2) dermis,
yang merupakan lapisan bagian dalam. Epidermis membentuk pola pada
ujung jari, telapak tangan, telapak kaki, pada bagian dermis mengandung
pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah lemak. Kepala janin mulai
ditumbuhi rambut. Dengan menggunakan alat sederhana (stetoskop
Laennec) maka denyut jantung dapat mulai didengarkan, sedangakan
dengan menggunakan USG maka denyut jantung mulai terlihat.
21. Minggu keduapuluhsatu
Pada minggu ini diperkirakan berat janin dapat mencapai 300-400
gram dengan panjang tubuh ± 18 c. Pembesaran pada rahim membuat
pinggang ibu tidak lagi kelihatan. Pertumbuhan janin tidak secepat minggu

13
sebelumnya, pertumbuhan dan perkembangan janin lebih kearah
pematangan fungsi dan penyempurnaan organ.
22. Minggu keduapuluhdua
Perkembangan kehamilan pada minggu ini dirasakan oleh ibu lebih
baik, tidak lagi terdapat rasa mual-muntah bahkan mungkin nafsu makan
menjadi meningkat. Pada minggu ini mulai ada substansi mirip pasta yang
menutup permukaan janin yang disebut vernikx caseosa. Hasil sekresi
kelenjar-kelenjar yang berada di kulit berfungsi melindungi kulit janin
terhadap cairan ketuban maupun kelak melindungi saat janin berada pada
jalan lahir. Reflex kelopak mata mulai melindungi mata, sudah terdapat
reflex melindungi mata.
23. Minggu keduapuluhtiga
Pada minggu ini berat janin lebih dari 500 gram, dengan panjang
badan janin mencapai lebih dari 20 cm. Kulit janin terlihat keriput karena
kandungan lemak yang masih sedikit, namun secara keseluruhan bentuk
janin saat ini mencerminkan bentuk sewaktu lahir. Fungsi pancreas sudah
mulai memproduksi insulin, jika janin terekspos dengan kadar glukosa
yang tinggi maka pancreas pancreas akan merespon hal tersebut dengan
cara meningkatkan kadar insulin pada plasma darah.
24. Minggu keduapuluhempat
Dengan berat janin lebih dari 600 gram, maka panjang badan janin
dapat mencapai 21 cm. Posisi rahim dapat mencapai 5 cm diatas pusar atau
sekitar 24 cm diatas simpisis pubis. Pendengaran janin sudah berfungsi
normal, sehingga janin akan memberikan respon terhadap suara-suara
yang didengarnya. Cairan janin mempunyai dampak positif terhadap janin
yaitu mempermudah pergerakan janin, komposisi cairan ketuban pada
minggu ini mulai mengarah pada komposisi yang sama dari komposisi
plasma ibu.
25. Minggu keduapuluhlima
pada minggu ini berat janin sudah mencapai 700 gram. Pada
minggu-minggu ini sebaiknya mulai waspada terhadap peningkatan

14
tekanan darah ibu, karena akan menimbulkan terhambatnya suplai nutrisi
dan darah kepada janin.
26. Minggu keduapuluhenam
Berat janin dapat mencapai 850 gram dengan panjang badan 23
cm. Pada minggu ini karena efek dari pembesaran rahim yang mendesak
organ pencernaan, kandung kemih dan rectum maka ibu mulai sering
terjadi konstipasi dan sering buang air kecil.
27. Minggu keduapuluhtujuh
Pada minggu ini berat bayi dapat mencapai 1000 gram, dengan
panjang badan mencapai 24-25 cm. Pada mata, retina yang berada
belakang mata akan membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima
cahaya dan informasi. Pada minggu ini mulai terbentuk sel-sel batang dan
sel-sel kerucut pada mata janin.
28. Minggu keduapuluhdelapan
Pada minggu ini puncak rahim berada diatas pusar. Gerakan janin
semakin kuat dengan intensitas yang semakin sering. Pada pemeriksaan
Doppler denyut jantung janin terdengar semakin kuat. Jumlah massa dan
jaringan otak semakin meningkat. Alis dan mata semakin sempurna
bentuknya.
29. Minggu keduapuluh Sembilan
Berat janin bias mencapai 1,25 kg dengan panjang rata-rata 37 cm.
Pada minggu ini ibu perlu mewaspadai terjadinya kehamilan premature,
secara normal, perkembangan paru-paru belum sempurna karena itu jika
terjadi kehamilan premature maka angka kematian cukup tinggi
30. Minggu ketigapuluh
Pada minggu ini berat janin bisa mencapai 1,4 -1,5 kg. Puncak
rahim berada pada pertengahan pusar dan prosesus xiphoideus, rasa tidak
nyaman pada ibu akan semakin meningkat karena pembesaran rahim.
31. Minggu tigapuluhsatu
Pada minggu ini berat janin lebih dari 1,5 kg dengan panjang ± 40
cm. Pemantauan tekanan darah ditujukan untuk mencegah terjadinya pre-
eklampsi dan eklamsi saat proses kelahiran nantinya. Perlu diwaspadai

15
pula adanya oedema atau bengkak pada kaki, hal ini menandakan adanya
hambatan pada aliran darah balik. Ibu sebaiknya mulai mengurangi
aktivitas berat dan lebih banyak istirahat.
32. Minggu tigapuluhdua sampai tigapuluhenam
Pada minggu ini perlu diwaspadai peristiwa hemodilusi, oleh
karena itu ibu dengan kelainan jantung dan hipertensi perlu
memperhatikan segala hal terkait bebang jantung mengingat volume darah
yang semakin meningkat idealnya pada minggu-minggu ini dilakukan
serangkaian tes dan pemeriksaan fisik untuk ibu dan janin untuk menilai
kesiapan beberapa organ ibu dan janin saat menghadapi kelahiran.
Pada minggu-minggu ini pula penilaian terhadap kematangan fungsi paru-
paru dapat dilakukan dengan cara pengambilan cairan amnion untuk
menilai lesitin spingomielin atau selaput tipis yang menyelubungi paru.
33. Minggu tigapuluhtujuh sampai empatpuluh
Fungsi organ sudah matang, kepala janin sudah masuk pintu atas
panggul (PAP). Perlu adanya sikap waspada terhadap kehamilan yang
lewat waktu, pada saat ini janin siap untuk dilahirkan. Sebelum lahir,
billirubin yang merupakan produk sisa dari sel darah merah janin dapat
dengan mudah diangkut dari janin kedalam peredarah darah ibu melalui
plasenta. Ketidakmampuan bayi membuang billirubin menyebabkan bayi
mengalami gangguan hiperbillirubin yang dikenal dengan neonatesicterus.

16
Gambar Perkembangan Bayi

2.4 Perkembangan Perubahan Ibu Persistem Selama Kehamilan


Sementara system reproduksi menjadi pusat perhatian selama kehamilan
seluruh tubuh terpengaruhi. Semua system tubuh mengalami perubahan dari
keadaan tidak hamil ke kadaan hamil yang secara umum disebut fisiologi maternal
1. Sistem reproduksi
a. Suplai darah
Suplai darah ke organ reproduksi meningkat segera setelah
konsepsi karena peningkatan kadar hormone steroid seksual. Vaskularisasi
tersebut memberikan suplai darah yang banyak bagi perkembanagan janin,
tanda-tanda khas pada organ dan berbagai gejala pada wanita
b. Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks
menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda
Goodell’s) Kanalis servikalis dipenuhi oleh mucus yang kental disebut
operculum. Selama kehamilan operculum menghambat masuknya bakteri
ke uterus, yang mengalir selama persalinan, yang disebut “bloody show”,

17
yang menandakan bahwa kanalis terbuka untuk lewatnya bayi. Serviks
nulipara (wanita yang belum pernah mengalami kehamilan) terlihat bulat
dan halus serta menonjol keara vagina. Proses kelahiran meregangkan
serviks dan hamper selalu menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya,
bentuk serviks menjadi oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks
berubah. Sebelum masuk kehamilan teraba seperti ujung hidung pada awal
masuk kehamilan teraba seperti ujung daun telinga; dan pada keadaan ter
teraba seperti bibir.
c. Uterus
Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal
adalahperbesaran uterus untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh.
Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat menjadi berdinding
tebal, kantung muscular yang mengandung janin, plasenta dan sekitar
1000 ml air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali, dan kapasitasnya
meningkat 500 kali. Peningkatan ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan
serabut-serabut otot dan jaringan yang berhubungan, termasuk jaringan
fibroelastik, darah dan saraf.
Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal kehamilan
disebabkan oleh estrogen yang merangsang serabut otot dan bukan karena
terdapatnya pertumbuhan embrio dalam rongga uterus. Walaupun ketika
ovum mengimplantasi di luar uterus, sebagai kehamilan ektopik, uterus
mengalami perbesaran kira-kira seukuran kehamilan bulan ke-4
intrauterin.
Uterus dalam keadaan tidak hamil teraba seperti buah pear hijau
yang halus. Kehamilan menyebabkan mudahnya teraba, sehingga pada
minggu ke-8 pemeriksa dapat merasakannya dengan palpasi. Hal ini
disebut tanda hegar’s pada kehamilan.
Sebagaimana uterus membesar bersama pertumbuhan janin, uterus
tertahan ditempatnya oleh ligament, terutama ligamen utero sakralis.
Menghubungkan uterus ke os sacralis, dan ligamen round, memanjang dari
uterus melewati kanalis linguinalis ke labia majora.

18
d. Vagina
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada
vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut tanda
chadwick’s, corak yang berwarna keunguan yang dapat terlihat oleh
pemeriksa. Dalam berespons terhadap stimulasi hormonal, sekresi sel-sel
vagina meningkat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan
bersifat sangat asam. Dikenal istilah putih atau leukorrhea. Sekresi vagina
merupakan media yang menyuburkan basilus Dodeelein’s. Basillus ini
merupakan garis pertahanan terhadap candida albicans, pathogen yang
tumbuh dalam media alkali.
Sebagai kehamilan mengalami kemajuan, meningkatnya kongesti
vaskuler organ vagina dan pelvic menyebabkan peningkatan sensifitis
yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya derajat
ransangan seksual, terutama antara bulan ke-4 dan ke-7 masa kehamilan.
2. Sistem Integumen
a. Payudara
Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil
adalah rasa semutan nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap
mengalami perbesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar
dan suplai darah. Putting susu menjadi lebih menonjol dank eras, dan pada
awal kehamilan keluar cairan jernih, kolostrum. Area berpigmen disekitar
putting, areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montgomery
menonjol keluar.
Bila payudara tidak disokong dengan tepat selama kehamilan, berat
yang meningkat menyebabkan rasa tidak nyaman. Takut akan bentuknya
menjadi “menurun” tidak harus terjadi bila selama masa kehamilan
payudara telah disokong dengan baik menggunakan kutang. Sering
dibersihkan akan menjaga penumpukan kolostrum. Menyikat dengan
handung kering yang kasar dapat membantu untuk menyiapkan putting
dalam pemberian ASI.

19
b. Kulit
Striae gravidarum. Sebagaimana janin tumbuh, uterus membesar,
menonjol keluar. Hal ini menyebabkan tonjolan dan kemudian
membusung. Serabut-serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah
dan putus karena regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae
gravidarum. Terlihat pada abdomen dan bokong terjadi pada 50 % wanita
hamil dan menghilang menjadi bayangan yang lebih terang setelah
melahirkan. Wanita mungkin mengalami pruritus (rasa gatal) sebagai
akibat regangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat dicapai dengan
memakai lotion yang agak hangat.
Pigmentasi. Pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada
bagian tubuh tertentu tergantungPerspirasi sekresi kelenjar lemak, baik
kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif selama masa kehamilan.
Sebagai akibatnya, wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau
badan, banyakmengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya dan
berminyak, sulit untuk merapikan rambutnya mandi, dan keramas secara
teratur dan menggunakan deodoran akan sangat membantu mengatasi efek
samping yang tidak menyenangkan ini.
3. Sistem endokrin
Kelenjar dan sistem endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia
yang mempengaruhi seluruh tubuh. Selama masa kehamilan, banyka
perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.
a. Ovarium dan plasenta
Ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada wanita
tidak hamil. Pasang dan surutnya aliranhormon tersebut selama siklus
mestruasi dijelaskan pada Bab 1. Pada saat konsepsi, perubahan dramatis
terjadi. Korpus luteum tempat ovum berasal mulai menghasilkan estrogen
dan progesteron. Segera setelah plasenta terbentuk dengan baik, ia menjadi
sumber utama kedua hormon tersebut. Plasenta juga membentuk steroid
dan tiga jenis hormon lainnya: human chorionic gonadotropin (hGC),
human placental lactogen (hPL), juga disebut human chrionic
somatomamotropin (hCS), dan human chorionic thyrotropin (hCT).

20
b. Kelenjar tiroid
Selana masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat
hampir 20% dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormon yang
dihasilakan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena
pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic , rate disebabkan
karena oksigen yang digunakan lebih banyak.
c. Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat selama masa kehamilan,
terutama selama minggu ke-15 sampai ke 30 ketika kebutuhan kalsium
janin lebih besar hormon paratiroid penting untuk mempertahankan
kalsium darah, tanpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot
terganggu.
d. Pankreas
Insulin dihasilakan oleh sekelompok sel-sel keculi yang disebut
pulau langerhans, yang terjadi di selama jaringan pankreas. Selama masa
kehamilan sel-sel tumbuh dan menghasilkan leboh banyak insulin untuk
memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena
keterbatasan penyimpangan glikogenwanita sehat yang hamil kurang
mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari
mereka mengeluarkannya ke dalam urin. Bagi ibu yang dibetes, kehamilan
merupakan hal yang riskan dan membutuhkan pengawasan medis yang
berkelanjutan
e. Kelenjar pituitary
Lobus anterior dan kelenjar pituitari mengalami sedikit pembesaran
selama kehamilan dan terus menghasilakan semua hormon tropik, tetapi
dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-stimulating hormone (FSH)
ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG) yang dihasikan dalam
plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon melanotropik
eningkat, menyebabkan peningkatan pigmentasi puting susu, wajah,
danabdomen. Pembentukan proklatin meningkatkan dan berlanjut setelah
persalinan selama menyusui. Sebagaimana bayi telah matur, pembentukan

21
prolaktin oleh lobus posterior meningkat dalam menyiapkan perannya
menstimulasi kontraksi otot uterus dalam proses persalinan
f. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat seelama kehamilan, terutama
bagi kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium
dalam aliran darah diatur oleh kortin.Bagian medula dari kelenjar adrenal
mensekresi epinephrine, hormon yang sangat penting kehamilan tidak
mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
4. Sistem kardiovaskuler
Sebagaimana kehamilan berlanjut, volume darah meningkat
bertahap mencapai 30% sampai 50% di atas tingkat pada keadaan tidak
hamil. Estrogen menstimulasi adrenal untuk menstimulasi mensekresi
aldosteron menyebabkan retensi garam dan air menyebabkan retensi
garam dan air. Hal ini mengarah pada peningkatan volume darah relatif
tidak mengalami preeklamsia. Beratnya uterus menekan vena-vena besar
yang mengaliri pelvik dan ekstremitas bawah, vena varikose mungkin
terjadi pada tungkai, paha, vulva dan rektum (hemoroid) vena varikose
terjadu pada 16% sampai 33% wanita hamil.
Tekanan uterus pada vena kava yang terjadi ketika wanita hamil
berbaring dapat menyebabkan penurunan tekan darah yang berarti, disebut
supine hypotensive syndrome, menyebabkan pucat sementara, pening, dan
klaminess.Sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan hemaglobin
sampai 15%, tetapi karena meningkatnya volume plasma menyebabkan
hemodilusi, terjadi psedoanemia- sehingga disebut anemia fisiologis
kehamilan.
5. Sistem Muskuloskeletal
a. Gigi, tulang, dan persendian
selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga
lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diet yang seimbang kebutuhan
tersebut terpeuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh
dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa

22
saliva yang asalam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran
bakteri email yang menyebabkan karies.
Di lain pihak, sendil pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat
bergerak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak
.posturtubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena jani
membesar dalam abdome. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini,
bahu lebih tertarilk ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung.
b. Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakanmasa-masa umum
selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi berhubungan
berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase
sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasa nya
terjadi setelah berdiri sepanjag hari dan pada malam hari setelah tubuh
istirahat. Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit
membantu aktifitas sehari-hari yang sedang dan lebih banyak waktu untuk
istirahat dengan kaki dinaikan merupakan cara yang pada umumnya
berhasil unuk mengurangi kenyamaan yang tidaknyaman ini.
6. Sistem pernapasan
a. Paru-paru dan pernapasan
Sejalan dengan pertumbuhan janin dan mendorong diafragma ke
atas, bentuk dan ukuran rongga dada berubah tidak membuatnya lebih
kecil. Kapasitas paru terhadap udara inspirasi tetap sama seperti sebelum
hamil atau mungkin berubah dengan berarti. Kecepatan pernapasan dan
kapasitas viral tidak berubah. Volume tidal, volume ventilator permenit,
dan ambilan oksigen meningkat. Karena bentuk dari rongga torak berubah
dan karena bernapas lebih cepat. Sekitaran 60% wanita hamil mengeluh
sesak hamil.
b. Mambran mukosa
Walaupun penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, bengkak
seperti alergi pada membran mukosamerupakan hal umum pada kehamilan
hal ini menyebabkan gejal sesak, hidung tersumbat, dispnea, sakit
tenggorakan, pendarahan hidung, hilangnya indra perasa penciuman. Obat-

23
obatan yang dapat menyusutkan baik lokal maupun sistemik mungkin
diresepkan untuk mengurangi gejala, yang akan menghilang setelah
melahirkan.
7. Sistem gastrointestinal
Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa hal karena
kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan
cairan tubuh. Meningkatkan kolesterol darah, dam melambatkan kontraksi
otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan
asam lambung menurun. Pembesaran uterus lebih menekan diafragma,
lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, spsertiga dari wanita
hamil mengalami mual da muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut,
penurunan asam lambung. Melambatkan pengosongan lambung dan
menyebabkan kembung. Menurun nya gerakan peristaltik tidak saja
menyebabkan mual tetapi konstipasi, karena lebih banyak terdapat feses
didalam usus, lebih banyak air yang diserap akan semakin keras jadinya.
Konstipasi juga disebakan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah
pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam
selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri uluhati dan
reguritasi (pencernaan asam) merupakan ketidak nyamanan yang
disebabkan tekanan ke atas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh
darah rektum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum otot-otot
yang memberikan sokongan sangat teregang.
8. Sistem perkemihan
Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiata penyaringan
darah bagi ibu dan janin yang tumbuh tidak membuat ginjal dan ureter
bekerja ekstra keduan nya menjadi dilatasikarena peristaltik ureta
menurun. Sebagai akibat, gerakan urin ini meningkatkan kemungkinan
pielonefritis

24
Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandungan kemih meningkat
dan perbesaran uterus menekan kandungan kemih meningkat, dan
perbesaran uretra menekan kandungan kemih. Faktor-faktor tersebut
menyebabkan meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun
lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kedalam kemih dab semakin
meningkatkan berkemih

9. Sistem parsarafan
a. Saraf perifer
Tidak terdapat perubahan saraf yang normal selama kehamilan.
Terkadang gejala timbul karena melemahnya persendian, seperti yang
telah dijelaskan terhadap perubahan tulang dan sendi pada kehamilan,
kadang-kadang pertumbuhan postur saat kehamilan dapat menyebabkan
acrodyesesthesia, atau numbness, tingling dan kaku pada semua bagian
lengan, tangan atau jari-jari hal ini sepenuhnya merupakan masalah
mekanis dan dapat dihilangkan dengan menyokong bahu dengan bantal
pada mala hari dan menjaga poster tubuh pada siang hari.
b. Otak
Walaupun jaringan otak kemungkinan tidak mengalami perubahan.
Efek psikologi mungkin saja dapat terjadi. Swing mood lebih umum
terjadi. Terkadang wanita tidak menerima kehamilanya.
10. Peningkatan berat badan
Walaupun peningkatan berat badan lebih bersifat individual,
peningkatan berat badan rata-rata yang terjadi selama masa kehamilan
terdapat pada tabel 4-1
Tabel 4-1 komponen peningkatan berat badan internal
Gram Pon
IBU
Uterus 900 1,98
Payudara 450 0,99
Darah 1.350 2,97
Lemak 1.350 2,97

25
Subtotal 4.050 8.91
8.100 17,82

JANIN 3.150 6.93


Plasenta 675 1,49
Cairan amniotik 900 1,96
Subtotal 4.725 10.40

TOTAL 1.2825 28.22


Dari Guthrie, HA: introductory nutrition. Ed 6. St Leuis 1986, The CV
Mosby Co.

MASA NIFAS

Perubahan sistem reproduksi

1. Sistem reproduksi pada masa kehamilan


a. Uterus
Tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan
isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperlpasi jaringan,
sedangkan progesteron berperatn dalam elastisitas atau kelenturan
uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus.
1. Tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+30 gram)
2. Kehamilan 8 minggu : telur bebek
3. Kehamilan 12 minggu : telur angsa
4. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis pusat
5. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
7. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat xyphoid
8. Kehamilan 32 minggu :pertengahan pusat xyphoid
9. 36-42 minggu :3-1 jari bawah xyphoid
b. Vagina / vulva

26
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron,
berwarna merah kebiruan
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi diambil oleh plasenta, terutama
fungsi produksi progesteron dan estrogen .selama masa kehamilan
ovarium tenang / beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pemtangan folikel baru tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal mentruasi.

2. Sistem reproduksi pada masa nifas


Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebenlum hamil.
Perubahan alat genital ini dalam keseluruhanya disebut dengan
involusi.
a. Involusi uterus

Involusi uterus / pengerutan uterus merupaka suatu proses dimana


uterus kembali pada kondisi sebelum hamil. Involusi uterus melibatkan
reorganisasi dan penanggalan decidua/ endometrium dan pengelupasan
lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan
ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah
lochia, Proses involusi uterus adalah sebagi berikut :

1. Iskemia miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari
uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi
dan menyebabkan serat otot atrofi.
2. Autolysis
Proses penghancuran diri sendiri yang terjadi dalam otot uterine.
Enzim proteolitik akan memendekan jaringan otot yang telah
sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5
kali lebar dari semula selama kehamilan.atau dapat juga dikatakan
sebagai pengerusakan secara langsung jaringan hipertropi yang

27
berlebihan hal ini disbebkan karena penurunan hormon estrogen
dan progesteron.
3. Efek oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadi kontraksi dan retraksi otot uterin
sehingga akan menekan pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
untuk membantu mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi pendarahan. Perubahan uterus berhubungan erat
dengan perubahan-perubahan miomterium yang bersigat
proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan pembulih getah bening.
Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan
ekspulsinplasenta dan membran yang terdiri dari zona basalis dan
suatu bagian lapisan zona spongiosa pada decidua basalis (tempat
implamtasi plasenta) dan decidua parietalis (lapisan sisa uterus)
decidua yang tersisa menyusun dua lapisan sebagai hasil invansi
leukosit yaitu :
1. Suatu generasi nekrosis lapisan superficial yang akan terpakai
lagi sebagai bagian dari pembuangan lochia dan lapisan dalam
dekat miometrium.
2. Lapisan yang terdiri dari sisa-sisa endometrium dilapisan
basalis.

Dengan invilsi uterus ini maka laoisan luar dari decidua yang
mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang
mati akan keluar bersama dengan sisa cairan, suatu campuran
antara darah yang dinamakan lochia yang biasanya berwarna
merah muda atau putih pucat.

b. Involusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombosus. Biasanya luka
yang demikian sembuh menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak
meninggalkan parut karena luka sembuh dengan cara dilepaskan dari

28
dasarnya tetapi diikuti pertumbuhan endometrium baru dibawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggirluka dan juga
dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Pertumbuhan kelenjar endometrium berlangsung didalam decidua
basalis. Pertumbuhan ini pada hakekatnya mengikis pembuluh darah
yang membeku pada tempat implantasi plasenta yang
menyebabkannya menjadi terkelupas dan tak dipakai lagi pada
pembuangan lochia.
c. Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang
sewaktu sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-
angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum
rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi.
d. Perubahan pada serviks
Perubahan pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang
akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebebkan oleh korpus
uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi. Sehingga seolah-oleh pada perbatasan antara korpus dan
serviks uteri terbentuk semacam cincin, warna serviks sendiri merah
kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Pada serviks sel-sel otot baru yang mengakibatkan serviks
memanjang seperti celah. Karena hyperpalpasi dan retraksi dari
serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Setelah involusi
selesaiostium eksternum tidak serupa dengan keadaanya sebelum
hamil, pada umumnya ekstium eksternum lebih besar dan tetap
terdapat retak-retak serta robekan-robekan pada pinggirnya.
e. Lochia
Lochia adalah sekresi cairan rahim selama masa nifas dan
mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme
berkembang lebih cepat dari kondisi asam yang ada pada vagina
normal. Secret miskrokopik lochia terdiri dari eritrosit, peluruhan

29
deciduas, sel epitel dan bakteri. Pengeluaran lochia dibedakan
berdasarkan waktu pengeluaran dan warnanya, seperti berikut:
1. Lochia rubra / merah (kruenta)
Muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum.
Warnanya merah dan mengandung darah dari robekan / luka pada
plasenta dan serabut dari deciduas serta chorion. Terdiri dari sel
decidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa
darah.
2. Lochia serosa
Muncul pada hari kelima sampai kesembilam masa postpartum.
Biasanya berwarna kekuningan atau kecoklatan. Lochia ini terdiri
dari sedikit darah dan banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta.
3. Lochia alba
Muncul lebih dari hari kesepuluh postpartum. Warnanya lebih
pucat, putih kekuningan, dan lebih banyak mengandung leukosit.
Selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Pengeluaran lichia yang tidak lancar disebut lichiastatis. Apabila
luchia tetap berwarna merah setelah 2 minggu maka ada kemungkinan
tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang
sempurnayang sering disebabkan retroflxio uteri.
f. Perubahan pada vulva, vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan dan peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari
pertama setelah proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali dalam bentuk
semula dan rugae dalam vagina beramgsur-amgsur akan timbul
kembali, dan labia menjadi lebih menonjol.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat
belum persalinan pertama. Namun latihan otot parineum dapat
mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina
hingga tingkat tertentu.

30
Perubahan sistem pencernaan pasa masa nifas

sistem pencernaan pasa masa nifas

a. Nafsu makan
Ibu seringkali merasa cepat lapar setelah melahirkan dan siap
makan pada 1-2 jam postpromordial. Setelah benar-benar pulih dari efek
analgesia, anastesia dan keletihan kebanyakan ibu mersasa sangat lapar.
Biasanya jumlah makanan yang diminta dua kali lebih besar dari konsumsi
biasanya disertai juga dengan cemilan.
Untuk pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum
faal usus kembali nornal. Walaupun kadar progesteron menurun setelah
melahirkan, namun asupan makanan mengalami penurunan selama 1-2
hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah serimg kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema.
b. Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap dalam
waktu singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia dapat
memperlambat mengembalian tonus dan motilitas keeadaan normal.
c. Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan dapat tertundan selama 2-3 hari
setelah ibu melahirkan. Hal ini disebebkan karena tonus otot menurun
selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum
persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Ibu
seringkali nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakan di perineum
akibat dari episiotomi, laserasi atau hemoroid. Perlu dilatih kebiasaan
mengosongkan usus secara reguler untuk merangsan pengosongan usus.
Pada minggu pertama ibu nifas mengalami konstipasi karena
beberapa faktor, seperti pola makan ibu yang tidak seperti biasanya dalam
waktu beberapa hari setelah melahirkan dan perineum ibu akan terasa sakit
saat defekasi. Maka dari itu suposituria sangat dubutuhkan dalam proses
eliminasi pada ibu nifas. Selain itu kosntipasi dapat pula dipengaruhi oleh

31
yingkat pengethuan ibu serta kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu
buang air besar.

Perubahan sistem perkemihan

1. Fungsi sitem perkemihan


a. Mencapai hemostatis internal
1) Keseimbagan cairan dan elektrolit
Cairan dalam tubuh terdiri dari air dan usnur-unsur yang larut
didalamnya. 70% dari air tubuh di sebut cairan intrasel dan
sisanya disebut cairan ekstrasel. Cairan ekstraselular dibagi
antara plasma darah dan cairan yang lansung memberikan
lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial.
Edema dalah tertimbunya cairan dalam jaringan akibat
gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Sedangka
dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang
terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak
diganti.
b. Keseimbangan asam dan basa tubuh
Batas normal pH cairan tubuh adalah 7,35-7,40. Apabila pH >7,4
disebut alkalosis dan pH <7,35 disebut asidosis.
c. Pengeluaran sisa metabolisme
Racun dan zat toksin ginjal mengekresikan hasil akhir metabolisme
protein yang mengandung nitrogen teritama urea, asam urat, dan
kreatinin.

2. Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses dalam tubuh


a. Pengaturan tekanan darah
Menurunkan volum darah dan serum sodium akan meningkatkan
serum potasium lalu merangsang pengeluaran renin yang dalam aliran
darah diubah menjadi angiostensin yang akan mengekskresikan
aldosteron sehingga mengakibatkan terjadintya retensi Na+ + H2O
kemudian terjadi peningkatan volum darah yang meningkatkan

32
tekanan darah. Angiostensin juga dapat menjadi vasokontriksi perifer
yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
b. Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam proses pembentukan el darah merah diperlukan hormon
eritripoietin untuk merangsang sum-sum tulang, hormon ini dihasilkan
oleh ginjal.

3. Sistem urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil turut menyebabkan pada
fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar streroid setelah wanita
melahitkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal selama
masa pascapartum. Fugsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan
setelah wanita melahirkan. Diperlukan 2-8 minggu agar hipotonia pada
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil.

4. Komponen urin
Laktosa positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal.
BUN (blood urine nitrogen) yang meningkat pascapartum merupakan
akibat dari otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein
di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama
1-2 hari setelah melahirkan. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak
mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama
disertai dengan dehidrasi.

5. Deuresis postpartum
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu membuang kelebihan cairan
yang tertimbun dijatingan selama masa kehamilan. Salah satu mekanisme
untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil yaitu diaforesis
luas, terutama pada malam hari, deuresis pascapartum disebabkan oleh
penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada
tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat

33
kehamilan,merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil
terkadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil.

6. Uretra dan kandung kemih


Uretra dan kandung kemih mengalami trauma selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung
kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, disertai di daerah-daerah
hemoragi. Kandung kemih yang edema, dan hipotonik dapat
mengakibatkan overdistensi.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas
kandung kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan
keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu rasa nyeri pada panggul
yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, laserasi vagina atau
episotomi menurunkan atau mengubah refleks berkemih. Penurunan
berkemih seiring pascaprtum dapat menyebabkan distensi kandung kemih.
Distensi kandung kemih yang muncul setelah wanita melahirkan dapat
menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini dapat menghambat
uterusberkontraksi dengan baik. Apabila terjadi sitensi berlebih pada
kandung kemih daapat mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan
mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih
biasanya akan pulih dalam 5-7 hari setelah melahirkan.

Perubahan sistem muskuloskeletal

1. Sistem muskuloskeletal pada masa nifas


Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama kehamilan
berlangsung terbalik pada masa pascapartum. Hal tersebut mencakup hal-
hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan
pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim.

34
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah proses persalinan dinding perut longgar karena direnggang
begitu lama, tetapi akan pulih dalam 6 minggu. Terkadang pada wanita
yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari
peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini akan
menonjol apabila berdiri atau mengejan.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar semasa kehamilan tampak melonggar
dan mengendur yang disebut strie. Melalui latihan postnatal , otot-otot
dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sepenuhnya,
melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum
memiliki tingkat diatasis sehingga terjadi oemisahan muskulus rectus
abnominishal, hal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan
umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan
berapa lama tonus otot kembali normal.
d. Perubahan ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta facia yang meregang
sewaktu kehamilan, partus, dan setelah janin lahir berangsur-angsur
kembali menciut seperti sediakala. Tidak jarang pula ligamentum
rotundum mengedor yang dapat mengakibatkan letak uterus menjadi
retrofleksi.
e. Simpisis pubis
Simpisis pubis yang terpisah ini meupakan oenyebab utama mobiditas
maternal dan terkadang penyebab ketidakmampuan jangka panjang.
Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis
disertai oeningkatan nyeri pada saat bergerak ditempat tidur atau pada
saat jalan.

35
2.5 Penyakit Penyerta Kehamilan

Infeksi Efek pada internal Efek pada neonatus Pencegahan, diagnosa, dan
penatalaksanan
Toxoplasmosis Infeksi akut serupa Ditularkan pada 50% Hindarkan dari daging mentah
(protozoa) dengan influenza, janin, insiden abrotus yang terinfeksi atau kotoran
pembengkakan kelenjar spontan tinggi dan kucing: diagnosis ditegakkan
limfe, malaise, atau kelainan kongenital, bila dengan pemeriksaan serologi:
mungkin asimtomatik lahir, 15% mati, 85% beberapa obat-obatan dapat
menderita kelainan. 50% mengontrol kerusakan lebih
masalah penglihatan lanjut; dikonsulkan untuk aborsi
terapeutik
Penyakit lain Aborsi spontan: gagal Kelainan janin, kematian Disebabkan oeleh feses yang
hepatitis A (virus) hepar selama kehamilan atau kelahiran prematur, terkontaminasi; globulin Y
hepatitis neonatus untuk profilaksis jika terpapar
Hepatitis B , Demam, malaise, nyeri 25%-40% terinfeksi pada Disebabkan oleh cairan amnion,
serum hepatitis persendian, ikterik, saat lahir, risiko tinggi darah, urin, dan sekresi lain nya
(Virus) perbesaran hepar terhadap hepatitis kronik, . bersihkan bayi dari semua
sirosis dan kanker hepar sekresi, berikan imun globulin
atau vaksin HBIG IM dalam 12
jam, dosis kedua pada usia 1
bulan, dosis ketiga pada bulan 6
Sifilis Inkubasi : asimtomatik Tahap primer dan sekunder Disebarkan oleh darah, eksudat
(treponema- selama berapa minggu mengarahkan pada lesi dan semen melalui mukosa
palidum spiroseta) Tahap primer: kematian janin utuh dan luka pada kulit
peradangan yang tidak Tahap laten dan tersier Mulai berikan penisilin sebelum
nyeri, menghilang mengarah pada infeksi kehamilan bula ke-5 untuk
dalam 4-6 minggu tanpa kongenital mencegah sifilis kongenital: bila
pengbatan. Kongenital: spirosaeta tidak dilakukan mulai lakukan
Tahap Sekunder, melewati plasentan setelah pengobatan intensif baik ibu
malaise: demam: kehamilan minggu 16-18 maupun bayi segera mugnkin,
kemerahan tidak nyeri Tanda-tanda: kekakuan tangani kelainan lahir.

36
menyebabkan rontoknya ragade, hidrosefalus,
rambut: kandilomata opasitas kornea, hidung
pada permukaan kulit sadel, saber shin, gigi
yang berminyak: Hutchinsons, dan diabetes.
menghilang selama 2-6 Bila ibu diobati sebelum
minggu tanpa kehamilan bulan ke -5
pengobatan tidak terdapat efek
Tahap laten awal; neonates
terlihat kembali lesi
sampai 4 tahun
kemudian
Laten akhir: sepanjang
hidup-50%-70% tidak
menunjuka gejala
Tahap tersier: kerusakan
dijelaskan dengan
akronim paresis untuk
kepribadian, affeks,
refleks, mata, sensorik,
intelek, bicara
Gonorrhea Urogenital bawah (tahap Gonokokus opfaimia Disebabkan dengan kontak
(Neisseria awal): keluaran vegina neonatorum dan sepsis langsung dan muntahan: semua
gonorhoeae- bernanah, disuria neonatus orang yang terinfeksi harus
diplokokus) Urogenital atas (tahap ditandai sampai dua kali
lanjut): abses, nyeri pemeriksaan kultur menunjukan
kronik, kehamilan hasil negatif
ektopik Anorektal, Inkubasi 2-5 hari, wanita
infeksi sistemik dan mungkin tidak menunjukan
orofaringeal gejala pada tahap awal
Tidak terdapat vaksin,
pengobatan dengan penisilin
merupakan pilihan

37
Aquired Inkubasi 4+ tahun; daya Gejala-gejala awal; gagal Wanita berisiko: mereka dengan
immunodeficiency kekebalan normal untuk tumbuh, pasangan yang terinfeksi,
syndrome (AIDS); menurun; wanita hamil limfadenopati, distres pemakia obat-obatan IV
human lebih mudah terkena pemapasan, demam, Pemeriksaan ibu dan bayi
immunodeficiency penyakit oportunistik; kelemahan, sepsis Gunakan darah dan sekresi
virus 100% fatal bila kondisi dengan hati-hati dan perawatan
ini menyerang seluruh pendukung, tidak terdapat
tubuh vaksin, berbagai obat untuk
gejala-gejala khusus
Chlamydia Keluaran lendir Kematian dan kelahiran Disebabkan dengan kontak
trachomatis bernanah dari serviks pematur 10 kali lebih langsung melalui membran
(bakteri yang terinfeksi: uretritis: sering mukosa
intraselular) sakit tenggorakan: dapat Konjungtivitis inklusi Tetrasiklin merupakan
mengarah pada penyakit terjadi pada sepertiga dari pengobatan pilihan: pada laki-
inflamasi pelvik dan bayi terinfeksi: ancaman laki terkait dengan uretritis
salpingitis pneumonia gonokokus
Infeksi Candida Terjadi pada 20% Thrush: terinfeksi pada Krim vegina suposutoria
(Monilla) albican wanita hamil: tumbuh saat lahir atau dari ibu miconazole, nystatin, atau
(jamur) bila basil Doderlein’s yang kurang menjaga clotrimazole; membersihkan
dikurangi atau dalam kebersihan; kesulitan vulva dengan soda lemah: obati
lingkungan yang kaya menelan pasangan sesuai, ajarkan tentang
akan karbohidrat kebersihan
Keluaran vegina yang
kental, disurai, gatal-
gatal
Trichomonas Tumbuh dalam Metronidazole dapar Pasangan seksual mungkin
veginalis lingkungan basa; 20%- menyebabkan kelainan mengandung organisme tanpa
(protozoa) 30% dari wanita hamil janin sehingga harus di menunjukkan gejala dan
merupakan tempat pertimbangkan selama menginfeksi wanita
bersarangnya trisemester pertama; Metronidazole merupakan obat

38
mikroorganisme; ditemukan pada ASI yang efektif; obati luka dengan
keluaran putih pucat , semprotan asam lemah, dan
bau buah-buahan, kedua pasangan dengan obat-
mengiritasi; serviks dan obatan
vegina berwarna
kemerahan dengan
dysuria
Listeria Tidak terdapat inflamasi Bila terkena pada awal Disebarka melalui kontak
monocytogenes vegina: gejala-gejala kehamilan, teradi aborsi burung atau binatang, ajarkan
(bakteri) sistemik seperti spontan: bila terkena pada pasien untuk mencuci
influenza: demam, anatara minggu ke -17 dan tangan dengan baik
malaise. Nyeri ke-28, mungkin Diagnosa ditegakan melalui
punggung enyebabkan persalinan pemeriksaan mikroskopik atau
Mugnkin prematur, kematian janin pemeriksaan antibodi
diperhitungkan sebagi atau neonatus Dengan pengobatan antibiotik
aborsi habitual pada Bila bayi terinfeksi di atas pada ibu; 71% neounatus dapat
beberapa wanita 4 minggu miningitis diselematkan; bila ibu tidak
berkembang diobati, hanya 29% dari
neonatus yang selamat
Infeksi saluran Mengenai 2%-10% Infeksi cairan amnion dan Diagnosa ditegakkan
perkemihan wanita: disebabkan retardasi pertumbuhan berdasarkan gejala: pemeriksaan
biasanya oleh stasis utin, plasenta: risiko persalinan kultur urin dam berat jenis urin
Escherichi coli penurunan kapasitas prematur bila infeksi Pengobatan sulfonamid sebelum
(bakteri) lekosit bakterisid, dan terjadi mendekati term bulan terakhir kemudian dengan
tekanan pada ureter Suffonamid selama kurang nitrofurantoin dan antibiotik;
kanan dari massa usus 6 minggu mengganggu tetrasikin menyebabkan
yang besar disebelah ikatan protein bilirubin gangguan pertumbuhan tulang
kiri janin; perbanyak cairan
Cysitis, demam, Pielonefritis: cairan IV: tirah
dorongan berkemih, baring baringkan pasien dalam
disuria posisi miring kiri untuk
Pielonefritis akut, meningkatkan pengosongan

39
menggigil demam ginjal
tinggi, nyeri flank,
mual,dehidrasi, ileus
Rubella (Campak Kemerahan, gejala- Insiden kelainan Vaksinasi pada semua wanita
jerman) (virus) gejala ringan, beberapa kongenital 90% bayi yang tak hamil; mencegah kehamilan
fotofobia, kadang- terinfeksi menunjukan selama 2 bulan
kadang ensefalitis atau tanda-tanda sampai 5 Diagnosa kultur virus dari cairan
artritis tahun; reterdasi mental dan amnion , plasenta atau darah
gangguan motorik; lebih janin
parah bila ibu terinfeksi Isolasi: gunakan gaun dan
pada triminester pertama sarung tangan diperbolehkan
menyusui.

2.6 Perawatan Post Partum (Antenatal Care)


Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk
memeriksakan keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan pada ibu hamil secara
berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya (Depkes RI, 2003).
Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan pengawasan kehamilan
untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga
mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2007).Menurut Saifudin
(2002), bahwa tujuan Antenatal Care adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social, dan
bayi.
3. Menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit
secara umum yaitu pembedahan dan kebidanan.

40
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat baik
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar tumbuh dan berkembang secara normal.

Tujuan dari Antenatal Care seperti dikutip dalam Manuaba (2007), adalah :

1. Mengenal sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,


persalinan, dan nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan, dan nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta perinatal.

Untuk melakukan Antenatal Care ibu hamil dapat dibantu oleh


tenaga kesehatan seperti : dokter spesialis ginekologi, dokter perawat,
bidan maupun tenaga terlatih seperti dukun bersalin terlatih. Pelayanan
Antenatal care dapat diakses di Posyandu, Puskesmas, Rumah sakit
maupun di klinik dokter praktek swasta (Depkes RI, 2003)

Menurut Kusmiyati (2009), bahwa dalam penerapan praktek sering


dipakai standart minimal perawatan Antenatal Care yang disebut “14 T”,
yaitu:

1. Tinggi badan
2. Timbang berat badan
3. Ukur tekanan darah
4. Ukur tinggi fundus uteri
5. Pemberian imunisasi TT lengkap
6. Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama hamil
7. Tes terhadap penyakit seksual menular
8. Temu wicara dan konseling dalam rangka rujukan.

41
9. Tes protein urine
10. Tes urine glukosa
11. Tes Hb
12. Senam hamil
13. Pemberian obat malaria
14. Pemberian obat gondok

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antar ibu hamil dan petugas kesehatan
yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan
kehamilan. Istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil
yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu
hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumah. Selama kehamilan
keadaaibu dan janin harus selalu di pantau jika terjadi

penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan


diberikan penanganan yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan
memeriksakan diri secara berkala selama kehamilannya. Menurut
Manuaba (2007), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan dilakukan
berulang dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat


haid.
2. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.
3. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.
4. Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.

Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah (1) Trimester I dan II setiap


bulansekali, dan (2) Trimester III setiap dua minggu sekali sampai ada tanda
kelahiran.Menurut Prawirohardjo (2005), frekuensi ANC diharapkan
paling kurang 8 kali (7-9) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat
dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan kehamilan tersebut dilaksanakan
dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :

42
Kunjungan 1 (0-12 minggu) kunjungan II, pada kunjungan ini dilakukan :

1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstetric dan


ginekologi
2. Pemeriksaan fisik ; tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh,
bunyi jantung, bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.
3. Pemeriksaan obstetric ; usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ
(kehamilan lebih dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.
4. Pemeriksaan laboratorium ; urine lengkap, darah (Haemoglobin,
leukosit, diff, Golongan darah, Rhesus, dan gula darah).
5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan
(BB) dan tinggi badan (TB).
6. Penilaian resiko kehamilan..
7. KIE pada ibu hamil tentang kebersihan diri dan gizi ibu hamil.
8. Pemberian imunisasi TT 1.

Kunjungan III, 28-32 minggu, pemeriksaan terutama untuk menilai


resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin, kelainan cacat bawaan. Kegiatan
yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh


ibu.
2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu
dilakukan lagi).
3. Pemeriksaan dengan USG, Biometri janin. (besar dan usia
kehamilan), aktifitas janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta.
4. Penilaian resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium.
5. KIE tentang perawatan payudara.
6. Pemberian imunisasi.

Kunjungan IV kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan terutama untuk


menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium ulang. Kegiatan
adalah :

1. Anamnese keluhan dan gerakan janin.

43
2. Pengamatan gerak janin
3. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pemeriksaan panggul dalam bagi
kehamilan pertama).
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.
6. Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.

Kunjungan V (36 minggu), kunjungan VI (38 minggu), kunjungan


VII (40 minggu) (2 minggu 1 kali). Pemeriksaan terutama untuk menilai
resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan yang secara klinis :

1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.


2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).
3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.
4. Penilaian resiko kehamilan.
5. USG ulang pada kunjungan IV
6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudara, dan persiapan
persalinan.
7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi
trimester III
8. Penyuluhan diet sehat 5 sempurna.

Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu


sekali). Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan
fungsi plasenta serta persiapan persalinan. Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.


2. Pengamatan gerak janin.
3. Pemeriksaan fisik dan obstetric.
4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung
janin sehubungan dengan timbulnya kontraksi.
5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan
persalinan dan rencana untuk melahirkan.

44
6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur
kehamilan harus semakin sering memeriksakan kehamilannya,
resiko kehamilannya semakin tinggi, semakin tinggi pula
kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya.

2.7 Perawatan PostPartum

2.8 Perawatan Post Partum


a. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut
masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu.
Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam
masa aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi
puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam.
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau
obat- obatan.
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum
sewaktu persalinan.
b. Penatalaksanaan atau Perawatan Post Partum
Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan cara
melakukan penjahitan luka lapis demi lapis, dan memperhatikan
jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka kearah vagina yang biasanya
dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan menyebabkan tidak
baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara
memberikan antibiotik yang cukup (Moctar, 1998).
Prinsip yang harus diperhatikan dalam menangani ruptur perineum
adalah:

45
a. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak
lahir, segera memeriksa perdarahan tersebut berasal dari retensio
plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
b. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan pada
jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan. Prinsip melakukan
jahitan pada robekan perineum :
a. Reparasi mula-mula dari titik pangkal robekan sebelah
dalam/proksimal ke arah luar/distal. Jahitan dilakukan lapis demi
lapis, dari lapis dalam kemudian lapis luar.
b. Robekan perineum tingkat I : tidak perlu dijahit jika tidak
ada perdarahan dan aposisi luka baik, namun jika terjadi
perdarahan segera dijahit dengan menggunakan benang catgut
secara jelujur atau dengan cara angka delapan.
c. Robekan perineum tingkat II : untuk laserasi derajat I atau II jika
ditemukan robekan tidak rata atau bergerigi harus diratakan
terlebih dahulu sebelum dilakukan penjahitan. Pertama otot
dijahit dengan catgut kemudian selaput lendir. Vagina dijahit
dengan catgut secara terputus-putus atau jelujur. Penjahitan
mukosa vagina dimulai dari puncak robekan. Kulit perineum
dijahit dengan benang catgut secara jelujur.
d. Robekan perineum tingkat III : penjahitan yang pertama
pada dinding depan rektum yang robek, kemudian fasia perirektal
dan fasia septum rektovaginal dijahit dengan catgut kromik
sehingga bertemu kembali.
e. Robekan perineum tingkat IV : ujung-ujung otot sfingter ani yang
terpisah karena robekan diklem dengan klem pean lurus,
kemudian dijahit antara 2-3 jahitan catgut kromik sehingga
bertemu kembali. Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis
seperti menjahit robekan perineum tingkat I.
f. Meminimalkan Derajat Ruptur Perineum

46
Menurut Mochtar (1998) persalinan yang salah merupakan salah
satu sebab terjadinya ruptur perineum. Menurut Buku Acuan
Asuhan Persalinan Normal (2008) kerjasama dengan ibu dan
penggunaan perasat manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi
kepala, bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi
atau meminimalkan robekan pada perineum.
Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum
spontan, dilakukan berbagai macam penatalaksanaan, diantaranya :
1. Monitor TTV
Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan
preeklamsi suhu tubuh meningkat menandakan terjadinya infeksi,
stress, atau dehidrasi.
2. Pemberian cairan intravena
Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan
darah dan menjaga agar jangan jatuh dalam keadaan syok, maka
cairan pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti Dextrose
atau Ringer
3. Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan
dengan cairan infuse atau diberikan secara intramuskuler untuk
membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan post partum.
4. Obat nyeri
Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik,
narkotik dan antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini
diberikan secara regional/ umum.

47
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan suatu proses yang dimana persiapan ibu sangat harus
diperhatikan dan harus di kontrol setiap hari nya untuk mencegah terjadinya angka
kematian ibu hamil, hal tersebut disebab oleh beberapa faktor seperti masih
rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan dan penyakit
bawaan yang diderita ibu hamil. Sehingga sangat berisiko untuk meningkatkan
kematian ibu hamil tidak hanya ibu hamil saja tapi membahayakan kandungan
janin didalam nya juga sehingga perawatan ibu hamil harus diperhatikan secara
serius, untuk mengatasi hal tersebut bibentuk lah Antenatal Care yang dimana
penatalaksanaan ini memiliki tujuan dan fungsi untuk mengatasi dan mengurangi
dampak angka kematian ibu dan janin sehingga meningkatkan kualitas kesehatan
ibu saat hamil

3.2 Saran
1. Bagi Ibu Hamil
Agar ibu hamil terus mepertahankan pengetahuan tentang pemeriksaan
kehamilan dasar sehingga mempunya imotivasi yang besar dalam
meningkatkan perlindungan bagi kesehatan janin dan ibu, maka diharapkan
para ibu hamil dapat mengikuti kegiatan berupa penyuluhan kesehatan
terutama yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil baik
yang diadakan dikelurahan, dipuskesmas, maupun dirumah sakit.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan Pelayanan keperawatan
Perlu mengembangkan program kesehatan berupa pendidikan kesehatan ibu
hamil tentang pemeriksaan kehamilan.
3. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa paham dan mengetahui proses perkembangan janin, bahaya
nya penyakit yang diderita pada saat kehamilan dan pengaruh dampak dari
penyakit tersebut terhadap ibu dan janin.

48
DAFTAR PUSTAKA

Yongki, dkk. 2012. ASUHAN PERTUMBUHAN KEHAMILAN, PERSALINAN,


NEONATUS, BAYI DAN BALITA. Yogyakarta:Nuha Medika

Astuti, Maya. 2010. BUKU PINTAR KEHAMILAN. Jakarta: EGC

Hamilton, Mary, Persis. 1995. DASAR-DASAR KEPERAWATAN MATERINITAS.

Sulistiyanti anik, Sunarti. 2015. Kajian Pelaksanaan Pelayanan Antenatal Care Oleh
Bidan Di wilayah Kerja Puskesmas Masaran Sragen. Jurnal Ilmiah Rekam Medis
dan Informatika Kesehatan. ISSN: 2086-2628. VOL.5. NO.2

Purwanengsih, W., & Fatmawati, S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.


Jogjakarta: Nuha Medika.

Dougall, J. M. (2003). Pregnancy Week-by-Week (Kehamilan Minggu demi Minggu),


hlm. 09. Jakarta: Erlangga.

49

Anda mungkin juga menyukai