Paper
Paper
DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
MEDAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang
telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini
guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
dengan judul “Sudden Death: Kematian Mendadak karena penyakit
Kardiovaskular”.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan, hal ini di
karenakan keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis. Maka dengan segala
kerendahan hati, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca dan sekaligus guna menyempurnakan paper ini kedepannya.
Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dalam menambah ilmu
pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan ilmu
kedokteran dalam praktik di masyarakat.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
baik bagi penyidik, masyarakat, atau keluarga korban. Kecurigaan adanya unsur
kriminal atau tindak pidana pada kasus kematian mendadak, atau yang merupakan
kematian tidak wajar, memerlukan penyelidikan lebih lanjut dari segi kedokteran
forensik untuk mengetahui sebab mati korban melalui pemeriksaan dalam atau
otopsi.1
Pada tahun tahun terakhir ini penyebab kematian mendadak tersering adalah
mendadak setiap tahunnya, dan lebih dari 50% kejadian disebabkan oleh Chronic
korban sudden cardiac death tidak memiliki riwayat penyakit Jantung. Ditemukan
83% kasus kematian mendadak itu terjadi di rumah dan 30% nya terjadi saat tidur.
Biasanya sudden cardiac death dilatarbelakangi oleh stenosis pada pembuluh darah
3
yang multipel.3 Pada kasus kematian mendadak sangat penting otopsi dan
keluhan, gejala dan terdapat saksi seperti dokter, contoh pada pasien rawat jalan
atau pasien rawat inap, biasanya tidak akan menjadi masalah dalam kedokteran
forensik. Namun apabila kematian tersebut terjadi tanpa riwayat penyakit dan tanpa
saksi, maka dapat menimbulkan kecurigaan bagi penyidik, apakah terkait unsur
meskipun tanpa gejala atau riwayat penyakit jantung sebelumnya. Oleh karena itu
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jam sejak gejala timbul, namun sebagian besar kematian terjadi dalam hitungan
menit atau bahkan detik sejak gejala timbul.4 Kematian mendadak pada kasus
kematian wajar dapat disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular, sistem
Definisi sudden cardiac death (SCD) adalah kematian yang tidak terduga dan
dimana pada umumnya sistem kardiovaskular kolaps lebih dari 1 jam dari onset
miokard), tetapi dapat terjadi selama serangan jantung. Serangan jantung terjadi
ketika ada penyumbatan dalam satu atau lebih pembuluh darah ke jantung, sehingga
darah yang kaya oksigen akan terhambat masuk ke jantung dan mengakibatkan otot
jantung kekurangan oksigen. Sebaliknya henti jantung mendadak terjadi saat terjadi
malfungsi dalam sistem listrik jantung dan menjadi tidak teratur. Jantung berdetak
cepat dan ventrikel fibrilasi bisa terjadi sehingga tidak dapat mencapai seluruh
tubuh. Dalam beberapa detik aliran darah ke otak akan berkurang dan seseorang
5
1.2 Epidemiologi Sudden cardiac death
tidak diharapkan pada orang berusia 18-60 tahun selanjutnya studi ini juga
menemukan bahwa 0,6 orang Singapura dibawah 60 tahun menjadi korban SCD
setiap harinya dan bahwa 91% orang meninggal karena serangan jantung mendadak
adalah pria. 81% kematian SCD disebabkan oleh penyakit jantung koroner.
Kejadian sudden cardiac death di Inggris ialah 3500 kematian per tahun pada umur
16-64 tahun.8
Pada sudden cardiac death, 95% terjadi karena memiliki abnormalitas pada jantung
dan 30% diantaranya memiliki abnormalitas yang tidak spesifik seperti fibrosis
aterosklerosis arteri koroner sehingga disebut “The Captain of the man of death”.4
setiap tahunnya, dan lebih dari 50% kejadian disebabkan oleh Chronic Heart
Disease (CHD).1
Dari hasil pemeriksaan Gonzales tahun 1954 terhadap 2030 kasus kematian
jantung (44,9%). Dibanyak negara dengan banyak proposi otopsi medico-legal dan
di Inggris terdapat 80% otopsi koroner, sisanya karena bunuh diri, kecelakaan dan
pembunuhan.10
Mayoritas SCD terjadi pada populasi orang dewasa, dengan <1% terjadi pada
individu berusia <35 tahun. Di antara orang dewasa, tingkat absolut SCD meningkat
6
tampaknya lebih tinggi di Indonesia kelompok usia yang lebih muda. Ada juga
perbedaan yang diakui dalam insiden SCD berdasarkan jenis kelamin dan ras, yang
sebagian besar tidak dapat dijelaskan. Wanita memiliki insiden SCD dan SCA yang
yang lain kondisi predisposisi seperti PJK, infark miokard (MI), dan gagal jantung
(HF).11
75% SCD terjadi pada laki-laki dan biasanya 3-4 kali lebih tinggi
mendadak pada bayi (sudden infant death syndrom) serta umur diantara 45
dan 75 tahun.12
1.3.2 Aktivitas
Faktor resiko di satu sisi, aktivitas fisik yang meningkat dapat memicu
terjadinya SCD dan infark miokard akut. Disisi lain, aktivitas fisik yang
seperti trombus, ruptur plak, atau bahkan keduanya pada lebih dari 50%
7
2.3.4 Faktor risiko lainnya
kejadian SCD meningkat 2,5 kali pada korban yang mengonsumsi rokok
dalam hal ini. Riwayat keluarga dengan sudden cardiac death berhubungan
dan penebalan arteri koroner baik satu atau lebih cabang besar dari arteri
koroner tersebut yang diakibatkan oleh lesi ateromatous atau lesi lainya.
8
4 laki-laki, dan 1 dari 5 perempuan meninggal setiap tahunnya akibat
arteri penyuplai darah untuk sistem konduksi jantung atau pace maker,
sehingga terjadi hipoksia serta fibrilasi atrium dan berakhir pada kematian.4
9
Tabel 2.1 Lokasi Penyempitan Arteri Koronaria12
Batas atas berat normal jantung adalah sekitar 400 gram meskipun tetap
tergantung pada ukuran badan dan berat badan, pada hipertensi ini berat
Darah dapat beredar melewati arteri koroner saat diastol karena darah
tersebut tertekan saat sistol. Pada akhirnya pada saat keadaan diastol yang
terlalu lama, seluruh otot jantung dapat perfusi secara adekuat, tapi apabila
denyut jantung meningkat waktu diastol akan menurut dan perfusi otot
10
jantung tepatnya pada sel endokardial juga menurun. Sel-sel ini akan
komplikasinya.4,15
berumur lebih dari 60 tahun yang biasanya terjadi pada katup trikuspid
aorta, tetapi juga dapat ditemukan pada orang muda jika punya kelainan
bawaan pada katup bikuspid. Pada stenosis aorta, aliran perfusi semakin
tekanan yang rendah pada ostium koroner dan begitu juga yang terjadi pada
penting adalah aneurisma, sehingga mudah ruptur. Jika ruptur terjadi pada
aorta ascenden, atau terjadi diseksi aorta, maka darah dapat masuk ke dalam
dan esophagus. Darah masif yang masuk dalam kandung perikardium akan
menekan atrium, ventrikel, dan vena kava sehingga curah jantung menurun
dan denyut jantung menjadi lambat dan pada akhirnya terjadi tamponade
jantung.12
11
Selain ruptur aneurisma, mati mendadak karena kelainan aorta juga
ruptur dan deseksi. Hal yang sama pada kematian mendadak akibat
aneurisma, apabila koarktasio aorta terjadi pada aorta pars descenden, maka
serta nekrosis jaringan otot jantung akibat insufisiensi aliran darah. Infark
umumnya baru terjadi bila lumen tertutup lebih dari atau sama dengan
70%.16
Efek dari adanya infark yang luas adalah menurunnya fungsi jantung
dikarenakan jantung gagal memompa dan jaringan otot yang telah nekrosis
12
rupturnya plak dan menghasilkan emboli sehingga terjadi mikroinfark di
distal miokardium.4
ini sering terjadi pada pria usia lebih dari 60 tahun. Kematian mendadak
perfusi koroner.12
2.4.7 Miokarditis
infeksi yang ditandai dengan adanya proses eksudasi dan sebukan sel
radang. Miokarditis juga dapat timbul aibat demam rematik akut, radiasi,
yang diautopsi.11,12
13
tamponade jantung adalah 250 cc (bila berlangsung cepat) hingga 1000 cc
koronaria dipangkal aorta sampai ke bagian distal dengan jarak setiap ½ cm,
2. Karakterisasi kardiomegali
bertambah
14
b. Ruang jantung yang dilatasi atau hipertrofi
6. Autopsi harus mencakup dokumentasi rinci dari lesi traumatik dan penilaian
Pada pemeriksaan luar pada korban yang diduga mati akibat Sudden Cardiac
sehingga darah menjadi lebih encer dan gelap. Sianosis dapat ditemukan
pada bibir, ujung-ujung jari, dan kuku. Warna kulit dan mukosa terlihat
b. Bendungan sistemik, yaitu bendungan khas yang terjadi di kulit dan organ
atau tardieu spot) sebagai akibat dari kongesti vena. Bintik perdarahan ini
tampak pada jaringan selaput bening kelopak mata, selaput bening mata,
15
dan jaringan longgar lainnya. Pada asfiksia berat, bintik perdarahan dapat
c. Lebam mayat, warna lebam mayat kebiruan gelap terbentuk lebih cepat
dan terdistribusi luas akibat kadar CO2 yang tinggi dan akibat
mudah mengalir.
16
Usia infark 8-12 jam, secara
mikroskopik akan ditemukan
serat otot nekrotik,
bergelombang(wavy),
eosinofilik, granulasi
sitoplasma, membran sel
mengabur, pola serta lintang
menghiang, perubahan inti,
fragmentasi dan infiltrasi
leukosit. Pada usia infark 5
minggu hingga 3 bulan akan
tampak jaringan parut
Usia infark 1-2 jam, akan
ditemukan pada pemeriksaan
histokimia enzim sitokrom
oksidasi, dan enxim
suksinodehidrogenase.
Miokarditis Pada pemeriksaan histopatologi
dengan menggunakan 20
potongan otot jantung dari 20
lokasi yang berbeda akan tampak
peradangan interstitial parankim,
edema, perlemakan, nekrosis,
degenerasi otot, perlemakan,
nekrosis. Infiltrat lekosit berinti
jamak dan tunggal, plasmosit,
histiosit tampak jelas.
Insufisiensi koroner Pada pembuluh darah ditemukan
ateroma. Terdapat oklusi komplit
dipembuluh darah koroner.
Tampak plak dari jaringan parut
pada pembuluh darah
Terdapat fibrosis pada
miokardium dan interventrikular
septum
Terdapat jaringan sikatrik di
miokardium akibat infark
Penyakit jantung Hipertensi Berat jantung akan meningkat
menjadi ≥600 gram
Tampak ventrikel kiri menebal
Pada membran alveolar
pulmunal terdapat transudat
17
Penyakit katup aorta/ stenosis Pengembungan interkordal dari
aorta daun-daun katup mitral
Daun katup tebal seperti karet
Corda tendinae memanjang,
menipis, dan kadang ruptur
a. 8- 12 jam pertama atau kurang dari 24 jam, tidak dijumpai perubahan secara
c. Beberapa hari atau minggu, infark menjadi lunak dan rapuh disebut juga
d. Lebih dari 3 minggu, pusat infark menjadi seperti gelatin, warna memudar
menjadi abu-abu.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
menerapkan ilmu kedokteran klinis dalam rangka penegakan hukum dan keadilan.
Peran ilmu kedokteran forensik salah satunya adalah untuk dapat mengidentifikasi
kehilangan fungsi jantung secara mendadak. Kasus ini banyak ditemukan baik
dari tingkat internasional hingga nasional yang disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. Faktor resiko terjadinya sudden cardiac death seperti: umur, jenis
sudden cardiac death ialah penyakit jantung koroner, hypertensi heart disease,
mencari sebab mati yaitu melalui pemeriksaan bedah mayat atau autopsi. Pada
pemeriksaan luar pada korban yang diduga mati akibat Sudden Cardiac Death,
(petechie hemoragik atau tardieu spot), lebam mayat yang berwarna kebiruan
gelap dan oedem. Pada autopsi akan didapatkan temuan khusus pada organ
19
jantung seperti pembesaran jantung, penyempitan pembuluh darah, ditemukan
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Zipes DP, MD: wellwns H.J.J, MD. Clinical cardiology: New Frontiers:
Sudden Cardiac Death.2015
8. Kannel WB, Cupples LA, D’ Agostino RB. Sudden death risk in overt
coronary heart disease: the Framingham study. Am Heart J. 1987 Mar.
113(3):799-804
9. Chugh SS, Kelly KL, Titus JL. Sudden cardiac death with apparently
normal heart: Circulation. 2000. 102 (2):649-654)
10. Hakim FA. Aspek medikolegal kematian mendadak akibat penyakit. Bagian
Forensik Fakultas kedokteran Universitas Jambi
12. Zipes DP, wellens HJJ. Sudden cardiac death. Circulation: American heart
association
21
14. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 1. 1997
16. Brown CT. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke-
enam, diterjemahkan oleh Hartanto, H. Jakarta: EGC. 2005
22