Home
Asuhan keperawatan
makalah keperawatan
LANDASAN TEORITIS
A.KONSEP DASAR
1. Defenisi
;245).
dapat sshidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.(Kapita selekta
kedokteran,2001;291)
Persalinan prematur adalah persalinan saat kehamilan 28-36 minggu
kedokteran,2001;291)
dari 259 hari yang di hitung dari hari terakhir haid ibu. (Firmansyah 2006).
Bayi prematur atau bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan
2. Etiologi
1. Faktor ibu
Diabetes Melitus
2. Faktor janin
o Kehamilan ganda
o Cacat bawaan
o Insufisiensi plasenta
3. Faktor plasenta
o Plasenta previa
o Sulusio plasenta
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
Panjang badan ≤ 46 cm
Lingkar kepala ≤ 33 cm
Lingkar dada ≤ 30 cm
Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang
Testis belum turun kedalam skrotum, untuk bayi perempuan klitoris menonjol,
Fungsi saraf yang kurang matang mengakibatkan refleks isap, menelan dan
5. Komplikasi
fosfat tigliseron (P6) untuk maturitas paru ajnin atau infeksi amniotic
7. Penatalaksanaan Medis
Ibu dan janin dimonitor dengan ketat kerena obat-obatan tersebut dapat
pulmonal
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Pengkajian
Adapun pengkajian pada persalinan prematur adalah:
I.Pengkajian dasar data klien
Identitas ego
Perasaan kegagalan pada kejadian hidup, ekspresi malu / rasa malu,
ekspresi / manifestasi dari ansietas dan / atau takut
Nyeri / ketidaknyamanan
Tidak ada nyeri
Keamanan
Dapat terlihat pada pecah ketuban selama trimester ke II
Seksualitas
Riwayat berulang, relatif tanpa rasa sakit, berdarah, kehilangan janin,
trimester ke II (aborsi habitual)
Pemendekan, penonjolan dan dilatasi prematur dari serviks selama
kehamilan. Trauma servikal dihubungkan dengan kelahiran sebelumnya
dengan dilatasi dan kuretase, konisasi kauterisasi atau laserasi servikal.
Pemeriksaan vagina steril menunjukkan dilatasi, penonjolan serviks
Membran mungkin terasa atau terlihat menonjol melewati tulang servikal.
Interaksi sosial
Memikirkan tentang respon orang lain.
Penyuluhan / pembelajaran
Melaporkan kejadian sebelumnya dari aborsi spontan
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis biasanya dibuat berdasarkan riwayat aborsi trimester kedua
berulang sesuai ultra sonografi. Mulai pada gestasi 6 – 8 dapat mendeteksi
pemendekan – servikal dan dilatasi prematur serta membantu mediagnosis
khususnya pada wanita tanpa riwayat jelas disfungsi servikal. Tes ferm dan /
atau nitrazin mendeteksi adanya cairan amnion, menandakan pecah ketuban.
DX I
Resiko tinggi cedera yang berhubungan dengan persalinan disfungsional
Tujuan: Mempertahankan kehamilan sedikitnya sampai kondisi yang
menunjukkan matutitas bayi.
Hasil yang diharapkan:
Pola persalinan akan adekuat untuk menghasilkan dilatasi dan kelahiran
akan dicapai tanpa komplikasi maternal.
Intervensi:
Kaji frekuensi kontraksi uterus
Dorong klien melakukan ambulasi atau mengubah posisi
Anjurkan pasien berkemih setiap 1 sampai 2 jam
Pantau kemajuan dilatasi serviks dan pendataran
Beri oksitoksin sesuai program
Pantau masukan dan haluaran
Kaji adanya dehidrasi
Rasionalisasi:
Dengan secara dini mengenal pola disfungsi persalinan,
komplikasi dapat dicegah,
kegiatan akan menstimulasi aktivitas uterus dan pola persalinan yang normal
untuk mengetahui perkembangan kehamilan
untuk memperkuat His
untuk mengantisipasi tenaga ibu
mempertahankan kondisi seara normal
DX II
Koping tidak efektif yang berhubungan dengan persalinan yang lama, nyeri
dan keletihan.
Tujuan: Mendukung pasien dalam mempertahankan kopingnya.
Hasil yang diharapkan:
Tekhnik koping yang efektif akan diidentifikasikan dan digunakan oleh pasien.
Intervensi:
Anjurkan relaksasi dan perubahan posisi
Beri informasi faktual tentang apa yang terjadi
Tawarkan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan seperti masase dan
penggunaan selimut hangat
Beri informasi tentang kenyataan nyeri
Rasionalisasi:
Relaksasi dan penurunan tingkat kecemasan memfasilitasi koping yang
positif terhadap situasi tersebut
Pemberian informasi dan dukungan dapat meningkatkan koping
Agar pasien
Agar pasien siap mental dalam proses persalinan.
DX III
Ansietas yang berhubungan dengan tidak adanya kemajuan, perasaan gagal
dan kebutuhan akan induksi persalinan
Tujuan: Menugkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan hasil
akhir.
Hasil yang diharapkan:
Rasa cemas akan berkurang atau diatasi pasien akan mengungkapkan
perasaan rapuh dan berpartisipasi dalam kemajuan pengambilan keputusan.
Intervensi:
Beri dorongan, tetap menginformasikan kemajuan
Beri informasi tentang prosedur
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya
Beri pilihan perawatan bila memungkinkan
Dengarkan komentar pasien yang mungkin menunjukkan kehilangan harga
diri
Rasionalisasi:
Tindakan menenangkan dan memberi iformasi dapat mengurangi rasa
cemas dan meningkatkan pemahaman.
Hal ini bisa meningkatkan perasaan pasien dalam mengontrol situasi
Membantu menurunkan ansietas dan merangsang identifikasi perilaku
koping
Membantu pasien dalam mempertahankan koping
DX IV
Nyeri yang berhubungan dengan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan: agar nyeri berkurang dan terkontrol
Hasil yang diharapkan:
Nyeri klien akan diatasi atau ditangani dengan efektif.
Intervensi:
Anjurkan klien untuk menggunakan tekhnik relaksasi
Tinjau kembali tekhnik pernafasan
Anjurkan perubahan posisi
Lakukan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan
Upayakan lingkungan yang tenang
Beri obat nyeri sesuai program
Rasionalisa
DX V
Resiko tinggi cedera janin yang berhubungan dengan hipoksia.
Tujuan:Agar cedera tidak terjadi.
Intervensi:
Kaji reaksi denyut jantung janin (DJJ) terhadap kontraksi untuk mendeteksi
deselerasi atau bradikardia
Jika status janin meragukan, atur posisi pasien miring ke samping,
menghentikan pemberian oksitoksin, meningkatkan iv rumatan, mulai
memberi oksigen dan memberi tahu dokter
Awasi perubahan tanda-tanda vital
Perhatikan tempat bayi
Rasionalisasi:
Pengkajian akan menentukan kesejahteraan janin, hipoksia dicegah atau
diatasi
Aceh Caisar
Related Posts
0 komentar:
Post a Comment
Popular Posts
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN PREMATUR