Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN UJIAN GERBONG DEPARTEMEN MATERNITAS DENGAN

KASUS P4A0 POST NIFAS HARI KE-1 DENGAN RIWAYAT PERSALINAN


SPONTAN DAN KOMPLIKASI PRE EKLAMSI BERAT DI RUANG
MAWAR RSU Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Departemen Maternitas

Pembimbing:

Diyan Indriyani., M.Kep., Sp.Mat


Dan
Muzdalifah C.A.N, SST

Disusun Oleh :
FAIZAL HABIB, S.Kep
1901031028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih.
(Nanda, 2012). Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008). Pre eklamsi adalah
timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah
usia 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer dkk, 2006). Pre
eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur
kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan dan gangguan
multisistem pada kehamilan yang dikarakteristikkan disfungsi endotelial,
peningkatan tekanan darah karena vasokonstriksi, proteinuria akibat kegagalan
glomerolus, dan udema akibat peningkatan permeabilitas vaskuler (Fauziyah,
2012).
Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET)
adalah penyebabutama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Pre eklamsia
dapat timbul pada masa antenatal, intrapartum, dan postnatal. Pre eklamsia dapat
terjadi dengan tanda-tanda hipertensi dan proteinuria yang baru muncul di
trimester kedua kehamilan yang selalu pulih di periode postnatal (Robson, 2012).
Eklamsia adalah suatu penyakit yang pada umumnya terjadi pada wanita hamil
atau nifas dengan tanda-tanda pre-eklamsiayang disertai kejang-kejang, kelainan
akut pada ibu hamil yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Sectio cesarea
adalah pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan
uterus. Pembedahan Cesarea profesional yang pertama dilakukan di Amerika
Serikat pada tahun 1827. Sebelum tahun 1800 sectio cesarea jarang dikerjakan
dan biasanya fatal. Di London dan Edinburg pada tahun 1877, dari 35
pembedahan cesarea terdapat 33 kematian ibu.

B. Rumusan Masalah

Infeksi post partum masih menjadi salah satu faktor kematian ibu pasca
melahirkan. Penangannan infeksi post partum dapat dilaksanakan dengan baik
apabila ditangani berdasarkan penyebab dan karakteristiknya. Infeksi post partum
yang kronik dapat menyebabkan kematian ibu. Melihat begitu pentingnya
penanganan pada infeksi post partum dapat menekan tingginya angka kematian
ibu.
C. Tujuan umum
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada kasus klien Ny.F dengan status obstetrik
P2A0 dengan pre eklamsi berat(PEB) di Ruang Mawar RSD dr. H Koesnadi
Bondowoso.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengelolaan pada kasus Ny.F dengan status obstetrik P2A0
dengan pre eklamsi berat(PEB) di Ruang Mawar RSD dr. H Koesnadi
Bondowoso.
b. Melakukan pembahasan terhadap kasus yang telah dikelola.
c. Menarik kesimpulan dari proses penerapan asuhan keperawatan pada kasus
Ny.F dengan status obstetrik P2A0 dengan pre eklamsi berat(PEB) di Ruang
Mawar RSD dr. H Koesnadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP POST PARTUM


1. PENGERTIAN POST PARTUM
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali
sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini
yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan
kembali dalam waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium
adalah masa partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
(Mansjoeret.All. 1993). Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode
(Mochtar, 1998) :
a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
b. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
2. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS
Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti
sediakala sebelum hakil, sehingga pada masa nifas banyak sekali perubahan-
perubahan yang terjadi, diantaranya :
a. Perubahan dalam system reproduksi
1) Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)
2) Involusi tempat plasenta
3) Pengeluaran lochea
4) Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina
b. Laktasi / pengeluaran Air SusuIbu
Selama kehamilan horman estrogendan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga
merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone
estrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone
prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.
c. Perubahan system Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2
jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal
dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan
pengendalian pada fase defekasi.
d. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami
kesukaran dalam buang air kecil, karena :
1) Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
2) Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh
kepala bayi
3) Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
e. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang
setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.
f. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan
chorioniagonado tropin(HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah
tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun
dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui,
kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.
g. PerubahanTanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12
jam pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat
terjadi bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada
perdarahan berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa
kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya
apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa
pengobatan.
h. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo
2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan
peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih
menetap namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
i. PerubahanSistemHematologik
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama
persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi
patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang Hb,
HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
j. Perubahan Psikologis Postpartum
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan
gejala-gejala depresi ringan sampai berat.
3. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM
a. Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak
b. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
c. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
d. Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
e. Pembengkakan di wajah/tangan
f. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
g. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
h. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
i. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
j. Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
k. Merasa sangat letih/nafas terengah-engah

4. PERAWATAN POST PARTUM


Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan
adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi
jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan
baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum,
untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam
post partum harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan post partum.
Sesudah 8 jam, pasien boleh miring kekanan atau kekiri untuk mencegah
trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar. Pada hari
seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus cukup kalori,
protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih harus
secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri
sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum.
Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di rektum,
mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan klisma atau
diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat diberi
analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus sudah
dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan
lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.

B. KONSEP PRE EKLAMSI BERAT


1) DEFINISI
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih. (Nanda, 2012). Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah
20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008). Pre
eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer dkk,
2006).
2) KLASIFIKASI
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Preeklamsi Ringan :
1. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi
berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih,
kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya
pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya 6
jam.
2. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
3. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif
1+ & 2+ pada urine kateter atau midstream.
b. Preeklamsi Berat
1. TD 160/110 mmHg atau lebih
2. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
3. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
4. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada
efigastrium
5. Terdapat edema paru dan sianosis

3) ETIOLOGI
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,
tapi pada penderita yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan
yang khas pada berbagai alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah
spasmus arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer. Walaupun
vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi
vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai
preeklamsi. Sebab pre eklamasi belum diketahui,
a. Vasospasmus menyebabkan :
1) Hypertensi
2) Pada otak (sakit kepala, kejang)
3) Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
4) Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
5) Pada hati (icterus)
6) Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia
yaitu :
1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion, dan molahidatidosa
2) Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
3) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin
dalam uterus
4) Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
c. Factor Perdisposisi Preeklamsi
1) Molahidatidosa
2) Diabetes melitus
3) Kehamilan ganda
4) Hidrocepalus
5) Obesitas
6) Umur yang lebih dari 35 tahun
5. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan
terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi
ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar
dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan
resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre
eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain.
Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth
Retardation.
6. MANIFESTASI KLINIS
1. Penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu
beberapa kali.
2. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan
dan muka.
3. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 140/90 mmHg atau
2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3) Diastolik>15 mmHg
4) tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai
sebagai preeklamsi
4. Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan
kuwalitatif +1 / +2.
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau
urine porsi tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PRE EKLAMSI BERAT


1. PENGKAJIAN
a. Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun,
Jenis kelamin,
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam,
sakit kepala,
Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing,
nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion
serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan
kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi
resikonya
c. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat
kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu
pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek
samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta
lamanya menggunakan kontrasepsi.
e. Pola aktivitas sehari-hari
1. Aktivitas
Gejala : Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan
berat badan atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-
Tanda : Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
2. Sirkulasi
Gejala :Biasanya terjadi penurunan oksegen.
3. Abdomen
Gejala : Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah
adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I : Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian -
bagian kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : Biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk
pintu atas panggul
Auskultasi : Biasanya terdengar BJA 142 x/1’ regular
4. Eliminasi
Gejala : Biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup,
oliguri
5. Makanan / cairan
Gejala : Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan ,
muntah-muntah
.
f. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
Pemeriksaan Fisik (Persistem)
1. Sistem pernafasan, pemeriksaan pernapasan biasanya pernapasan
mungkin kurang, kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami
sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes mungkin ada, adanya edema
paru hiper refleksia klonus pada kaki.
2. Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi :
-Tekanan darah : Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD,
melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
- Nadi : Biasanyanadi meningkat atau menurun
-Leher : Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena
Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa jantung ibu
mengalami gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang dalam kurun
waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi : Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui
adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan
janin melemah.
3. System reproduksi
a. Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada
payudara.
b. Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
c. Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi
edema, periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
BAB IV
PEMBAHASAN

Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak
menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan
gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda,
2012). Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ ,
termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan
timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya
peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat
mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain.
Pengkajian yang dilakukan pada Ny. S dilakukan pada 26 Oktober 2019 di
ruang mawar RSD. Dr. H. Koesnadi Bondowoso didapatkan data yaitu : tekanan
darah klien 110/80, Nadi 80x /menit, RR 20x /menit. Dari data tersebut dapat
disimpulkan masalah Pre eklamsia teratasi. Namun dalam pengkajian lain ditemukan
bahwa klien mengalami pendarahan post nifas namun dengan hygiene yang kurang
baik. Dari pengkajian tersebut maka diangkat diagnosa resiko infeksi yang
berhubungan dengan hygiene buruk.
Infeksi sangat mungkin terjadi dengan adanya hygiene yang buruk, untuk
meminimalisir infeksi saya melakukan penkes tentang resiko infeksi. Mulai dari
hygiene sperti perawaatan diri mandi, memotong kuku, cuci tangan 6 langkah, cara
cebok yang benar dan mengganti pembalut. Selain itu klien juga di ajarkan untuk
mengenali tanda-tanda infeksi agar klien mampu mengenali sedini mungkin
terjadinya infeksi. Klien juga diberi penkes tentang pentingnya makan-makanan yang
bergizi tinggi untuk mempercepat proses penyembuhan.
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2019 jam
14.00 WIB didapatkan bahwa klien mengerti tentang penkes yang sudah diajarkan,
klien mampu mengulang cara cuci tangan 6 langkah dan menyebutkan tanda-tanda
infeksi. Dari hasil evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah keperawatan
resiko infeksi teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC


Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan Hipertensi
dalam Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media
Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 – 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia – Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia,
patogen. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan
kemungkinan pencegahannya. MOGI, 27; 141 – 151.
Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.
Yusmardi.(2010). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Preeklampsia Berat
dengan Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji Adam Malik

Anda mungkin juga menyukai