Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1. Obyek dan Subyek Penelitian

1.1.1. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah kepemimpinan transformasional,

motivasi kerja dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas, dan

kinerja pegawai sebagai variabel terikat.

3.1.2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah pegawai UPTD pasar Wonokriyo

Gombong.

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1.2.1. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (Independent)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau

terikat (Sugiyono, 2010: 33). Variabel independen pada`penelitian

ini adalah kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan

komitmen organisasi.

2. Variabel terikat (Dependent)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010: 39).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja.

40
1.2.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan pada

sifat-sifat yang dapat diamati, agar penelitian yang dilakukan terbuka

untuk diujikan kembali oleh orang lain. definisi operasional

diperlukan untuk memudakan melakukan pengukuran dan mengindari

penafsiran yang berbeda (Nur Komalasari, 2015). Adapun definisi

operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Kinerja merupakan hasil keja dan perilaku kerja yang telah

dicapai dalam menyelesaikan tugas-tugas dan tanggung jawab yang

diberikan dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2016:182).

Tabel III-1
Indikator dan Distribusi
Variabel Kinerja pada Kuesioner

No. Indikator Butir ke Jumlah

1 Kualitas 1 1
2 Kuantitas 2 1
3 Tanggung Jawab 3 1
4 Kerjasama 4 1
5 Inisiatif 5 1
Jumlah 5

2. Variabel Kepemimpinan Transformasional (X1)

Bass dalam Komsiyah (2016: 300) pemimpin transformasional

adalah seseorang yang meningkatkan kepercayaan diri individual

40
ataupun kelompok, membangkitkan kesadaran dan ketertarikan

dalam kelompok dan organisasi, serta mencoba untuk

menggerakkan perhatian bawahan untuk pencapaian dan

perkembangan eksistensi.

Tabel III-2
Indikator dan Distribusi
Variabel Kepemimpinan Transformasional pada Kuesioner

No. Indikator Butir ke Jumlah

1 Pengaruh ideal 1-2 2


2 Motivasi inspirasional 3 1
3 Korelasi individual 5 1
4 Stimulasi intelektual 4 1
Jumlah 5

3. Variabel Motivasi Kerja (X2)

Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berhubungan dengan lingkungan kerja (Veithzal Rivai, 2011: 839).

Tabel III-3
Indikator dan Distribusi
Variabel Motivasi Kerja pada Kuesioner

No. Indikator Butir ke Jumlah

1 Kebutuhan fisik 1 1
Kebutuhan akan keamanan
2 2 1
dan keselamatan
3 Kebutuhan sosial 3 1
Kebutuhan akan penghargaan
4 4 1
diri
Kebutuhan akan perwujudan
5 5 1
diri

40
Jumlah 5

4. Variabel Komitmen Organisasi (X3)

Menurut Luthas dalam Hardianti (2014) menyatakan

komitmen organisasi merupakan sikap yang mereflesikan loyalitas

karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota

organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan

keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan.

Tabel III-4
Indikator dan Distribusi
Variabel Komitmen Organisasi pada Kuesioner

No. Indikator Butir ke Jumlah

1 Komitmen afektif 1-2 2


2 Komitmen berkelanjutan 3 1
3 Komitmen normatif 4-5 2
Jumlah 5

1.3. Instrumen atau Alat Pengumpulan Data

Instrumen atau alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

kuesioner yang ditujukan untuk memperoleh jawaban dari responden. Setelah

data dari penyebaran kuesioner terkumpul, kemudian dilakukan proses

skoring yaitu pemberian nilai atau harga yang berupa angka pada jawaban

untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan dalam pengujian hipotesis

dengan menggunakan Skala Likert. Jawaban setiap item instrumen

menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai

sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain (Sugiyono, 2012):

40
1. SS Sangat Setuju diberi skor = 5

2. S Setuju diberi skor = 4

3. R Ragu-ragu diberi skor = 3

4. TS Tidak Setuju diberi skor = 2

5. STS Sangat Tidak Setuju diberi skor = 1

Berdasarksn keperluan analisis kuantitatif dalam penelitian ini, maka

jawaban tersebut dimodifikasi sebagai berikut:

1. SS Sangat setuju diberi skor = 4

2. S Setuju diberi skor = 3

3. TS Tidak Setuju diberi skor = 2

4. STS Sangat Tidak Setuju diberi skor = 1

Instrumen penelitian ini akan dibuat dalam bentuk checklist, sehingga

responden hanya memberikan tandan centang () pada lembar jawaban.

Penggunaan alternative jawaban tersebut didasarkan pada 3 alasan dasar yang

dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2011: 20):

1. Kategori netral mempunyai arti ganda sehingga sulit diartikan seseuai atau

tidak sesuai. Kategori yang mempunyai arti ganda tentu tidak diharapkan

dalam suatu instrumen penelitian.

2. Tersedianya jawaban ditengah dapat menimbulkan kecenderungan

memilih jawaban tengah-tengah tersebut bagi subyek yang ragu-ragu atas

arah kecenderungan jawaban.

3. Maksud kategori SS-S-TS-STS adalah untuk melihat kecenderungan

pendapat subyek kesalah satu kutub.

40
1.4. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

sumbernya (Sugiyono, 2010: 137). Alat yang dgunakan untuk

mencari data primer adala mengenai obyek langsung dan

menyebarkan kuesioner kepada responden. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada

responden. Responden disini adalah pegawai pada kantor UPTD

pasar Wonokriyo Gombong.

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010: 137) data sekunder adalah data

yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak lain. Data sekunder

yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari studi kepustakaan,

catatan-catatan, peraturan-peraturan dan kebijakan serta dokumen-

dokumen dari kantor UPTD pasar Wonokriyo Gombong.

1.4.2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung

pada obyek penelitian.

2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara dokumentasi

untuk mengumpulkan data yang berhubungan penelitian tentang

40
organisasi yang diteliti. Adapun data-data yang dicari adalah profil

dari UPTD Pasar Wonokriyo Gombong yang berisi sejarah, struktur

organisasi, visi dan misi serta fungsi organisasi tersebut.

3. Angket atau Kuesioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan

melalui penyebaran pertanyaan yang disusun dalam satu kumpulan

kepada responden. Responden diberi alternatif pilihan jawaban pada

setiap pertanyaan. Seluruh variabel akan diukur menggunakan skala

bertingkat dengan skala 1 sampai 4. Kuesioner terdiri dari

pertanyaan yang berkaitan dengan pengukuran variabel penelitian

dalam hal ini adalah kepemimpinan tranformasional, motivasi kerja

dan komitmen organisasi.

1.5. Populasi dan Sampel

1.5.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 215). Populasi dalam penelitian ini

adalah semua pegawai pada kantor UPTD pasar Wonokriyo Gombong

yaitu sebanyak 34 orang pegawai.

1.5.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 218). Penelitian ini

menggunakan pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh

40
karena populasinya kurang sari 100, maka teknik sampling yang

diambil adalah semua anggota populasi atau semua pegawai pada

kantor UPTD pasar Wonokriyo Gombong yaitu sebanyak 34 orang

pegawai. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (Arikunto,

2013). Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila

semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan

istilah sensus. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini

sebanyak 34 orang pegawai.

1.6. Teknik Analisis Data

1.6.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya atau tampa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum dan generalisasi (Sugiyono, 2010: 147). Analisis

deskriptif digunakan berdasarkan pandangan dan pemikiran secara

teoritis yang disajikan dalam bentuk keterangan dan penjelasan yang

sifatnya non statistik.

1.6.2. Analisis Statistika

Analisis statistika adalah suatu analisis data yang diperoleh dari

daftar pernyataan yang sudah dioleh dalam bentuk angka dan

pembahasannya melalui perhitungan statistik. Adapun teknik analisis

data dalam penelitian ini yaitu SPSS 21 for windows (Statistical

Product and Services Solution).

40
1.7. Alat Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang mudah dibaca dan diinterpretasikan. Metode analisis data

menggunakan angka-angka yang diperoleh dari pengolahan data melalui

rumus yang tepat. Dalam perhitungan pengolahan data, peneliti menggunakan

alat bantu berupa program aplikasi komputer yaitu SPSS 21 for windows

(Statistical Product and Services Solution).

1.7.1. Uji Instrumen Validitas dan Reabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu

yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2018: 51).

Adapun rumus yang dapat digunakan dalam mengukur nilai

korelasi dengan rumus sebagai berikut:

n XY  ( X )( Y )
rxy 
{n X 2  ( X ) 2 }{N  Y 2  ( Y ) 2 }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah responden

X = skor tiap item

Y = skor total

X2 = jumlah kuadrat nilai X

40
Y2 = jumlah kuadrat nilai Y

Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas adalah:

a. Jika r hitung > r tabel maka dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka dinyatakan tidak valid.

Untuk menguji validitas alat ukur penelitian, penelitian ini

menggunakan SPSS for Windows version 21.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner

yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan

reliable jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah

konsisten (Gozali, 2018: 45). Adapun rumus yang dapat digunakan

dalam mengukur reliabilitas instrumen dengan Alpha Conbarch

dengan rumus sebagai berikut.

 k     b 
2

r1    1  t 2 
 k  1  

Keterangan:

r1 = reliabilitas instrument

k = banyaknya pertanyaan

b2 = jumlah varian butir

t2 = varian total

40
Kriteria pengujian menurut (Ghozali, 2013: 48), suatu

konstruk atau variabel dikatakan variabel jika memberikan

Alpha Conbarch > 0.60.

1.7.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikoleniaritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,

2017). Metode untuk menguji multikolinearitas yaitu dengan

melihat besaran dari nilai Tolerance Variance dibawah 0,1 dan

Inflation Factor (VIF) diatas 10 (Ghozali, 2018: 108). Kriteria

pengujian:

Jika VIF > 10 atau Tolerance < 0,10, maka terjadi multikolieritas.

Jika VIF < 10 atau Tolerance > 0,10, maka tidak terjadi

multikolieritas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji dalam sebuah model

regresi apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2018: 137). Jika varian

dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika varian berbeda, disebut

40
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heterokedastisitas.

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi kedua variabel dependen maupun independen mempunyai

distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2018: 161). Model regresi

yang baik adalah memiliki distribusi data normal. Adapun untuk

mengujinya dilakukan dengan analisis grafik, yaitu dengan melihat

normal probability plot dari hasil analisis SPSS, dengan asumsi

dasar penambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika data menyebar diatas garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tersebut memenui asumsi

normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi

tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.

1.7.3. Analisis Regresi Linear Berganda

40
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh yang

diberikan oleh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat

(dependent). Perbedaan antara regresi sederhana dan regresi berganda

terletak pada jumlah variabel bebas yang digunakan untuk memprediksi

variabel terikat hanya satu, maka dalam regresi berganda jumlah

variabel bebas yang digunakan untuk memprediksi variabel terikat lebih

dari satu. Dalam regresi berganda variabel terikat dipengaruhi oleh dua

atau lebih variabel bebas (Suliyanto, 2011: 53).

Persamaan regresi linear berganda dapat dituliskan sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Kinerja pegawai

a = Konstanta

b1 = Koefisisen regresi untuk kepemimpinan transformasional

b2 = Koefisien regresi untuk motivasi kerja

b3 = Koefisien regresi untuk komitmen organisasi

X1 = Kepemimpinan transformasional

X2 = Motivasi kerja

X3 = Komitmen organisasi

e = Error

1.7.4. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Parsial (t)

40
Uji t digunakan untuk menguji masing-masing variabel bebas

terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018: 99). Dalam pengujian ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau variabel

bebas (kepemimpinan transformasional, motivasi kerja dan

komitmen organisasi) terhadap variabel terikat (kinerja) dengan

tingkat signifikan α = 0.05. Rumus yang digunakan adalah:

r√n − k − 1
thitung =
√1−r²

Keterangan:

r = Koefisien korelasi parsial

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data atau kasus

Menentukan ttabel dengan rumus sebagai berikut:

df = n – k

Keterangan:

df = degree of freedom

n = sampel

k = jumlah variabel

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis nol diterima (koefisien

regresi tidak signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel

independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

40
terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis nol ditolak (koefisien

regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel

independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen.

2. Uji Hipotesis Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau variabel bebas yang dimasukkan kedalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau variabel terikat (Ghozali, 20018: 98). Dalam

penelitian ini, pengujian ipotesis secara simultan dimaksudkan untuk

mengukur besarnya pengaruh secara bersama-sama kepemimpinan

transformasional, motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap

kinerja dengan signifikasi 5% (α = 0.05). Rumus yang digunakan

adalah:

R2 /(k − 1)
F=
1 − R2 /(n − k)

Keterangan:

F = Nilai koefisien

R2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah pengamatan

k = Jumlah variabel bebas

40
Kriteria pengujian:

a. Apabila F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan regresi

signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan F hitung >F tabel, maka

hipotesis diterima.

b. Apabila F hitung yang diperoleh dari hasil perhitungan regresi

signifikansinya lebih besar dari 0,05 dan F hitung <F tabel, maka

hipotesis ditolak.

1.7.5. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai koefisien

determinasi kecil, berarti kemampuan variabel-variabel independen

dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.(Ghozali,

2016).

Nilai koefisien determinasi mendekati satu, berarti kemampuan

variabel variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini menggunakan adjusted R square,

karena menurut (Ghozali, 2016) kelemahan mendasar penggunaan

koefisien determinasi adalah bisa terhadap jumlah variabel independen

yang dimasukan dalam model. Setiap tambahan satu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat. Oleh karena itu banyak peneliti

40
yang menganjurkan menggunakan adjusted R square pada saat

mengevaluasi model regresi.

40

Anda mungkin juga menyukai