Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana yang diampuh
oleh :
Novita Verayanti Manalu
Di Susun Oleh :
KELOMPOK GENAP SECTION B
Cia Silaban (1751043) Kezia Yunis (1751032)
Devra Suryaatmaja (1751017) Mega Aryanti (1751038)
Feren Senge (1751008) Natania (1751013)
Frederick Simare-mare (1751061) Novia Golung (1751024)
Hosea Siahaan (1751024) Theofani Sirait (1751001)
Joseph Ruskandi (1751012) Yehuda Imanuel (1751037)
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
T.A 2019/2020
BAB I
LATAR BELAKANG
Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang
sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam terseut
serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan
timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan
kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi
(banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah
penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi
(kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia).
Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan
sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan
kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan
atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan
secara terarah dan terpadu. Penanggulangan yang dilakukan selama ini belum
didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali
terjadi tumpang tindih dan bahkan terdapat langkah upaya yang penting tidak tertangani.
Permasalahan yang timbul sebagai akibat peristiwa bencana alam, non alam
maupun bencana sosial merupakan dampak bencana yang bersifat primer yaitu
menyengsarakan orang dan merusak lingkungan secara langsung pada saat bencana
terjadi antara lain menimbulkan kematian. Dampak bencana yang bersifat sekunder
yaitu timbulnya masalah keluarga terutama apabila kepala keluarga meninggal dunia.
Bantuan yang tidak tepat akan menimbulkan masalah bagi korban bencana yang
menyebabkan mereka tidak berdaya untuk memulihkan fungsi sosial dan ekonomi.
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
salah satu yang menjadi prioritas adalah upaya kesiapsiagaan yang bertujuan untuk
penurunan risiko bencana. Dalam rangka kesiapsiagaan, maka salah satu upaya yang
perlu dilaksanakan adalah geladi penanggulangan krisis kesehatan. Geladi
penanggulangan krisis kesehatan adalah bentuk latihan untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan menanggulangi krisis kesehatan yang timbul akibat bencana. Geladi
ini juga dilaksanakan dalam rangka menguji rencana kontinjensi bidang kesehatan yang
telah disiapkan di beberapa provinsi, kabupaten/kota bersama dengan lintas program
dan lintas sektor terkait.
BAB II
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
Tujuan Khusus
1. Peserta akan dapat mendefinisikan peran dan tanggungjawab mereka dalam situsi
darurat.
2. Peserta akan memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas dan identifikasi
tugas utama dan aksi-aksi merespon bencana.
3. Peserta akan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dengan system
koordinasi yang telah ada.
2. Pengarah
a) Memberi arahan-arahan bersifat teknis baik diminta maupun tidak kepada Ketua
Pelaksana.
b) Melaksanakan monitoring terhadap penyelenggaraan geladi.
c) Mengevaluasi penyelenggaraan geladi.
d) Melaksanakan rapat dengan instansi terkait bila timbul permasalahan yang
menyangkut kebijaksanaan pokok di dalam pelaksanaan geladi.
e) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.
3. Ketua Pelaksana
a) Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai kebijakan dan kewenangan yang diberikan
serta bertindak atas nama Penanggung Jawab Geladi.
b) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.
c) Memimpin penyelenggaraan geladi.
d) Menentukan ruang lingkup geladi dan mengeluarkan petunjukpetunjuk pelaksanaan
geladi kepada tiap unsur penyelenggara geladi.
e) Selama geladi berlangsung, Ketua Pelaksana dapat mendelegasikan tuganya kepada
Wakil Ketua pelaksana.
f) Melaporkan penyelenggaraan geladi kepada Penanggung Jawab Geladi paling
lambat dua minggu setelah geladi selesai.
4. Sekretaris
a) Memberikan pelayanan yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan
kepada seluruh penyelenggara geladi.
b) Mengatur lalu lintas surat-menyurat dan pengiriman naskah geladi kepada yang
berhak menerimanya.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.
5. Bidang Penyelenggara
a) Menyusun, merencanakan dan menjadwalkan kegiatan geladi.
b) Memberi data-data yang berhubungan dengan rencana geladi.
c) Menyiapkan personil yang diperlukan untuk penyelenggaraan geladi.
d) Merencanakan lokasi yang akan dipakai untuk pelaksanaan gelada
e) Menyusun konsep rencana dukungan logistik, transportasi, akomodasi dan
konsumsi, yang meliputi personil, keuangan, protokoler, peralatan, perbekalan dan
angkutan.
f) Merumuskan rencana pengamanan yang tertuang dalam rencana geladi.
g) Mengoordinasikan kegiatan geladi dengan unsur-unsur terkait.
h) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.
7. Direktur
a) Menyusun rencana lapangan dan lampirannya.
b) Mengoordinasikan jalannya geladi antara Pelaku dan Wasdal.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.
8. Penyelenggara
a) Mengecek kesiapan peta, sarana dan prasarana serta dukungan lainnya agar dapat
digunakan untuk mendukung penyelenggaraan geladi.
b) Mengatur tata letak (berdasarkan rekomendasi Tim Wasdal) dan mengecek kondisi
tempat geladi, sarana dan prasarana geladi serta dukungan geladi lainnya agar dapat
digunakan dengan baik selama penyelenggaraan.
c) Mengoordinasikan dengan instansi yang terkait tentang kesiapan fasilitas geladi.
d) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.
9. Wasdal merupakan suatu tim yang terdiri dari Pengawas dan Pengendali.
Pengawas/Penilai mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang pelaksanaan peran.
2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para pengendali/wasit.
3) Membuat laporan hasil penilaian.
4) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.
10. Pelaku
a) Melaksanakan geladi sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh Pengendali/
Wasit.
b) Melaksanakan geladi dengan bersikap tanggap terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh Pengendali.
c) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh Direktur Geladi selama
geladi berlangsung.
Denah
Denah Triage
Tujuan Peta
Umum : Untuk mendapatkan gambaran wilayah yang akan digunakan dalam
kegiatan penanggulangan bencana.
Khusus : untuk mengetahui lokasi bencana, jalur evakuasi, tempat pengungsian,
lokasi fasilitas pelayanan kesehatan (tetap dan tidak tetap), jalur distribusi
logistik dan lain-lain yang akan digunakan dalam kegiatan penanggulangan
bencana.
Keterangan Fungsi Setiap Posko Penanggulangan Bencana
1) Posko Induk/Komando
Merupakan posko utama pada tempat penanggulang bencana, dimana posko induk
merupakan tempat pemantauan dari segala aspek bencana. Segala hal yang terjadi
pada tempat penanggulangan bencana akan dilaporkan ke posko induk/komando.
Pada posko komando terdapat denah daerah penanggulangan bencana.
Tujuan :
Memberikan stabilisasi paling efektif dilapangan dengan melakukan
intubasi, trakeostomi, chest tube, penatalaksanaan shock secara
medikamentosa, pemberian analgetik, cairan, fasciotomi, imobilisasi fraktur
dan perawatan luka.
Dengan prosedur diatas sebanyak mungkin korban dengan status merah
dapat direkategorisasi menjadi kuning.
Mengatur transfer korban ke Rumah Sakit.
3) Rumah Sakit
Tempat penerimaan korban dari pos medis lanjutan/triase
Akses langsung dengan tempat ambulans menurunkan korban
Tertutup
Penerangan cukup, akses mudah ke tempat perawatan utama (UGD, kamar
operasi, ICU)
Tatalaksana Penerimaan Korban di Rumah Sakit
Alerting Process :
Alert message dari dispatch center segera diteruskan ke Unit Gawat
Darurat
Aktivasi Hospital Mass Casualty Management Plan.
4) Puskesmas
Pusat bantuan kesehatan masyakarat, tempat konsultasi masyarakat korban bencana
alam. Fasilitas kesehatan yang menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
kesehatan korban bencana.
5) Posko
Tempat konsultasi untuk mengatasi trauma healing bagi korban bencana, baik anak-
anak, remaja, orang dewasa, dan lansia.
6) Pengungsian/Shelter
Tempat tinggal korban bencana untuk sementara waktu.
7) Dapur Umum
Mengelola makanan siap saji untuk korban bencana.
8) WC
Sanitasi lingkungan untuk menjaga kebersihan di tempat pengungsian, mencegah
infeksi di tempat pengungsian.
9) Posko Keamanan
Posko keamanan yang memantau dan memeriksa setiap hal yang keluar masuk
daerah pengungsian, menjaga lingkungan pengungsian.
BAB III
LAPORAN PENANGANAN KASUS BENCANA
Salah satu program Promosi Kesehatan ini merupakan manfaat dari trauma
Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit healing:
Umum Daerah dr. Darsono adalah 1. Menghilangkan beban di pikiran
melakukan edukasi pada kelompok 2. Membuat bahagia
kesehatan tertentu, salah satunya 3. Menjadi pribadi yang lebih
dengan melakukan edukasi pada ikhlas
Kelompok Lansia dimana RSUD dr. 4. Menjadi semangat kembali
Darsono telah menjalin kerja sama 5. Membuat hati tenang dan
dengan Kelompok Lansia Desa tentram
Sukoharjo Kecamatan Pacitan. 6. Lebih peka untuk menyikapi
keadaan yang ada
Pada acara edukasi kali ini Tim
Psikolog RSUD dr. Darsono melakukan Acara ini dilaksanakan tanggal 31
kegiatan Trauma Healing yang mana di Januari 2018 bertempat di Balai
Desa Sukoharjo pada akhir tahun 2017 Pertemuan Desa Sukoharjo Pacitan.
termasuk wilayah yang terdampak Dihadiri sekitar 60 orang bapak ibu
banjir. Trauma healing adalah suatu lansia acara dibuka langsung oleh Ibu
tindakan yang dilakukan untuk Camat Pacitan, dilanjutkan sambutan
membantu orang lain untuk mengurangi dari Kabid Pelayanan RSUD dr.
bahkan menghilangkan gangguan Darsono Ibu Dra. Asih Sitaresmi, Apt.
psikologis yang sedang dialami yang Hadir pula dari pihak RS Tim Psikolog
diakibatkan syok atau trauma. sebagai narasumber yaitu Ni Made
Terapi bermain dipilih pada kegiatan Diyah Rinawardani, S.Psi.Psi; Herlina
kali ini yang merupakan salah satu Banowati, S.Psi. Psi; dan Leon
kegiatan yang dapat dilakukan dimana Pernando Putra, S.Psi. Psi.
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja,
karena dari anak kecil sampai dewasa
suka dengan yang namanya bermain.
Permainan yang dapat dilakukan dalam
terapi ini tergantung situasi dan kondisi
yang ada.
i. Kesimpulan
Simulasi penanggulangan bencana berfungsi sebagai latihan untuk memberikan
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan pertolongn pertama
pada korban bencana alam. Geladi juga berfungsi sebagai sarana untuk menguji rencana
kontinjensi penanggulangan bencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam kegiatan
simulasi, mahasiswa/i dapat menyelesaikan tuntutan dengan benar, dapat menyelesaikan
kasus yang telah dibuat di skenario kejadian bencana yang disesuaikan dengan risiko
bencana yang mungkin terjadi di suatu daerah. Kegiatan geladi bertujuan mengembangan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa/i menjadi seorang perawat bencana yang
professional. Sehingga dengan diadakannya gelada ini dapat memberikan tanggungjawab
yang besar kepada mahasiswa/i untuk berperan dalam memberikan pertolongan bagi
korban bencana.
ii. Saran
Bagi setiap orang yang mengikuti geladi penanggulangan bencana harus lebih
serius, karena seperti dari kesimpulan dapat diketahui bahwa kegiatan ini sangat penting
bagi seorang perawat. Khususnya di Indonesia, sering sekali terjadi bencana alam yang
terjadi diluar dugaan dan pikiran manusia. Oleh sebab itu, kegiatan simulasi seperti hal
ini menjadi modal dalam pelatihan diri menjadi seorang perawat yang tanggap dalam
menghadapi bencana.
REFERENSI
https://rsud.pacitankab.go.id/pkrs-lansia-trauma-healing-2018/