Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK REALITA


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Jiwa 2
Koordinator : Rahmi Imelisa,Mkep.,Ns.Sp.Kep.J.
Dosen Pembimbing: Rahmi Imelisa,Mkep.,Ns.Sp.Kep.J.
Disusun oleh :

Tutorial III-D

Anggota :

Wiatri Hasah (213115012) Indrastata A (213115049)


Shella Septiani (213115021) Vika Dwi R.C (213115068)
Mega Putri H (213115023) Neng Parida (213115071)
Imanudin F (213115024) Yanti (213115075)
Faizal Niko A (213115027) Cindy Emilia (213115093)
Dea Regita C (213115035) Novi Indah A (213115092)
M. Egy Faisal F (213115037) Rahmi Nurliza (213115104)
Waode Sonita (213115039)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S-1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia serta taufik dan
hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan hasil laporan proposan tentang “Terapi
Aktivitas Kelompok Realita”
Dalam penulisan laporan proposal ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan hasil laporan proposal
ini, khusunya kepada :

1. Rahmi Imelisa,Mkep.,Ns.Sp.Kep.J. yang telah memberikan tugas dan petunjuk


kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dan do’a.
3. Rekan-rekan KBK III-D Ilmu Keperawatan (S-1) Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.

Dalam penulisan laporan proposal ini penulis menyadari kekurangan baik


secara teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritikdan saran dari semua pihak demi penyempurnaan
pembuatan laporan proposal ini. Penulis berharap semoga Allah SWT
memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan
bantuan dan semoga apa yang telah kami sampaikan dalam laporan proposal ini
bisa memberikan manfaat khususnya bagi kami yang masih dalam tahap belajar
dan umumnya bagi semua pembaca.

Cimahi, Mei 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................2

A. Pengertian..........................................................................................................2

B. Tujuan................................................................................................................3

C. Karakteristik Klien.............................................................................................3

D. Jenis-jenis TAK Orientasi Realitas....................................................................3

E. Indikasi Keperawatan.......................................................................................3

F. Sarana dan Prasarana TAK................................................................................4

G. Pengorganisasian TAK.......................................................................................5

H. Evaluasi..............................................................................................................7

BAB III APLIKASI TAK GANGGUAN ORIENTASI REALITA.........................8

A. Sesi 1 : Pengenalan Orang..................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi aktifitas kelompok sering digunakan dalam praktek
kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi aktivitas kelompok merupakan
hal yang penting dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan.Terapi
kelompok telah diterima profesi kesehatan.Beberapa keuntungan yang
diperoleh individu atau klien melalui terapi aktivitas kelompok melalui
dukungan (support), pendidikan meningkatkan pemecahan masalah,
meningkatkan hubungan internasional dan juga meningkatkan uji realitas
(reality testing) pada klien dengan gangguan orientasi realita.Klien tidak
lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
2

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan
antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai
norma yang sama, stuart & Laraia (2001) dalam Keliat (2005).
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik
(Yalom,1995 dalam Stuart & Laraia, 2001).
Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling
bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang
berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain,
mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah
perilaku destruktif menjadi konstruktif.
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri,
orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai
realitas ( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu,
dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa
asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk
menamggulangi hendayaini, maka perlu ada aktivitas yang member
stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya.
Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk
mengorieantasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya
dilaksanakan pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap
3

orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi


represif, interaksi bebas maupun secara didaktif.

B. Tujuan
Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi realita meliputi :
1. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran,
perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi
alam sekitar)
2. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan.
3. Pembicaraan penderita sesuai realitas.
4. Penderita mampu mengenali diri sendiri.
5. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.

C. Karakteristik Klien
1. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi,
ilusi, waham, dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
2. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah
dapat berinteraksi dengan orang lain.
3. Penderita kooperatif.
4. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.
5. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.

D. Jenis-jenis TAK Orientasi Realitas


1. TAK Orientasi Realitas pengenalan orang
2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat
3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu

E. Indikasi Keperawatan
Klien yang mempunyai indikasi keperawatan TAK orientasi realitas adalah
klien dengan :
1. Halusinasi
2. Dimensia
3. Kebingungan
4. Tidak kenal dirinya
5. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu
6. Waham
4

F. Sarana dan Prasarana TAK


Sarana dan prasarana yang biasanya digunakan pada TAK Orientasi
Realitas, antara lain:
1. Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain :
a. Spidol
b. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
c. Boneka
d. Mp3
e. Kalender
f. Jam dinding
2. Persiapan terapis :
Rawlins, Williams dan Beck (1993) mengidentifikasi tiga area yang
perlu dipersiapkan untuk menjadi terapis atau pemimpin terapi
kelompok, yaitu persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literatur,
bacaan dan lokakarya; praktik yang disupervisi pada saat berperan
sebagai pemimpin kelompok; dan pengalaman mengikuti terapi
kelompok.
Perawat diperkenankan memimpin terapi kelompok jika telah
dipersiapkan secara professional. American Nursing Association
(ANA) menetapkan pada praktik keperawatan psikiatri dan klinikal
spesialis dapat berfungsi sebagai terapis kelompok. Sertifikat dari
ANA sebagai spesialis klinik dalam keperawatan psikiatri-kesehatan
jiwa menjamin perawat mahir dan kompeten sebagai terapis kelompok.
Perawat yang memimpin kelompokterapeutik dan kelompok
tambahan TAK, persyaratannya harus mempunyai pengetahuan tentang
masalah klien dan mengetahui metode yang dipakai untuk kelompok
khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin.
3. Persiapan KLIEN :
Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik
klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok gangguan
orientasi realita ini adalah klien dengan masalah halusinasi, dimensia,
kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat
dan waktu.

G. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
5

a. Perawat M. Egy F.F. sebagai leader


b. Perawat Imanudin firdaus sebagai Co leader
c. Fasilitator
1) Perawat Rahmi Nurhaliza
2) Perawat Cindy Emilia
3) Perawat Dea Regita Cahyani
4) Perawat Wiatri Hasanah
5) Perawat Indrastata
d. Perawat Novi Indah Amaliya sebagai Observer
2. Peran dan fungsi
a. Leader
1) Menyusun rencana aktivitas dalam kelompok (proposal).
2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukann pendapat dan memberikan umpan
balik.
4) Sebagai role model
5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik.
b. Co leader
Membantu leader dalam mengorganisir angota kelompok
c. Fasilitator
1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
dan memotivasi anggota
2) Memfokuskan kegiatan
3) Membantu menkoordinasikan anggota kelompok

d.Observer
1) Mengobservasi semua respon klien
2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
perilaku klien
3) Memberi umpan balik pada kelompok.
3. Nama klien yang ikut
1) Ny. W
2) Ny. M
3) Ny. Y
4) Ny. S
5) Ny. N
6) Ny. V
7) Tn. F
4 Waktu : dari pukul 09 : 00 S/d 10 : 30 (90 menit)
5 Tempat : ruang calista
6 Setting perawat dan klien
6

Keterangan :
L : Leader
Co : Wakil Leader
K : Klien
F : Fasilitator
O : Observer
Posisi Klien saling berhadapan

H. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan
tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi
klien lain. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang
diharapkan adalh mengenal tempat di rumah sakit. Sedangkan untuk TAK
orientasi realitas waktu, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal waktu, hari
7

BAB III
APLIKASI TAK
GANGGUAN ORIENTASI REALITA

A. Sesi 1 : Pengenalan Orang


1. Tujuan
a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat
b. Klien mampu menyebutkan nama lengkap klien lain
c. Klien mampu menyebutkan nama panggilan klien lain
d. Klien mampu menyebutkan asal klien lain
e. Klien mampu menyebutkan hobi klien lain
2. Setting
a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
3. Alat : -
4. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
5. Langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
2) Evaluasi/validasi
Menayakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang
b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :
(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
(2) Lama kegiatan 45 menit.
(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
c. Tahap kerja
1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.
2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang dibagikan.
8

3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri


secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan
dinyalakan, saat musik didengarkan boneka dipindahkan dari
satu klien ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang
memegang boneka menyebutkan akan memilih balon dan
meledakkan dengan jarum jahit, lalu melakukan perintah yang
ada dalam balon tersebut misalnya menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain yang ada
disebelah kanan (minimal nama panggilan).
5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.
6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain bertepuk tangan.
d. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai
nama panggilan
3) Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan
datang, yaitu ”mengenal tempat”
b) Menyepakati waktu dan tempat.
6. Evaluasi dan Dokumentasi
a. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya
pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien
sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,
kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan
nama, panggilan, asal dan hobi klien lain. Formulir evaluasi sebagai
berikut :

Sesi 1: TAK Orientasi realitas orang


Kemempuan mengenal orang lain
9

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
K1 K2 K3 K4 K5
1 Menyebutkan nama
klien lain
2 Menyebutkan nama
panggilan klien lain
3 Menyebutkan asal
klien lain
4 Menyebutkan hobi
klien lain

Petunjuk :
Dilakukan =1
Tidak dilakukan = 0
Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.
b. Dokumentasi
Dokumentasikan pada catatan proses keperaeatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien
mampu menyebutkan nama, panggilan, asal dan hobi klien lain di
sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, S, (2005), Promosi kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta :


PT Rineka.Cipta
Masters,W.H.Johnson,V.E.Kolodny, R.C. (1992). Human Sexuality 4 th
Edition. New York: Herper Colline

eJournal Sositri-Sosiologi 2015,3(3):135-150 ISSN 0000-0000


Ejournal.sos.fisip-unmul.ac.id

http://belajarpsikologi.com/tahap-perkembangan-psikososial-menurut-
sigmund-freud/ Diakses tanggal 14 April 2018 pukul 19.40

Rahmani, peter. fase-fase dalam perkembangan psikoseksual (Sigmon


Freud)https://www.kompasiana.com/peterrahmani/fase-fase-dalam-
perkembangan-psikoseksual-sigmund-freud_552fc4686ea8343d358b45c3
Diakses tanggal 14 April 2018 20.22

Anda mungkin juga menyukai