Yuni
Yuni
(INSUFISIENSI ADRENAL)
NAMA: WAHYUNI
NIM: 17CP1001
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
insufisiensi adrenal adalah sekresi yang inadekuat dari adrenokortikosteroid,
dapat terjadi sebagai hasil dari sekresi ACTH yang tidak cukup atau karena
kerusakan dari kelenjar Adrenal dapat sebagian atau seluruhnya. Manipestasi
yang terjadi dapat bermacam-macam dapat terjadi tiba-tiba dan mengancam jiwa
atau dapat juga berkembang secara bertahap dan perlahan-lahan.
Korteks adrenal diperlukan bagi kehidupan. Sekresi adrenokortikal
memungkinkan tubuh untuk beradaptasi terhadap segala jenis stress. Tanpa
korteks adrenal, keadaan stress yang berat dapat mengakibatkan kegagalan
sirkulasi perifer, syok, dan kematian. Kehidupan hanya dapat dipertahankan
dengan terapi nutrisi, elektrolit, serta cairan dan preparat hormone adrenokortikal.
Kelainan pada korteks adrenal terjadi akibat hiposekresi atau hipersekresi
hormone adrenokortikal. Penyakit addison yang termasuk dalam insufisiensi
adrenokortikal merupakan gangguan hormone. Penyakit ini terbilang gila karena
dapat menyebabkan kematian akibat tekanan emosi yang muncul tiba-tiba.
penyakit ini belum bisa disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan obat-
obatan
B. KLASIFIKASI
1. Insufisiensi adrenokortikal akut primer
a. peningkatan mendadak glikortikoid
b. pemutusan mendadak penggunaan steroid dan destruksi adrenal massif
c. sindrom waterhouse-friericson
d. banyak terjadi pada anak-anak yang berhubungan dengan penyebaran
bakteri di pembuluh adrenal
2. Insufisiensi adrenokortikal kronik primer
a. pada dewasa jarang terjadi yang di sertai destriksikorteks adrenal
3. Insufisiensi adrenokortikal sekunder
a. biasanya terjadi karena gangguan bihipotalammus
b. tidak ada hiperpigmentasi kulit dan hiponatermia.
C. ETIOLOGI
1. Etiologi dari penyakit Addison bentuk primer :
a. infeksi kronis, terutama infeksi-infeksi jamur
c. amyloidosis
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda
Penyakit insufisiensi adrenal ditandai oleh kelemahan otot, anoreksia, gejala
gastrointestinal, keluhan mudah lelah, emasiasi ( tubuh kurus kering ); Pigmentasi
pada kulit, bulu-bulu jari, lutut, siku serta membran mukosa, hipotensi, kadar
glukosa darah dan natrium serum rendah, dan kadar kalium serum yang tinggi.
Pada kasus yang berat, gangguan metabolisme natrium dan kalium yang dapat
ditandai oleh penurunan natrium dan air, serta dehidrasi yang kronis dan berat.
Dengan berlanjutnya penyakit yang disertai hipotensi akut akibat dari
hipokortikoisme, pasien akan mengalami krisis addisonian yang ditandai oleh
sianosis, panas dan tanda-tanda syok, pucat, perasaan cemas, denyut nadi cepat
dan lemah, pernafasan cepat serta tekanan darah rendah. Di samping itu, pasien
dapat mengeluh sakit kepala, mual, nyeri abdomen serta diare, dan
memperlihatkan tanda-tanda kebingungan serta kegelisahan. Bahkan aktivitas
jasmani ynag sedikit berlebihan, terpajan udara dingin, infeksi yang akut atau
penurunan asupan garam.( Keperawatan Medikal Bedah II, edisi 8, 2001 )
F. KOMPLIKASI
a. Syok, (akibat dari infeksi akut atau penurunan asupan garam)
b. Kolaps sirkulasi
c. Dehidrasi
d. Hiperkalemiae
e. Sepsis
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji ACTH: meningkat secara mencolok (primer) atau menurun (sekunder). Tes
skrining ini paling akurat untuk penyakit Addison. Prosedurnya sebagai
berikut: batas dasar plasma cortisol ditarik (waktu ‘0’). Kortisol plasma
merespon ACTH secara intravena, 45 menit kemudian sampel darah diambil.
Konsentrasi kortisol seharusnya lebih besar dari pada 20 µg/dl.
2. Plasma ACTH: jika gagal menggunakan tes skrining, plasma ACTH dengan
akurat akan mengkategorisasikan dengan insufisiensi adrenal primer (tinggi),
atau sekunder (normal atau rendah).
3. Serum elektrolit: serum sodium biasanya menurun, sementara potassium dan
kalsium biasanya meningkat. Walau pun demikian, natrium dan kalium yang
abnormal dapat terjadi sebagai akibat tidak adanya aldosteron dan kekurangan
kortisol.
4. ADH meningkat, aldosteron menurun, kortisol plasma menurun dengan tanpa
respons pada pemberian ACTH secara IM (primer) atau secara IV.
5. Glukosa: hipoglikemia
6. Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat (karena terjadi penurunan perfusi
ginjal).
7. Analisa gas darah: asidosis metabolic
8. Sel darah merah (eritrosit): normositik, anemia normokromik (mungkin tidak
nyata/ terselubung dengan penurunan volume cairan) dan hematokrit (Ht)
meningkat (karena hemokonsentrasi). Jumlah limfosit mungkin rendah,
eosinofil meningkat.
9. Urine (24 jam): 17- ketosteroid, 17-hidroksikortikoid, dan 17-ketogenik steroid
menurun. Kadar kortisol bebas menurun. Kegagalan dalam pencapaian atau
peningkatan kadar steroid urin setelah pemeriksaan dengan pemberian ACTH
merupakan indikasi dari penyakit Addison primer (atrofi kelenjar adrenal yang
permanen), walaupun peningkatan kadar ACTH memberikan kesan penyebab
supresi hormone sekunder. Natrium urin meningkat.
10. Sinar X: jantung kecil, kalsifikasi kelenjar adrenal, atau TB (paru, ginjal)
mungkin akan ditemukan.
11. CT Scan: Detektor klasifikasi adrenal dan pembesaran yang sensitive
hubungannya dengan insufisiensi pada tuberculosis, infeksi, jamur, penyakit
infiltrasi malignan dan non malignan dan hemoragik adrenal.
12. Gambaran EKG: Tegangan rendah aksis QRS vertical dan gelombang ST non
spesifik abnormal sekunder akibat adanya abnormalitas elektrolik.
H. PENATALAKSANAAN
A .MEDIK
1. Terapi dengan pemberian kortikostiroid setiap hari selama 2 sampai 4 minggu
dosis 12,5 - 50 mg/hr
2. Hidrokortison (solu - cortef) disuntikan secara IV
3. Prednison (7,5 mg/hr) dalam dosis terbagi diberikan untuk terapi pengganti
kortisol
4. Pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan saline
5. Fludrukortison : 0,05 - 0,1 mg/hr diberikan per oral
B. KEPERAWATAN
1. Monitoring ketat TTV klien ketika penyakitnya telah terdiagnosa. Check nadi,
paling tidak setiap 4 jam. Laporkan penurunan tekanan darah dan perubahan
ortostatik.
2. Ketika terjadi rehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit terdeteksi, kaji
manifestasi dari meningkatnya vitalitas fisik dan emosionalnya. Kaji pada
lokasi di mana terdapat penekanan pada tulang, pada klien yang imobilisasi,
untuk mencegah dekubitus. Dengan berbagai macam terapi, maka kelesuan
dan kelemahan seharusnya berangsur-angsur berkurang dan akhirnya
menghilang.
3. Monitoring untuk pajanan suhu dingin dan infeksi. Segera laporkan pada
dokter jika manifestasi dari infeksi berkembang, misalnya sakit tenggorokan
atau rasa terbakar saat berkemih. Ingat, klien dengan penyakit Addison tidak
dapat mentolerir stress. Infeksi akan menambahi beban stress pada tubuh lebih
tinggi pada level kortisol selama infeksi terjadi.
4. Kaji manifestasi dari ketidakseimbangan sodium dan potassium. Berat badan
harian mengindikasikan pengukuran obyektif dari bertambahnya BB, atau
bahkan menurunnya BB. Jika terapi penggantian steroid tidak adekuat,
kehilangan sodium dan retensi potassium dikoreksi terus. Jika dosis steroid
terlalu tinggi, kelebihan jumlah sodium dan air dipertahankan, dan ekskresi
potassium yang tinggi.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit sekarang
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Review of system
B. DIAGNOSA
C. INTERVENSI
Memberikan pengganti
volume cairan dan
keefektifan pengobatan,
peningkatan BB yang cepat
disebabkan oleh adanya
retensi cairan dan natrium
yang berhubungan dengan
pengobatan steroid.
Berikan perawatan mulut secara
teratur.
Membantu menurunkan
rasa tidak nyaman akibat
dari dehidrasi dan
mempertahankan
kerusakan membrane
Kolaborasi: Cairan NaCl 0,9 % mukosa
Dapat menghilangkan
hipovolemia
Dapat maningkatkan
Diskusikan makanan yang disukai masukan, meningkatkan
oleh pasien dan masukan dalam rasa partisipasi.
diet murni.
Dapat maningkatkan
Kolaborasi: Rujuk ke ahli gizi. masukan, meningkatkan
rasa partisipasi.
Memberikan bantuan
Kolaborasi: Rujuk ke perawatan tambahan untuk
kesehatan. Contoh: kelompok manajemen jangka panjang
pendukung. dari perubahan pola hidup.
Untuk memudahkan
Diskusikan pentingnya evaluasi pengendalian terhadap
ulang mengenai pengobatan secara kondisi kronis dan
teratur. pencegahan terhadap
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA