Anda di halaman 1dari 3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

PANDUAN ASUHAN GIZI ( PAG )


SMF JANTUNG
TAHUN 2019

VALVULAR HEART DISEASE

Metoda pemecahan masalah gizi pada pasien Valvular Heart Disease


1. Pengertian (Definisi) yang sistematis dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam
membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman,
efektif dan berkualitas.
Mendapatkan informasi yang cukup untuk mengidentifikasi masalah terkait
2. Asesmen / Pengkajian : gizi serta membuat keputusan atau menentukan gambaran dan penyebab
masalah terkait gizi yang menjadi dasar dalam menegakkan diagnosa gizi.

Data Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh dan atau Lingkar
Antropometri
Lengan Atas.

Fisik/Klinis Mengkaji data Tekanan darah, ada tidaknya Asites, Mual, Muntah, dll.

Biokimia Mengkaji data profil lipid (Kolesterol, LDL, HDL, Trigliserida), enzim jantung,
Hb, Albumin, Elektrolit, Gula darah sewaktu, dll.

Riwayat Makan Mengkaji riwayat alergi makanan, pola kebiasaan makan, bentuk makanan,
rata-rata asupan sebelum masuk Rumah Sakit (kualitatif dan kuantitatif).

Riwayat Personal Mengkaji riwayat sosial ekonomi, budaya, riwayat penyakit saat ini, riwayat
penyakit dahulu dan penyakit keluarga, riwayat penggunaan suplemen
makanan, status kesehatan mental, serta status kognitif.

NI-5.4 Penurunan kebutuhan Natrium berkaitan dengan hipertensi ditandai


dengan tekanan darah meningkat.
3. Diagnosis Gizi (Masalah NB-1.1 Kurangnya pengetahuan berkaitan belum pernah mendapatkan
Gizi) edukasi gizi ditandai dengan riwayat gizi suka mengonsumsi camilan ringan
yang asin.
Diagnosa lain dapat timbul tergantung kondisi pasien.
4. Intervensi Gizi ( Terapi Tujuan :
Gizi ) 1. Memberikan asupan makanan yang adekuat tanpa memperberat kerja
a. Perencanaan jantung.
2. Membantu menurunkan tekanan darah mencapai normal.

Prinsip diet :
1. Rendah lemak ( Diet Jantung )
2. Rendah natrium ( Diet Rendah Garam ).

Preskripsi diet :
1. Energi cukup, total 2300 kkal / hari.
2. Protein cukup, total 86 g / hari.
3. Karbohidrat sebagai sumber tenaga, total 400 g / hari.
4. Lemak rendah, total 38 g / hari.
5. Cairan diberikan cukup, yaitu 2000 ml.
6. Asupan natrium dibatasi hingga 800 mg/hari atau setara dengan ½
sendok teh garam (2 gram). Hindari makanan kaleng dan makanan
kemasan yang tinggi natrium.
7. Hindari konsumsi kopi, teh kental, dan minuman yang mengandung
soda atau alkohol.
8. Hindari penggunaan bumbu olahan yang mengandung natrium (seperti
penyedap rasa).

b. Implementasi Pelaksanaan pemberian makanan sesuai dengan preskripsi diet.


Pemberian Makanan

c. Edukasi Pemberian edukasi dan konseling gizi bertujuan meningkatkan


d. Konseling Gizi pengetahuan dan pemahaman penderita dan keluarga tentang pentingnya
kepatuhan diet untuk membantu mengendalikan kadar Profil lipid dan
tekanan darah dalam batas normal dan mencegah komplikasi.

e. Koordinasi dengan Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu dengan
tenaga kesehatan lain dokter, perawat, farmasi dan tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien.
Mengetahui respon pasien terhadap intervensi yaitu monitor hasil positif
5. Monitoring dan Evaluasi maupun negative dari :
1. Status Gizi berdasarkan antropometri.
2. Hasil biokimia terkait gizi.
3. Fisik Klinis terkait dengan gizi.
4. Asupan makanan.
Melihat kembali kondisi pasien 3 hari setelah kunjungan awal ( pada hari ke
6. Re asesmen ( Kontrol 4 atau ke 5 perawatan) untuk melihat keberhasilan intervensi sesuai hasil
Kembali ) monitoring evaluasi.
1. Asupan makanan ≥ 80 % dari kebutuhan.
7. Indikator (Target yang 2. Status Gizi normal berdasarkan antropometri.
akan dicapai / Outcome ) 3. Tekanan darah dalam batas normal.
4. Kadar Natrium dalam batas normal.
1. Asuhan Gizi Klinik. I Dewa Nyoman Supariasa. Jakarta : EGC, 2019.
2. Ilmu Gizi : Teori & Aplikasi. I Dewa Nyoman Supariasa. Jakarta : EGC,
2016.
8. Kepustakaan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019
tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai