10). Pembedahan
a) Pasien resiko tinggi pada periode perioperative
b) Pasien post operasi yang membutuhkan monitoring hemodynamik/ dukungan
ventilator atau perawatan intensive seperti: operasi vaskuler, thoracic, jalan
nafas, craniofacial orthopedic dan spine, saraf, dan operasi umum dengan
kehilangan banyak darah.
11). Obstetri-genecology
a. Kondisi medik komplikasi kehamilan
b. Kehamilan berat yang di induced hypertensi/kehamilan
c. Perdarahan obstetri
d. Emboli amniotic fluid
e. HELLP Syndrome
3). Radiografi/ultrasonografi/tomografi.
I. perdarahan vascular cerebral, contusion atau perdarahan subarachnoid
dengan status gangguan mental atau tanda-tanda neurologi focal.
II. Ruptur viscera, bladder, liver,varises esophageal atau uterus dengan
hemodynamic tidak stabil.
III. Dissecting aortic aneurysm
4). Electrocardiogram
I. Myocardial infark dengan complex arrhythmia, hemodynamic tidak stabil
dan gagal jantung kongestif
II. Ventricular tachycardia atau ventricular fibrilasi
III. Complex heart block dengan hemodynamic tidak stabil
B. Sistem Pernafasan
1. Gangguan pernafasan yang memerlukan fisioterapi yang intensive dan agresif.
2. Pasien dengan hemodinamik stabil dengan pertukaran gas dan penyakit
dasaryang dan rawan potensial mengalami perburukan respirasi yang
memerlukan observasi berulang dan atau ventilasi tekanan positif atau CPAP.
3. Bila pasien mengalami gagal napas dan memerlukan dukungan ventilasi mekanis
harus segera dipindahkan/dirujuk ke ICU.
C.Sistem Saraf
1. Cedera kepala sedang sampai berat/ stroke yang stabil dan memerlukan tirah
baring dan memerlukan pemeliharaan jalan nafas secara khusus, seperti isap
lender secara berkala.
2. Cedera sumsum tulang belakang bagian leher yang stabil.
a. Sistem Endokrine
1. Pasien diabetik ketoasidosis memerlukan infus insulin intra vena secara konstan
atau suntikan regular insulin secara berulang-ulang selama fase pengaturan dini
setelah pulih dari diabetes ketoasidosis.
2. Kondisi hiperosmolar dengan perbaikan tingkat kesadaran
3. Thyrotoxicosis, hyperthyroid memerlukan monitor berulang.
b. Pembedahan
Pascabedah besar dengan hemodinamik stabil tapi masih memerlukan
resusitasi cairan.
c. Kebidanan dan Kandungan
Preklamsia pada kehamilan atau pascapersalinan.
Kriteria pasien keluar HCU/dinyatakan keluar HCU oleh DPJP dengan ketentuan
apabila pasien :
1. Pasien sudah stabil dan tidak lagi membutuhkan pemantauan yang ketat.
2. Pasien yang cenderung memburuk dan/atau memerlukan pemantauan dan alat bantu
invasif sehingga perlu pindah ke ICU.
3. Apabila kondisi fisiologi pasien mengalami perburukan dan intervensi aktif serta
tidak direncanakan lagi, lebih tepat bila dipindahkan ke lower level of care, pasien
keluar dari HCU ke ruangan perawatan biasa.
Level 1 adalah bayi yang terlahir sehat sehingga bisa mendapatkan perawatan gabung dengan
Ibunya untuk menunjang ASI eksklusif.
6. Gastrointestinal
Pasien dengan gangguan saluran cerna yang mengancam jiwa antara lain:
a. Perdarahan saluran cerna akut dan berat
b. Pasca endokospi darurat
c. Gagal hati akut
7. Bedah
Kondisi pasca bedah yang umumnya membutuhkan pemantauan dan tindakan invasif
antara lain:
a. Bedah kardiovaskuler
b. Bedah thorak
c. Bedah saraf
d. Bedah THT
e. Bedah kraniofasial
f. Bedah ortopedi dan tulang belakang
g. Bedah umum dengan gangguan hemodinamik dan respirasi
h. Transplantasi organ
i. Trauma multipel dengan atau tanpa gangguan kardiovaskuler
j. Kehilangan darah dalam jumlah besar
8. Ginjal dan Saluran Kemih
Pasien dengan gangguan ginjal dan saluran kemih yang mengancam nyawa, antara lain:
a. Gagal ginjal
b. Kebutuhan hemodialisa, dialisa peritoneal atau renal replacement therapy lain
dalam keadaan tidak stabil
c. Rhabdomyolisis akut dengan insufisiensi ginjal
9. Gangguan lain
Pasien dengan gangguan lain yang mengancam nyawa antara lain:
a. Keracunan atau overdosis obat dengan potensi kegagalan organ
b. Gagal organ multipel
c. Hipernatremia maligna
d. Trauma elektrik atau trauma lingkungan lain: luka bakar > 10% luas permukaan
kulit