Anda di halaman 1dari 4

tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.

Apabila suhu tubuh

meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan

serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan

produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada

titik tetap (Helman T. Heather 2012)

Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun

subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:

1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat akan dialami

oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi dirasakan dan kalau ia

keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan merasakan hangat kembali. Hal ini

terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh terhadap suhu kulit yang baru.

Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap

akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.

2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal

kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar tehadap rangsangan

suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat tinggi sedangkan untuk rasa

dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa

dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa

panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada rasa

timbulnya panas/dingin.
Tingkatan hipotermia

~ Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

~ Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

~ Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

~ Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak diketahui

selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C, orang yang mengalami

hipotermia mengalami gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan

tidak mampu menilai. Jika suhu tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung,

pernapasan, dan tekanan darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia

jantung akan berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap

stimulus nyeri.

1. Klasifikasi

a. Suhu Tubuh Inti (Core Temperature)

Suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya dan relatif sama (±

1 0F / ± 0,6 0C)  distribusi panas pada bagian2 tubuh ini cepat  37 0C

/ 98,6 0F. Secara fisik terletak di jaringan dalam (kranial, toraks, rongga

abdomen dan rongga pelvis). Tempat pengukuran : rectum, membran

timpani, esofagus, kandung kemih

b. Suhu Perifer / suhu kulit (Surface Temperature)


Suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu. Suhu ini

memiliki sifat naik turun sesuai dengan suhu lingkungan. Terletak pada

kulit, jaringan sub kutan dan lemak. Tempat pengukuran : kulit, axila dan

oral. Suhu ini biasanya 2 – 4 0C dibawah suhu inti . Variasi suhu 20 0C

(68 0F) – 40 0C (104 0F)

c. Suhu normal rata-rata secara umum adalah 98,0 0 – 98,6 0F (36,7 0

sampai 37 0C) bila dikur per oral.

d. Suhu aksila sekitar 1 0F (0,6 0C) << daripada suhu oral

e. Suhu rectal sekitar 1 0F (0,6 0C) >> suhu oral

2. Patofisiologi

a. Etiologi

1) Hipertermi

a) Bakteri

b) Virus

c) Kuman

d) Kondisi lingkungan

e) Dehidrasi

2) Hipotermi

a) Kerusakan hipotalamus

b) Penurunan laju metabolic

c) Penggunaan pakean yang tidak cocok

d) Penyakit atau trauma

Anda mungkin juga menyukai