Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 7 :

1. Riayatu Asihah

2. Mimbya Zaman

3. Priilya Nurul A.

4. Syifa Aisyah

5. Vania Utami

Akuisisi, dan Disposisi Property, Plant dan Equipment

Karakteristik utama dari properti, pabrik dan peralatan adalah :

1. Aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam proses operasi, bukan untuk dijual
kembali. Hanya aset yang digunakan dalam aktivitas yang dapat dikatakan sebagai
properti, pabrik dan peralatan. Bangunan yang tidak digunakan disebut sebagai
investasi, tanah yang dimiliki tepatnya diklasifikasikan sebagai persediaan.
2. Aset bersifat jangka panjang dan merupakan objek penyusutan. Properti, pabrik, dan
peralatan dapat digunakan selama beberapa tahun. Investasi dalam aset –aset ini akan
dibebankan pada periode masa depan melalui beban penyusutan periodik.
3. Aset tersebut memiliki fisik, yaitu properti, pabrik, dan peralatan. Hal itu merupakan
karakteristikdari properti, pabrik dan peralatan, yang membedakanya dari aset tidak
berwujud seperti paten atau goodwill.

Akuisisi dari Properti, Plant and Equipment

Perusahaan biasanya menggunakan nilai historis untuk perhitungan properti, pabrik dan
peralatan. Nilai historis mengukur kas atau nilai setara kas dari harga perolehan aset tersebut.
Biasanya perusahaan melaporkan biaya-biaya sebagai berikut :

1. Harga pembelian termasuk bea impor, pajak pembelian, tidak dapat dikembalikan,
dikurangi potongan penjualan atau rabat.
2. Biaya terkait untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan
untuk digunakan dalam cara dimaksudkan oleh perusahaan.

Perusahaan menilai properti, pabrik dan peralatan pada periode berikutnya dengan
menggunakan metode biaya perolehan atau metode nilai wajar. Perusahaan dapat menerapkan
metode nilai wajar untuk semua item aset, dan peralatan. Sebagai contoh jika, perusahaan
menilai tanah setelah akuisisi dengan menggunakan metode nilai wajar serta, menilai
bangunan menggunakan metode ini lebih murah.

Biaya Tanah

Semua pengeluaran yang dilakukan untuk memperoleh tanahah, sebagai bagian dari biaya
tanah, biaya tanah biasanya mencakup: harga pembelian, penutupan biaya (hak atas tanah,
biaya pengacara, pencatatan biaya), biaya yang timbul dan mendapatkan lahan dalam kondisi
untuk digunakan (penilaian, mengisi, pengeringan, dan membuka tanah), asumsi setiap hak
gadai, hipotek dan sitaan di setiap properti.

Biaya Bangunan

Biaya bangunan seharusnya termasuk semua pengeluaran yang berhubungan langsung pada
akuisisi, termasuk: 1). Biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead yang terjadi
selama pembangunan, 2). Honor profesional dan ijin mendirikan bangunan. Biasanya
perusahaan melakukan kontrak dengan perusahaan lain untuk mendirikan bangunan.

Biaya Peralatan

Peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, perabotan,
perlengkapan tetap, peralatan pabrik. Biaya aktiva semacam ini termasuk harga beli. Oleh
karena itu, biaya-biaya ini mencakup semua pengeluaran yang terjadi dalam memperoleh
peralatan.

Aset yang dibangun sendiri

Biasanya perusahaan membangun sendiri aset mereka.. Tanpa harga pembelian, perusahaan
harus mengalokasikan biaya dan beban untuk mendapatkan biaya aset yang telah dibangun
sendiri.

Perusahaan menangani biaya ini dalam satu atau dua cara berikut :

1. Menetapkan pengeluaran tambahan tidak tetap ke biaya konstruksi aset. Argumentasi


utama pada perlakuan ini adalah jika fixed in nature;. Pendekatan ini akan mengangap
perusahaan akan mendapat biaya yang sama tanpa memperhatikan apakah konstruksi
ini aset atau tidak. Oleh karena itu, untuk mengganti bagian dari biaya pengeluaran
tambahan untuk peralatan.

2. Menetapkan bagian dari semua pengeluaran tambahan ke proses konstruksi.


Pendekatan ini, yaitu konsep kalkulasi biaya penuh (full costing), akan sesuai jika
seseorang percaya bahwa biaya yang melekat pada semua produk dan aset yang
dibuat.

Biaya bunga selama konstruksi

Tiga pendekatan telah disarankan untuk menghitung bunga yang terjadi dalam proses
pembiayaan pendirian bangunan aset dan peralatan :

1. Kapitalisasi tanpa bunga selama masa konstruksi. Pada pendekatan ini bunga
dianggap sebagai biaya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi. Beberapa orang
berpendapat bahwa jika perusahaan telah menggunakan pendanaan ekuitas dan bukan
hutang, maka tidak akan dikenakan biaya ini.

2. Membebankan semua biaya dana yang digunakan. Metode ini menyatakan bahwa
biaya konstruksi harus mencakup biaya pendanaan, baik berupa uang tunai, utang,
atau ekuitas. Pendukung teori ini mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan
untuk mendapatkan aset yang siap digunakan termasuk bunga, adalah bagian dari
biaya aset bunga.

3. IFRS menggunakan istilah biaya pinjaman dari pada beban bunga. Biaya pinjaman
termasuk beban bunga dihitung menggunakan bunga efektif. Menggunakan istilah
beban bunga untuk menunjukkan itu adalah biaya pinjaman.

Untuk menerapkan pendekatan umum ini, tiga item harus dipertimbangkan sebagai
berikut ;
1. Kualifikasi aset
Untuk melakukan kapitalisasi bunga, aset harus memenuhi suatu periode waktu yang
cukup panjang agar siap untuk digunakan atau dijual.
2. Periode kapitalisasi
Dimana perusahaan harus mengkapitalisasi bunga , dimulai dengan adanya tiga
kondisi ; 1). Pengeluaran untuk aset sedang terjadi, 2). Aktivitas yang dibutuhkan
untuk menyiapkan aset untuk tujuan penggunaan atau penjualan yang sedang
berlangsung, 3). Biaya bunga sedang terjadi, kapitalisasi bunga terus terjadi selama
kondisi ini ada. Periode kapitalisasi berakhir ketika aset telah selesai, siap digunakan.
3. Jumlah yang dikapitalisasi
Jumlah bunga yang dikapitalisasi terbatas pada nilai terendah antara biaya bunga yang
terjadi selama periode atau bunga yang dihindarkan adalah jumlah biaya bunga
selama periode berjalan.
Penilaian Property, Plant, and Equipment (PPE)

 Diskon Kas (Cash Discounts)


Saat perusahaan membeli plant assets dan mendapat diskon kas untuk pembayaran
yang cepat, bagaimana melaporkan terjadinya diskon ini? Jika mendapat diskon, maka
perusahaan harus menganggap diskon adalah pengurang dari harga pembelian asset.

 Tangguhan Pembayaran Kontrak (Deffered payment contract)

Perusahaan secara teratur membeli plant assets dengan perjanjian kredit jangka
panjang, menggunakan wesel, hipotik, obligasi. Untuk mencerminkan biaya (cost) secara
tepat, perusahaan menghitung aset yang dibeli dengan perjanjian kredit jangka panjang
pada nilai sekarang (present value).

 Pembelian Lum-Sum (Deffered payment contract)


Sebuah masalah khusus yang timbul dalam menilai aktiva tetap ketika perusahaan
membeli sekelompok aktiva pada harga Lump-Sum. Ini adalah prinsip yang sama bahwa
perusahaan-perusahaan menambahkan untuk mengalokasikan sebuah biaya lump sump
pada berbagai item yang berbeda.

 Penerbitan Saham (Issuance of Shares)


Apabila property diperoleh perusahaan melalui penerbitan sekuritas seperti saham
biasa, maka biaya property itu tidak dapat diukur secara tepat dengan nilai pari atau nilai
tetap saham tersebut. Jika saham itu diperdagangkan secara aktif, maka nilai pasar saham
yang diterbitkan merupakan indikasi yang wajar atas biaya property yang diperoleh.

 Pertukaran Aktiva Non-Moneter (Exchanges of Non-Monetary Assets)

Akuntansi biasa, jika pertukaran aktiva nonmoneter didasarkan atas nilai wajar aktiva
yang diberikan atau nilai wajar aktiva yang diterima, mana yang memiliki bukti lebih jelas.
Jadi, setiap keuntungan atau kerugian dari pertukaran harus segera diakui.

Government grants/ Dana hibah Pemerintah.

Sebagian perusahaan menerima dana hibah dari pemerintah. Dana Bantuan merupakan
bantuan yang diterima dari pemerintah dalam bentuk transfer sumber daya ke perusahaan.

IFRS memungkinkan AG untuk mencatat bantuan ini dalam dua cara:


1. Pendapatan Bantuan Kredit Tertunda untuk subsidi dan amortisasi
pendapatan bantuan tertunda dari periode lima-tahun.
2. Kredit Peralatan lab untuk subsidi dan mendepresiasi nilai ini selama
periode lima-tahun.
Kontribusi

Ketika perusahaan memasukkan aset non-moneter, perusahaan harus mencatat jumlah


donasi sebagi pengeluaran pada fair value aset yang disumbangkan.

BIAYA SETELAH AKUISISI

Setelah Asset tetap dipasang dan siap digunakan. Masalah utamanya adalah mengalokasikan
biaya ini ke periode waktu yang tepat.

Melihat biaya berikutnya untuk akuisisi sebagai aset ketika biaya bisa terukur secara
terpercaya dan ada kemungkinan bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan
ekonomis di masa mendatang akan memasukkan peningkatan pada

1. masa guna,

2. kuantitas produk yang dihasilkan, dan


3. kualitas produk yang dihasilkan.

Jenis jenis pengeluaran utama

Penambahan: Umumnya tidak menimbulkan masalah akuntansi yang besar. Menurut


definisi setiap penambahan aasset tetap akan dikapitalisasi karena asset baru telah diciptakan.
Sebagai contoh, penambahan suatu bangunan pada rumah sakit atau lainnya.

Perbaikan dan pergantian: Perbaikan dan pergantian muncul dari kebijakan umum untuk
modernisasi bagunan atau peralatan lama. Apakah pengeluaran itu meningkatkan potensi jasa
masa depan dari asset yang bersangkutan atau hanya mempertahankan? diperlakukan dengan
salah satu dari tiga cara berikut:

1. Pendekatan substitusi. Secara konsep, pendekatan substitusi merupakan prosedur


yang benar jika jumlah tercatat dari asset lama tersedia. Jika nilai asset lama tidak
dapat ditentukan, maka cukup menghapuskan biaya asset lama diganti dengan
biaya asset baru.
2. Mengkapitalisai biaya baru. Justifikasi untuk mengkapitalisasi biaya perbaikan
atau pergantian adalah bahwa walaupun nilai tercatat asset lama tidak dikeluarkan
dari akun.
3. Membebankan ke akumulasi penyusutan

Penyusunan kembali dan pemasangan kembali: yang merupakan pengeluaran yang


ditunjukkan untuk meberikan manfaat di periode masa depan, berbeda dengan penambahan,
pergantian, dan perbaikan.

Reparasi: pengeluaran yang dilakukan untuk mempertahankan asset tetap berada dalam
kondisi siap operasi; biaya ini dapat dibebankan ke akun beban selama periode.

DISPOSISI ASSET TETAP

Asset tetap dapat ditarik/ Perusahaan dapat menghentikan Aset dengan sukarela atau
menghapusnya dengan cara :

 penjualan, pertukaran,

 konversi paksaan, atau

 ditinggalkan

Tanpa memperhatikan waktu pelepasan, penyusutan dihitung hingga tanggal disposisi dan
kemudian semua akun sama dengan Asset yang ditarik harus dihilangkan. Idealnya nilai buku
harus sama dengan nilai pelepasannya. Namun hal ini biasanya jarang terjadi akibat
timbulnya keuntungan atau kerugian. Penyebabnya merupakan estimasi atas alokasi biaya
dan bukan proses penilaian. Depresiasi harus dilakukan pada tanggal disposisi.

Anda mungkin juga menyukai