SKRIPSI
OLEH :
NIM. 1.31.15.003
NIM. 1.31.15.003
______________________________________________
Menyetujui,
Pembimbing
NIP. 4127.70.04.018
ii
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Royalty Non Eksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai
Penulis,
Mengetahui
Pembimbing,
Jana Utama,M.T
NIP : 4127.70.04.018
iii
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
NIM : 13115003
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan meniru, menyalin, atau menjiplak skripsi
atau karya ilmiah yang telah ada. Apabila saya terbukti melakukan tindakan tersebut, maka
saya bersedia menerima sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan
dan berlaku di Program Studi Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia.
Mengetahui,
NIM. 131.15.003
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan
penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia meluangkan waktu dan
penulis sehingga laporan tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
1. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan doa restu.
2. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc sebagai Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Denny Kurnadie, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan
4. Bapak Budi Herdiana, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik Elektro
v
5. Bapak Jana Utama, M.T., selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar
7. Rekan – rekan anak kostan Wisma Cirebon yang selalu membantu dan
8. Silvani Septiarini Sofian, S.Kep. yang selalu ada dan membantu dalam
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapatkan ridho dan
karunia dari Allah SWT. Adapun kurang sempurnanya Tugas Akhir ini, merupakan
kekurangan dan keterbatasan penulis, sehingga diharapkan saran dan kritik dalam
melengkapi Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat.
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.5 Cara Mengganti Tipe PLC .................................................................... 21
2.2.6 Cara Mentransfer To PLC ..................................................................... 21
2.3 LabView ........................................................................................ 23
2.4 Linx ............................................................................................... 26
2.4.1.Kelebihan Linx ...................................................................................... 27
2.4.2 Cara Menginstal Linx ........................................................................... 27
2.4.3 Cara Mengoperasikan MakerHub Linx ................................................ 28
2.5 Optocoupler ................................................................................... 29
2.6 IC Regulator .................................................................................. 30
2.7 Transistor ....................................................................................... 31
BAB III ................................................................................................... 37
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37
3.1 Blok Diagram Sistem .................................................................... 37
3.2 Pemilihan Komponen .................................................................... 39
3.1.1 Mikrokontroler ...................................................................................... 40
3.2.2 Programmable Logic Control (PLC) .................................................... 41
3.2.3 Optocoupler........................................................................................... 42
3.2.4 Transistor .............................................................................................. 43
3.2.5 IC Regulator .......................................................................................... 44
3.3 Perancangan Hardware .................................................................. 45
3.3.1. Rangkaian Penaik Tegangan (5V ke 24V) ........................................... 45
3.3.2 Rangkaian Penurun Tegangan (24V – 5V) ........................................... 46
3.3.3 Analisis Rangkaian ............................................................................... 47
3.3.4 Hasil Perancangan Hardware ................................................................ 50
3.4 Perancangan Sofware .................................................................... 50
3.4.1 Perancangan Simulator ......................................................................... 50
3.4.2 Perancangan Program PLC ................................................................... 51
BAB IV ................................................................................................... 57
PENGUJIAN DAN ANALISIS .............................................................. 57
4.1 Pengujian Sistem Semi Intelligent Controller ............................... 57
4.2 Perbandingan Hasil Data Dengan .................................................. 61
BAB V..................................................................................................... 63
x
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 63
5.2 Saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan akan sarana transportasi juga meningkat, salah satunya adalah sarana
transportasi darat, berupa mobil, sepeda motor, serta angkutan darat lainnya.
waktu-waktu jam sibuk saat pagi hari akan berangkat kerja atau sekolah, dan
sore hari saat pulang kerja atau sekolah. Selain itu, jarak antar persimpangan
yang terlalu dekat juga menjadi pemicu terjadinya kemacetan karena kendaraan
banyak sehingga tidak efektif karena pewaktuan yang tidak tepat [1].
yang di akibatkan lampu lalu lintas tidak efektif, maka di perlukan sistem lampu
1
2
lalu lintas yang bisa bekerja secara efektif. Untuk lebih memudahkan
dalammembuat sistem lampu lalu lintas yang efektif, diperlukan juga sebuah
sudah ada dengan tujuan mengetahui sistem mana yang lebih baik.
program untuk mengatur sebuah lampu lalu lintas dan sebuah hardware
interface, yang mana oleh penulis akan dituangkan dalam penulisan tugas akhir
oleh lampu lalu lintas yang tidak efektif akibat dari waktu yang tidak
tepat.
berdekatan.
3
1. Bagaimana merancang sistem lampu lalu lintas yang efektif pada dua
yang lebih baik diterapkan pada PLC untuk kasus dua persimpangan
berdekatan?
1.4 Tujuan
persimpangan berdekatan.
3. Setiap jalur memiliki 2 sensor input dan output yang akan mendeteksi
4. Lampu lalu lintas di jalur 1 akan merah jika sensor pada jalur 2 mendeteksi
5. Lampu lalu lintas dijalur 1 akan terus berjalan jika tidak ada kendaraan
data yang diperoleh baik melalui observasi lapangan maupun manual book dari
tiap bagian alat yang digunakan untuk menyusun sistem ini. Pembuatan alat
1. Tinjauan pustaka
terhadap materi dan percobaan alat yang dilakukan lebih dari satu kali
4. Pengolahan data
5. Analisa
memastikan bahwa alat yang dirancang dapat berfungsi dengan baik dan
akan dilakukan perbaikan kembali jika alat yang dirancang belum sesuai
Merupakan kumpulan dari hasil study pustaka dan analisis data hasil
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah atau alasan pemilihan
Pada bab ini membahas tentang teori-teori dasar dari berbagai sumber yang
Pada bab ini membahas tentang hasil pengujian sistem, pengambilan data dan
analisis data hasil pengujian alat apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari laporan yang membahas tentang
kesimpulan dan memuat uraian singkat tentang hasil penelitian yang diperoleh
sesuai dengan tujuan penelitian serta saran untuk penelitan yang lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai studi pustaka dan teori-teori penunjang dari
pengontrol mesin-mesin yang dirangkai untuk dioperasikan oleh para insinyur yang
tersebut dirangkai untuk digunakan oleh para insinyur, yang dapat membuat dan
sebuah program awal didalam piranti ini yang membuat program kontrol
1. Programmable
9
10
2. Logic
3. Controller
PLC bekerja dengan cara menerima data dari peralatan input luar
(input device) berupa saklar, tombol, dan sensor dari sistem yang dikontrol.
Data masukan yang berupa sinyal analog akan diubah oleh modul input
menjadi sinyal digital. Selanjutnya oleh unit prosesor pusat atau CPU
(Central Processing Unit) sinyal digital itu diolah sesuai dengan program
yang telah dibuat dan disimpan dalam ingatan memori PLC. Selanjutnya CPU
bentuk sinyal digital. Oleh modul output sinyal digital itu bila perlu diubah
(output device) berupa relay, contactor, solenoid valve, heater atau alarm
[3].
printer, media luar penyimpanan data, ladder support softwer (LSS), Syswin
PLC memiliki dua bagian dasar, yakni : Input atau Output interface
Input yang akan mauk ke dalam CPU beruba signal dari sensor atau
tranducer. Signal sensor ini terdapat dua jenis, yaitu : discrete signal dan
analog signal. Discrete signal merupakan seebuah saklar biner dimana hanya
bisa melaksanakan proses ON atau OFF, contohnya seperti push button, limit
rentang suatu nilai antara nol hingga penuh, contohnya seperti volume
b. CPU
12
Proses data yang diambil dari sensor (data masukan) terjadi pada
Central Prossesing Unit (CPU). CPU ini memiliki tiga bagian utama, yaitu :
ditentukan.
Hasil proses data yang telah di olah pada CPU akan berupa sinyal
actuator. Actuator ini dapat berupa motor listrik, selenoid, led display,
Deskripsi suatu proses kerja dari sebuah sistem yang dikontrol dapat
1. LD (Load)
2. OR
Gambar 2. 4 Simbol OR
3. AND
4. LD NOT
Sebagai ladder simbol yang akan bekerja on/terhubung ketika tidak ada
5. OUT
Kontak-kontak dari masing masing koil output dapat digunakan beberapa kali
6. END
dua buah instruksi dasar yang menggabungkan dua blok rangkaian dalam
1. AND LD
Pada dasarnya perintah AND LD akan melogika kondisi eksekusi dua blok
dengan AND. Dibawah ini adalah contoh sederhana instruksi AND LD.
00000 LD 00000
00001 OR 00001
00002 LD 00002
00004 AND LD --
2. OR LD
Berikut ini adalah ladder diagram instruksi OR LD antara blok kiri atas
16
ketika IR 00000 dan IR 00001 Off atau jika IR 00002 dan IR 00003 keduanya
Gambar 2. 10 Simbol OR LD
00000 LD 00000
00002 LD 00002
00004 OR LD --
1. TIM
adalah perhitungan mundur atau count down, yaitu hitungan mundur dari
17
instruksi dengan cara menekan tombol “FUN” dan diikuti dengan kode
2.2 CX Programmer
Gambar 2. 11 CX - Programmer
1. Klik Start
2. Klik Omron
3. Klik CX One
Alternatif Kedua :
Jika pada Desktop ada icon maka tinggal double klik pada gambar
berikut.
Keterangan :
1. Titlebar
2. Menubar
3. Tool
4. Icon
7. Bidang kerja
Ladder.
1. Klik File
2. Klik New
3. Pilih tipe PLC yang dipakai, yaiutu CPM2 atau CP1L, sesuai dengan
4. Klik OK
berikutnya yaitu kita harus mentransfer program ke PLC. Pertama klik PLC
yang ada pada menu bar, kemudian klik work online dan klik yes, dalam
22
kondisi ini program masih belum di transfer ke PLC karena masih ada tahapan
selanjutnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.17 berikut.
PLC, maka akan muncul seperti Gambar 2.18, ceklis bagian program dan
simbol lalu klik OK dan yes. Tunggu proses transfer to PLC hingga selesai.
2.3 LabView
lainnya yaitu C++, matlab atau Visual basic, LabVIEW juga mempunyai fungsi dan
Gambar 2. 21 LabVIEW
Pada labVIEW, user pertama-tama membuat user interface atau front panel
dengan menggunakan control dan indikator, yang dimaksud dengan control adalah
knobs, push buttons, dials dan peralatan input lainnya sedangkan yang dimaksud
dengan indikator adalah graphs, LEDs dan peralatan display lainnya. Setelah
menyusun user interface, lalu user menyusun blok diagram yang berisi kode-kode
24
VIs untuk mengontrol front panel. Software LabVIEW terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu :
1. Front panel
Front panel adalah bagian window yang berlatar belakang abu-abu serta
sebuah VI, menjalankan program dan mendebug program. Tampilan dari front
Blok diagram adalah bagian window yang berlatar belakang putih berisi source
code yang dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel. Tampilan dari
a. Control Pallete
Control Pallete merupakan tempat beberapa control dan indikator pada front panel,
control pallete hanya tersedia di front panel, untuk menampilkan control pallete
dapat dilakukan dengan mengkilk windows >> show control pallete atau klik kanan
pada front panel. Contoh control pallete ditunjukkan pada Gambar 2.22.
4. Functions Pallete
pallete hanya tersedia pada blok diagram, untuk menampilkannya dapat dilakukan
dengan mengklik windows >> show control pallete atau klik kanan pada lembar
kerja blok diagram. Contoh dari functions pallete ditunjukkan pada Gambar 2.23.
2.4 Linx
Linx adalah sebuah projek terbuka digilent untuk membuat dan
yang lebih dari 30 sensor tertanam paling umum serta API agnostik perangkat keras
untuk mengakses peripheral seperti I/O digital, I/O analog, PWM, I2C, SPI, dan
UART.
27
UART.
linx. Setelah muncul, klik install dengan memilih terlebih dahulu versi
digilent linx telah terinstal. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada Gambar
2.25 berikut.
kemudian klik pada menu bar tools, kemudian MakerHub, linx dan linx
akan digunakan, kedua pilih device type mikrokontroler, ketiga pilih metode
upload firmware kemudian klik next. Setelah itu pilih COM sesuai port yang
2.5 Optocoupler
pemicu on-off. Opto berarti optik dan coupler berarti pemicu. Jadi dapat diartikan
cahaya optik, yang terdiri atas dua bagian yaitu transmitter dan receiver [6].
30
rangkaian kontrol. Pada bagian ini terdapat sebuah LED infra merah yang berfungsi
untuk mengirimkan sinyal kepada receiver. Disisi lain, receiver merupakan bagian
yang terhubung dengan rangkaian keluaran atau rangkaian beban dan berisi
penerima cahaya ini dapat berupa photodiode atau phototransistor. Contoh dari
Gambar 2. 30 Optocoupler
2.6 IC Regulator
Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang
sering dipakai dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator adalah untuk
dipengaruhi oleh perubahan Tegangan Input (Masukan), Beban pada Output dan
juga Suhu. Tegangan Stabil yang bebas dari segala gangguan seperti noise ataupun
Elektronika terutama pada peralatan elektronika yang sifatnya digital seperti Mikro
31
dikenal sebagai LM78xx) adalah sebuah keluarga sirkuit terpadu regulator tegangan
linier monolitik bernilai tetap. Keluarga 78xx adalah pilihan utama bagi banyak
sirkuit elektronika yang memerlukan catu daya teregulasi karena mudah digunakan
dan harganya relatif murah. Keluarga 78xx adalah regulator tegangan positif, yaitu
regulator yang didesain untuk memberikan tegangan keluaran yang relatif positif
didesain untuk catu negatif. IC 78xx dan 79xx dapat digunakan bersamaan untuk
memberikan regulasi tegangan terhadap pencatu daya split [7]. Contoh dari IC
Gambar 2. 31 IC Regulator
2.7 Transistor
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus input-
nya (BJT) atau tegangan input-nya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya [8]. Untuk bentuk fisiknya dapat dilihat
Gambar 2. 32 Transistor
32
tersebut adalah Emitter (E), Collector (C) dan Base (B).’ Perubahan arus listrik
dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik
dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari
Transistor jenis ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu Junction FET (JFET) dan
Insulated Gate FET (IGFET) / Metal Oxide Silicon FET (MOSFET). Berbeda
dengan IGFET, terminal Gate dalam JFET membentuk sebuah dioda dengan kanal
materi semikonduktor antara Source dan Drain. Dari sisi fungsi, hal ini membuat
N=channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga
METODOLOGI PENELITIAN
highway, persimpangan kota, dan persimpangan yang berdekatan. Dalam kasus ini
penulis akan membahas tentang model persimpangan yang berdekatan, yang mana
di akibatkan oleh penumpukan kendaraan pada suatu jalur jika perhitungan tidak
Pada sistem ini nantinya akan di terapkan pembacaan sensor yang mana
sensor akan membaca terjadi penumpukan kendaraan atau tidak pada suatu jalur
tersebut. Yang mana dengan adanya sensor tersebut, kita dapat melihat terjadi
penumpukan kendaraan atau tidaknya pada suatu jalur. Maka kemacetan yang di
pengerjaannya harus membuat blok diagram dari keseluruhan sistem. Selain itu
dengan membuat blok diagram ini dapat lebih mudah menjelaskan sistem kerja
perangkat yang dibuat. Secara umum perancangan sistem pada implementasi semi
37
38
berdekatan dan pembuatan hardware interface PLC dan PC dapat dilihat pada
Dari gambar blok diagram diatas, dapat dilihat bahwa pada bagian blok sistem
implementasi semi intelligent controller pada pengontrolan lampu lalu lintas dua
1. I/O kit
I/O kit adalah sebuah kerangka kerja yang di dalam nya terdapat sebuah
nantinya akan terhubung ke komputer yang mana I/O kit ini sekaligus akan
menjadi input dan bisa juga menjadi output dari sistem ini.
2. Mikrokontroler
menjadi otak utama dari sistem ini, dalam kasus ini penulis menggunakan
3. Komunikasi Serial
Komunikasi serial adalah salah satu metode komunikasi data di mana hanya
satu bit data yang dikirimkan melalui seuntai kabel pada suatu waktu
tertentu.
4. Laptop / PC
simulasi sistem yang di buat dengan aplikasi Labview yang nantinya akan
programmer.
Suatu komponen elektrikal yang berupa modul komplek yang terdiri dari
komponen counter, timer, gerbang logic, input, dan output. Jenis PLC yang
Dalam perancangan dan pembuatan suatu alat, ada hal yang perlu
berdampak terhadap kualitas, efisiensi dan efektifitas dari alat yang dirancang.
3.1.1 Mikrokontroler
Bentuk Fisik
EEPROM (KB) 1 KB 1 KB 4 KB
SRAM (KB) 2 KB 2 KB 8 KB
UART 1 1 4
karena pin I/O yang digunakan banyak sehingga komponen sesuai dengan apa
yang dibutuhkan oleh alat. Pin Arduino yang digunakan pada sistem ini yaitu
pin digital 2 sampai 9 untuk lampu merah, dan pin digital 22 sampai 49 untuk
Saat ini banyak merk serta tipe PLC yang dipakai di industri, seperti
100V – 240V
20 I/O
50/60 Hz 12 chanel 8 chanel
points
CPM2A-20CDR-A
100V – 240V
30 I/O
50/60 Hz 18 chanel 12 chanel
points
CP1L-M30DR-A
Omron Sysmac CPM2A. PLC jenis ini memliki terminal input sebanyak 12
buah, yakni input 00.00 s.d input 00.11 dan terminal output sebanyak 8 buah,
yakni output 00.00 s.d output 00.07. Berikut gambar dari PLC Omron Sysmac
3.2.3 Optocoupler
Optocoupler yang digunakan yaitu tipe P785. Ada beberapa tipe optocoupler
yang menyerupai tipe P785, salah satunya tipe PC817. Untuk melihat
Tabel 3. 3 Perbandingan Optocoupler
Tipe Optocoupler
P785 PC817
Supply Voltage 24V 24V
Forward Current 25mA 50Ma
Collector Current 10mA 50mA
Operating Temperature Max 85°C Max 100°C
perbandingannya dapat dilihat pada Table 3.3 berikut.
43
3.2.4 Transistor
besar yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect
tersebut adalah terletak pada bias Input (atau Output) yang digunakannya.
Tipe Transistor
2N5401 2N5551
Collector Base Voltage -160V 180V
Collector Emitter Voltage -150V 160V
Emitter Base Voltage -5V 6V
Collector Current 600mA 600mA
Storage Temperature -55°C - 150°C -55°C - 150°C
transistor tipe NPN 2n5551, karena transistor tipe ini paling sering digunakan.
pada saat membeli komponen tidak ada, jadi penulis mencari persamaan dari
3.2.5 IC Regulator
secara otomatis. Tegangan Stabil yang bebas dari segala gangguan seperti
Regulator. Salah satu tipe IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan
adalah tipe 7805 yaitu IC Voltage Regulator yang mengatur Tegangan Output
Tipe
IC
7805 7905
Tegangan
5V – 25V 5V – 25V
Input
Regulasi
4.8V – 5.2V -5V
Tegangan Output
45
tentang suatu program yang nantinya akan di upload ke sebuah PLC yang terhubung
secara serial dengan hardware interface yang di dalam nya terdapat sebuah
24V. Untuk mendapat tegangan 24V itu diperlukan sebuah rangkaian penaik
±5V. Rangkaian penaik tegangan dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.
yang berfungsi sebagai penyearah agar tidak ada arus balik, optocoupler
PC817 yang bersungsi sebagai switch, resistor 10kΩ, resistor 100Ω, resistor
46
berwarna merah sebagai output atau indikator. Pada rangkaian ini bagian
input tegangan 24V akan terhubung dengan power supply 24V dan ground
yang ada pada PLC. Bagian input ke pin digital arduino akan terhubung
dengan pin digital arduino mega yang dimana pin yang digunakan adalah pin
22 sampai pin 49. Pin – pin ini digunakan untuk sensor pendeteksi mobil yang
ada pada simulator. Yang terakhir bagian input ke PLC akan terhubung
PLC dengan Arduino Mega, karena tegangan output PLC sebesar 24V maka
harus ditunkan menjadi ±5V. Pada rangkaian ini terdapat komponen utama
yaitu IC regulator tipe 7805 yang berfungsi menurunkan tegangan dari 24V
menjadi ±5V, sehingga tegangan yang di terima oleh Arduino Mega sesuai.
Selain itu ada beberapa komponen lain yang digunakan yaitu dioda 1N4004,
kapasitor 100uF, kapasitor 1nF, resistor 100kΩ, resistor 47kΩ, resistor 300Ω,
transistor 2N5551 & 2N5401 berfungsi sebagai switch, dan LED berwarna
merah. Rangkaian penurun tegangan dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut.
47
Pada rangkaian ini terdapat analisis rangkaian yang harus dilakukan, yaitu
𝑉
𝑅=
𝐼
5𝑉
𝑅=
2𝑚𝐴
𝑅 = 25𝑘Ω
Jadi maksimal tahanan atau resistor yang digunakan yaitu 25kΩ, jika tahanan
yang digunakan melebihi batas, maka rangkaian tidak akan berfungsi, karena
𝑅1
𝑉 = 𝑉𝑖𝑛 × ( )
𝑅1 + 𝑅2
100𝑘Ω
𝑉 = 24V × ( )
100𝑘Ω + 100Ω
𝑉 = 24V × 0,999
𝑉 = 23,976𝑉
23,3𝑉 − 2𝑉
𝑅=
4𝑚𝐴
21,3
𝑅=
4𝑚𝐴
𝑅 = 5325Ω ≈ 5600Ω
49
2. Menghitung tegangan
𝑅1
𝑉 = 𝑉𝑖𝑛 × ( )
𝑅1 + 𝑅2
25𝑘Ω
𝑉 = 24V × ( )
25𝑘Ω + 100𝐾Ω
𝑉 = 24V × 0,2
𝑉 = 4,8𝑉
3. Mengitung tegangan
4,3𝑉 − 2𝑉
𝑅=
5𝑚𝐴
2,3𝑉
𝑅=
5𝑚𝐴
𝑅 = 460Ω ≈ 300Ω
50
mana nanti akan digunanakan sebagai pendukung sistem ini. Hasilnya dapat
sistem yang di buat, yang mana simulator tersebut nantinya akan menjadi tempat
ini dibuat dengan beberapa vi yang nantinya agar simulasi ini berfungsi sesuai
51
dengan yang dirancang. Untuk tampilan desain simulator nya dapat dilihat
dibuat. Oleh karna itu beberapa penjelasan tentang flowchart sistem dari
lampu lalu lintas berjalan adalah lampu hijau di jalur X akan menyala dengan
durasi waktu yang telah ditentukan serta lampu merah di jalur Y pun akan
menyala ketika lampu hijau di jalur X menyala. Kemudian jika tidak ada
kendaraan yang melintas di jalur Y maka lampu hijau di jalur X dan lampu
merah di jalur Y akan terus menyala, akan tetapi jika sensor Y yang ada di
beralih pada kondisi yang kedua dimana lampu pada jalur X akan berubah
dari lampu hijau X menjadi lampu kuning X dan lampu merah Y akan tetap
menyala. Kondisi kedua ini akan terus berjalan dengan waktu tunggu yang
telah ditentukan. Setelah waktu sudah habis maka akan langsung melanjutkan
pada kondisi yang ketiga. Dimana kondisi yang ketiga akan menyalakan
lampu merah X dan lampu merah Y dengan waktu tunggu selama 1 detik.
merah X akan tetap menyala dan lampu hijau Y juga menyala dan ini terjadi
pada kondisi keempat. Yang dimana pada kondisi keempat ini akan
ditentukan. Ketika pada kondisi empat ini sudah selesai menunggu selama
waktu yang ditentukan maka lampu merah X dan lampu hijau Y akan berubah
dari lampu hijau Y menjadi lampu kuning Y dan lampu merah X akan tetap
menyala. Kondisi kelima ini akan terus berjalan dengan waktu tunggu yang
telah ditentukan. Setelah waktu sudah habis maka akan langsung melanjutkan
54
pada kondisi yang keenam. Dimana kondisi yang keenam akan menyalakan
lampu merah X dan lampu merah Y dengan waktu tunggu selama 1 detik.
Setelah itu, jika kondisi enam sudah selesai maka akan looping kembali ke
2. Ladder Program
ladder karena merka menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal kanan- kiri
(catu daya) dan banyak “anak tangga” (garis horizontal) yang mewakili
rangkaian kontrol. Gambar 3.10 dibawah merupakan diagram ladder dari alur
Gambar 3.11 diatas adalah contoh intruksi TIM yang digunakan pada
program ini. Dimana TIM ini adalah pewaktuan untuk di jalur X. Kemudian
55
pada saat yang bersamaan intruksi CNTR atau counter akan otomatis
menghitung mobil yang masuk ke jalur Y dimana apabila counter ini telah
mencapai batas yang ditentukan maka akan merubah kondisi dari hijau di
dan merah di jalur Y dengan delay yang ditentukan yang kemudian akan
berubah kondisi menjadi lampu hijau di jalur Y dan merah di jalur X. Berikut
adalah ladder diagram untuk intruksi CNTR atau counter seperti pada Gambar
Karena pada sistem ini menggunakan sistem seperti highway berarti ada
jalur yang di prioritaskan, maka pada sistem ini jalur X akan lebih di
prioritaskan karena pada jalur X melewati dua persimpangan. Oleh karena itu
pada jalur Y menggunakan waktu tetap. Jika waktu yang sudah ditentukan
untuk pewaktuan berapa lama lampu tersebut menyala sudah habis, maka
56
lampu akan berganti kondisi baik dari merah ke hijau ataupun dari hijau ke
kuning lalu ke merah. Berikut adalah program lampu di jalur X dan di jalur
Pada bab ini akan menjelaskan tentang masalah pengujian program yang
ini dilakukan untuk mengetahui apakah program pada jalur dua persimpangan
berdekatan yang telah dibuat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya
atau tidak. Pengujian dan analisis ini terdiri dari pengujian perangkat lunak
(Software) berupa pengujian pada sistem semi intelligent traffic control pada jalur
Berikut ini tiga buah data hasil pengujian dengan sistem semi intelligent
waktu di pagi hari, siang hari, dan sore hari, serta jeda antara kendaraan dari jalur
1. Data pertama adalah kondisi waktu di pagi hari, dimana pada kondisi ini
kondisi lalu lintas lumayan padat karena pada pagi hari banyak orang pergi
sekolah dan bekerja dengan jeda antara kendaraan yang berbeda pada jalur
X1 = 2000
X2 = 5000
Y1 = 5000
57
58
Y4c Y2
X2
X1
Y3 Y1
2. Data kedua adalah kondisi waktu di siang hari, dimana pada kondisi ini
kondisi lalu lintas tidak terlalu padat karena pada siang hari banyak orang
yang sedang beraktifitas di dalam ruangan dengan jeda antara kendaraan yang
X1 = 3000
X2 = 3000
Y = 4000
Y4 Y2
X2
X1
Y3 Y1
3. Data ketiga adalah kondisi waktu di sore hari, dimana pada kondisi ini kondisi
lalu lintas sangat padat karena pada sore hari banyak orang yang pulang dari
sekolah maupun bubaran kantor atau bekerja dengan jeda antara kendaraan
X1 = 2000
X2 = 5000
Y = 5000
Y4 Y2
X2
X1
Y3 Y1
Di bawah ini merupakan tabel data dengan sistem semi intelligent traffic
controller pada jalur dua persimpangan berdekatan yang telah dilakukan percobaan
dengan kondisi waktu pagi hari, siang hari, dan sore hari pada simulator dengan
rentan waktu 5 menit atau lama waktu running sebesar 300 detik serta jeda antar
kendaraan yang berbeda-beda yang dibedakan menjadi jadi jalur X1, X2, dan Jalur
Y. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini.
60
Dilihat dari tabel 4.1 data pertama dengan lama waktu running kendaraan
selama 300 detik, jeda antara car X1 sebesar 2000 dan jeda antara car X2 sebesar
5000 dan car Y1,Y2,Y3, dan Y4 sebesar 5000 maka rata-rata waktu tunggu
kendaraan untuk seluruh jalur yaitu 3,47924 detik dan banyaknya kendaraan
melintas yaitu 443. Percobaan kedua dengan lama waktu running kendaraan yang
sama yaitu selama 300 detik dengan jeda antara car X1 sebesar 3000 dan X2 sebesar
3000 dan jeda antara car Y1,Y2,Y3, dan Y4 sebesar 4000 maka rata-rata waktu
tunggu kendaraan yang dihasilkan adalah 3,04459 detik dan banyaknya kendaraan
melintas yaitu 494. Sedangkan pada percobaan ketiga dengan lama waktu running
kendaraan selama 300 detik serta jeda antara car X1 sebesar 5000 dan jeda antara
car X2 sebesar 2000 dan car Y1,Y2,Y3, dan Y4 sebesar 5000 yang lainnya sebesar
5000, hasil rata-rata waktu tunggu kendaraan yang dihasilkan adalah sebesar
3,47321 dan banyaknya kendaraan melintas yaitu 439. Berdasarkan hasil percobaan
sistem semi intelligent ini lebih baik digunakan pada kondisi siang hari karena
61
waktu tunggu yang kecil dan jumlah kendaraan yang banyak dibandingkan dengan
Pengontrol Lainnya
Di bawah ini merupakan Tabel 4.2 data perbedaan total maksimal rata-rata
waktu tunggu dan berdasarkan total kendaraan yang melintas antara sistem semi
3,228 4,555
1. Fix Timer 3,04289 10,82615 429 494 435 1358
1 16
2,322 3,373
3. Counter 2,34589 8,04164 443 443 494 1380
4 35
Berdasarkan dari total maksimal rata-rata waktu tunggu dan total kendaraan
yang melintas yang diambil dari tiga data percobaan dengan lama waktu 25 menit
pada sistem fix timer yaitu rata – rata waktu tunggu sebesar 10,82615 dan banyak
kendaraan yang melintas sebanyak 1358. Sedangkan pada sistem semi intelligent
controller dengan lama waktu percobaan selama 25 menit untuk tiga data yaitu rata
– rata waktu tunggu sebesar 9,99704 dan banyak kendaraan yang melintas sebanyak
62
1376. Sedangkan pada sistem counter dengan lama waktu percobaan selama 25
menit untuk tiga data yaitu rata – rata waktu tunggu sebesar 8,04164 dan banyak
kendaraan yang melintas sebanyak 1380. Sedangkan pada sistem vehicle actuated
controller dengan lama waktu percobaan selama 25 menit untuk tiga data yaitu rata
– rata waktu tunggu sebesar 11,34686 dan banyak kendaraan yang melintas
sebanyak 1261.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
rangkaian input dan output yang dibutuhkan yaitu sebesar 5V dan 24V.
2. Sistem semi intelligent controller lebih unggul dalam dua kondisi dari
sistem adaptive fix timer, yaitu kondisi siang dan sore hari dengan
sesilih rata – rata waktu tunggu pada siang hari sebesar 0,18351 dan
pada sore hari sebesar 1,08195. Sedangkan kondisi pagi hari sistem
0,43635.
3. Sistem semi intelligent controller lebih unggul dalam satu kondisi dari
pagi dan sore hari sistem vehicle actuated controller lebih unggul di
64
rata – rata waktu tunggu pada pagi hari sebesar 0,3113 dan pada sore
counter, karena pada semua kondisi pagi, siang, dan sore hari sistem
5. Jika dilihat dari total rata – rata waktu tunggu dan total banyaknya
kendaraan yang melintas sistem yang paling baik adalah sistem counter,
karena memiliki total rata – rata waktu tunggu yang sedikit yaitu
karena memiliki total rata – rata waktu tunggu sebesar 9,99704 dan total
sistem adaptive fix timer, karena memiliki total rata – rata waktu tunggu
karena memiliki total rata – rata waktu tunggu sebesar 11,34686 dan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal antara
1. Membuat hardware interface yang memiliki pin input dan output yang
lebih banyak.
[1] Pasaribu, Syukri Hadi Kamil, and Andi Dharmawan. "Rancang Bangun
93-104.
[2] Rizki, Rika Sri, Ira Devi Sara, and Mansur Gapy. "Sistem Deteksi Kebakaran
[3] Antono, Djodi. "Lampu Pengatur Rambu Lalu Lintas Portable dengan
[4] Firmansyah, Rifqi, Farid Baskoro, and Bagus Rio Rynaldo. "Perancangan dan
[5] Setia, Anwar. (2018). Pengenalan lab view, Diakses 28 Januari 2020:
https://www.scribd.com/document/374250192/jbptunikompp-gdl-
setiawanar-19859-9-babii-pdf
[6] Asrizal, Asrizal, Yulkifli Yulkifli, and Melvi Sovia. "Penentuan Karakteristik
Berbasis Mikrokontroler AT89S52." Oto. Ktrl. Inst (J. Auto. Ctrl. Inst):
Penentuan Karakteristik Sistem Pengontrolan Kelajuan Motor DC dengan
Regulator 1 (2017).
67