Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN

SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA

Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Bencana yang diampuh
oleh :
Novita Verayanti Manalu

Di Susun Oleh :
KELOMPOK GENAP SECTION B
Cia Silaban (1751043) Kezia Yunis (1751032)
Devra Suryaatmaja (1751017) Mega Aryanti (1751038)
Feren Senge (1751008) Natania (1751013)
Frederick Simare-mare (1751061) Novia Golung (1751024)
Hosea Siahaan (1751024) Theofani Sirait (1751001)
Joseph Ruskandi (1751012) Yehuda Imanuel (1751037)
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
T.A 2019/2020
BAB I
LATAR BELAKANG

Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang
sangat tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam terseut
serta adanya keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan
timbulnya risiko terjadinya bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan
kompleks, meskipun disisi lain juga kaya akan sumberdaya alam.
Pada umumnya risiko bencana alam meliputi bencana akibat faktor geologi
(gempabumi, tsunami dan letusan gunung api), bencana akibat hydrometeorologi
(banjir, tanah longsor, kekeringan, angin topan), bencana akibat faktor biologi (wabah
penyakit manusia, penyakit tanaman/ternak, hama tanaman) serta kegagalan teknologi
(kecelakan industri, kecelakaan transportasi, radiasi nuklir, pencemaran bahan kimia).
Bencana akibat ulah manusia terkait dengan konflik antar manusia akibat perebutan
sumberdaya yang terbatas, alasan ideologi, religius serta politik. Sedangkan kedaruratan
kompleks merupakan kombinasi dari situasi bencana pada suatu daerah konflik.
Kompleksitas dari permasalahan bencana tersebut memerlukan suatu penataan
atau perencanaan yang matang dalam penanggulangannya, sehingga dapat dilaksanakan
secara terarah dan terpadu. Penanggulangan yang dilakukan selama ini belum
didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali
terjadi tumpang tindih dan bahkan terdapat langkah upaya yang penting tidak tertangani.
Permasalahan yang timbul sebagai akibat peristiwa bencana alam, non alam
maupun bencana sosial merupakan dampak bencana yang bersifat primer yaitu
menyengsarakan orang dan merusak lingkungan secara langsung pada saat bencana
terjadi antara lain menimbulkan kematian. Dampak bencana yang bersifat sekunder
yaitu timbulnya masalah keluarga terutama apabila kepala keluarga meninggal dunia.
Bantuan yang tidak tepat akan menimbulkan masalah bagi korban bencana yang
menyebabkan mereka tidak berdaya untuk memulihkan fungsi sosial dan ekonomi.
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
salah satu yang menjadi prioritas adalah upaya kesiapsiagaan yang bertujuan untuk
penurunan risiko bencana. Dalam rangka kesiapsiagaan, maka salah satu upaya yang
perlu dilaksanakan adalah geladi penanggulangan krisis kesehatan. Geladi
penanggulangan krisis kesehatan adalah bentuk latihan untuk memberikan pengetahuan
dan keterampilan menanggulangi krisis kesehatan yang timbul akibat bencana. Geladi
ini juga dilaksanakan dalam rangka menguji rencana kontinjensi bidang kesehatan yang
telah disiapkan di beberapa provinsi, kabupaten/kota bersama dengan lintas program
dan lintas sektor terkait.
BAB II
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA

A. Tujuan Penyelenggaraan Simulasi


 Tujuan Umum
Memberikan pedoman atau panduan dalam menyusun Rencana Penanggulangan Bencana
(disaster management plan) yang menyeluruh, terarah dan terpadu di tingkat
Propinsi/Kabupaten/Kota.

 Tujuan Khusus
1. Peserta akan dapat mendefinisikan peran dan tanggungjawab mereka dalam situsi
darurat.
2. Peserta akan memiliki kemampuan untuk menentukan prioritas dan identifikasi
tugas utama dan aksi-aksi merespon bencana.
3. Peserta akan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan dengan system
koordinasi yang telah ada.

B. Susunan Panitia/Rencana Pengorganisasian dan Tugas Pokok PIC


Tugas dan tanggung jawab dari penyelenggara geladi adalah sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab
a) Menetapkan kebijaksanaan, petunjuk-petunjuk serta rencana garis besar
pelaksanaan geladi.
b) Bertanggung jawab terhadap terselenggaranya geladi.

2. Pengarah
a) Memberi arahan-arahan bersifat teknis baik diminta maupun tidak kepada Ketua
Pelaksana.
b) Melaksanakan monitoring terhadap penyelenggaraan geladi.
c) Mengevaluasi penyelenggaraan geladi.
d) Melaksanakan rapat dengan instansi terkait bila timbul permasalahan yang
menyangkut kebijaksanaan pokok di dalam pelaksanaan geladi.
e) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.

3. Ketua Pelaksana
a) Melaksanakan tugas-tugasnya sesuai kebijakan dan kewenangan yang diberikan
serta bertindak atas nama Penanggung Jawab Geladi.
b) Bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Geladi.
c) Memimpin penyelenggaraan geladi.
d) Menentukan ruang lingkup geladi dan mengeluarkan petunjukpetunjuk pelaksanaan
geladi kepada tiap unsur penyelenggara geladi.
e) Selama geladi berlangsung, Ketua Pelaksana dapat mendelegasikan tuganya kepada
Wakil Ketua pelaksana.
f) Melaporkan penyelenggaraan geladi kepada Penanggung Jawab Geladi paling
lambat dua minggu setelah geladi selesai.
4. Sekretaris
a) Memberikan pelayanan yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan
kepada seluruh penyelenggara geladi.
b) Mengatur lalu lintas surat-menyurat dan pengiriman naskah geladi kepada yang
berhak menerimanya.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

5. Bidang Penyelenggara
a) Menyusun, merencanakan dan menjadwalkan kegiatan geladi.
b) Memberi data-data yang berhubungan dengan rencana geladi.
c) Menyiapkan personil yang diperlukan untuk penyelenggaraan geladi.
d) Merencanakan lokasi yang akan dipakai untuk pelaksanaan gelada
e) Menyusun konsep rencana dukungan logistik, transportasi, akomodasi dan
konsumsi, yang meliputi personil, keuangan, protokoler, peralatan, perbekalan dan
angkutan.
f) Merumuskan rencana pengamanan yang tertuang dalam rencana geladi.
g) Mengoordinasikan kegiatan geladi dengan unsur-unsur terkait.
h) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

6. Bidang Perancang Materi


a) Menyusun dan mengajukan konsep naskah geladi (meliputi petunjuk geladi,
pengkajian, pengawasan dan cheklist penilaian) dan skenario geladi atas dasar
petunjuk/arahan Ketua Pelaksana Geladi dan hasil peninjauan lapangan.
b) Menyempurnakan kelengkapan naskah geladi antara lain petunjuk umum geladi,
keadaan umum, keadaan khusus, rencana waktu geladi, persoalan bagi pelaku dan
rencana pengendalian.
c) Menyusun dan mengajukan konsep RIG dan ROG atas dasar petunjuk/arahan Ketua
Pelaksana Geladi dan hasil peninjauan lapangan.
d) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

7. Direktur
a) Menyusun rencana lapangan dan lampirannya.
b) Mengoordinasikan jalannya geladi antara Pelaku dan Wasdal.
c) Bertanggung jawab kepada Ketua Pelaksana Geladi.

8. Penyelenggara
a) Mengecek kesiapan peta, sarana dan prasarana serta dukungan lainnya agar dapat
digunakan untuk mendukung penyelenggaraan geladi.
b) Mengatur tata letak (berdasarkan rekomendasi Tim Wasdal) dan mengecek kondisi
tempat geladi, sarana dan prasarana geladi serta dukungan geladi lainnya agar dapat
digunakan dengan baik selama penyelenggaraan.
c) Mengoordinasikan dengan instansi yang terkait tentang kesiapan fasilitas geladi.
d) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.
9. Wasdal merupakan suatu tim yang terdiri dari Pengawas dan Pengendali.
 Pengawas/Penilai mempunyai tugas sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas penilaian terhadap pelaku tentang pelaksanaan peran.
2) Dalam tugasnya selalu berkoordinasi dengan para pengendali/wasit.
3) Membuat laporan hasil penilaian.
4) Bertanggungjawab kepada Direktur Geladi.

 Pengendali/Wasit mempunyai tugas sebagai berikut :


1) Memberikan materi geladi, sesuai tanggung jawabnya.
2) Bertanggung jawab terhadap materi yang dilatihkan.
3) Mengendalikan jalannya geladi dan memberikan persoalan.
4) Memberikan koreksi-koreksi terhadap jalannya geladi.
5) Menyampaikan resume tentang hasil geladi.
6) Bertanggung jawab kepada Direktur Geladi. Selain itu, Tim Wasdal memiliki peran
lain yaitu sebagai sutradara dan narrator.

10. Pelaku
a) Melaksanakan geladi sesuai instruksi/perintah yang dikeluarkan oleh Pengendali/
Wasit.
b) Melaksanakan geladi dengan bersikap tanggap terhadap setiap permasalahan yang
ditimbulkan oleh Pengendali.
c) Melaksanakan semua ketentuan yang diberlakukan oleh Direktur Geladi selama
geladi berlangsung.

C. Persiapan Penyelenggaraan Simulasi (Sarana dan Prasarana)

Denah
Denah Triage

Tujuan Peta
 Umum : Untuk mendapatkan gambaran wilayah yang akan digunakan dalam
kegiatan penanggulangan bencana.
 Khusus : untuk mengetahui lokasi bencana, jalur evakuasi, tempat pengungsian,
lokasi fasilitas pelayanan kesehatan (tetap dan tidak tetap), jalur distribusi
logistik dan lain-lain yang akan digunakan dalam kegiatan penanggulangan
bencana.
Keterangan Fungsi Setiap Posko Penanggulangan Bencana
1) Posko Induk/Komando
Merupakan posko utama pada tempat penanggulang bencana, dimana posko induk
merupakan tempat pemantauan dari segala aspek bencana. Segala hal yang terjadi
pada tempat penanggulangan bencana akan dilaporkan ke posko induk/komando.
Pada posko komando terdapat denah daerah penanggulangan bencana.

2) Pos Medis Lanjutan (Triage)


 Merupakan “garis depan” dalam penatalaksanaan korban.
 Tempat dilakukannya stabilisasi korban sebelum transfer ke Rumah sakit.

Tujuan :
 Memberikan stabilisasi paling efektif dilapangan dengan melakukan
intubasi, trakeostomi, chest tube, penatalaksanaan shock secara
medikamentosa, pemberian analgetik, cairan, fasciotomi, imobilisasi fraktur
dan perawatan luka.
 Dengan prosedur diatas sebanyak mungkin korban dengan status merah
dapat direkategorisasi menjadi kuning.
 Mengatur transfer korban ke Rumah Sakit.

3) Rumah Sakit
 Tempat penerimaan korban dari pos medis lanjutan/triase
 Akses langsung dengan tempat ambulans menurunkan korban
 Tertutup
 Penerangan cukup, akses mudah ke tempat perawatan utama (UGD, kamar
operasi, ICU)
Tatalaksana Penerimaan Korban di Rumah Sakit
 Alerting Process :
 Alert message dari dispatch center segera diteruskan ke Unit Gawat
Darurat
 Aktivasi Hospital Mass Casualty Management Plan.

4) Puskesmas
Pusat bantuan kesehatan masyakarat, tempat konsultasi masyarakat korban bencana
alam. Fasilitas kesehatan yang menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung
kesehatan korban bencana.

5) Posko
Tempat konsultasi untuk mengatasi trauma healing bagi korban bencana, baik anak-
anak, remaja, orang dewasa, dan lansia.

6) Pengungsian/Shelter
Tempat tinggal korban bencana untuk sementara waktu.

7) Dapur Umum
Mengelola makanan siap saji untuk korban bencana.

8) WC
Sanitasi lingkungan untuk menjaga kebersihan di tempat pengungsian, mencegah
infeksi di tempat pengungsian.
9) Posko Keamanan
Posko keamanan yang memantau dan memeriksa setiap hal yang keluar masuk
daerah pengungsian, menjaga lingkungan pengungsian.

i. Sarana dan Prasarana


1. Mobil truk. 8. Bak kontainer air.
2. Truk tangki air. 9. Mobil Pemadam Kebakaran.
3. Mobile dapur umum 10. Mobil Water Canon.
4. Mobile toilet. 11. Pesawat Hercules.
5. Ambulance. 12. Helikopter.
6. Perahu karet. 13. Kapal TNI-AL
7. Tenda, (Posko, rumah sakit, 14. Alat komunikasi.
lapangan, Pengungsian, dll) 15. Alat perlengkapan SAR,
16. Dll.

ii. Usaha Pengadaan Alat-Alat/Sarana dan Prasarana


 Pembangunan dan rehabilitasi fisik (rumah sakit, puskesmas, gudang obat,
posko, dll)
 Pengadaan sarana kesehatan (ambulans dan alat transportasi lain, alat
komunikasi, fasilitas kesehatan lapangan, dll)
 Pengadaan alat kesehatan, obat, dan bahan habis pakai

BAB III
LAPORAN PENANGANAN KASUS BENCANA

N NAMA KASUS KLASIFIKASI TRIAG TINDAKA EVAKUAS


O BERDASARK E N I
AN CODE
1 Cia Bayi B1 MERA Ditenangka Di gendong
Silaban perut H n dan diberidengan
kembung, penanganan evakuasi 1
menangis medis. orang
histeris. penolong,
bawa ke pos
medis
lanjutan.
Anak C1 HIJAU Anak Evakuasi
cacat ditenangkan oleh 1
syok dan dan segera orang
histeris. dibawa ke penolong,
pos medis bawa ke pos
lanjutan. medis
lanjutan.
Korban D0 HITAM - Tinggalkan
tampak korban.
kaku,
seluruh
akral
dingin.
2 Devra Anak B1 HIJAU Posisikan Evakuasi
Suryaatma epistaksis kepala dengan 1
ja menangis menunduk, orang. bawa
histeris. dan ke pos
bersihkan medis
pendarahan lanjutan.
dengan
kassa.
Laki-laki B2 KUNIN Panggil Evakuasi
tertimpa G bantuan, dengan 3
beban, bebaskan orang, bawa
sadar, korban dari ke pos
terdapat beban, medis
krepitasi posisikan lanjutan.
dada terlentang.
kanan.
Seorang D0 HITAM - Tinggalkan
bayi korban.
dengan
kesadaran
menurun,
nafas
tersengga
l-senggal,
R:<
5x/menit
3 Feren Laki-laki B0 KUNIN Jauhkan Evakuasi
luka G dari sumber dengan 1
bakar api, orang, bawa
tangan lepaskan k epos
kanan pakaian medis
korban, aliri lanjutan.
luka bakar
dengan air
mengalir
sesuai suhu
ruangan.
Seorang B1 KUNIN Jauhkan Evakuasi
anak luka G dari sumber dengan 2
bakar api, orang, bawa
derajat I bebaskan ke pos
pada dada pakaian medis
atas korbam, lanjutan.
aliri luka
bakar
dengan air
mengalir
sesuai suhu
ruangan.
Korban C12 HIJAU Bersihkan Evakuasi
sadar, luka dengan dengan
luka lecet NaCl 0,9%, mengarahka
di tangan suntik n korban ke
dan kaki tetanus. pos medis
lanjutan.
4 Frederick Serangan D0 MERA Evakuasi
jantung, H dengan 3
nyeri orang
dada penolong,
hebat, bawa ke pos
sesak, medis
keringat lanjutan.
dingin,
kesadaran
menurun.
Korban C0 KUNIN Hentikan Evakuasi
dengan G perdarahan dengan 1
memar pelipis, orang
bahu kiri, balut luka penolong,
luka dengan bawa ke pos
tangan kassa, medis
kiri, luka bersihkan lanjutan.
robek luka
pelipis.
Ibu hamil B2 KUNIN Tenangkan Evakuasi
5 bulan, G korban. dengan 2
rasa orang
kontraksi penolong,
bawa ke pos
medis
lanjutan.
5 Hosea Korban B23 MERA Hentikan Evakuasi
tidak H perdarahan, dengan 3
sadar, balut luka orang
perdaraha dengan penolong,
n karena kassa, bantu bawa ke pos
luka di pasien sadar medis
paha lanjutan.
kanan
Seorang C0 HIJAU Tenangkan Evakuasi
anak korban dan dengan
gatal- berikan mengarahka
gatal obat gatal- n korban ke
seluruh gatal. pos medis
tubuh lanjutan.
Korban D0 HITAM Jauhkan Tinggalkan
tidak kabel listrik korban.
sadarkan dari tubuh
diri, korban
terdapat dengan
kabel kayu.
listrik di
tubuh
korban
6 Joseph Anak C1 HIJAU Sadarkan Evakuasi
Ruskandi kecil korban. dengan 1
pingsan, orang, bawa
nafas (+), ke pos
nadi (+) medis
lanjutan.
Remaja C1 KUNIN Sadarkan Evakuasi
tidak G korban. dengan 1
sadarkan orang, bawa
diri, nafas ke pos
(+), nadi medis
(+) lanjutan.
Orang C0 HIJAU Amankan Evakuasi
dengan korban agar dengan 1
gangguan tidak orang, bawa
jiwa, menggangg ke pos
sadar u korban medis
penuh. lain. lanjutan.
7 Kezia Laki-laki B2 KUNIN Bebaskan Evakuasi
Yunis tertimpa G korban dari dengan 3
beban beban, orang
pada pasang penolong,
kedua spalk bawa ke pos
kaki, dengan medis
didapati mitella. lanjutan.
krepitasi
bawah.
Anak CD12 KUNIN Bawa ke Evakuasi
diare dan G pos medis dengan 1
dehidrasi, lanjutan, orang
beri drip IV penolong.
infusan,
beri minum,
tangani
diare.
Korban C0 HIJAU Beri Evakuasi
batuk oksigen, dengan
produktif beri obat, mengarahka
dan ajarkan n korban ke
teknik pos medis
batuk lanjutan.
efektif.
8 Mega Korban B1 KUNIN Jauhkan Evakuasi
kejang- G korban dari dengan 3
kejang sumber orang
karena penyebab penolong,
ayan. ayan dan bawa ke pos
benda- medis
benda yang lanjutan.
berbahaya.
Korban B23 KUNIN Beri Evakuasi
sesak G oksigen dengan 1
nafas < orang, bawa
30x/menit ke pos
medis
lanjutan.
Korban C0 HIJAU Tenangkan Evakuasi
teriak korban, dengan
minta balut jari mengarahka
tolong, dengan n korban ke
patah kassa. pos medis
tulang lanjutan.
jari 1 dan
2
9 Natania Seorang B2 HIJAU Posisikan Evakuasi
ibu korban semi dengan 1
asmanya fowler, dan orang, bawa
kambuh, tenangkan ke pos
histeris pasien. medis
lanjutan.
Ibu hamil D23 MERA Tenangkan Evakuasi
trimester H pasien, dengan 2
akhir, bawa ke orang
pembuka pos medis penolong.
an 8, dan lanjutan,
siap dan tunggu
melahirka sampai
n sambil pembukaan
meringis 10.
kesakitan
kontraksi.
Korban A4 MERA Hentikan Evakuasi
tidak H perdarahan dengan 4
sadar, pelipis, orang
nafas (+), balut luka penolong
nadi (+), pelipis menggunak
luka dengan an tandu.
pelipis, kassa,
patah pasang
tulang spalk pada
clavicula kaki kiri
kiri dan dengan
patah mitella,
kaki kiri. sanggah
tangan kiri
dengan
menggunak
an mitella.
10 Novia Korban A0 HITAM - Tinggalkan
tidak korban.
sadar,
fraktur
kepala,
nafas <
10x/menit
, nadi
<30x/me
nit
Korban C1 HIJAU Tenangkan Evakuasi
syok korban. dengan 1
ringan, orang, bawa
lemas ke pos
tapi sadar medis
lanjutan.
Luka D12 MERA Jauhkan Evakuasi
bakar H dari sumber dengan 3
pada api, aliri orang
leher dengan air penolong,
seorang mengalir bawa ke pos
anak sesuai suhu medis
tubuh, beri lanjutan.
obat
tetanus.
11 Theofani Korban B0 KUNIN Sanggah Evakuasi
Sirait tunarungu G patah tulang dengan 1
, patah clavicula orang
tulang dengan penolong,
clavicula mitella di bawa ke pos
leher. medis
lanjutan.
Korban D3 MERA Posisikan Evakuasi
mengala H kepala head dengan 3
mi thilt chin orang
sumbatan leaft, buka penolong,
jalan jalan napas. bawa ke pos
nafas medis
lanjutan.
Seorang C12 HIJAU Tenangkan Evakuasi
anak korban, dengan 1
gatal- bawa ke orang
gatal pos medis penolong.
seluruh lanjutan
tubuh untuk diberi
obat gatal-
gatal.
12 Yehuda Korban C1 HIJAU Hentikan Evakuasi
luka pada perdarahan, dengan 1
lutut balut orang
derajat 2 dengan penolong.
kassa.
Laki-laki B2 HIJAU Balut kiri Evakuasi
patah dengan dengan 3
kaki kiri menggunak orang
bagian an spalk penolong,
mata kaki dan mitella. bawa ke pos
medis
lanjutan.
Ibu hamil B1 HITAM - Tinggalkan
terbujur pasien.
kaku
BAB IV
MAKALAH PFA (PSYCHOLOGICAL FIRST AID)

PKRS “TRAUMA HEALING” UNTUK KELOMPOK LANSIA


DESA SUKOHARJO

Salah satu program Promosi Kesehatan ini merupakan manfaat dari trauma
Rumah Sakit (PKRS) Rumah Sakit healing:
Umum Daerah dr. Darsono adalah 1. Menghilangkan beban di pikiran
melakukan edukasi pada kelompok 2. Membuat bahagia
kesehatan tertentu, salah satunya 3. Menjadi pribadi yang lebih
dengan melakukan edukasi pada ikhlas
Kelompok Lansia dimana RSUD dr. 4. Menjadi semangat kembali
Darsono telah menjalin kerja sama 5. Membuat hati tenang dan
dengan Kelompok Lansia Desa tentram
Sukoharjo Kecamatan Pacitan. 6. Lebih peka untuk menyikapi
keadaan yang ada
Pada acara edukasi kali ini Tim
Psikolog RSUD dr. Darsono melakukan Acara ini dilaksanakan tanggal 31
kegiatan Trauma Healing yang mana di Januari 2018 bertempat di Balai
Desa Sukoharjo pada akhir tahun 2017 Pertemuan Desa Sukoharjo Pacitan.
termasuk wilayah yang terdampak Dihadiri sekitar 60 orang bapak ibu
banjir. Trauma healing adalah suatu lansia acara dibuka langsung oleh Ibu
tindakan yang dilakukan untuk Camat Pacitan, dilanjutkan sambutan
membantu orang lain untuk mengurangi dari Kabid Pelayanan RSUD dr.
bahkan menghilangkan gangguan Darsono Ibu Dra. Asih Sitaresmi, Apt.
psikologis yang sedang dialami yang Hadir pula dari pihak RS Tim Psikolog
diakibatkan syok atau trauma. sebagai narasumber yaitu Ni Made
Terapi bermain dipilih pada kegiatan Diyah Rinawardani, S.Psi.Psi; Herlina
kali ini yang merupakan salah satu Banowati, S.Psi. Psi; dan Leon
kegiatan yang dapat dilakukan dimana Pernando Putra, S.Psi. Psi.
saja, kapan saja, dan dengan siapa saja,
karena dari anak kecil sampai dewasa
suka dengan yang namanya bermain.
Permainan yang dapat dilakukan dalam
terapi ini tergantung situasi dan kondisi
yang ada.

Kegiatan trauma healing mempunyai


banyak manfaat bagi masyarat yang
menjalani trauma healing ini. Berikut
Acara trauma healing berlangsung
meriah dengan permainan membawa
balon secara berkelompok dibagi
menjadi beberapa kelompok lansia.
Setelah itu peserta Lansia juga diajak
melakukan saling memijit temannya
saling bergantian. Di akhir acara
permainan peserta juga diberi hadiah
sebagai kenang-kenangan dari RS oleh
Kabid Pelayanan.

Selain acara permainan, di akhir acara


dilaksanakan juga acara tausiyah dari
pihak RSUD dr. Darsono oleh Bapak
Erwin Hadi Kusuma, SKM. Diharapkan
kegiatan ini dapat mengobati rasa takut
dan trauma para lansia pasca bencana
banjir yang menimpa Desa Sukoharjo.
Bantenese Jurnal Pengabdian Masyarakat

TRAUMA HEALING DENGAN


MENGGUNAKAN METODE PLAY TERAPY PENDAHULUAN
PADA ANAK-ANAK TERKENA DAMPAK
TSUNAMI DI KECAMATAN SUMUR #Banten berduka, hastag yang
PROPINSI BANTEN memuat berita mengenai pemberitaan
tsunami yang menimpa Propinsi Banten dan
1
Rahmi Mulyasih , Liza Diniarizki 2 Lampung akibat adanya erupsi dari anak
gunung krakatau hingga mengakibatkan
Prodi Komunikasi FISIPKUM Universitas gelombang setinggi 57 (lima puluh tujuh)
Serang Raya meter mampu meluluh lantakan sedikitnya 5
(lima) Kabupaten yang ada di Propinsi
*Corresponding author Banten dan Lampung yaitu Pandeglang,
Email : bikiya16@gamail.com Serang, Lampung Selatan,

Abstraksi Pesawaran dan Tanggamus dengan


menewaskan 437 orang dan menghancurkan
Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah
kurang lebih 2.752 rumah warga. Propinsi
untuk memberikan hiburan dan dukungan secara psikis
sehingga dapat meminimalisasi dampak traumatis yang
Banten sendiri, wilayah yang paling parah
dihadapi pasca bencana. Metode yang digunakan dalam terkena dampak tsunami adalah Kabupaten
trauma healing pada anak-anak korban dampak tsunami di Pandeglang tepatnya di wilayah Kecamatan
Kecamatan Sumur dengan menggunakan metode “Play Sumur.
Terapy”. Kesimpulan penelitian ini adalah kegiatan trauma
healing merupakan kegiatan yang penting untuk dilakukan
bagi anak-anak korban bencana di Kecamatan. Untuk itu
Dampak tsunami yang dapat terlihat
diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk di Kecamatan Sumur, misalnya bangunan
secara bahu membahu membenahi infrastruktur yang rusak yang rata akibat terjangan gelombang yang
akibat terjangan tsunami terutama penanganan trauma yangmaha dasyat, hancurnya perahu-perahu
dialami oleh anak-anak korban bencana tsunami di nelayan yang merupakan mata pencaharian
Kecamatan Sumur, karena bagaimana pun perjalanan hidup
anak-anak di Kecamatan Sumur masih relatif panjang,
sebagian besar masyarakat sumur belum lagi
anak-anak ini harus dapat bangkit dari musibah yang banyaknya masyarakat yang tewas akibat
dialaminya dan dapat melanjutkan kehidupan ke depan tsunami yang terjadi. sehingga jika kita
sampai anak-anak ini dapat membangun wilayah tempat melihat kondisi masyarakat Sumur sangat
tinggal mereka yang luluh lantak akibat tsunami dan memprihatinkan karena masyarakat yang
membanggakan orang-orang terkasih yang telah direnggut
mengungsi banyak yang mengalami kesulitan
akibat adanya tsunami.
akibat bencana tsunami seperti kekurangan
Kata kunci : Trauma Healing, Metode Play Terapy, Dampak bahan makan, pakaian dan tempat tinggal
Tsunami belum lagi kesedihan akibat ditinggalkan
anggota keluarga. Oleh karena itu tidak
mengherankan jika bencana tsunami yang
dialami oleh masyarakat di Kecamatan
Sumur berdampak sangat besar bagi
masyarakat di wilayah tersebut terutama bagi
anak-anak.
Anak-anak yang terbiasa dengan terkena dampak bencana tsunami yang
kehidupan normal, dimana mereka terbiasa bertujuan untuk memberikan hiburan dan
bersekolah, bermain dan berteduh di tempat dukungan secara psikis sehingga dapat
tinggal mereka masing-masing. Dihadapkan meminimalisasi dampak traumatis yang
pada kondisi harus tinggal di tenda-tenda dihadapi pasca bencana. Metode yang
pengungsian dengan keterbatasan fasilitas digunakan dalam trauma healing pada anak-
serta kesedihan ditinggalkan orang-orang anak korban dampak tsunami di Kecamatan
terkasih. Untuk itu diperlukan adanya Sumur dengan menggunakan metode “Play
penanganan trauma bagi anak-anak korban Terapy”.
bencana tsunami di Kecamatan Sumur, yang
bertujuan untuk membantu menghilangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
rasa trauma yang mendalam pasca bencana
yang dikenal dengan “trauma healing”. Trauma healing bagi anak-anak korban
tsunami sangat diperlukan, hal ini dikarena
Terminologi "trauma" mengacu pada dengan adanya bencana alam berupa tsunami
pengalaman yang menyebabkan reaksi stres yang terjadi di Kecamatan Sumur, akan
fisik dan psikologis yang intens. “Trauma menimbulkan dampak trauma tersendiri bagi
dihasilkan dari suatu peristiwa, serangkaian anak-anak sehingga diperlukan adanya
peristiwa, atau serangkaian keadaan yang penanganan khusus salah satunya dengan
dialami oleh seseorang sebagai berbahaya atau diadakan trauma healing. Trauma healing
mengancam secara fisik atau emosional dan sendiri bertujuan untuk memberikan hiburan
yang memiliki efek buruk yang bertahan lama dan dukungan secara psikis sehingga dapat
pada fungsi individu dan kesejahteraan fisik, meminimalisasi dampak traumatis yang
sosial, emosional, atau spiritual. (SAMHSA's, dihadapi pasca bencana. Metode yang
2012) digunakan dalam trauma healing pada anak-
anak korban dampak tsunami di Kecamatan
Trauma healing sangat diperlukan bagi Sumur dengan menggunakan metode “Play
anak-anak karena pada dasarnya anak-anak Terapy”.
belum mampu untuk mengartikulasikan
perasaan yang dirasakan akibat adanya Play Terapy menjadi pilihan dalam
musibah tsunami, anak-anak juga cenderung metode penanganan trauma healing bagi anak-
masih kesulitan untuk bercerita mengenai anak yang terkena dampak, karena bermain
kecemasan dan ketakutan yang dirasakan. merupakan media yang alami sehingga dapat
digunakan dalam mengungkapkan diri
METODE PELAKSANAAN sehingga anak-anak akan kembali kedunia
anak-anak yang ceria dan bahagia. Dalam play
Metode yang digunakan adalah terapy, anak-anak melakukan berbagai
Participatory Learning And Action yang permainan yang dapat menghibur, melakukan
merupakan proses belajar secara berkelompok aktivitas-aktivitas yang dapat mendorong anak
yang dilakukan secara interaktif dalam suatu menjadi lebih kreatif seperti menggambar,
proses kerja (Appel dkk, 2012 dalam Sururi & bernyanyi dan sebagainya.
Mulyasih, 2017). Dalam kegiatan diterapkan Play terapy yang dilakukan pada anak-
metode Trauma Healing pada anak-anak yang anak di Kecamatan Sumur diawali dengan
meneriakan “Kita Semua Bergembira”, hal ini kehilangan orang-orang terkasih atau rasa
ditujukan agar anak-anak dapat melepaskan takut akibat tsunami yang masih ada didalam
rasa trauma akibat tsunami sehingga rasa benak mereka
gelisah, ketakutan dan rasa cemas dapat
dilepaskan dengan berteriak sekencang-
kencangnya. Jika diamati trauma yang dialami
oleh anak-anak di Kecamatan Sumur masih
sangat terlihat seperti masih tersisa rasa takut
ketika terdengar bunyi yang relatif sangat
keras, sedih, cenderung menghindar ketika
didekati, dan kurang responsif terhadap
beragam emosi. Padahal perjalanan hidup dari
anak-anak di Kecamatan Sumur ini masih Kegiatan berikutnya dalam play terapi
sangat panjang, oleh karenanya diperlukan adalah, mengajak anak-anak untuk menari.
adanya peran aktif dari berbagai elemen Dengan melakukan gerakan menari anak-anak
masyarakat untuk bersama-sama melakukan mendapatkan pengalaman dalam
berbagai perbaikan pada wilayah-wilayah mengekspresikan pikiran dan perasaan positif.
yang terkena dampak tsunami, terutama Menari bersifat rekreatif, sehingga dapat
perbaikan jiwa pada anak-anak yang trauma membantu anak-anak mengekpresikan emosi
karena adanya tsunami. dirinya sehingga dapat menyeimbangkan
tubuh dan jiwanya. Karena pada dasarnya,
tidak semua anak dapat mengungkapkan
perasaan pasca bencana secara verbal,
sehingga dengan dilakukanya gerakan menari
anak-anak dapat mengungkapkan
permasalahan dan perasaanya secara non
verbal. Setelah menari anak-anak diajak
melakukan game yang dinamakan dengan
board game, game ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan tentang cara
Setelah melepaskan beban dan rasa menghindari dari bencana dengan
sesak yang menghimpit di diri anak-anak menggunakan papan permainan, dadu, pion
pasca tsunami, kemudian anak-anak dibagi karakter, pion bencana, kartu bencana, dan
kedalam kelompok yang sesuai dengan kartu siaga. Permaianan ini kemudian diberi
usianya untuk melakukan aktivitas nama “Siaga” yang kepanjangan dari siapkan
menggambar. Di sini anak-anak boleh anak berlindung menghadapi bencana.
menyalurkan imajinasinya dengan Permainan ini terdiri dari dua sampai empat
menggambar apa saja sesuai dengan keinginan orang pemain dengan waktu permaianan 1
mereka. Tujuan dari diadakannya (satu) sampai dengan 1,5 (satu setengah) jam,
menggambar agar anak-anak dapat permainan ini dilakukan pada sebuah papan
menyalurkan imajinasinya untuk menganalisa yang dibagi kedalam 4 layer kemudian papan
pengalaman yang menyakitkan, dengan dibagi ke dalam 4 jenis warna yaitu merah,
menyalurkan imajinasi dalam bentuk gambar biru, kuning dan hijau. Pada setiap bagian
sehingga diharapkan anak-anak secara dibagi kedalam 5 bagian. Setiap pemain dapat
perlahan dapat merubah hidupnya sehingga memilih satu sampai empat karakater yang
tidak hanya berjibaku dengan rasa sedih akibat
tersedia dan meletakkan di tempat mulai atau banyak saudara, teman dan masyarakat yang
di angka 1 yang merupakan layer terluar. akan siap membantu permasalahan yang
dihadapi anak-anak di Kecamatan Sumur baik
dalam segi sarana prasarana fisik maupun
mental. Karena bagaimana pun teragedi
tsunami yang meluluh lantakan perkampungan
mereka, pasti akan membuat kesedihan yang
mendalam bagi anak-anak dan ketakutan yang
akan membuat trauma tersendiri bagi anak-
anak, untuk itu diperlukan adanya saling
Kemudian pemain mengocok dadu kerjasama dari berbagai pihak contoh aplikasi
untuk menempati posisi bencana, setelah dari kerjasama dan penguatan mental serta
semua pemain telah menempati posisi maka memotivasi naka-anak untuk tetap kuat dan
pemain pertama mengocok dadu kembali tegar salah satunya dengan saling berpegangan
untuk memulai permainan, permainanan akan tangan satu sama lain.
berakhir ketika para pemain telah mencapai
garis finish dengan ditandai adanya gambar
“Siaga”. Untuk mkncapai garis finish, para
pemain harus melalui semua layer warna
secara keseluruhan. Pemain ketika
menggerakan pion karakter maka pemain juga
harus mengocok dadu untuk menggerakkan
pion bencana yang berguna untuk
mengalahkan pemain lain sebab jika pion
Kegiatan trauma healing satu persatu
bencana berhenti di suatu kotak yang sama
telah dilaksanakan setiap tahapannya, kegiatan
dengan pion karakter maka karakter tersebut
terakhir adalah pembagian makanan dan
akan mati.Setiap pemain juga mendapatkan
minuman berupa susu untuk anak-anak
satu set kartu yang acak berisi kartu bencana
sebagai bentuk hadiah karena anak-anak telah
dan kartu siaga, kartu-kartu ini berguna untuk
berpartisipasi secara aktif dan memberikan
menyerang dan menyelamatkan diri dari
sedikit kebahagian, selain itu makanan ringan
bencana yang dihadapi maupun untuk
dan susu pun dapat menambah asupan nutrisi
mempercepat jalannya permainan.
yang sangat diperlukan bagi anak-anak.
Dengan adanya permainan ini, anak-
anak di Kecamatan Sumur terlihat sangat
EVALUASI HASIL PENILAIAN
menikmati karena permainan ini di desain agar
KEGIATAN
anak-anak tidak merasa takut akan bencana
yang dialami, selain itu terdapat pengetahuan
Kegiatan trauma healing merupakan kegiatan
dari kartu bencana bagaimana cara menangani
yang penting untuk dilakukan bagi anak-
bencana yang terjadi.
anak korban bencana di Kecamatan Sumur.
Permainan board game telah selesai
Karena dengan adanya trauma healing dengan
kemudian anak-anak bergandengan tangan
berbagai kegiatan yang dilakukan mulai dari
satu sama lain dengan cara memanjang, hal ini
menggambar, menari, melakukan games siaga
dilakukan untuk membentuk rasa empati dan
sampai saling mendukung dengan
kerjasama bahwa anak-anak tidak sendirian
berpegangan tangan membuat anak-anak dapat
dalam menghadapi bencana tsunami tetapi
tertawa dan mencurahkan perasaanya dengan
berbagai kegiatan yang ada di taruama relawan. Anak-anak tertawa karena merasa
healing. bahwa gerakan yang dicontohkan oleh kakak-
Pada awalnya, anak-anak yang saat ini kakak relawan sangat lucu, belum lagi melihat
menetap di tenda-tenda pengungsian teman-temannya melakukan gerakan. Anak-
merasakan kebosanan karena tidak adanya anak yang tadinya masih memperlihatkan
kegiatan lain yang dapat mereka lakukan. muka sedih dan murung dapat tertawa lepas di
Selain itu ketakutan akibat tsunami masih kegiatan menari.
terlihat dari raut muka anak-anak di
Kecamatan Sumur, sampai ada sebagian anak- Siaga merupakan games yang
anak yang masih merasa kurang nyaman jika dirasakan paling menyenangkan bagi anak-
didatangi orang asing. Tetapi ketika kegiatan anak, karena dengan siaga anak-anak dapat
trauma healing mulai dilakukan anak-anak memperoleh pengetahuan dalam menghadapi
malah terlihat antusias melakukan berbagai bencana secara tidak membosankan, karena
kegiatan bahkan mereka bisa tertawa dengan games siaga dilakukan seperti permainan
lepas. monopoli anak-anak menjadi antusias dan
Pada sesi menggambar, ada salah satu menertawakan temanya ketika temanya harus
anak bernama Husni yang menggambar bukit mengakhiri permainan karena pion bencana
yang dibawahnya jalan raya disebelahnya masuk ke dalam kotak yang sama dengan pion
pantai. Husni langsung menyatakan bahwa ia karakter sehingga permainan harus berakhir.
“tidak takut pantai”. Perasaan yang dapat ia Berpegangan tangan satu sama lain,
luapkan dengan apa yang ada di gambar merupakan kegiatan terakhir dari trauma
merupakan luapan perasaan yang tidak bisa ia healing yang dilakukan di Kecamatan Sumur.
ungkapkan secara verbal kepada orang lain. Di sini, anak-anak merasakan adanya kekuatan
Ketika Husni berkata bahwa ia tidak takut kasih sayang, rasa empati dan kekuatan untuk
pada pantai, bisa jadi sebetulnya ia takut pada menghadapi permasalahan yang dihadapi
pantai yang telah mengambil ibu yang pasca adanya bencana tsunami yang menimpa
dikasihinya. wilayah mereka. Dari rasa itu, maka ketika
Dan yang menarik dari kegiatan permainan berpegangan tangan berakhir
menari, anak-anak dengan tertawa mengikuti mereka masih saling berpelukan untuk
gerakan menari yang dicontohkan oleh para menguatkan perasaan mereka.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

i. Kesimpulan
Simulasi penanggulangan bencana berfungsi sebagai latihan untuk memberikan
pengetahuan dan meningkatkan keterampilan melakukan kegiatan pertolongn pertama
pada korban bencana alam. Geladi juga berfungsi sebagai sarana untuk menguji rencana
kontinjensi penanggulangan bencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam kegiatan
simulasi, mahasiswa/i dapat menyelesaikan tuntutan dengan benar, dapat menyelesaikan
kasus yang telah dibuat di skenario kejadian bencana yang disesuaikan dengan risiko
bencana yang mungkin terjadi di suatu daerah. Kegiatan geladi bertujuan mengembangan
kemampuan dan keterampilan mahasiswa/i menjadi seorang perawat bencana yang
professional. Sehingga dengan diadakannya gelada ini dapat memberikan tanggungjawab
yang besar kepada mahasiswa/i untuk berperan dalam memberikan pertolongan bagi
korban bencana.

ii. Saran
Bagi setiap orang yang mengikuti geladi penanggulangan bencana harus lebih
serius, karena seperti dari kesimpulan dapat diketahui bahwa kegiatan ini sangat penting
bagi seorang perawat. Khususnya di Indonesia, sering sekali terjadi bencana alam yang
terjadi diluar dugaan dan pikiran manusia. Oleh sebab itu, kegiatan simulasi seperti hal
ini menjadi modal dalam pelatihan diri menjadi seorang perawat yang tanggap dalam
menghadapi bencana.
REFERENSI

 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR


1949/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG PEDOMAN TEKNIS GELADI
PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA
PENANGGULANGAN BENCANA

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN RELAWAN
PENANGGULANGAN BENCANA

 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA


NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS
KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

 https://rsud.pacitankab.go.id/pkrs-lansia-trauma-healing-2018/

 Jurnal “TRAUMA HEALING DENGAN MENGGUNAKAN METODE PLAY


TERAPY PADA ANAK-ANAK TERKENA DAMPAK TSUNAMI DI KECAMATAN
SUMUR PROPINSI BANTEN”

 Materi Mata Kuliah Keperawatan Bencana

Anda mungkin juga menyukai