PENTINGNYA MELESTARIAKAN BUDAYA INDONESIA

DI ERA GLOBALISASI

Intan Risqy Trispinu Putri

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Departemen Pendidikan Teknik Sipil
Email intanrisqytp@gmail.com

ABSTRAK

Melestaikan budaya Indonesia itu sangat penting, terutama di era globalisasi ini. Hal tersebut
dikarenakan budaya adalah suatu warisan dari leluhur atau nenek moyang kita yang tidak
ternilai harganya. Tujuan dalam penelitian ini adalah, agar budaya yang merupakan identitas
bangsa yang harus dihormati, dijaga dan dilestaraikan, agar kebudayaan yang telah menjadi
jati diri dan kebanggaan bangsa ini tidak hilang dan bisa menjadi warisan anak cucu kita
kelak. Sedangkan metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
dengan menggunakan tenik pengumpulan hasil wawancara, dan juga hasil survei penulis
kepada masyarakat Indonesia. Dimana penelitian ini menghasilkan hasil yang
Kata Kunci : Kebudayaan Indonesia, globalisasi, identitas bangsa.

1. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi, perkambangan banyaknya kehidupan asing atau kebudayaan

bangsa Indonesia selalu dalam kondisi yang
naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia
sangat banyak mempunyai peninggalan-
peninggalan budaya dari nenek moyang kita
terdahulu, dan hal yang seperti itulah yang
harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia
sendiri. Akan tetapi, belakangan ini budaya
Indonesia mengalami masa penurunan
terhadap sosialisasi budaya bangsa, sehingga
masyarakat kini telah banyak yang
melupakan kebudayaan negara mereka
sendiri, dan sibuk dengan kebudayaan-
kebudayaan di luar sana. Semakin majunya
era globalisasi, rasa cinta terhadap budaya
Indonesia juga semakin bekurang, dan ini
sangat berdampak tidak baik bagi
masyarakat asli Indonesia. Karena terlalu
asing yang masuk ke Indonesia, sehingga
membuat masyarakat kini berkembang
menjadi masyarakat modern.
Dalam penelitian terdahulu dijelaskan
bahwa hal inilah yang menyebabkan
kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang
diambil oleh pihak lain, seperti : (1) Batik
dari Jawa oleh Adidas, (2) Naskah kuno dari
Sumatra Barat oleh pemerintah Malaysia,
(3) Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara
oleh Malaysia, (4) Rendang dari Sumatra
Barat oleh oknum warga negara Malaysia,
(5) Sambal bajak dari Jawa Tengah oleh
oknum warga negara Belanda, (6) Sambal
patai dari Riau oleh oknum warga negara
Belanda, (7) Tempe dari Jawa oleh beberapa
perusahaan asing, (8) Lagu Rasa Sayange
dari Maluku oleh pemerintah Malaysia, (9)
Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh
pemerintah Malaysia, (10) Lagu Soleram
dari Riau oleh pemerintahan Malaysia, (11)
Lagu Injit-injit Semut dari Jambi oleh
pemerintah Malaysia, (12) Alat musik
Gamelan dari Jawa oleh pemerintah
Malaysia, (13) Tari Kuda Lumping dari Jawa
Timur oleh pemerintah Malaysia, (14) Tari
Piring dari Sumatera Barat oleh pemerintah
Malaysia, (15) Lagu Kakak Tua dari Maluku
oleh pemerintah Malaysia, (16) Lagu Anak
Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh
pemeintah Malaysia, (17) Kursi taman
dengan ornamen ukir khas Jepara dari Jawa
Tengah oleh oknum warga negara Perancis,
(18) Pigura dengan ornamen ukir khas Jepara
dari Jawa tengah oleh oknum warga negara
Inggris, (19) Motif Batik Perang dari
Yogyakarta oleh pemeintah Malaysia,
(20) Desain kerjinan perak Desak Suwarti
dari Bali oleh oknum warga negara Amerika,
(21) Prduk berbahan rempah-rempah dan
tanaman obat asli Indonesia oleh Shiseid
Co.Ltd, (22) Badik tumbuk lada oleh
pemerintah Malaysia, (23) Kopi Gayo dari
Aceh oleh perusahaan Multinasional (MNC)
Belanda, (24) Kopi Toraja dari Sulawesi
Selatan oleh perusahaan Jepang, (25) Musik
Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera
Barat oleh Malaysia, (26) Kain Ulos oleh
Malaysia, (27) Alat musik Angklung oleh
pemerintah Malaysia, (28) Lagu Jali-jali oleh
pemerintah Malaysa, dan (29) Tari Pendet
dari Bali oleh pemerintah Malaysia.
Penelitian ini di dasari oleh data di
atas, dimana begitu banyak budaya kita yang
diklaim oleh negara lain, yang disebabkan
oleh masyarakat Indonesia yang kurang
memperhatikan bagian dari budaya Indonesia
sendiri. Sehingga masalah ini akan diuraikan
lebih jelasnya lagi pada rumusan masalah
berikut ; (1) seberapa pahamkah masyarakat
Indonesia mengenai pengertian kebudayaan
itu sendiri?, (2) seberapa pentingnya
melestarikan budaya Indonesia di era
globalisasi ini?, (3) bagaimana langkah atau
cara untuk mencegah pudarnya kebudayaan
Indonesia di era globalisasi ini?
2. METODE PENELITIAN
Metode utama yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Dimana metode deskriptif ini merupakan
metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskriptif, atau gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.
3. HASIL PENELITIAN
Dari hasil wawancara yang telah saya
lakukan terhadap beberapa orang, tidak
sedikit yang paham dan tau betul akan arti
dan fungsi dari kebudayaan itu sendiri. Dan
mereka semua sadar akan pentingnya
melestarikan kebudyaan Indonesia tersebut.
Dalam kasus ini, memang telah
banyak yang sadar akan pentingnya
melestarikan kebudayaan Indonesia, akan
tetapi tidak sedikit pula warga atau
masyarakat pasif atau bersikat tidak aktif
dalam menjalankan perannya sebagai warga
negara yang cinta tanah air, yang ingin
berperan aktif dalam melestarikan
kebudayaan Indonesia.
Dan dari hasil survei yang telah saya
lakukan, alasan utama akan hal itu adalah
dikarenakan perkembangan zaman yang
semakin lama semakin canggih, sehingga
mengubah masyarakat sekarang menjadi
masyarakat modern, yang malas dan