Skripsi Bawang Putih PDF
Skripsi Bawang Putih PDF
SKRIPSI
MARIA PRISKILA
G0004148
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURAKARTA
2008
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Nama : Dian Ariningrum, dr., MKes., SpPK
NIP : 132 319 202 ( ……………………. )
Pembimbing Pendamping
Nama : E. Listyaningsih S., dr., MKes.
NIP : 132 206 601 ( ……………………. )
Penguji Utama
Nama : P. Murdani K., dr., MHPEd.
NIP : 130 786 875 ( ……………………. )
Anggota Penguji
Nama : Ari Probandari, dr., MPH
NIP : 132 308 418 ( ……………………. )
Bawang putih telah banyak dikenal sebagai bahan untuk mencegah dan mengobati
penyakit kardiovaskuler, atherosklerosis dan hiperlipidemia. Kandungan aktifnya,
allisin, dapat mempengaruhi metabolisme kolesterol, yaitu penurunan kolesterol
total dan peningkatan kolesterol HDL. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak bawang puih terhadap rasio antara
kolesterol total dengan kolesterol HDL pada tikus putih yang hiperkolesterolemik.
Garlic has been widely recognized as herbal medicine for prevention and
treatment of cardiovascular diseases, atherosclerosis and hyperlipidemia. The
principle bioactive compound, allicin, can influence cholesterol metabolism,
reduce total cholesterol and increase HDL cholesterol. The purpose of present
research is to find out the effect of garlic extracts on reduction of total cholesterol
and HDL cholesterol ratio in hypercholesterolemia rats.
Present research is an experimental research with pre and post test control group
design. The animal trial that used is ± 3rd mount, ± 200 gram, male, wistar rats
(Rattus norvegicus). The rats divided into 2 groups. Before treatment, all rats
(group I and II) induced by a high-cholesterol diet for two weeks, to get a
hypercholesterolemic condition. Group I, control group, 15 rats induced by a
high-cholesterol diet. Group II, treatment group, 15 rats induced by a high-
cholesterol diet too, with oral 0,432 gram/200 gram body weight/day garlic
extract. The treatment is occurred for 25 days. The source of the data is taken
before the treatment and after the last treatment, by taking the blood from orbital
sine of rats, which had been fasted for 12 hours, and the level of serum cholesterol
total and level of serum cholesterol HDL checked from both group, then the result
had been analyzed with t-test.
Based on the result, it can be concluded that the oral induction of 0,432 gram/200
gram body weight/day garlic extract for 25 days on rats, can not reduce total
therefore increase cholesterol and HDL cholesterol ratio of serum, even not
significant (p>0,05). The decrease of total cholesterol in treatment group, and
decrease of HDL cholesterol in both group, are significant (p<0,05).
Key Words : Garlic extract – high-cholesterol diet – total cholesterol and HDL
cholesterol ratio – Rattus norvegicus
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat, kasih, karunia, dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Putih
(Allium sativum, Linn.) Terhadap Penurunan Rasio antara Kolesterol Total dengan
Kolesterol HDL pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang hiperkolesterolemik“.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
dalam proses untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang kedokteran di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Segala sesuatu yang telah penulis lakukan dalam upaya menyelesaikan
skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karenanya, dengan rasa hormat dan tulus, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., MKes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Staf Bagian
Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
banyak membantu demi kelancaran pelaksanaan skripsi.
3. Dian Ariningrum, dr., MKes., SpPK, selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, saran, motivasi, pengarahan, serta waktunya yang
sangat berharga yang telah diberikan bagi penulis selama penulisan skripsi ini.
4. E. Listyaningsih S., dr., MKes., selaku Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan bimbingan, saran, motivasi, pengarahan, serta waktunya yang
sangat berharga yang telah diberikan bagi penulis selama penulisan skripsi ini.
5. P. Murdani K., dr., MHPEd., selaku Penguji Utama yang telah berkenan
menguji dan memberi masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.
6. Ari Probandari, dr., MPH, selaku Penguji Pendamping yang telah berkenan
menguji dan memberi masukan yang berarti dalam penulisan skripsi ini.
7. Papa “Hendrik Johanes”, Mama “Hana Susana”, Samuel „bung‟ Maruanaya
dan Melisa „uthe‟ Ruth, yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik
material maupun spiritual dalam penyusunan skripsi ini.
8. Anna, Aling, Ara, Rachel, Pendy, Dini, Baskara, Ninda, Dani, Iris, teman-
teman kelompok PBL Sukodono, Sragen, teman-teman CYTO, dan teman-
teman angkatan 2004 semuanya yang telah memberi dukungan dan bantuan
dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik membangun
untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi ilmu
kedokteran pada umumnya dan bagi para pembaca pada khususnya.
Maria Priskila
DAFTAR ISI
2. Kolesterol
3. Bawang Putih
a. Taksonomi .................................................................... 13
b. Kandungan Kimia Bawang Putih ................................. 15
C. Hipotesis ........................................................................................ 23
A. Simpulan ....................................................................................... 49
B. Saran .............................................................................................. 49
LAMPIRAN ........................................................................................................ 54
DAFTAR TABEL
Hal
Hal
penelitian. 37
Hal
putih. 16
Sintesis Kolesterol. 21
DAFTAR LAMPIRAN
Manusia.
Lampiran 11 Selisih Rasio Antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL Darah
Lampiran 13 Uji-t Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol
Lampiran 15 Uji-t Kadar Kolesterol Total Darah Tikus putih Kelompok Kontrol
Lampiran 17 Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih pada Kelompok
Lampiran 18 Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih pada Kelompok
Lampiran 19 Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol
Lampiran 21 Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Tikus Putih
Putih.
Lampiran 22 Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Tikus Putih
Bawang Putih.
Lampiran 23 Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Darah Tikus Putih
Kelompok Kontrol & Perlakuan Sebelum Induksi Ekstrak Bawang
Putih.
Lampiran 24 Uji-t Selisih Rasio antara Kolesterol Total & HDL Darah Tikus
Putih Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum & Sesudah
Induksi Ekstrak Bawang Putih.
Lampiran 25 Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL pada
Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum Induksi Ekstrak
Bawang Putih.
Lampiran 26 Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL pada
Kelompok Kontrol dan Perlakuan Setelah Induksi Ekstrak Bawang
Putih.
Lampiran 27 Surat Ijin Penelitian.
Lampiran 28 Dokumentasi penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
hingga 5,17 mmol/L (200 mg/dL) yang meningkatkan risiko penyakit arteri
obat sudah dipakai sejak nenek moyang kita untuk mengatasi masalah
2001)
putih. Bawang putih merupakan salah satu bahan alam yang pemanfaatannya
sudah sangat luas di berbagai negara. Budidaya bawang putih mudah dan telah
dilakukan dengan sangat luas dan menjadi bahan komoditas perdagangan yang
mendukung. Hal ini sangat penting apabila bawang putih akan digunakan
(Handayani, 2006).
menggunakan 300 mg bubuk bawang putih, yang diberikan tiga hari sekali,
dan kolesterol HDL (Superko & Krauss, 2000). Sedangkan pada penelitian
dengan menggunakan ekstrak bawang putih dalam etil asetat yang dilarutkan
pemberian ekstrak bawang putih secara oral terhadap penurunan rasio antara
kolesterol total dengan kolesterol HDL pada tikus putih yang sengaja dibuat
hiperkolesterolemik.
B. Perumusan Masalah
hiperkolesterolemik ?
C. Tujuan Penelitian
hiperkolesterolemik.
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya dalam rangka mencari dosis yang tepat, aman, dan efektif bagi
manusia.
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
yang terdiri atas fibrolipid dalam bentuk plak yang menonjol atau
penebalan pada tunika intima dan pada bagian dalam tunika media. Proses
secara klinik pada kehidupan dewasa. Lebih dari setengah insiden penyakit
Hal ini mendorong kita untuk melakukan usaha preventif terhadap PJK,
(Lubis, 2007).
menderita penyakit jantung enam kali lebih besar daripada orang lain yang
dikendalikan.
(Adam, 1997).
Gambar 1 : Hubungan timbal-balik antara faktor-faktor risiko dan
penyakit kardiovaskuler (Garrison dan Somer, 1985).
2. Kolesterol
a. Metabolisme Kolesterol
yang berbentuk ester dengan asam lemak yang berada pada kelompok
sel. Kolesterol ini disintesis di semua sel tubuh, kecuali pada eritrosit.
Sintesis terbanyak pada sel hepar dan mukosa usus halus. Esterifikasi
kolesterol dengan asam lemak terjadi di hepar dan usus halus. Produksi
endogen dari kolesterol memerlukan asetil KoA, asam amino,
akan difagosit oleh makrofag di otot polos pada lapisan media dinding
nampak sebagai plak lipid yang besar. Plak ini meluas ke lumen arteri.
Jika plak kolesterol rusak akan tampak jaringan kolagen, adhesi
oleh infiltrasi kolesterol dan sel Scavenger (sel yang menyerap dan
membuang produk iritan) yang penuh berisi foam cell (sel busa) ke
LDL, sehingga sel-sel tidak dapat menyerap LDL dari darah. Hal
2001).
konsentrasi asam lemak bebas dalam darah (Guyton & Hall, 1997).
dan sedikit di epitel usus selama absorbsi lemak dari usus. Kolesterol
& Hall, 1997). Fungsi utama kolesterol HDL adalah bertindak sebagai
sedangkan kolesterol HDL yang mengandung apo A-II dan apo A-I
(Toole, 1990).
total rendah dan kadar kolesterol HDL tinggi (Blick & Liles, 1985).
maka rasio antara kolesterol total dengan kolesterol HDL lebih besar
dari 7. Jadi tidak hanya kadar kolesterol total yang meninggi saja yang
(Anwar, 2003)
3. Bawang putih
a. Taksonomi
herbal medicine sejak ribuan tahun yang lalu. Pada tahun 2700–1900
Hippocrates dan pada tahun 384 sebelum Masehi oleh Aristotle. Saat
mulut dan kuku pada tahun 1968 para istri petani di Cheshire percaya
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Allium
atau siung yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara berumpun dan
berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu yang
putih terdiri dari sejumlah anak bawang (siung) yang setiap siungnya
1998) :
2) Air 71 g
3) Protein 4,5 g
4) Lemak 0,20 g
6) Mineral 1,2 g
7) Kalsium 42 mg
8) Fosfor 134 mg
9) Besi 1 mg
11) Vitamin C 15 mg
akan menghasilkan bau khas yang tidak sedap dari allyl sulfide, allyl
disulfide, allyl mercaptane, alun allicin, dan alliin (Sunarto & Susetyo,
prekursor bau dan cita rasa terletak pada bagian sitoplasma. Bawang
kamar. Bila bawang putih diolah, enzim yang terdapat pada vakuola,
cepat pula berubah menjadi bentuk lain seperti dialil sulfida (DAS),
yang dengan mudah akan tereduksi menjadi rantai propyl yang jenuh,
Keluhan yang paling sering ditemukan adalah bau mulut dan bau
2006).
B. Kerangka Pemikiran
Penekanan Aktivitas
Enzim Lipogenik &
Kolesterogenik
Hambat Aterosklerosis
Penurunan Risiko
Penyakit Jantung Koroner
24
C. Hipotesis
menurunkan rasio antara kolesterol total dengan kolesterol HDL pada tikus
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subyek Penelitian
badan + 200 gram. Tikus putih diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan
D. Teknik Sampling
Purposive sampling.
E. Identifikasi Variabel Penelitian
kolesterol HDL
3. Variabel luar :
digunakan karena selain lebih praktis, metode ini juga dapat mencegah
hilangnya zat penting saat proses ekstraksi, menjaga zat aktif dalam
bawang putih, dan tidak merusak zat aktif, karena pemanasannya dibawah
50oC. Cara kerja pembuatan ekstrak bawang putih dapat dilihat pada
didapatkan dosis ekstrak bawang putih yang diberikan pada tikus putih
(Rattus norvegicus) dengan berat ± 200 gram adalah 51,600 mg, yang
ini dihitung dengan membagi kadar kolesterol total dan kolesterol HDL.
jantung. Dari hasil pengukuran yang didapat, rasio antara kolesterol total
3. Faktor Genetik
digunakan tikus putih dari strain yang sama, sehingga sampel bersifat
homogen.
4. Usia
5. Jenis kelamin
induksi kolesterol. Tikus yang dipakai pada penelitian ini adalah tikus
jantan, bertujuan supaya sampel bersifat homogen dan terhindar dari
6. Stres
dalam jangka waktu yang lama dan juga karena banyaknya tikus dalam
7. Penyakit Hati
kolesterol. Penyakit hati pada tikus merupakan faktor yang tidak dapat
8. Penyakit Pankreas
Tikus Putih
( n = 30 )
Induksi pakan
hiperkolesterolemik
Selama 2 minggu
a. Sonde lambung
d. Tabung sentrifuge
f. Spuit
g. Pengaduk
h. Saringan
k. Cawan porselin
l. Microlab 300
m. Timbangan
n. Reagen Kolesterol
Phenol 5 mmol/L
1) Kolesterol 1%
2) Kuning telur 5%
4) Minyak goreng 1%
d. Air minum
3. Cara Kerja
perlakuan.
hiperkolesterolemik) :
dengan pipet mikro hematokrit, lalu darah ditampung dalam tabung, dan
Dosis pemberian ekstrak bawang putih adalah 0,432 gram bawang putih/2
kadar kolesterol total dan kolesterol HDL setelah perlakuan (post test).
I. Analisis Statistik
HASIL PENELITIAN
sebanyak 30 ekor dari strain yang sama yaitu Wistar, berumur kira-kira 3 bulan.
dari tempat dimana penelitian, maka tikus-tikus ini hanya perlu diadaptasikan
selama satu hari. Setiap kelompok ditempatkan pada kandang yang berbeda dan
mempunyai faktor lingkungan (suhu dan kelembapan) yang sama agar faktor-
faktor luar yang dapat mengganggu hasil penelitian dapat ditekan seminimal
mungkin.
untuk mengetahui berat badan awal dan untuk menentukan dosis ekstrak bawang
putih yang akan diberikan. Hasil penimbangan berat badan tikus (lampiran 8)
dianalisa secara statistik dan didapatkan rata-rata berat badan tikus. Rata-rata berat
badan tikus putih kelompok I dan kelompok II didapatkan nilai p=0,122 (p>0,05),
berat badan tikus putih antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan secara
signifikan.
standar yang dicampur lemak babi 10% dan minyak goreng 1%. Serta ditambah
pakan hiperkolesterolemik ini berlangsung selama 14 hari. Pada hari yang ke-15,
untuk mengetahui kadar kolesterol total dan kolesterol HDL, yang selanjutnya
digunakan untuk menentukan rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL
1 mL darah tikus putih melalui sinus orbitalis. Pemeriksaan kadar kolesterol darah
ini penting untuk mengetahui keseragaman kadar kolesterol darah tikus putih dari
kedua kelompok.
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum induksi ekstrak bawang
putih, didapatkan nilai p=0,597 (p>0,05) (lampiran 13). Sedangkan pada uji-t
terhadap kadar kolesterol HDL pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
kolesterol total dan kolesterol HDL, pada kelompok kontrol dan perlakuan, yang
kolesterol total dan kolesterol HDL pada kelompok kontrol dan kelompok
(p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan rasio antara kolesterol
total dan kolesterol HDL darah tikus putih antara kedua kelompok sebelum
perlakuan dalam dosis per 200 gram berat badan tikus, perlu adanya penimbangan
berat badan tikus setiap minggunya, untuk penyesuaian dosis. Adapun rata-rata
peningkatan berat badan tikus putih selama penelitian (6 minggu) dapat dilihat
pada tabel 3. Perlakuan ini berlangsung selama 25 hari berturut-turut. Pada hari
tikus putih melalui sinus orbitalis, dimana tikus putih dari kedua kelompok
tersebut telah dipuasakan selama 12-14 jam sebelumnya. Dari sampel darah
tersebut didapatkan rata-rata kadar kolesterol total dan kadar kolesterol HDL
Tabel 3. Rata-rata peningkatan berat badan tikus putih selama kurun waktu
penelitian (6 minggu) (gram).
Minggu Ke- I II III IV V VI
Kontrol 234,47 ± 263,69 287,90 ± 290,28 ± 304,43 ± 312,91 ±
20,69 ± 22,13 23,55 23,00 23,89 23,72
Perlakuan 207,36 ± 214,41 260,45 ± 262,43 ± 275,72 ± 284,93 ±
16,86 ± 21,93 21,69 23,65 25,46 25,54
330
310
290
Berat Badan 270
(gram) 250 Kontrol
230 Perlakuan
210
190
170
150
1 2 3 4 5 6
Minggu Penelitian
Tabel 4. Rata-rata kadar kolesterol total darah tikus putih sebelum dan setelah
perlakuan.
Kelompok Sebelum Perlakuan ± SD Setelah Perlakuan ± SD p
(mg/dL) (mg/dL)
Kontrol 70,53 ± 15,25 63,79 ± 8,19 0,089
Perlakuan 81,59 ± 17,67 68,25 ± 13,05 0,002
P 0,597 0,271
Penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih pada kelompok kontrol
disimpulkan bahwa penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih pada
84 81,59
82
80
Kadar 78
76
Kolesterol 74 Sebelum
72 70,53
Total 70 68,25 Setelah
(mg/dL) 68
66 63,79
64
62
60
Kontrol Perlakuan
Kelompok
Diagram 2. Rata-rata kadar kolesterol total darah tikus putih sebelum dan
setelah perlakuan (mg/dL).
Tabel 5. Rata-rata kadar kolesterol HDL darah tikus putih sebelum & setelah
perlakuan.
Kelompok Sebelum Perlakuan ± SD Setelah Perlakuan ± SD p
Kontrol 31,05 ± 6,55 24,44 ± 5,12 0,007
Perlakuan 33,64 ± 8,92 24,23 ± 7,99 0,006
P 0,372 0,078
Pada rata-rata kadar kolesterol HDL darah tikus putih, kedua kelompok
penurunan kadar kolesterol HDL sebesar 6,61 mg/dL. Sedangkan pada kelompok
bahwa terdapat perbedaan kadar kolesterol HDL darah tikus putih sebelum
bahwa terdapat perbedaan kadar kolesterol HDL darah tikus putih sebelum
Kolesterol 30 Sebelum
28
HDL Setelah
26 24,44
(mg/dL) 24,23
24
22
20
Kontrol Perlakuan
Diagram 3. Rata-rata kadar kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan
setelah perlakuan (mg/dL).
Tabel 6. Rata-rata rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus
putih sebelum perlakuan, setelah perlakuan, dan selisih rasio antara
kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan
setelah perlakuan.
terjadi peningkatan rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL. Pada
kelompok kontrol peningkatan terjadi sebesar 0,36 dan pada kelompok perlakuan
terjadi sebesar 0,59. Dengan menggunakan uji-t independen terhadap selisih rasio
antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan setelah
Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan selisih rasio antara kolesterol total
dan kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan setelah perlakuan terhadap
antara kolesterol total dan kolesterol HDL sebelum dan setelah perlakuan terhadap
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rasio antara kolesterol total dan
(lampiran 21).
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rasio antara kolesterol total dan
(lampiran 22).
3 2,82
Rasio antara 2,8 2,61
Kolesterol 2,6 2,42 Sebelum
Total dan
2,4 2,27 Setelah
Kolesterol
2,2
HDL
2
Kontrol Perlakuan
Kelompok
PEMBAHASAN
menilai keseragaman berat badan, status gizi dan kemungkinan adanya penyakit
pada tikus putih setelah masa adaptasi, yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Hasil penimbangan berat badan tikus putih didapatkan rata-rata berat badan tikus
putih kelompok I adalah 263,69 ± 22,13 gram, dan kelompok II adalah 241,41 ±
21,93 gram (tabel 2). Setelah itu dianalisis dengan uji-t independen untuk
didapatkan nilai p=0,655. Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan berat
(Sukandar et al., 1998). Pada hari ke-15 dilakukan pemeriksaan darah untuk
mendapatkan rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih
sebelum perlakuan. Dari data yang ada, didapatkan rata-rata kadar kolesterol total
sebelum perlakuan pada kelompok kontrol adalah sebesar 70,53 ± 15,25 mg/dL,
dan pada kelompok perlakuan sebesar 81,59 ± 17,67 mg/dL (tabel 4). Setelah
rata kadar kolesterol total darah tikus putih pada kelompok kontrol dan kelompok
darah tikus putih sebelum induksi ekstrak bawang putih yang signifikan (lampiran
13). Sedangkan kadar kolesterol HDL sebelum induksi ekstrak bawang putih pada
kelompok kontrol sebesar 31,05 ± 6,55 mg/dL, dan pada kelompok perlakuan
sebesar 33,64 ± 8,92 mg/dL (tabel 5). Dan setelah dianalisis dengan menggunakan
uji-t independen terhadap rata-rata kadar kolesterol HDL pada kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan sebelum induksi ekstrak bawang putih, didapatkan nilai
p=0,372 (p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedan kadar kolesterol
HDL sebelum induksi ekstrak bawang putih pada kelompok kontrol dan
uji-t independen terhadap rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL
sebelum induksi ekstrak bawang putih pada kelompok kontrol (2,32 ± 0,57) dan
kelompok perlakuan (2,52 ± 0,65) (tabel 2), sehingga didapatkan nilai p=0,303
(p>0,05). Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan rasio antara kolesterol total
dan kolesterol HDL sebelum perlakuan yang signifikan antara kedua kelompok
(lampiran 23). Ini berarti terdapat keseragaman kadar kolesterol total, kolesterol
HDL, serta rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih pada
kedua kelompok.
kolesterol HDL, serta rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL setelah
perlakuan. Dari data ini kemudian ditentukan rasio antara kolesterol total dan
kolesterol HDL, serta selisih rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL
Pada kadar kolesterol total darah tikus putih kelompok I, rata-rata kadar
kolesterol total darah tikus putih setelah perlakuan (63,79 ± 8,19 mg/dL) lebih
rendah daripada rata-rata kadar kolesterol darah sebelum perlakuan (70,53 ± 15,25
terhadap kadar kolesterol total darah sebelum dan setelah perlakuan didapatkan
nilai p=0,089 (p>0,05). Jadi tidak terdapat perbedaan kadar kolesterol total darah
sebelum dan setelah perlakuan secara signifikan pada kelompok kontrol (lampiran
17). Ini menunjukkan bahwa penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih
yang terjadi pada kelompok ini tidak signifikan. Namun walaupun kadar
dibanding setelah perlakuan, tetapi tikus putih tetap berada dalam keadaan
Pada kadar kolesterol total darah tikus putih kelompok II, rata-rata kadar
kolesterol total darah tikus putih setelah perlakuan (68,25 ± 13,05 mg/dL) lebih
rendah daripada rata-rata kadar kolesterol total darah sebelum perlakuan (81,59 ±
17,67 mg/dL) (tabel 4). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh ekstrak bawang
putih terhadap penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih pada kelompok
ini. Jika dilakukan analisis secara statitik dengan menggunakan uji-t berpasangan
terhadap kadar kolesterol total sebelum dan setelah perlakuan, didapatkan nilai
penurunan kadar kolesterol total darah tikus putih yang signifikan pada kelompok
bawang putih dengan tujuan untuk menurunkan kembali kadar kolesterol total
darahnya.
Pada kadar kolesterol HDL darah tikus putih kelompok kontrol, rata-rata
kadar kolesterol HDL darah tikus putih setelah perlakuan (24,44 ± 5,12 mg/dL)
lebih rendah daripada sebelum perlakuan (31,05 ± 6,55 mg/dL) (tabel 5). Setelah
darah tikus putih sebelum dan setelah perlakuan didapatkan nilai p=0,007
(p<0,05). Jadi terdapat perbedaan kadar kolesterol HDL darah tikus putih yang
perlakuan, rata-rata kadar kolesterol HDL darah tikus putih setelah perlakuan
(24,23 ± 7,99 mg/dL) juga lebih rendah daripada kadar kolesterol HDL darah
tikus putih sebelum perlakuan (33,64 ± 8,92 mg/dL) (tabel 5). Jadi terdapat
perbedaan kadar kolesterol HDL darah tikus putih yang signifikan pada kelompok
perlakuan (lampiran 20). Dari kedua hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat penurunan kadar kolesterol HDL darah tikus putih yang signifikan pada
Rata-rata selisih rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL sebelum
dan setelah perlakuan pada kelompok kontrol adalah -0,36 ± 0,79 (tabel 6),
sedangkan rata-rata selisih rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL
sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok perlakuan adalah -0,59 ± 1,22
(tabel 6). Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata selisih peningkatan rasio antara
kolesterol total dan kolesterol HDL pada kelompok perlakuan lebih besar
menggunakan uji-t independen terhadap rasio antara kolesterol total dan kolesterol
HDL pada kelompok kontrol dan perlakuan setelah perlakuan, didapatkan nilai
p=0,005 (p<0,05). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada
kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan setelah perlakuan, dilakukan
kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih sebelum dan setelah
meningkatkan kadar kolesterol total dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Dari
hasil penelitian didapatkan data rata-rata rasio antara kolesterol total dan
kolesterol HDL sebelum perlakuan (2,32 ± 0,57) lebih rendah daripada setelah
terhadap rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah tikus putih
sebelum dan setelah perlakuan didapatkan nilai p=0,096 (p>0,05). Jadi tidak
(lampiran 21).
induksi ekstrak bawang putih, didapatkan data rata-rata rasio antara kolesterol
total dan kolesterol HDL sebelum perlakuan (2,52 ± 0,65) lebih rendah daripada
setelah perlakuan (3,11 ± 1,11) (tabel 6). Setelah dianalisis dengan menggunakan
uji-t berpasangan terhadap rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah
tikus putih sebelum dan setelah perlakuan didapatkan nilai p=0,082 (p>0,05). Jadi
tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah perlakuan
(lampiran 22).
putih selama empat minggu pada tikus putih yang telah diinduksi pakan
dan kolesterol LDL secara signifikan. Tetapi tidak ditemukan adanya efek pada
kadar kolesterol HDL (Banerjee dan Maulik, 2002; Qureshi et al., 1983; Chang
meningkatkan asam empedu fekal dan ekskresi sterol netral (Chi dan Stewart,
1982). Kedua mekanisme ini sesuai dengan adanya penurunan kolesterol darah.
Pada penelitian ini, peningkatan kadar kolesterol total tidak terlalu besar,
sebesar 151,62 ± 17,10 mg/dL. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh hormon
tiroid telah banyak diketahui, dan umumnya pada keadaan hipertiroid terjadi
merangsang proses lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak,
Wardhini, 2005). Dalam keadaan normal, tikus putih bersifat hipertiroid, sehingga
A. Simpulan
bawang putih (Allium sativum, Linn.) sebanyak 0,432 gram/2 mL/200 gram
berpengaruh terhadap rasio antara kolesterol total dan kolesterol HDL darah
B. SARAN
Albucher, J.F., Ruidavets, J.B., Chaumeill, B.G., Perret, B.P., Chollet, F.,
2000. Lipid in young patients with ischaemic stroke: a case-control
study. Neural Neurosurg Psychiatry; 69: 29-33.
Chi, M.S., Koh, E.T., Stewart, T.J., 1982. Effects of garlic on lipid
metabolism in rats fed cholesterol or lard. J. Nutr. 112, 241-248.
Garrison, R.H. dan Somer, E., 1985. The Nutrition Desk Reference. New
Canaan, Connecticut: Keats Publishing, Inc.
Ganong, W.F., 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-14. Editor
Bahasa Indonesia : Jonatan Oswari. Jakarta: ECG. Hal: 288
Guyton, A.C. dan Hall, J.E., 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
ke-9. Editor Bahasa Indonesia: Irawati Setiawan. Jakarta: ECG. hal:
1079, 1085, 1087, 1088, 1090, 1192, 1226.
Hariana, A., 2006. 812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit. Cetakan ke-1.
Jakarta: Penebar Swadaya. Hal: 7
Keele, C.A., Neil, E., Joels, N., 1984. Samson’s Right Applied Physiology.
13th Ed. Oxford University Press. New York.
Kritchevsky, D., Tepper, S.A., Morrisey, R. & Klurfeld, D., 1980. Influence
of garlic oil on metabolism in rats. Nutr. Rept. Int. 22, 641-645.
Liu, B., 2006. Efek Samping Bawang Putih. Terapi Bawang Putih. Prestasi
Pustaka Raya. Jakarta. hal: 149-153
Miller, E., 1990. HDL Metabolism and its role lipid transport. Eur. Heart J.
11: 1-3.
Murray, R.K., Dryer, R.L., Conway, T.W., dan Spector, A.A., 2003.
Biokimia Harper. Edisi ke-25. Alih Bahasa: Andry Hartono. Jakarta:
EGC. hal: 260-262, 270-278, 581
Oey, K.N., 1998. Daftar Analisis Bahan Makanan. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. hal: 23
Siegel, S., 1994. Statistik Non Parameter untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama. hal: 17
Steiner M., Khan A.H., Holbert D. dan Lin R.A. A double blind crossover
study in moderatly hypercholesterolemic men that compared the effect
of aged garlic extract and placebo administration on blood lipids. Am.
J. Clin. Nutr. 1996; 64: 866-70
Suharto, B., Wardhini, S.B.P., 2005. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-4.
Jakarta: FK UI. Hal: 423.
Sukandar, E.Y., Soediro, I., Fambrene, B.T., 1998. Pengaruh Eucheuma spp.
terhadap kadar kolesterol darah tikus putih galur wistar. Majalah
Farmasi Indonesia 9(4). Hal: 174-179.
Superko H.R. dan Krauss R.M. Garlic powder, effect on plasma lipids, post
prandial lipemia, low-density lipoprotein particle size, hight-density
lipoprotein subclass distribution and lipoprotein(a). J. Am. Coll.
Cardiol. 2000; 35: 321-6
Warshafsky S., Karmer R. Dan Sivaks S.L. Effects of garlic on total serum
cholesterol: a metaanalisis. Ann Intern. Med. 1993; 119: 599-605
LAMPIRAN 1
Umbi bawang putih, sebanyak 705,570 gram, yang berasal dari Sri
kemudian dihaluskan. Lalu bawang putih yang telah dihaluskan tersebut ditambah
selama 24 jam, lalu disaring. Proses tersebut diulang sebanyak 3 kali. Filtrat yang
cawan porselin dan dipanaskan dengan pemanas water bath, suhu 70 OC sambil
terus diaduk, sehingga dihasilkan ekstrak bawang putih sebesar 84,240 gram.
LAMPIRAN 2
sampai 2 siung (2-6 gram) sekali sampai 4 kali sehari (Handayani, 2006). Dalam
penelitian ini digunakan dosis bawang putih sebesar 6 gram, 4 kali sehari.
= 24 gram/hari
= 0,432 gram/hari
1 gram umbi bawang putih segar setara dengan 119,400 mg ekstrak umbi bawang
putih.
Dosis : 0,432 gram umbi bawang putih segar setara dengan 51,600 mg ekstrak
bawang putih.
LAMPIRAN 3
Data Biologis Tikus
Komposisi Pellet
No Kelompok I Kelompok II
1. 258,50 183,70
2. 260,60 204,90
3. 267,00 175,30
4. 260,10 198,60
5. 263,00 204,60
6. 214,90 215,10
7. 216,40 202,00
8. 220,10 200,10
9. 227,80 200,40
10. 223,00 201,50
11. 218,20 226,00
12. 219,50 219,00
13. 231,10 208,60
14. 211,50 231,40
15. 225,30 239,20
X 234,47 207,36
Sumber: Data primer, 2007.
Lampiran 9
Rasio Antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL Darah Tikus Putih
Sebelum Perlakuan
Rasio antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL Darah Tikus Putih
Setelah Perlakuan
Selisih Rasio Antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL Darah Tikus Putih
No Kelompok I Kelompok II
1. -1,18 -0,62
2. -0,61 -1,99
3. -0,65 -0,59
4. -1,2 -0,06
5. -0,3 -2,72
6. -0,75 0,36
7. -0,35 0,31
8. -0,07 -3,34
9. -0,5 -0,53
10. -0,66 -0,65
11. 1,34 1,23
12. -1,29 -0,37
13. 0,34 0,25
14. 1,19 -0,19
15. -0,76 0,09
X -0,36 -0,59
Sumber: Data primer, 2007.
LAMPIRAN 12
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
BeratBadan Kontrol 15 234,4667 20,69026 5,34220
Perlakuan 15 207,3600 16,85729 4,35253
Uji-t Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol & Perlakuan Sebelum Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Kolesterol Kontrol 15 70,5333 15,24681 3,93671
Total Perlakuan 15 81,5867 17,66748 4,56172
Uji-t Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol dan Perlakuan Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Kolesterol Kontrol 15 63,7867 8,19476 2,11588
Total Perlakuan 15 68,2533 13,05537 3,37088
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 70,5333 15 15,24681 3,93671
Sesudah 63,7867 15 8,19476 2,11588
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum &
15 ,379 ,163
Sesudah
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
6,74667 14,31248 3,69547 -1,17932 14,67265 1,826 14 ,089
Sesudah
LAMPIRAN 16
Uji-t Kadar Kolesterol Total Darah Tikus Putih Kelompok Perlakuan Sebelum & Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 81,5867 15 17,66748 4,56172
Sesudah 68,2533 15 13,05537 3,37088
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
13,33333 13,82687 3,57008 5,67627 20,99040 3,735 14 ,002
Sesudah
LAMPIRAN 17
Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Kolesterol Kontrol 15 31,0467 6,55023 1,69126
HDL Perlakuan 15 33,6400 8,91987 2,30310
Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
KolesterolHD Kontrol 15 24,4400 5,12540 1,32337
L Perlakuan 15 24,2267 7,99299 2,06378
Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol Sebelum & Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 31,0467 15 6,55023 1,69126
Setelah 24,4400 15 5,12540 1,32337
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
6,60667 8,01521 2,06952 2,16799 11,04534 3,192 14 ,007
Setelah
LAMPIRAN 20
Uji-t Kadar Kolesterol HDL Darah Tikus Putih Kelompok Perlakuan Sebelum & Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 33,6400 15 8,91987 2,30310
Setelah 24,2267 15 7,99299 2,06378
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
9,41333 11,23832 2,90172 3,18976 15,63691 3,244 14 ,006
Setelah
LAMPIRAN 21
Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Tikus Putih Kelompok Kontrol Sebelum dan Setelah Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 2,3247 15 ,57508 ,14848
Sesudah 2,6880 15 ,50413 ,13017
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum &
15 -,061 ,830
Sesudah
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
-,36333 ,78746 ,20332 -,79941 ,07275 -1,787 14 ,096
Sesudah
LAMPIRAN 22
Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Tikus Putih Kelompok Perlakuan Sebelum dan Setelah Induksi Ekstrak Bawang
Putih
T-Test
Paired Samples Statistics
Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Sebelum 2,5220 15 ,65280 ,16855
Sesudah 3,1100 15 1,10683 ,28578
N Correlation Sig.
Pair 1 Sebelum &
15 ,117 ,678
Sesudah
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error
Mean Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 Sebelum -
-,58800 1,21742 ,31434 -1,26219 ,08619 -1,871 14 ,082
Sesudah
LAMPIRAN 23
Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan HDL Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol & Perlakuan Sebelum Induksi
Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Rasio antara Kontrol 15 2,3247 ,57508 ,14848
kolesterol total &
HDL sebelum Perlakuan
15 2,5220 ,65280 ,16855
perlakuan
Uji-t Selisih Rasio antara Kolesterol Total & HDL Darah Tikus Putih Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum & Sesudah
Induksi Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Beda Rasio antara Kontrol
Kolesterol Total &
15 -,3633 ,78746 ,20332
HDL
Sebelum&Sesudah
Perlakuan 15 -,5880 1,21742 ,31434
Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Sebelum Induksi
Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Rasio Kontrol 15 2,3247 ,57508 ,14848
Perlakuan 15 2,5220 ,65280 ,16855
Uji-t Rasio antara Kolesterol Total dan Kolesterol HDL pada Kelompok Kontrol dan Perlakuan Setelah Induksi
Ekstrak Bawang Putih
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Kelompok N Mean Std. Deviation Mean
Rasio Kontrol 15 2,6880 ,50413 ,13017
Perlakuan 15 3,1100 1,10683 ,28578