Anda di halaman 1dari 10

POSTIMBANG

RESOLUSI D/S 2018


SIRAJUDDIN, SP, M.KES, RD

Pusing dengan rendahnya partisipasi ibu ke penimbangan balita (D/S), sebaiknya anda melakukan
perubahan dan inovasi yang spektakuler. Lakukan Postimbang resolusi 2018. Baca pedoman
berikut ini
PEDOMAN RESOLUSI D/S 2018
Sirajuddin, S.P., M.Kes., RD.

Latar Belakang

Partisipasi masyarakat pada penimbangan balita disebut dengan indeks D/S. Semakin tinggi nilai
persentasenya maka semakin membuktikan bahwa ibu paham dan mengerti konsep anak sehat.
Bertambah umur bertambah berat badan. D adalah jumlah anak yang ditimbang sedangkan S
adalah jumlah seluruh anak usia 0-5 tahun di wilayah tertentu. Biasanya Rukun Tetangga, Rukun
Warga, Dusun, Lingkungan.

Masalah yang berhubungan dengan D/S adalah (1) Semakin hari persentasenya semakin Turun (2)
Semakin hari semakin dibuat laporan D/S yang tidak akuntable atau ditulis lebih tinggi dibanding
realita (3) Semakin hari semakin tidak diketahui oleh ibu apa gunanya anak ditimbang (4)
Semakin hari Posyandu semakin di fungsikan sebagai pelayanan imunisasi, pelayanan PMT dan
pelayanan lain mirip pusat kesehatan masyarakat pembantu (Pustu) mini. Sekilas tidak ada yang
keliru tetapi jangka panjangnya sangat berbahaya karena terlalu banyak biaya yang dikeluarkan
untuk perbaikan gizi anak balita, tetapi semakin tahun angka gizi kurang, pendek dan kurus
bukannya turun tetapi semakin menjadi jadi. Besarnya biaya pelayanan kesehatan tidak
berbanding lurus dengan menurunnya masalah gizi balita. Aspek asuhan gizi tidak disentuh
karena lebih menonjol pelayanan kesehatan kuratif nya daripada preventifnya. Kita harus belajar
dari gagalnya Puskesmas dipertahankan sebagai pusat pelayanan preventif murni karena beralih
fungsi sebagai rumah sakit kecil. Aneh ada puskesmas perawatan. Itu karena kita kebanjiran
orang sakit. Parahnya lagi indikator kesehatan juga ikut sakit karena semakin banyak orang sakit
yang dilayani semakin baik pelayanan kesehatan. Lelah kita berbicara soal kuratif dan preventif
ini.

Jika kondisi diatas terus dilakukan pasti suatu saat ada Posyandu perawatan. Akhirnya satu saat
orang hanya akan ke Posyandu kalau dia merasa sakit. Maka tamatlah fungsi Posyandu secara
hakiki sebagai salah satu model pelayanan preventif berbasis dari oleh dan untuk masyarakat.

Hanya ada satu cara memurnikan fungsi preventif posyandu yaitu dengan melakukan pelayanan
tunggal sebagai postimbang saja. Postimbang adalah tempat untuk menimbang berat badan anak
balita dan orang dewasa. Alasannya adalah berat badan adalah indikator dini status sehat dan
tidak sehat bagi anak. Bagi orang dewasa berat badan adalah indikator yang menunjukkan orang
kelebihan berat badan atau tidak. Kelebihan berat badan adalah faktor risiko penyakit tidak
menular.

Postimbang saat ini masih disatukan dengan pos imunisasi yang disebut Posyandu. Jadi dapat
dipisahkkan waktu layanannya ditempat yang sama. Misalnya Pos imunisasi setiap tanggal
tertentu sesuai dengan kesiapan juru imunisasi. Jadwalnya satu kali satu bulan. Postimbang dipilih
bukan hanya satu tanggal tetapi multi tanggal dalam satu bulan. Tujuannya supaya ada satu hari
postimbang tidak bersamaan dengan imunisasi. Menimbang berat badan anak sekaligus
imunisasi itu bagus tetapi terbukti kita kehilangan informasi vital. Karena ternyata yang datang
ditimbang itu bukan tujuan utamanya melainkan tujuan utamanya hanya untuk imunisasi. Jadi
kita merasa semua ibu yang ditimbang sudah sadar gizi karena mau menimbang anaknya. Padahal
faktanya tidak demikian, mereka sama sekali tidak mengerti anak sehat bertambah umur
bertambah berat badan.

Berdasarkan kerangka fikir diatas maka dibuat pedoman pendirian Postimbang Resolusi D/S
Tahun 2018.

Tujuan Umum

Tujuan umum pendirian Postimbang adalah meningkatkan partisipasi masyarakat (D/S) di suatu
wilayah kerja (RT, RW, Dusun, Desa, Lingkungan)

Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan ibu konsep anak sehat bertambah umur bertambah berat badan
2. Membiasakan ibu menimbang berat badan anaknya setiap bulan
3. Membiasakan anggota keluarga memantau berat badan setiap bulan
4. Meningkatkan keterampilan ibu menggunakan timbangan berat badan digital
5. Meningkatkan keterampilan ibu mengalibrasi timbangan berat badan digital
6. Meningkatkan komunikasi edukasi dan informasi asuhan gizi antara ibu dengan petugas gizi
dan petugas kesehatan preventif melalui group sosial media.
7. Meningkatkan keterampilan ibu dalam asuhan pemberian makan anak
8. Meningkatkan keterampilan ibu dalam asuhan kebersihan anak

Langkah Pembuatan dan Aktifitas Postimbang

Asessment

Assesment adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai, titik titik lokasi dimana ibu yang
malas ke Posyandu setelah anaknya berusia 1 tahun atau usia kurang satu tahun tetapi sudah
malas ke Posyandu. Lakukan pemetaan melalui google map, jika jaringan internet cukup
tersedia. Pada gambar yang diperolah berikan tanda posisi rumah sasaran yang malas datang
ke Posyandu. Tetapkan batasnya minimal 2 T atau dua kali tidak datang ke Posyandu dalam
dua bulan terakhir. Cara lain adalah langsung tentukan nama Posyandu yang memiliki angka
partisipasi aktualnya rendah. Ingat ini angka partisipasi aktual bukan partisipasi yang di
upgrade di laporan. Posyandu dengan nilai D/S paling rendah sebaiknya dimulai sebagai lokus
kegiatan Postimbang Resolusi.
Assesment lokus postimbang dapat dilakukan secara langsung oleh petugas gizi karena
sudah paham wilayahnya. Assesment nama sasaran yang malas ke Posyandu memerlukan
waktu 1 hari. Mintalah buku register Posyandu lalu buat daftar nama balita yang berstatus 2
T. Lakukan konfirmasi alamat ke kader Posyandu dan berilah tanda merah di peta google
map yang sudah anda print aut sebelumnya.

Daftar Nama Balita Duate (2T) Posyandu Mawar Desa Melati


No Nama Nama Ibu Alamat
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
Dst

Desa Melati, 31 Desember 2017


Petugas Gizi

Sirajuddin, SP, M,Kes. RD

Setelah daftar diatas selesai di isi maka lakukan konfirmasi alamat ke kader Posyandu dengan
membawa print out peta google map. Lalu berikan tanda merah lingkaran rumah tangga 10
balita 2 T. Tentukan lokus postimbang melalui posisi rumah tangga saran berdekatan.
Catatan : Sebaiknya di print lalu diperlihatkan ke kader agar di klarifikasi.

Diagnosis

Diagnosis adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui apa masalah yang dihadapi ibu
sehingga malas ke posyandu. Formula kalimat diagnosis mengadopsi sebagian formula PAGT.
Problem Etiologi dan Symtoms atau Masalah Penyebab dan Gejala. Contoh kalimat Diagnosis
a. “Partisipasi penimbangan balita rendah karena masalah kurang paham (P) disebabkan
tidak pernah diedukasi (E) dintandai tidak pernah datang ke Posyandu (S)”
b. “Partisipasi penimbangan balita rendah karena bertepatan dengan acara keluarga atau
kegiatan sosial (P) disebabkan kegiatan keluarga lebih penting daripada penimbangan (E)
dintandai tidak hadir pada hari buka Posyandu (S)”
c. “Partisipasi penimbangan balita rendah karena sudah habis masa imunisasi (P)
disebabkan ke Posyandu hanya untuk imunisasi (E) dintandai habis masa imunisasi tidak
lagi datang ke Posyandu (S)”
d. “ Partisipasi penimbangan balita rendah karena tidak ada pemberian makanan tambahan
(P) disebabkan ke Posyandu hanya untuk makanan tambahan (E) di tandai datang kalau
ada makanan tambahan (S)”
e. “Partisipasi penimbangan balita rendah karena bekerja diluar rumah (P) disebabkan tidak
ada keluarga atau pembantu yang antar anak ke Posyandu (E) ditandai tidak datang ke
kalau tidak ada yang antar anaknya (S)”
f. “Partisipasi penimbangan balita rendah karena jauh (P) disebabkan tidak ada alat
trasportasi (E) dintandai tidak pernah datang ke Posyandu kalau tidak ada yang
mengantar (S)”

Apapun kalimat diagnosisnya maka intervensinya akan selalu cocok dengan Postimbang.
Pendekatan ini hanya bentuk konvensi sederhana untuk menyamakan persepsi tentang
diagnosis masalah rendahnya partisipasi penimbangan. Perbedaan pokok dengan PAGT klinik
rumah sakit adalah intervensi disesuikan dengan diagnosis, sedangkan di kasus ini, intervensi
yang ditawarkan adalah satu yaitu postimbang dan sosial media.

Intervensi
Intervensi dilakukan dengan mendirikan Postimbang dan kelompok sosial media.Pendirian
dan Aktifitas Postimbang

Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Kegiatan
Ibu Petugas Gizi Kader Posyandu
1. Pengadaan Timbangan Digital ⃝
2. Pembuatan Buku Register ⃝
Postimbang
3. Pembelian pensil ikat ⃝
4. Sosialisasi dan Advokasi sasaran ⃝ ⃝
5. Praktek penimbangan anak ⃝ ⃝ ⃝
6. Praktek kalibrasi timbangan ⃝ ⃝ ⃝
7. Praktek Pengisian KMS ⃝ ⃝ ⃝
8. Pembuatan kelompok media sosial ⃝ ⃝ ⃝
9. Penyerahan Bukti Pakai Timbangan ⃝ ⃝
digital ke homebase
10.Pemilihan titik lokus Postimbang ⃝

Monitoring
Kegiatan monitoring bulanan dilakukan sebagai berikut
Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Kegiatan
Ibu Petugas Gizi Kader Posyandu
1. Menimbang mandiri di Postimbang ⃝
minimal satu kali sebulan
2. Menulis hasil timbangan di buku ⃝
register Postimbang
3. Menulis komentar di group sosial ⃝
media
4. Memindahkan hasil penimbangan ke ⃝
buku register Posyandu Induk
5. Memberi umpan balik komentar di ⃝ ⃝ ⃝
media sosial dengan semua sasaran
6. Memindahkan topik diskusi media ⃝
sosial ke buku konsultasi
7. Melakukan kalibrasi timbangan ⃝ ⃝ ⃝
bulanan
Evaluasi

Evaluasi dilakukan minimal 7 kegiatan utama dan dapat ditambahkan jika dibutuhkan
informasi tambahan sesuai dengan kondisi masing masing puskesmas.

Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Kegiatan
Ibu Petugas Gizi Kader Posyandu
1. Membuat grafik trend Analisis D/S ⃝
Postimbang
2. Membuat peta D/S tahunan ⃝
Postimbang (GIS)
3. Rekomendasi Perbaikan Postimbang ⃝
4. Membuat grafik trend Analisis D/S ⃝
Posyandu Induk
5. Membuat peta D/S tahunan ⃝
Posyandu Induk (GIS)
6. Rekomendasi Perbaikan Posyandu ⃝
Induk
7. Deseminasi hasil Postimbang di Pra ⃝
Lokakarya Puskesmas dan Loka karya
mini Puskesmas (PPT dan GIS)

Berikut contoh trend analisis partisipasi ibu pada pemantauan berat badan
(pertumbuhan) Postimbang Melati. (Contoh).

Kecenderungan Partisipasi Ibu (D/S)


Postimbang Melati 2018
35,00
30,00
25,00
Prevalensi (%)

20,00 Mawar
15,00 Kuncup
10,00
Tulip
5,00
-

Contoh Penyajian Peta D/S menurut Kelurahan. Menggunakan Aplikasi GIS


Biaya pendirian Postimbang

Pendirian postimbang memerlukan biaya investasi awal, karena diharapkan setelah postimbang
memberikan dampak D/S yang signifikan maka alokasi anggaran untuk pengadaan dan reflikasi
atau perbanyakan postimbang dibebankan kepada pemerintah desa dan atau lembaga donasi
yang bersedia. Pada awal kegiatan Postimbang diinisiasi oleh tenaga gizi puskesmas, bekerjasama
dengan praktisi D/S atau Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Makassar.

Daftar Kebutuhan dan Anggaran untuk satu Titik Postimbang

No Nama Barang Harga (Rp) Cara Pengadaan


1 Timbangan Seca 170.000,- Pesan Lazada
2 Buku Folio Bergaris 20.000,- Beli Langsung
3 Pensil 5.000,- Beli Langsung
4 Air mineral untuk meeting awal 15.000,- Beli langsung
5 Snack Konsumsi 50.000,- Beli langsung
Jumlah Rp. 260.000,- Dua ratus enam puluh
ribu rupiah
Catatan : biaya ini disesuikan dengan kondisi masing masing daerah.
Legal Aspek Postimbang

Postimbang didirikan berdasarkan surat tugas kepala Puskesmas atau surat rekomendasi dari
DPC Persagi di daerah masing masing. Legal aspek bukan untuk kepentingan boleh tidaknya
Postimbang beroperasi akan tetapi hanya untuk kepentingan pengakuan bukti kinerja Tenaga Gizi
dalam melakukan tugas pokok dan fungsi pengelola kegiatan perbaikan gizi masyarakat.

Jika tidak ada surat tugas dari kepala Puskesmas, maka dapat meminta rekomendasi dari DPC
Persagi setempat agar dapat diakui sebagai sasaran kinerja pegawai (SKP). Jika tidak ada
rekomendasi dari DPC maka Postimbang dilaporkan sebagai kegiatan inovasi tenaga gizi dengan
dokumen bukti kegiatan.

Postimbang bukan milik Puskesmas dan bukan milik pemerintah, tetapi milik masyarakat sasaran
dibawah binaan petugas gizi. Kegiatan di Postimbang tidak memerlukan izin birokrasi kecuali izin
kegiatan dari ketua RT setempat untuk menempatkan postimbang di wilayahnya. Ibarat penjual
sayur keliling tidak memerlukan izin ketua RT untuk jualan demikian juga Postimbang. Hal ini
bertujuan untuk memangkas birokrasi yang tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan gizi
anak balita.

Jika ada penelitian atau pengamatan kegiatan Postimbang sama sekali tidak memerlukan izin dari
Puskesmas sebagai izin tertulis. Postimbang adalah wadah independen dari masyarakat dan
pengelola kegiatan pembinaan gizi masyarakat setempat.

Barang Inventaris Postimbang

Timbangan seca adalah barang inventaris paling mahal di Postimbang. Barang ini adalah milik
pembeli pertama. Kalau itu dibeli oleh tenaga gizi maka itu milik tenaga gizi. Ibu sasaran sebagai
pemakai saja. Tujuannya agar setelah usia sasaran sudah lulus diatas 5 tahun maka timbangan ini
dipindah tangankan kepada kelompok lain. Risiko kerusakan timbangan tidak perlu diganti oleh
sasaran cukup dilaporkan saja bahwa barangnya sudah rusak dan segera diganti dan diadakan
kembali sesuai mekanisme yang berlaku. Sebaiknya dibuat berita acara penggunaan timbangan
seca.

Lain lain
Hal yang belum diatur dalam pedoman ini adalah membuat trend analisis D/S dan membuat peta
GIS D/S serta bentuk berita acara serah terima barang inventaris sebagai pemakai. Pembuatan
peta D/S melalui aplikasi GIS dapat dilakukan dengan bimbingan teknis oleh praktisi D/S atau
fasilitator surveilans Gizi. Petugas gizi yang sudah mengikuti pelatihan pembuatan GIS paham soal
ini.

Diskusi dan klaim lain tentang Postimbang Resolusi D/S 2018 dapat dikonsultasikan dengan
Sirajuddin, SP, M.Kes, RD dengan kontak WA 082395924646.
Tulisan ini adalah rintisan yang dan dapat di share diruang publik secara hati hati, berisi gagasan
dan ide perubhan. Tulisan ini disampaikan melalui surat elektronik yang diminta langsung kepada
pengagasnya (Sirajuddin, SP, M.Kes, RD). Jika naskah ini dibagikan kepada pihak ketiga agar di cc
juga ke emai cvkajiangizi@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai