(Tesis)
Oleh
I. PENDAHULUAN
Sumber daya manusia yang berkualitas dapat menjadi sebuah tolak ukur kemajuan
suatu negara, Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mewujudkannya sesuai
Nasional Pasal 1 Ayat 20, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Oleh sebab
itu pembelajaran yang baik dan aktif akan mendukung ketercapaian tujuan
(2006: 345), mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Sejalan dengan Suherman, dkk. (2001: 59) salah satu fungsi matematika sekolah
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika melatih
cara berpikir dan penalaran analitis siswa untuk menarik kesimpulan dalam
Memiliki kemampuan matematis adalah tujuan yang harus dicapai dari proses
reflektif yaitu :
Sejalan dengan Fuady ( 2017: 105) yang menyatakan bahwa Berpikir reflektif
hingga menarik kesimpulan. Berpikir reflektif juga dapat menjadikan proses belajar
mengajar akan lebih bermakna, karena siswa bukan hanya mampu menyelesaikan
masalah tetapi siswa juga mampu mengungkapkan bagaimana proses yang berjalan
matematika salah satu mata pelajaran yang sulit sebab mereka hanya terfokus pada
kegiatan hafalan rumus untuk menyelesaikan masalah atau soal saja. Mereka
beranggapan hanya dengan menghafal rumus bisa menemukan solusi, selain itu
mengaitkan pengetahuan baru. Oleh karena itu, siswa perlu melatih kemampuan
berpikir mulai tingkat terendah atau recall (kemampuan bersifat mengingat), basic
SMP Darma Bangsa Bandar lampung merupakan salah satu sekolah yang memiliki
dan hasil wawancara dengan guru sejawat mengenai situasi, kondisi, dan kegiatan
matematis masih rendah hal ini diindikasikan dengan siswa yang merasa kesulitan
apabila diberikan soal-soal yang bukan merupakan soal rutin hal ini terjadi karena
yang sudah jadi setelah itu memberikan latihan soal kepada siswa yang
mengakibatkan siswa kesulitan untuk mengerjakan soal yang bukan rutin terutama
untuk soal-soal yang berindikator HOTS (High Order Thinking Skills) dengan
demikian kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa terutama berpikir reflektif masih
rendah.
nalar siswa. Model CORE mencakup empat proses, yaitu Connecting, Organizing,
informasi yang telah mereka dapatkan. Terakhir yaitu Extending atau proses
sejumlah materi yang bervariasi, merefleksikan segala sesuatu yang siswa pelajari
sehingga akan mengarahkan siswa untuk belajar lebih bermakna karena siswa
mengungkapkan bagaimana proses yang berjalan dipikirannya oleh sebab itu dalam
Pembelajaran matematika yang bermakna dalam arti lain dimana siswa dapat
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan konsep
pada materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata
Proses pembelajaran seperti ini akan membuat siswa belajar matematika dengan
dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu sebagai akibat dari interaksi dengan
B. Rumusan Masalah
reflekif siswa?
7
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
reflektif siswa.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti lain terkait dengan