PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakangMasalah
Indonesia merupakan suatu negeri yang amat unik. Hanya sedikit negara di
dunia, yang bila dilihat dari segi geografis, memiliki kesamaan dengan Indonesia.
Negara-negara kepulauan di dunia, seperti Jepang dan Filipina, masih kalah bila
dibandingkan dengan negara kepulauan Indonesia. Indonesia adalah suatu negara,
yang terletak di sebelah tenggara benua Asia, membentang sepanjang 3,5 juta mil,
atau sebanding dengan seperdelapan panjang keliling Bumi, serta memiliki tak
kurang dari 13.662 pulau.
SelatMalaka yang
merupakansalahsatujalurpadatigabatasnegarayaituSingapura, Malaysia, dan
Indonesia.
Dimanaselatinimerupakanjalurpentingdalambidangpelayaran.Namunsering kali
terjadi, permasalahan di selatini yang berdampakpadanegarapantaidisekitarnya
1.2 RumusanMasalah
1.3 TujuanPenulisan
1. MengetahuipemahamantentangGeopolitikdi Indonesia
2. Mengetahuikaitanantarageopolitik Indonesia danotonomidaerah
3. Mengetahuialasanselatmalakamenjadiperebutanbeberapanegara
4. Mengetahuiberbagaiupaya yang
dilakukanbeberapanegaradalammenyatukanpandanganuntukberhentimemp
erebutkanSelatMalaka
5. Mengetahuitanggapanbangsa Indonesia terhadappersoalangeopolitik yang
terjadididalamnegeri
6. Mengetahuihikmahdaripersoalan yang terjadi di
dalamnegerikhususnyaberkaitamdengangeopolitik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DeskripsiMateri
2.2 LandasanTeori
Teorigeopolitikawalnyahanyamemberikanjastifikasibagiekspansidarisuatu
Negara.Istilahgeopolitikpadamulanyamerupakanilmubumipoliti yang
membahasmasalahpolitikdalamsuatu Negara
kemudianberkembangmenjadipengetahuantentangsesuatu yang
berhungandengankonstelasi-cirikhas Negara yang berupa: bentuk, luas, letak,
iklim, dansumberdayaalam-suatu Negara untukmembangundanmembina Negara
(Purnomo, 1972) Padaumumnyasuatu Negara
dapatmengambilbeberapasegidariteoriGeopolitik yang
bergunauntuktujuanpolitiknya yang sesuaidengansituasi, kondisi,
dankonstelasigeopolitiksertafilsafalahhidupmasing-masing Negara
sepertipemilikansuatukenyataanbahwasetiapbangsamemerlukanruanglingkuphidu
puntukmempertahankanhidupdankelangsunganhidupdalamrangkamewujudkancita
-cita Negara.
2.4 Analisis
1. Pemahaman Geoplitik
Pada dasarnya geopolitik berasal dari dua kata yaitu “geo” dan
“politik”. Maka dari itu membicarakan pengertian geopolitik tidak terlepas
dari pembahasan mengenai masalah geografi dan politik.“Geo” artinya
bumi/planet bumi. Menurut Preston E. James sendiri, geografi
mempersoalkan tata ruang yaitu sistem dalam hal menempati suatu ruang
di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi berkaitan dengan
interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya. Politik
berarti kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dasar
dalam menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan
tujuan nasional. Berpendapat bahwa geopolitik dapat diartikan sebagai
sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan
nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang
titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau teritorial
dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada sistem politik suatu negara. Dan di dalam
studi hubungan internasional sendiri geopolitik merupakan suatu kajian
yang melihat masalah/hubungan internasional dari sudut pandang ruang
atau geosentrik. Konteks teritorial di mana hubungan itu terjadi bervariasi
dalam fungsi wilayah dalam interaksi, lingkup wilayah, dan hirarki aktor:
dari nasional, internasional, sampai benua-kawasan, juga provinsi atau
lokal.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan jelas tertuang
di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia menolak
segala bentuk penjajahan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan. Dan di mata studi hubungan internasional melihat
bahwa bangsa Indonesia berpijak pada paham kebangsaaan atau
nasionalisme yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan
menolak pandangan chauvisme. Bangsa ini selalu terbuka untuk
menjalankan kerjasama dengan tujuan untuk mewujudkan perdamaian dan
ketertiban dunia. Di samping itu juga seperti penjelasan diatas bahwasanya
dalam memahami kondisi geografis suatu wilayah tentunya harus adanya
kesadaran dari diri penduduk setempatnya. Penduduk setempat tersebut
tidak hanya harus memahami kondisi fisik lingkungannya, melainkan juga
memahami kondisi sosialnya.
2. Kaitan Geopolitik dengan Otonomi Daerah
Dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah.
Karena pada dasarnya otonomi daerah sendiri memberikan wewenang
kepada penduduk suatu wilayah tertentu/penduduk lokal untuk mengurus
wilayahnya sendiri dan memanfaatkan segala potensi yang ada di
dalamnya, atas dasar kesadaran bahwa yang mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu wilayah adalah penduduk yang mendiami wilayah
tersebut. Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting
dalam rangka memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu
daerah dapat disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan
kekhasan daerah masing-masing. Ini merupakan kesempatan yang sangat
baik bagi pemerintah daerah untuk membuktikan kemampuannya dalam
melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah. Maju atau tidaknya
suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk
melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Dengan adanya otonomi daerah
diharapkan tidak terjadi penyeragaman program pembangunan yang
berakibat pada ketidakcocokan pelaksanaan program di wilayah-wilayah
tertentu
Pasca penangguhan draf TSS oleh IMCO dan ketiadaan kesepakatan dari
tiga negara pantai, upaya internasionalisasi tidak juga mereda. Beberapa
negara luar, terutama Jepang Rusia, Amerika Serikat, RRC, dan India,
terus berupaya melakukan internasionalisasi Selat Malaka. Negara-negara
tersebut mempunyai kepentingan yang sangat besar di Selat Maka, baik
kepentingan Ekonomi maupun militer.
Seperti diketahui pada 1970-an, Uni Soviet (kini Rusia) yang mulai
bangkit pada akhir 1960-an telah berkembang menjadi negara maritim
yang penting di dunia, meningkatkan kehadiran armadanya di Samudera
Hindia. Kehadiran kekuatan maritim Uni Soviet itu erat pula hubungannya
dengan keperluannya untuk lewat secara bebas melalui Selat Malaka yang
menghubungkan Rusia di Eropa dengan Negara-negara di kawasan Timur
Jauh. Karena itu, Selat Malaka semakin lama juga semakin penting bagi
strategi global Uni Soviet, terutama bagi angkatan lautnya.
Hal yang sama juga dilakukan Amerika Serikat. Sejak Guam Doctrine
(Dokrin Guam), tepatnya saat Amerika Serikat, pada 1969, menetapkan
untuk mengalihkan tulang punggung pertahanannya di wilayah Pasifik
Barat secara besar-besaran di daratan Asia melalui kehadirannya di lepas
pantai Asia. Usaha Amerka ini didukung penuh oleh Singapura. Meskipun
tidak memiliki ikatan pakta pertahanan dengan Amerika, kedua negara
punya kedekatan hubungan militer.
Ada yurisprudensi yang dapat dijadikan acuan penting dalam hal tanggung
jawab internasional suatu negara atas keamanan dan keselamatan
pelayaran di wilayah perairannya. Contohnya adalah Terusan Corfu di
Albania. Pada Oktober 1946, dua kapal perang Inggris, HMS Saumarez
dan HMS Volage, menabrak ranjau-ranjau laut yang dipasang pemerintah
Albania ketika melewati Terusan Corfu. Mahkamah Internasional
menyatakan kegagalan Albania dalam hal menjamin keselamatan
pelayaran di wilayahnya sehingga mengundang tanggung jawab
internasional terhadap wilayahnya.
Berkaca dari sengketa di Terusan Corfu ini, dapat diambil kesimpulan jika
Indonesia (beserta Malaysia dan Singapura) gagal dalam mengamankan
Selat Malaka, maka secara otomatis akan mengundang intervensi
international untuk ikut serta dalam pengelolaan selat Malaka.
1. SolusiPemerintah
2. SolusiKelompok
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA