Disusun Oleh:
Makalah ini disusun untuk membantu mahasiswa/i dalam memahami materi akuntansi
sukuk sebagai alternatif investasi syariah diindonesia teori dalam makalah ini relative
singkat,sehingga untuk lebih dimengerti diharapkan membaca teori dari buku-buku yang
relevan dengan materi yang tercantum.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan terimakasih bapak Muammar Khadafi,
S.E, M.Si, Ak., selaku dosen mata kuliah Akuntansi Syariah. Yang telah memberikan waktu
dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Untuk menyempurnakan makalah ini saya sangat berharap ada saran dan
masukan,supaya makalah ini menjadi sempurna dan dapat di baca dengan jelas dan mudah
dimengerti.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Sukuk
2.2 Pengertian Sukuk (obligasi syariah)
2.3 Tujuan diterbitkan Sukuk
2.4 Manfaat Sukuk
2.5 Jenis-jenis sukuk
2.6 Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional
2.7 Kelebihan dan Risiko Investasi Sukuk
2.8 Perkembangan Sukuk Diindonesia
2.9 Dasar Hukum Sukuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
“Wahai orang yang beriman,janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kepada Allah agarkamu beruntung”
Obligasi syariah adalah salah satu bentuk terobosan baru dalam dunia keuangan Islam,
meskipun istilah tersebut adalah istilah yang memiliki akar sejarah yang panjang. Inilah salah
satu bentuk produk yang paling inovatif dalam pengembangan sistem keuangan syariah
kontemporer. Dan merupakan alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang
telah go public di pasar modal, selain obligasi konvensional, saham preferen, dan saham biasa
Obligasi syariah telah banyak diterbitkan baik oleh korporasi maupun negara. Dan
dewasa ini, obligasi syariah telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi
tidak hanya oleh negara-negara Islam di kawasan Timur Tengah saja, melainkan juga oleh
berbagai negara di kawasan Asia, Eropa, dan Amerika.
Karakteristik obligasi yang tercantum pada sebuah obligasi hampir mirip dengan
karakteristik pinjaman utang pada umumnya meliputi :
1. Nilai Penerbitan Obligasi (jumlah pinjaman dana) Dalam penerbitan obligasi maka pihak
emiten akan dengan jelas menyatakan beberapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui
penjualan obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan jumlah emisi obligasi.
2. Jangka Waktu Obligasi Setiap obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo (maturity).
Masa jatuh tempo obligasi kebanyakan berjangka waktu 5 tahun. Untuk obligasi pemerintah
bisa berjangka waktu lebih dari 5 tahun sampai 10 tahun
3. Tingkat Suku Bunga Untuk menarik investor membeli obligasi tersebut maka diberikan
insentif berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17% - 18% per tahunnya..
4. Jadwal Pembayaran Suku Bunga Kewajiban pembayaran kupon (tingkat suku bunga
obligasi) dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan
triwulanan atau semesteran. Ketepatan waktu pembayaran kupon merupakan aspek penting
dalam menjaga reputasi penerbit obligasi.
5. Jaminan Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih
mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut
a. Hanya hak manfaat atas aset SBSN yang dijual/disewakan kepada SPV yang
dibentuk Pemerintah berdasarkan UU No. 19 tahun 2008.
b. Tidak ada pemindahan hak kepemilikan (legal title) BMN (Barang Milik Negara).
c. Tidak ada pengalihan fisik BMN, sehingga tidak mengganggu penyelenggaraan tugas
kepemerintahan.
Saat jatuh tempo Sukuk Negara atau terjadi default (gagal bayar), BMN tetap dikuasai
pemerintah berdasarkan purchase & sale undertaking agreement. DPR memberikan
persetujuan atas jumlah SBSN/Sukuk Negara yang diterbitkan dan atas jumlah aset SBSN
yang dipergunakan dalam penerbitan Sukuk Negara dimaksud
Pertama, Sukuk Negara merupakan sumber pembiayaan APBN yang penting. Saat ini,
outstanding Sukuk Negara sekitar 18 persen dari total outstanding Surat Berharga Negara
(SBN).Dalam tiga tahun anggaran terakhir, penerbitan Sukuk Negara berada di kisaran 27-30
persen dari total penerbitan SBN dalam rangka pembiayaan APBN. Sejalan dengan
karakteristik keuangan syariah yang mengharuskan keterkaitan langsung antara instrumen
keuangan dan sektor riil, pembiayaan APBN melalui Sukuk Negara ini mendukung
pembiayaan APBN yang produktif.Sebagian besar penerbitan Sukuk Negara dalam bentuk
Project-based Sukuk (PBS), di mana dasar penerbitan Sukuk Negara ini adalah proyek-
proyek infrastruktur pemerintah.
Kedua, Sukuk Negara menjadi instrumen penting dalam inklusi keuangan. Melalui
berbagai varian Sukuk Negara Ritel, Sukuk Negara menjadi instrumen investasi berbasis
syariah penting bagi masyarakat.
Melalui 10 seri Sukuk Ritel (Sukri) dan satu seri Sukuk Tabungan (ST), telah
diterbitkan sekitar Rp 147 triliun Sukuk Negara Ritel yang diperuntukkan bagi investor
perorangan, dan sudah dibeli sekitar 255 ribu orang.Sukuk Negara Ritel efektif dalam
mentransformasi masyarakat, dari saving oriented society menjadi investment oriented
society. Melalui Sukuk Negara Ritel berbasis syariah, yang diterbitkan pemerintah dan
memiliki imbalan kompetitif, masyarakat memiliki insentif untuk berinvestasi pada produk
pasar modal sekaligus belajar berbagai instrumen investasi di pasar modal.
Keempat, Sukuk Negara mendukung stabilitas pasar keuangan. Sekitar 95 persen Sukuk
Negara dalam denominasi rupiah dipegang investor domestik, baik investor institusi maupun
perorangan.Di tengah situasi peranan investor asing di pasar saham ataupun pasar obligasi
domestik yang sangat tinggi serta rentan pembalikan arus modal, daya dukung investor
domestik terhadap Sukuk Negara membantu stabilitas pasar keuangan.Perilaku investor
syariah yang cenderung prudent dan tidak spekulatif juga sangat mendukung. Stabilitas pasar
Sukuk Negara ini, antara lain, dapat diamati pada volatilitas yield Sukuk Negara yang lebih
rendah dibandingkan pasar obligasi.
Sukuk Negara Global yang diterbitkan Indonesia mendapatkan sambutan luar biasa dari
investor global. Ini didukung beberapa faktor, yakni inovasi instrumen yang menjadi global
trend setter, baik terkait struktur syariah maupun tema.
1. Sukuk Ijarah : Sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah,
dimana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menyewakan hak
manfaat atas suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga dan periode yang
disepakati, tanpa diikuti perpindahan kepemilikan aset itu sendiri.
2. memberikan Imbalan tetap (fixed return) yang dibayarkan secara periodik. Sejak awal
sudah ditentukan imbalan yang akan diterima oleh pembeli Sukuk.Imbalan ini akan
dibayarakan setiap bulan dan jumlahnya tetap. Sehingga hasilnya ini memberikan
kepastian bagi yang menanamkan modal di instrumen ini.Salah satu keunggulannya
dibandingkan deposito. Pajak terhadap Suku lebih kecil (15%) dibandingkan terhadap
deposito (20%) sehingga imbal hasil yang diterima dari Sukuk lebih besar.
Resiko SUKUK
Terlepas dari SUKUK diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, SUKUK memiliki
sejumlah resiko dan investor yang ingin membeli SUKUK wajib paham resiko tersebut.Jenis
resiko SUKUK adalah:
1. Risiko Gagal Bayar (Default Risk). Risiko ini hampir tidak ada di Sukuk Ritel.
Karena pembayaran pokok dan imbalan Sukuk Ritel dijamin penuh oleh negara
(berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2008).
2. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk). Risiko likuiditas adalah potensi kerugian
apabila sebelum jatuh tempo Pemilik Sukuk Ritel yang memerlukan dana tunai
mengalami kesulitan dalam menjual Sukuk Ritel di pasar sekunder pada tingkat
harga (pasar) yang wajar. Mitigasi: Investor dapat menjual Sukuk Ritel kepada
Agen Penjual, karena Agen Penjual menjadi standby buyer
3. Risiko Pasar (Market Risk). Risiko pasar adalah potensi kerugian bagi investor
apabila terjadi kenaikan tingkat suku bunga yang menyebabkan penurunan
harga Sukuk Ritel di pasar sekunder. Kerugian (capital loss) dapat terjadi
apabila investor menjual Sukuk Ritel di pasar sekunder sebelum jatuh tempo
pada harga jual yang lebih rendah dari harga belinya. Mitigasi: Apabila harga
Sukuk Ritel di pasar sekunder sedang mengalami penurunan, sebaiknya tidak
dijual terlebih dahulu.
Industri Keuangan Syariah Global mulai mengalami evolusi sejak tahun 1970s. Diawali
dengan Commercial Banking, Project Finance & Sindications (1980s), Equity, Ijarah (1990s)
dan Sukuk (2000s). Nilai emisi sukuk internasional terus meningkat dari tahun ketahun. Total
penerbitan sukuk internasional dalam berbagai mata uang sampai dengan Mei 2013 mencapai
US$558.47 milyar, dengan total outstanding sebesar US$276.8 milyar. Indonesia, Malaysia,
Bahrain, Saudi Arabia, UAE, Iran, Gambia telah menerbitkan sukuk secara regular, baik
domestik maupun internasional. Negara-negara mom muslim yang telah menerbitkan sukuk
adalah Jerman, USA, Jepang, China, United Kingdom, Canada, Russia, Singapura, Hongkong
dan Gambia. Sukuk tidak hanya diterbitkan oleh Negara, korporasi atau perusahaan juga
menerbitkan sukuk. Secara domestik, perusahaan Indonesia mulai menerbitkan sukuk sejak
tahun 2002. Sampai dengan tahun 2013 ada 6 perusahaan yang menerbitkan sukuk. Nilai
emisi sukuk korporasi domestik masih mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Total
outstanding sukuk korporasi sampai bulan Mei 2013 sebesar Rp.3,42 triliun dan yang telah
jatuh tempo sebesar Rp.3,19 triliun .
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan sukuk adalah (Depkeu:2010), 1)
Obligor, adalah pihak yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan dan nilai nominal
sukuk sampai dengan sukuk jatuh tempo. 2) Special Purpose Vehicle (SPV), adalah badan
hukum yang didirikan khusus untuk penerbitan sukuk dengan fungsi: a) sebagai penerbit
sukuk; b) menjadi counterpart (rekan/teman imbangan) dalam transaksi pengalihan aset; c)
bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor. 3) Investor,
adalah pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin, dan nilai nominal sukuk
sesuai partisipasi masing-masing .
Sukuk Negara, mengamankan Kebutuhan Pembiayaan APBN dengan biaya minimal
pada tingkat resiko terkendali, sehingga menjaga kesinambungan fiskal. Pembiayaan APBN
melalui utang merupakan bagian dari pengelolaan keuangan Negara yang lazim dilakukan
oleh suatu Negara. Utang merupakan instrumen utama pembiayaan APBN untuk menutupi
defisit APBN, dan untuk membayar kembali utang yang jatuh tempo (debt financing).
Refinancing dilakukan dengan term and conditions (biaya dan resiko) utang baru yang lebih
baik.
2.9 Dasar Hukum Sukuk
a. Al-Qur’an
Adapun dalil yang berkenaan dengan kebolehan Sukuk (obligasi syariah) penyusun
sarikan dari Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Berikut dalil-dalilnya:
Firman Allah SWT, QS. Al-Ma’idah [5]:1:
يَاْاَيُّ َهااَّلَّ ِذيْنَ َءا َمنُ ْوا اَ ْوفُ ْوا ِباْلعُقُ ْو ِد
“Hai orang - orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu”
Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ [17]: 34:
َواَ ْوفُ ْوا بِاْلعَ ْه ِد ا َِّن اْلعَ ْهدَ َكانَ َم ْسئ ُ ْولا
“......dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan
jawabnya.”
b. Hadist
حرم حالل أَو أَح ّل حراما ْ ص ْلح جائز بين ْالمسلمين ال
ّ صلحا ّ ال: عن عمرو بن عوف المزاني قال رسول هللا ص م
ْ
ّ والمسلمون علَى شروط ِهم إل شرطا
حرم حالل أو أح ّل حراما رواه امام الترمذى
“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang
haram.”
c. Kaidah Fiqh
Terdapat tiga kaidah yang digunakan, yaitu:
1. Pada dasarnya semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
2. Kesulitan dapat menarik kemudahan
3. Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat/ kebiasaan sama dengan sesuatu yang
berlaku berdasarkan syara (selama tidak bertentangan dengan syariah).
d. Ulama
Dengan mempertimbangkan beberapa dalil diatas, akhirnya dikeluarkanlah Fatwa
dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang Sukuk (Obligasi syari`ah)
adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikelurkan emitten
kepada pemegang obligasi syariah, tersebut berupa bagi hasil/margin/fee, serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.”
Abu Hanifa dan muridnya Abu Yusuf memberikan pandangan bahwa penjualan
sesuatu/properti yang belum diterima oleh si penjual namun sudah jelas keberadaan fisiknya
(dapat dicek keberadaannya) adalah diperbolehkan. Maka dari sinilah pondasi instrument
bernama sukuk di abad modern ini bermula.
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari paparan tersebut di atas, jelaslah bahwa secara historis sukuk merupakan produk
yang digunakan secara luas pada abad pertengahan Islam untuk mentransfer kewajiban
keuangan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersial lainnya. Dalam konteks
aplikasi dalam keuangan Islam modern, sukuk merupakan efek syariah berupa sertifikat atau
bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan
atau tidak terbagi atas: (1) kepemilikan aset berwujud tertentu; (2) nilai manfaat dan jasa atas
aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau (3) kepemilikan atas aset proyek
tertentu atau aktivitas investasi tertentu. Ketika sukuk diterbitkan oleh negara disebut dengan
sukuk negara. Sukuk negara yang diperuntukkan untuk perorangan disebut sukuk negara ritel
yaitu surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas
bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
Sukuk merupakan peluang investasi yang halal, sesuai Syariah dan sangat menjanjikan.
Sukuk risiko sangat kecil karena mendapat jaminan dari pemerintah, dalam jumlah yang tidak
terbatas. Berbeda dengan deposito yang dibatasi maksimal yang dijamin adalah 2 Milyar.
Berdasarkan fakta yang demikian itu, sudah selayaknya umat Islam yang kelebihan dana
memanfaatkannya sebagai media investasinya karena sukuk sesuai dengan Syariah.
.Obligasi syariah (Sukuk) berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, kaidah fiqih dan Majma’
Fiqih. Pihak yang terlibat dalam sukuk adalah obligor, SPV (Special Purpose Vehisle), dan
Investor. Perbedaan Obligasi syariah (Sukuk) dan obligasi konvensional adalah penggunaan
konsep imbalan dan bagi hasil sebagai pengganti bunga
DAFTAR PUSTAKA
http://nurafniaridha1.blogspot.com/2018/01/makalah-sukuk-sebagai-alternatif.html
https://www.republika.co.id/berita/kolom/wacana/18/11/13/pi40kr440-mengukur-seberapa-besar-
manfaat-sukuk
https://www.kompasiana.com/julianarizal/591b25231cafbd1075971132/sukuk-dan-jenisjenis-sukuk-
indonesia?page=all
https://anggoropridityo.wordpress.com/2014/07/11/perbedaan-sukuk-dengan-obligasi/
https://duwitmu.com/investasi/sukuk-investasi-syariah-aman-return-terbaik/
http://nurafniaridha1.blogspot.com/2018/01/makalah-sukuk-sebagai-alternatif.html
http://portaledukasi11.blogspot.com/2017/07/makalah-sukuk.html