Oleh
Arico Riyoma
1514111060
ABSTRAK
Telah dilakukannya praktikum Ekologi Perairan dengan judul “Analisi Ekologi Perairan di
Pantai Ketapang, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran” dilaksanakan
pada tanggal 21 sampi dengan 23 oktober 2016 dan bertempat di Pantai Ketapang,
Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Secara
keseluruhan, tujuan dari praktikum ini adalah Mahasiswa mengetahui berbagai hal yang
mempengaruhi ekosistem yang ada diperairan dan mengetahui karakteristik dan faktor
pembatasnya. Ekologi perairan adalah ilmu yang mempelajari hubungan organime
dengan lingkungannya diperairan. Pada praktikum ini terdapat lima parameter ekosistem
yang diamati yaitu ekosistem perairan tawar, perairan laut, lamun, mangrove, dan muara.
Selain itu, pada praktikum ini juga terdapat pengamatan mengenai keanekaragaman
mahluk hidup dasar perairan (Benthos) dan plankton yang hidup serta pengamatan suhu,
ph, salinitas, arus, kedalaman dan kecerah pada setiap ekosistem yang diamati. Hasil
yang diperoleh pada praktikum ini yaitu pada Ekosistem Sungai, lebar sungai yaitu 11,3
meter, kedalaman 0,3 meter. pH 7, suhu 26oC, kecerahan 0,3% dengan substrat berbatu.
Pada Ekosistem Mangrove didapatkan hasil jenis mangrove yang berbeda-beda yaitu
jenis Osbornia Ochordata, Rhizopora apiculate, dan Rizhopora mucranola Lamk. Pada
ekosistem muara didapatkan suhu 32oC, ph 7, kecerahan 100%, kecepatan arus paling
tinggi 0,24 m/s dengan substrat berbatu. Pada Ekosistem Terumbu Karang didapatkan
banyak jenis dari terumbu karang yang berbeda-beda dan yang mendominasi adalah
Acropora Digitate Branching dan Acropora cytherea. Sedangkan pada ekosistem lamun
jenis yang didapat adalah Cymodocea rotundata. Selain itu juga pada setiap ekosistem
ditemukan berbagai jenis hewan dasar perairan (bentos).
Suhu merupakan salah satu faktor yang Terumbu karang (Coral Reef) adalah
sangat penting dalam mengatur proses ekosistem khas daerah tropis yang pada
kehidupan dan penyebaran organisme dasarnya dibangun oleh hewan karang
air di suatu perairan, karena suhu yang dapat menghasilkan kerangka
mempengaruhi aktivitas metabolisme kapur (Scheleractinian). (Nontji, 1993).
maupun perkembangbiakan dari
Salinitas adalah tingkat keasinan atau III. METODOLOGI
kadar garam terlarut dalam air.
Kandungan garam pada sebagian besar 3.1. Waktu dan Tempat
danau, sungai, dan saluran air alami
sangat kecil sehingga air di tempat ini Praktikum ini dilakukan pada tanggal 21-
dikategorikan sebagai air tawar (Djoko, 23 November 2016 di Pantai Ketapang,
2011). Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten
Pesawaran.
Peningkatan keasaman air (pH rendah)
umumnya disebabkan limbah yang 3.2. Alat dan Bahan
mengandung asam-asam mineral bebas
dan asam karbonat. Keasaman tinggi Kuadran transek, core sampler, plastik
(pH rendah) juga dapat disebabkan zip, formalin, lugol, pita meter, rol meter,
adanya FeS2 dalam air akan kertas label, tali rafia, ph paper, termo-
membentuk H2SO4 dan ion Fe2+ (larut meter, bola kasti, stopwatch, plankton
dalam air ) (manik, 2003). net, ember 10L, alat tulis, snorkle, botol
film,
Kandungan bahan organik dapat
menggambarkan tipe dan substrat dan 3.3. Cara Kerja
kandungan nutrisi di dalam perairan.
Tipe substrat berbeda-beda seperti pasir 3.3.1. Suhu
Lumpur dan tanah liat (Sembiring, Pengukuran suhu dilakukan dengan
2008). cara sebagai berikut :
a. Dicelupkan termometer ke dalam air
Kedalaman dari perairan sangat selama 1 menit sampai skala
berpengaruh terhadap kualitas air pada termometer stabil
lokasi tersebut. Lokasi yang dangkal b. Diangkat dan dicatat hasilnya
lebih mudah terjadinya pengadukan c. Ulangi sebanyak 3 kali pada 3 titik
dasar akibat dari pengaruh gelombang
yang pada akhirnya kedalaman perairan 3.3.2. Kecepatan Arus
lebih dari 3 m dari pengaruh gelombang Pengukuran kecepatan arus dilakukan
yang pada akhirnya kedalaman perairan dengan cara sebagai berikut :
lebih dari dasar jaring (Setiawan, 2010) a. Bola kasti yang sudah diberi tali
dihanyutkan dengan jarak tertentu
kecepatan arus sungai dipengaruhi oleh b. Diukur sudut dan waktu tempuhnya
kemiringan, kesuburan kadar sungai. sampai tali menegang
Kedalaman dan keleburan sungai, c. Dicatat hasilnya dan diulangi
sehingga kecepatan arus di sepanjang sebanyak 3 kali pada 3 titik
aliran sungai dapat berbeda-beda yang
selanjutnya akan mempengaruhi jenis 3.3.3. pH
substrat sungai (Suliati, 2006). Pengukuran pH dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Faktor-faktor yang mempengaruhi a. Dimasukkan pH paper ke dalam air,
distribusi suhu dan salinitas di perairan b. Ditunggu beberapa saat sampai
ini adalah penyerapan panas (heat flux) setengah kering
curah hujan (prespiration) aliran sungai c. Dicocokkan perubahan warnanya
(Flux) dan pola dari sirkulasi air dengan kotak standar pH.
(Hadikusumah, 2008). d. Dicatat hasilnya dan diulangi
sebanyak 3 kali pada 3 titik
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain
variasi suhu tidak mencolok, penetrasi 3.3.4. Bentos
cahaya kurang dan dipengaruhi oleh Pengambilan sampel bentos dilakukan
iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang dengan cara sebagai berikut :
terbanyak adalah ganggang, sedangkan a. Ditentukan titik lokasi pengambilan
lainnya tumbuhan biji (Rifqi, 2009). sampel
b. Diambil sedimen dengan 3.3.7. Mangrove
menggunakan core sampler Pengamatan mangrove dilakukan
c. Diletakkan sedimen diatas ayakan dengan cara sebagai berikut :
dan dilihat hewan apa saja yang a. Setiap kelompok sudah dibagi plot
didapat yang telah ditentukan, dan dilakukan
d. Dimasukkan ke dalam plastik zip dan pengamatan jenis, anakan,semai,
diberi formalin 4%. daun,buah dan bunga dari mangrove
serta diukur diameter batang
3.3.5. Lamun pohonnya kemudian dicatat
Pengukuran lamun dilakukan dengan b. Amati pula bentos yang ada di dalam
cara sebagai berikut : plot dan difoto sebagai dokumentasi
a. Transek dipasang dan dibiarkan c. Bagi jenis yang tidak diketahui, dapat
beberapa saat agar perairan di diambil sampel untuk dibawa ke lab
sekitanya tenang untuk diidentifikasi
b. Dilihat kerapatan tiap kuadran dan
dicatat jumlah lamun tiap kuadran 3.3.8. Kecerahan
c. Diperhatikan juga bentos yang ada Pengukuran kecerahan dilakukan
didalamnya dan dicatat dengan cara :
a. Siapkan secchi disk dan tentukan titik
3.3.6. Plankton yang akan diamati
Pengambilan sampel plankton dilakukan b. Celupkan secchi disk dan amati pada
dengan cara : kedalaman berapa warna putih dan
a. Jaring plankton disiapkan hitam tidak terlihat
b. Ambil air dengan menggunakan c. Hitung kedalaman dengan rumus
ember 10L dan dituang kedalam kedalaman dan catat hasilnya
planktonnet dan lakukan sebanyak 5 d. Ulangi sebanyak 3 kali pada 3 titik
kali
c. Air didalam botol sampel dituangkan 3.3.9. Kedalaman
ke dalam botol film a. Siapkan seschi disk untuk mengukur
d. Diberi formalin 4% dan diberi label kedalaman
e. Ulangi sebanyak 3 kali pada 3 titik b. Celupkan seschi disk dan ukur
kedalamannya kemudian dicatat
c. Ulangi sebanyak 3 kali pada 3 titik
Dibawah ini adalah hasil yang diperoleh setelah dilakukannya praktikum ekologi perairan
sebagai berikut :
V. PENUTUP
5.2. Saran
5.1. Kesimpulan
Saran yang dapat saya berikan pada
Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum kali ini sebagi berikut :
praktikum ini sebagai berikut : a. Praktikan diharapkan untuk lebih
a. Pada ekosistem sungai, tertib dan disiplin dalam melakukan
makrobentos yang di temukan kegiatan praktikum agar hasil yang
terbatas karena terpengaruhi oleh didapat lebih optimal.
arus yang ada pada perairan b. Lebih meningkatkan hal koordinasi
tersebut. yang baik antara asisten dan
b. Pengamatan parameter plankton praktikan.
dilakukan di 3 titik dengan 3 kali
pengulangan dan hasil yang DAFTAR PUSTAKA
didapatkan berbagai jenis plankton di
sungai maupun laut. Brotowidjoyo, D. 1995. Pengantar
c. Dari hasil pengamatan lamun Lingkungan Perairan & Budidaya
ditemukan lamun Cymodocea Air. Yogyakarta : Liberti.
rotundata. Lamun jenis ini ditemukan Charton, B dan J. Tietjen. 1989. Seas
cukup banyak diperairan karena and Oceans. London : Glassglow.
pertumbuhannya yang cukup cepat Closs, G, Barbara D and Andrew B.
dan lebih mampu bertahan pada 2004. Freshwater Ecology.
kondisi perairan yang tercemar. Australia : Blackwell Publishing.
d. pH yang didapatkan pada parameter Djoko, Ridwan. 2004. Laut Nusantara.
muara sama dengan parameter Jakarta : Djambatan.
sungai, mangrove dan muara. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air.
e. Pada ekosistem muara terdapat Yogyakarta : Kanisius.
banyak makrobentos yang di Hadikusumah. 2008. Pengantar
temukan karena termasuk wilayah oceanografi. Jakarta : UI Press.
intertidal yang mempunyai substrat Hutabarat, dan Evans. 1986. Pengantar
berlumpur atau batuan dimana Oceanografi. Jakarta : Universitas
banyak tempat hidup nya Indonesia Press.
makrobentos. Hutagalung, R.A., 2010, Ekologi Dasar,
f. Kecerahan yang didapatkan pada Jakarta : Penerbit Gramedia
ekosistem sungai lebih cerah Pustaka.
dibandingkan dengan ekosistem Kiswara, W dan M. Hutomo. 1985.
yang lain. Habitat dan Sebaran Geografik
g. Jenis Terumbu Karang yang banyak Lamun. Pusat Penelitian
ditemukan atau mendominasi Oseanografi -LIPI : Oseana 10 (1)
dilokasi pengamatan ada 2 yaitu 21-30.
Acropora Digitate Branching dan
Acropora cytherea.
Koesbiono. 1979. Dasar Dasar Ekologi
Umum. Bogor : Pasca Sarjana
Program Studi Lingkungan IPB.
Koesbiono. 1979. Dasar-dasar Ekologi
Umum. Bagian IV (Ekologi
Perairan). Bogor : IPB.
Kordi, K, M. Ghufran dan Andi Baso
Tanjung, 2007. Pengelolaan
Kualitas Air Dalam Budidaya
Perairan Tawar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Kristanto, Philip. 2002. Ekologi Industri.
Surabaya : Universitas Kristen
Petra.
Manik, Karden. E. S. 2003. Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Jakarta :
Djambatan.
Nontji A. (1993). Mangrove Nusantara.
Jakarta : Djambatan.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut :
Suatu Pendekatan Ekologis.
Jakarta : PT. Gramedia.
Odum, Eugene P. 1993. Dasar-dasar
Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada
University. Press.
Prawiro, R.H. 1979. Ekologi-Lingkungan
Pencemaran. Edisi 1. Semarang :
Satya Wacana.
Rifqi, M.A. 2009. Ekologi. Bogor : IPB
Press.
Romimohtarto, Kasijan. 2009. BIOLOGI
LAUT Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Jakarta : Djambatan.
Ross, D.A, 1982. Text Book of:
Introduction Oceanography. Third
Edition. USA : Prentice-Hall, Inc.
Sembiring.2008. Keanekaragaman dan
Kelimpahan Ikan serta Kaitannya
dengan faktor Fisik Kimia. Jakarta :
Erlangga.
Setiawan, 2010. Pengaruh Kedalaman
Perairan Terhadap Kualitas
Perairan. Yogyakarta : PT.
Kanisius.
Suliati. 2006. Sifat Fisik dan Kimia
Perairan. Bogor : Binarupa Aksara.
Susilo. 2001. Parameter Fisika dan
Kimia Perairan. Jakarta. : Erlangga.
Zhong. 1989. A Biology of Alga. China :
Beijing Publishing Co, LTD.