OLEH :
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang hingga saat
ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada penulis untuk menikmati segala
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “International
Financial Reporting Standard (IFRS) “.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar Akuntansi
Keuangan. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun
tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya, penyusun mengharapkan saran dan
masukan dari berbagai pihak.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga terselesaikan makalah ini.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Hormat kami
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian dan Sejarah IFRS.....................................................................................
1.2 Tujuan IFRS..............................................................................................................
1.3 Manfaat IFRS............................................................................................................
1.4 Perbandingan Standar Akuntansi Keuangan: Indonesia, Amerika Serikat, dan
Internasional..............................................................................................................
1.5 Perbandingan dan Perbedaan IFRS dan PSAK........................................................
1.6 Kendala adopsi IFRS di Indonesia...........................................................................
1.7 Kesiapan Indonesia mengadopsi IFRS secara penuh...............................................
1.8 Konvergesi IFRS .....................................................................................................
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan perusahaan multinasional kebutuhan akan standar
akuntansi yang berbasis international mutlak diperlukan. Pelaporan keuangan transnasional
mensyaratkan perusahaan harus memahami praktik akuntansi ditempat perusahaan tersebut
berkedudukan. Pada saat dunia usaha hampir tanpa batas negara, sumberdaya produksi (alat
tukar yang paling likuid) yang dimiliki oleh seorang investor disuatu negara tertentu dapat
dipindahkan dengan mudah dan cepat ke negara lain, misalnya melalui mekanisme
perdagangan di lantai bursa.
Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi pasar modal, jutaan atau
bahkan miliaran investasi dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar modal di seluruh
penjuru dunia. Pergerakan mereka tak bisa dihalangi teritori negara. Perkembangan yang
mengglobal seperti ini dengan sendirinya menuntut adanya satu standar akuntansi yang
dibutuhkan baik oleh pasar modal atau lembaga yang memiliki masalah internal. Tentu saja
akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di negara tersebut berbeda
dengan standar akuntansi yang dipakai di negara lain. Keanekaragaman standar yang dipakai
menjadi kendala investor dan kreditor serta calon investor dan calon kreditor dalam
memahami laporan keuangan yang disajikan. Hal tersebut diatas yang mendorong timbulnya
standar akuntansi internasional (IFRS) yang dirumuskan oleh IASB (International
Accounting Standard Board).
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas Standar Pelaporan Keuangan Internasional /
International Financial Reporting Standards (IFRS) berkembang pesat. Proses penentu
standar akuntansi internasional mampu mengklaim sejumlah keberhasilan yang dicapai
dengan makin banyaknya pengakuan dan penggunaan IFRS.
Sebuah terobosan bersar terjadi di tahun 2002 ketika Masyarakat Ekonomi Eropa
mengadopsi peraturan yang dipersyaratkan bagi perusahaan yang terdaftar di bursa saham
Eropa untuk menerapkan IFRS pada laporan keuangan konsolidasinya. Peraturan tersebut
berdampak di tahun 2005 dan diterapkan ke lebih dari 8.000 perusahaan di 30 negara,
termasuk negara-negara seperti Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Kerajaan Inggris.
Adopsi IFRS mengganti standar akuntansi nasional dan ketentuannya sebagai dasar untuk
penyusunan dan penyajian laoiran keuangan kelompok perusahaan yang terdaftar di Eropa,
yang dianggap oleh banyak orang sebagaimana sebuah pencapaian yang besar di dalam
sejarah akuntansi internasional.
Di luar Eropa, banyak negara lainnya juga telah berpindah ke IFRS. Hingga tahun
2005, IFRS telah menjadi keharusan di banyak negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Lagipula, negara-negara seperti Australia, Hong Kong, Selandia Baru, Philipina dan
Singapura telah mengadopsi standar akuntansi nasional yang mengacu kepada IFRS.
2. Rumusan Masalah
1. Memahami pengertian IFRS, struktur IFRS, dan Konversi IFRS di Indonesia;
2. Bagaimana konversi PSAK ke IFRS di Indonesia saat ini;
3. Bagaimana Pentingnya Standar Akuntansi Internasional; dan
4. Bagaimana perbandingan PSAK dengan IFRS.
3. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian IFRS, struktur IFRS, dan Konversi IFRS di
Indonesia
2) Untuk mengetahui bagaimana konversi PSAK ke IFRS di Indonesia saat ini
3) Untuk mengetahui bagaimana Pentingnya Standar Akuntansi Internasional
BAB II
PEMBAHASAN
3. Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan
interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1) Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable) sepanjang
periode yang disajikan
2) Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3) Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
10. Implikasi Bagi Standar dan Praktek Akuntansi, serta Solusi terhadap Penerapan
IFRS di Indonesia.
Indonesia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bisnis internasional
atau global tentu saja juga akan menghadapi permasalahan dalam standar maupun
praktek akuntansinya yang mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan
perkembangan akuntansi yang berlaku secara internasional. Beberapa negara maju
antara lain Perancis telah memberikan kebebasan kepada perusahaan untuk
menggunakan standar akuntansi Perancis maupun standar akuntansi internasional
yaitu Ineternational Financial Report Standard yang dikeluarkan oleh International
Accounting Standard Board. Pemberian kebebasan kepada perusahaan untuk
menggunakan IFRS tentu saja dapat menjadi kecenderungan bagi negara lainnya yang
pada akhirnya akan mendorong penggunaan IFRS secara meluas di berbagai negara
termasuk Indonesia.
Namun demikian merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi praktek
akuntansi, maka Indonesia tidak dengan serta merta mengadopsi IFRS secara penuh
atau mutlak mengingat perbedaan faktor pendukung sehingga harus dilakukan kajian
terlebih dahulu standar mana yang sudah dapat diadopsi dan diterapkan di Indonesia
dan standar mana yang belum dapat diadopsi untuk diterapkan di Indonesia, dengan
demikian penerapan IFRS dibatasi terlebih dahulu hanya pada perusahaan-perusahaan
yang mempunyai kemampuan penyesuaian tinggi terhadap perubahan penggunaan
standar yang berlaku di Indonesia ke IFRS. Perusahaan penanaman modal asing (PMA)
dan perusahaan yang telah go publik mungkin merupakan perusahaan-perusahaan yang
telah siap beralih dari penggunaan standar akuntansi Indonesia ke dalam standar
akuntansi internasional mengingat selama ini mereka telah berinteraksi dengan investor,
kreditor dan badan-badan internasional. Hal ini mengingat di Indonesia terdapat
heteroginitas perusahaan dari perusahaan skala mikro, kecil, menengah hingga yang besar.
Perbedaan karakteristik perusahaan ini tentu saja menuntut pemberlakukan
standar akuntansi yang berbeda sehingga masing-masing kelompok perusahaan dapat
memilih standar akuntansi sesuai dengan karakteristik perusahaan. Khusus mengenai
usaha mikro, kecil, dan menengah misalnya saat ini sedang pada tahap penyerapan
aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan guna penerapan standar akuntansi
bagi usaha mikro, kecil dan menengah, maka pada satu sisi Indonesia dapat menerima
dan mengadopsi standar akuntansi yang berlaku secara internasional sehingga akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di
Indonesia. Sementara di sisi yang lain Indonesia masih dapat memberikan ruang gerak
bagi penerapan standar yang bersifat nasional bagi perusahaan-perusahaan yang secara
teknis belum dapat menyesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku secara
internasional.
2. Pengungkapan
Persyaratan pengungkapan lebih banyak dan lebih rinci. IFRS mensyaratkan
pengungkapan berbagai informasi tentang resiko baik kualitatif maupun kuantitatif.
Pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan data/ informasi yang dipakai
untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen.
Laporan keuangan menurut IFRS terdiri dari (IAS1.8) :
Pernyataan Posisi Keuangan
Pernyataan Pendapatan Komprehensif atau dua laporan terpisah yang terdiri
dari suatu Laporan Laba Rugi dan terpisah Pernyataan Pendapatan
Komprehensif, yang menyatukan Laba atau Rugi pada laporan laba rugi
terhadap total pendapatan komprehensif
Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)
Pernyataan atau Arus Kas Laporan Arus Kas
Catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan
pelaporan keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas
pelaporan yang bermanfaat bagi yang telah menjadi maupun yang potensial investor, pemberi
pinjaman,dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya
entitas. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi
sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut
dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari
bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka penyajian laporan
keuangan Perusahaan, salah satu pihak pengguna laporan yang harus dipertimbangkan adalah
investor. Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 1 ( Revisi 2009 ) , Laporan Keuangan
Dasar (basic financial statement ) terdiri dari: 1. Laporan Posisi Keuangan; 2. Laporan Laba-
Rugi Komprehensif; 3. Laporan Arus Kas; 4. Laporan Perubahan Ekuitas ; 5. Catatan atas
Laporan Keuangan.
Pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Perusahaan dimaksudkan
untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan
mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga dapat
memberikan kualitas penyajian dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna informasi
yang disajikan dalam pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan
harus cukup informatif untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang pemakai
yang berpengetahuan.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa sejumlah besar perusahaan secara sukarela
mengadopsi standard pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak Negara yang telah
mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standard
nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna
laporan keuangan lainnya. Banyak pro dan kontra dalam penerapan standard internasional,
namun seiring waktu, Standard internasional telah bergerak maju, dan menekan Negara-
negara yang kontra.
Indonesia harus mengadopsi standar akuntansi internasional untuk memudahkan
perusahaan asing yang akan menjual saham di negara ini atau sebaliknya. SAK Indonesia
direncanakan akan mengadopsi penuh IFRS tahun 2012. Hal ini diharapkan akan semakin
membawa perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat bersaing dengan perusahaan
internasional lainnya karena dengan melakukan adopsi ini tentunya penyajian laporan
keuangan yang dilakukan oleh perusahaan juga akan semakin akuntabel dan transparan.
DAFTAR PUSTAKA