Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nurul Ijah

Nim : 170301039

Kelas : 5Aka1

BAB 22

“TINJAUAN ATAS PP NOMOR 71 TAHUN 2010 DAN PSAP YANG TERKAIT DENGAN LAPORAN
OPERASIONAL”

A. PP NOMOR 71 TAHUN 2010: APAKAH MERUPAKAN JAWABAN ATAS TUNTUTAN AKUNTANSI


PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL ?
Dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah dan untuk menghasilkan pengukuran
kinerja yang lebih baik, serta memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih transparan dan akuntabel, maka
perlu penerapan akuntansi berbasis akrual yang merupakan best practice di dunia internasional.
 Basis Akuntansi di Indonesia: Prespektif Sejarah dan Hukum
Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dan suatu negara akan sangat bergantung kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku pada negara yang bersangkutan (Dwi Ratna, 2010). Pratik akuntansi
pemerintahan pertama kalinya diterapkan diindonesia adalah pada masa reformasi yang menghasilkan dua
undang-undang yang menjadi tonggak diterapkannya otonomi daerah, yaitu UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang
pemerintah Daerah dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang pertimbangan keuangan pemerintah pusat dan
daerah.
 Due Process PP Nomor 71 Tahun 2010
Due process atau diartikan dalam bahasa indonesia sebagai proses baku penyusunan, dalam konteks
penyusunan standar, berarti bahwa sebuah lembaga pembuat regulasi (standar) mencoba melibatkan semua
pihak yang dipengaruhi oleh regulasi tersebut, sehingga dapat menjaga legimitasi dari sebuah proses
penyusunan regulasi. Dengan kata lain, semua pihak yang terpengaruhi oleh regulasi tersebut memiliki
kesempatan untuk memberikan masukan di dalam proses pengambilan keputusan regulasi tersebut (Wolk dkk.,
2008).

 SAP Berbasis Akrual versi PP Nomor 71 Tahun 2010


Pengerian basis akrual menurut PSAK (IAI, 2004) adalah mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lain
pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan
akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Selanjutnya, bagaimana
konsep akrual menurut PP 71 Tahun 2010: pengertian basis akrual dapat diketahui dari pasal 1 point 8 yang
menyatakan:
“SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam
pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan
pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD

B. LAPORAN OPERASIONAL versi LAPORAN REALISASI ANGGARAN


Laporan operasional, yang dalam SAP PP Nomor 24 Tahun 2005 disebut dengan nama laporan kinerja
keuangan dan bersifat opsional, dalam SAP berbasis akrual menjadi salah satu bagian dari pelaporan finansial
yang berbasis akrual untuk pelaporan atas pendapatan dari sumber daya ekonomi yang diperoleh dan beban
untuk kegiatan pelayanan pemerintahan.
 Peranan Laporan Operasional
Laporan operasional menyajikan informasi beban akrual yang dapat digunakan untuk menghitung biaya per
program atau kegiatan pelayanan. Beban-beban yang ada dalam laporan operasional dapat dikelompokan
menjadi biaya pegawai, biaya material, dan biaya overhead untuk melakukan perhitungan biaya untuk setiap
program atau kegiatan.
 Struktur Laporan Operasional
Struktur laporan operasional mencakup pos-pos sebagai berikut (PSAP Nomor 01 paragraf 92 SAP
berbasis Akrual).
a. Pendaptan – LO dari kegiatan operasional
b. Beban dari kegiatan operasional
c. Surplus/defisit dari kegiatan non-operasional (bila ada)
d. Pos luar biasa (bila ada)
e. Surplus/defisit – LO

 Konsep Akrual dan Keterkaitan Antarlaporan


Konsep akrual pada laporan operasional terlihat pada transaksi pendapatan – LO dan beban dalam bentuk
barang/jasa. Sedangkan, pembiayaan tidak diperhitungkn dalam perhitungan surplus/defisit – LO karena
transaksi pembiayaan tidak terkait dengan operasi dan periode pelaporan
 Akuntansi Pendapatan – LO versus Pendapatan – LRA
Menurut PSAP Nomor 01, pendapatan – LO didefiniskan sebagai hak pemerintah pusat/daerah yang diakui
sebagai penambahan ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali. Sedangkan, pendapatan – LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum negara/daerah yang
menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
 Akuntansi Belanja versus Beban
Menurut PSAP Nomor 01, beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya
kewajiban. Sedangkan, belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umu negara/daerah yang
mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.
 Akuntansi Surplus/Defisit – LRA versus Surplus/Defisit - LO
Surplus/defisit – LO adalah selisih antara pendapatan – LO dan beban selama satu periode pelaporan.
Setelah dibandingkan surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos luar biasa. Sedangkan,
surplus/defisit – LRA adalah selisih lebh/kurang antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode
tertentu.
 Akuntansi Pembiayaan versus Kegiatan Non-operasionsal dan Pos Luar Biasa
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus
anggaran.
 Transaksi Dalam Mata Uang Asing
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata
uang rupiah. Dalam hal ini tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam
transaksi, maka transaksi dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah
bank sentral pada tanggal transaksi.
 Transaksi dalam Bentuk Barang dan Jasa
Transaksi dan beban terkait dengan transaksi selain kas dapat segera dicatat pada pendapatan – LO dan
beban pada saat terjadinya transaksi. Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk barang/jasa, antara lain
hibah dalam wujud barang , barang rampasa, dan jasa konsultasi.

C. AGENDA MASA MENDATANG


Dalam hal ini paling tidak ada tiga permasalahan utama yang harus segera dijawab dan diberikan
solusinya, yaitu sebagai berikut :
1. Masalah legitimasi atas PP Nomor 71 Tahun 2010
2. Masalah praktik akuntansi menurut SAP berbasis akrual terkait teknik pencatatan dan pelaporannya.
3. Masalah strategi penerapan SAP berbasis akrual sehingga dapat diterima dan dilaksanakan oleh semua
entitas pemerintahan sesuai batas waktu yang ditentukan oleh aturan perundang-undangan.

Anda mungkin juga menyukai