Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laktasi merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan
makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologis dan psikologis
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang
ideal bagi pertumbuhan neonatus (Taufan, 2011).
Pentingnya pemberian ASI pada usia 0 – 6 bulan pertama tak dapat disangkal
lagi, banyak ibu-ibu muda maupun ibu-ibu yang belum berpengalaman mengalami
kesulitan-kesulitan dalam penyaluran ASI kepada bayinya. Breast Care atau
perawatan payudara setelah melahirkan dapat membantu ibu-ibu dalam memberikan
ASI eksklusif pada bayinya, karena dengan Breast Care payudara menjadi terangsang
dalam memproduksi air susu dan juga puting ibu dapat terkelola dengan tepat pula.
(Saryono, 2009).
Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring dengan
perkembang zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru
kadang terlupakan. Menyusui dalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta
tahun mempunyai peran yang penting.(herri, 2012).
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di
seluruh provinsi di Indonesia sebanyak 3.213.860 bayi. Bayi yang diberikan ASI
eksklusif adalah 1.339.298 bayi (41,67%), sedangkan 1.874.562 bayi (58,33%) tidak
diberi ASI eksklusif. Di Lampung 3.114 jumlah bayi yang sudah di beri ASI
eksklusif adalah 2.190 (70,33%) bayi dan 914 (29,67%) bayi (WHO, 2010).
Dari hasil pengamatan pada praktek lapangan, bayi yang mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan frekuensi terkena diare sangat kecil bahkan mulai minggu
ke-4 sampai bulan ke-6 bayi jarang defekasi dan sering menjdi keluhan ibu yang
dating ke klinik karena bayinya tidak defekasi lebih dari 3 hari. Keadaan ini
menunjukkan seluruh produk ASI dapat terserap oleh system pencernaan bayi.
Kelompok bayi yang mendapat susu tambahan (ASS), lebih sering terkena diare.
Melihat begitu unggulnya air susu ibu (ASI), maka sangat disayangkan pada ken
yataan masih banyak ibu-ibu yang tidak langsung memberikan ASI nya pada 30
menit sampai 1 hari post partum. Masih banyak juga ditemukan masalah pada post
partum seperti putting susu nyeri atau putting susu lecet dan payudara bengkak. Hal
ini merupakan masalah bagi ibu yang menyusui bayinya dan mengurangi produksi
ASI sehingga dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan air susu untuk bayinya.
(Sibeua, 2011).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
(42 hari) setelah itu. Pada masa nifas, masalah yang sering timbul antara lain kelainan
3 putting susu, payudara bengkak, terjadinya pembendungan ASI. Terjadi masalah
tersebut karena beberapa factor anatar lain kurangnya perawatan payudara pada ibu
menyusui. Perawatan payudara sangat penting selama hamil dan menyusui (Vivian,
2011).
1.2. Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan tentang ASI Eksklusif.
2. Untuk mengetahui mengetahui dan memahami manfaat ASI Eksklusif.
3. Untuk mengetahui dukungan bidan dalam pemberian ASI Eksklusif.
4. Untuk mengetahui dan memahami masalah dalam pemberian ASI.
5. Untuk mengetahui dan memahami masalah yang terjadi pada bayi.
6. Untuk mengetahui alat bantu menyusui.
1.3. Manfaat

Agar kita dapan mengetahui dan menambah wawasan tentang ASI Eksklusif
dan bagaiman dukungan bidan dalam pemberian ASI.

Anda mungkin juga menyukai