Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi

pada 85 orang ibu hamil. Pengambilan data dilakukan selama periode bulan

Oktober 2019.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Batas Wilayah........

Batas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi meliputi :


a. Sebelah Barat : Wilayah UPTD Puskesmas Kasokandel

b. Sebelah Timur : Wilayah UPTD Puskesmas Loji

c. Sebelah Utara : Wilayah UPTD Puskesmas Ligung

d. Sebelah Selatan : Wilayah UPTD Puskesmas Loji

Wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi merupakan perpaduan

dari daerah semi perkotaan dengan pedesaan dan semua desa termasuk

dalam dataran rendah.

4.1.2 Letak Geografis dan Luas Wilayah........

Letak Geografis wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi

yang berada dikawasan utara Kabupaten Majalengka, masuk wilayah

kecamatan Jatiwangi yang merupakan dataran rendah dan tidak

memiliki laut dengan luas wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP

Jatiwangi adalah 23,25 Km2. Adapun jarak terhadap ibu kota Negara

24
25

(Jakarta) ± 279 Km, sedangkan jarak terhadap ibu kota Provinsi Jawa

Barat ± 123 Km dan terhadap ibu kota kabupaten Majalengka ± 15 – 20

Km. Jarak dari UPTD Puskesmas DTP ke Kecamatan Jatiwangi ± 2

Km. Kondisi tersebut secara umum mempengaruhi terhadap esistensi

UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi baik di tingkat lokal maupun

regional. Wilayah Kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi secara

administratif terdiri dari 8 (delapan) desa meliputi :


26
27

4.2 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan menggunakan program SPSS 16. Analisis

dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari

masing-masing variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 85 ibu

hamil dapat dilihat pada uraian berikut:

4.2.1 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Ukuran Lingkar

Lengan Atas (LiLA)

Lingkar lengan atas digunakan untuk keperluan skrining, tidak untuk

pemantauan, serta untuk mengetahui gizi kurang dan relatif stabil. Ukuran LiLA

selama kehamilan hanya berubah sebanyak 0,4 cm. Perubahan ini selama

kehamilan tidak terlalu besar sehingga pengukuran LiLA pada masa kehamilan

masih dapat dilakukan untuk melihat status gizi ibu hamil sebelum hamil.28

Hasil penelitian terhadap karakteristik status gizi ibu hamil berdasarkan

pengukuran LiLA adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi status ibu hamil berdasarkan status gizi di wilayah
Puskesmas Jatiwangi

Frekuensi
Status Gizi
Jumlah Persentase (%)

Gizi baik 77 90,6

Gizi kurang 8 9,4


Jumlah 85 100
28

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan bahwa dari 85 ibu hamil penelitian

didapatkan jumlah ibu hamil dengan gizi baik adalah 77 orang dan jumlah ibu hamil

dengan gizi kurang adalah 8 orang.

4.2.2 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Usia

Usia dapat mempengaruhi emosi ibu hamil. Usia yang lebih muda cenderung

memiliki emosi yang belum stabil. Usia pun menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan. Karena usis merupakan salah satu bagian yang

berkaitan dengan daya ingat atau memori ibu hamil...........

Berdasarkan hasil penelitian terhadap status gizi berdasarkan distribusi usia ibu

hamil adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi usia ibu hamil di wilayah Puskesmas Jatiwangi

Frekuensi
Usia
Jumlah Persentase (%)

Usia berisiko 17 20

Usia tidak berisiko 68 80


Jumlah 85 100

Tabel 4.2 menyatakan bahwa dari 85 ibu hamil terdapat 17 orang (20%) yang

merupakan kelompok usia berisiko dan terdapat 68 orang (80%) yang merupakan

usia tidak berisiko. Kelompok usia berisiko tersebut adalah ibu hamil dengan rentan

usia 16-20 tahun dan ibu hamil diatas usia 35 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi ibu hamil

berdasarkan usia sebagai berikut:


29

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan usia di wilayah
kerja Puskesmas Jatiwangi

Status Gizi
Total
Usia Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Usia berisiko 4 23,5 13 76,5 17 100
Usia tidak berisiko 4 5,9 64 94,1 68 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 4

orang (23,5%) merupakan kelompok usia berisiko dan 4 orang (5,9%) merupakan

kelompok usia tidak berisiko, sedangkan 77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 13

ibu hamil (76,5%) merupakan kelompok usia berisiko dan 64 ibu hamil (94,1%)

merupakan kelompok usia tidak berisiko.

Data yang didapatkan terdapat 4 ibu hamil merupakan usia yang berisiko sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa usia dibawah 20 tahun secara fisiologis masih

dalam masa pertumbuhan, organ reproduksi belum cukup matang untuk dibuahi

yang dapat mengalami gizi kurang. Secara fisik umur ibu hamil dibawah 20 tahun

tidak dapat meminimalkan keseimbangan kebutuhan gizi antara ibu dan janin.

Menurut penelitian pernikahan usia muda menyebabkan ibu hamil usia muda tidak

tahu dan tidak memahami masalah kehamilan sehingga rentan untuk terjadi KEK.

Sementara kehamilan diatas 35 tahun dianggap sudah tidak mampu lagi menerima

kehamilan secara fisik yang tergolong tua untuk kehamilan terkait dengan

kemunduran fungsi organ yang menyebabkan harus bekerja maksimal sehingga

memerlukan tambahan energi yang cukup........


30

4.2.3 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan

umum seseorang termasuk di dalam peningkatan penguasaan teori dan

keterampilan, memutuskan dan mencari solusi atas persoalan yang menyangkut

kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam tujuan pendidikan

ataupun kehidupan sehari.......

Tabel 4.4
Distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Jatiwangi

Frekuensi
Pendidikan Ibu Hamil
Jumlah Persentase (%)

Pendidikan Tinggi 38 44,7

Pendidikan Dasar 47 55,3


Jumlah 85 100

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu hamil di

wilayah kerja Puskesmas Jatiwangi sebagian besar (55,3%) berpendidikan dasar,

sedangkan ibu hamil dengan pendidikan tinggi sebanyak 44,7%. Semakin tinggi

pendidikan ibu hamil, maka semakin baik juga untuk mengakses informasi.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari orang lain maupun dari media massa,

semakin banyak informasi yang diperoleh, maka semakin banyak pengetahuan

tentang kesehatan yang dimiliki....... Tingkat pendidikan yang tinggi juga

menyebabkan ibu mudah dalam menerima informasi dan pengetahuan gizi yang

baik sehingga ibu berusaha untuk memilih makanan yang bernilai gizi baik daripada

yang kurang bergizi. ......


31

Tabel 4.5
Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi

Status Gizi
Total
Pendidikan Ibu
Gizi Kurang Gizi Baik
Hamil
n % n % n %

Pendidikan Dasar 7 14,9 40 85,1 47 100

Pendidikan Tinggi 1 2,6 37 97,4 38 100


Jumlah 8 9,4 77 90,6 85 100

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang berstatus gizi kurang

dengan tingkat pendidikan dasar lebih banyak (14,9%) dari pada tingkat pendidikan

tinggi (2,6%). Ibu hamil dengan status gizi baik terdapat lebih banyak pada ibu

dengan pendidikan tinggi (97,4%) dibandingkan pendidikan dasar (85,1%). Hal ini

mengungkapkan bahwa ibu hamil yang berpendidikan tinggi tercipta pola

kebiasaan makan yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi,

kebersihan dan pola makan lainnya...... Semakin tinggi pendidikan, semakin mudah

ibu menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.

Ibu yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan umunya tidak dapat

atau sulit untuk memahami dampak negatif mengenai keadaan gizi kurang pada

dirinya sendiri, anak dan keluarganya yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan

makanan baik pada kualitas maupun kuantitas yang dikonsumsi.


32

4.2.4 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Pendapatan

Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi pemilihan ragam dan kualitas

bahan makanan. Tingkat pendapatan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi ibu

hamil. Tingkat pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan maka

kebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik. Ibu dengan status ekonomi

kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi...........

Hasil penelitian terhadap karakteristik ibu hamil berdasarkan penghasilan

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tingkat pendapatan ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi

Frekuensi
Pendapatan
Jumlah Persentase (%)

Pendapatan kurang 18 21,2%

Pendapatan cukup 67 78,8%


Jumlah 85 100%

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 85 ibu hamil terdapat 18 ibu hamil (21,2%)

yang merupakan kelompok penghasilan kurang dan 67 ibu hamil (78,8%) kelompok

penghasilan cukup. Hal tersebut didapatkan dari acuan standar UMR Majalengka

sebesar Rp 1.700.000 per bulan.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi ibu hamil

berdasarkan tingkat pendapatan sebagai berikut:


33

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan tingkat pendapatan
di wilayah kerja Puskesmas Jatiwangi

Status Gizi
Total
Penghasilan Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Penghasilan kurang 7 38,9 11 61,1 18 100
Penghasilan cukup 1 1,5 66 98,5 67 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 7

ibu hamil (38,9%) dengan pendapatan kurang dan 1 ibu hamil (1,5%) dengan

pendapatan cukup. Sedangkan 77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 11 ibu hamil

(61,1%) dengan pendapatan kurang dan 66 ibu hamil (98,5%) dengan pendapatan

cukup.

Data menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang lebih banyak

yang pendapatan kurang dibandingkan dengan kelompok pendapatan cukup. Hal

tersebut disebabkan karena keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi pemilihan

ragam dan kualitas bahan makanan, sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan gizi

ibu hamil. Tidak terpenuhinya kebutuhan gizi dengan baik menyebabkan status gizi

ibu menjadi kurang..........

4.2.5 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan dan melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas

janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Risiko untuk

menderita anemia berat dengan ibu hamil dengan jarak kurang dari 24 bulan dan
34

24-35 bulan sebesar 1,5 kali dibandingkan ibu hamil dengan jarak kehamilan lebih

dari 36 bulan. Hal ini dikarenakan terlalu dekat jarak kehamilan sangat berpengaruh

terhadap kesiapan organ reproduksi ibu. Jarak kehamilan sangat berpengaruh

terhadap kejadian anemia pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat

akan menguras cadangan zat besi ibu..............

Hasil penelitian terhadap karakteristik jarak kehamilan ibu hamil adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi jarak kehamilan ibu hamil di wilayiah Puskesmas
Jatiwangi.

Frekuensi
Jarak Kehamilan
Jumlah Persentase (%)

Berisiko 14 16,5

Tidak berisiko 71 83,5


Jumlah 85 100

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 85 ibu hamil didapatkan 14 ibu hamil

(16,5%) dengan jarak kehamilan yang berisiko dan 71 ibu hamil (83,5%) dengan

jarak kehamilan tidak berisiko. Jarak kehamilan yang berisiko adalah ibu hamil

yang memiliki jarak kurang dari 2 tahun setelah melahirkan sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan proporsi status gizi ibu hamil

berdasarkan jarak kehamilan sebagai berikut:


35

Tabel 4.9 Karakteristik status gizi ibu hamil berdasarkan jarak kehamilan di
wilayah Puskesmas Jatiwangi.

Status Gizi
Total
Jarak Kehamilan Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Berisiko 2 14,3 12 85,7 14 100
Tidak Berisiko 6 8,5 65 91,5 71 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 2

orang (14,3%) merupakan kelompok ibu hamil dengan jarak kehamilan yang

berisiko dan 6 orang (8,5%) merupakan kelompok yang tidak berisiko, sedangkan

77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 12 ibu hamil (85,7%) merupakan kelompok

ibu hamil dengan kehamilan berisiko dan 65 ibu hamil (91,5%) merupakan

kelompok tidak berisiko. Data menunjukkan bahwa dari 14 ibu hamil yang berisiko

terdapat 2 ibu hamil dengan gizi buruk. Hal tersebut dapat disebabkan karena jarak

kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 24 bulan dan 24-35 bulan.

Jarak yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk

memperbaiki tubuhnya sendiri setelah melahirkan anak, saat ibu mengandung

kembali maka akan menimbulkan masalah asupan gizi kurang bagi ibu dan janin,

dikarenakan belum dapat memulihkan keadaan setelah melahirkan, sehingga energi

tambahan untuk kehamilan berikutnya tidak terpenuhi................

4.2.6 Karakteristik Status Gizi Ibu Hamil Berdasarkan Jumlah Kehamilan

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu baik lahir hidup

atau meninggal. Jumlah kehamilan yang terlalu sering menyebabkan risiko sakit
36

atau kematian pada ibu hamil juga anaknya. Selain itu, kemungkinan ibu yang

sering melahirkan menyebabkan rendahnya status gizi ibu karena pemulihan

kesehatan ibu setelah melahirkan belum maksimal. Pada ibu dengan jumlah paritas

tinggi kemungkinan banyak akan ditemui keadaan kesehatan terganggu seperti

anemia, kurang gizi, perubahan pada dinding perut dan dinding rahim............

Tabel 4.10. Distribusi frekuensi paritas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Jatiwangi

Frekuensi
Paritas
Jumlah Persentase (%)

Tidak berisiko 83 97,6

Berisiko 2 2,4
Jumlah 85 100

Tabel 4.10 menggambarkan bahwa ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas

Jatiwangi sebanyak 97,6% tidak berisiko apabila dilihat dari jumlah paritasnya,

sedangkan ibu hamil yang berisiko hanya sebesar 2,4%. Jumlah paritas terbanyak

di wilayah kerja ibu hamil adalah primipara dan multipara.

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi status ibu hamil berdasarkan paritas di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi

Paritas Status Gizi Total


37

Gizi Kurang Gizi Baik

n % n % n %

Tidak berisiko 8 9,6 75 90,4 83 100

Berisiko 0 0 2 100 2 100


Jumlah 8 9,4 77 90,6 85 100

Tabel 4.11 menunjukkan semua ibu berstatus gizi kurang tidak memiliki risiko

paritas (9,6%). Paritas ≤ 1 dengan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara

medis maupun mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik

mengalami kemunduran untuk menjalani kehamilan. Paritas mempengaruhi status

gizi pada ibu hamil karena dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada

kehamilan yang dihadapi. Dengan terlalu sering hamil dapat menguras cadangan

zat gizi tubuh ibu hamil tersebut serta organ reproduksi belum kembali sempurna

seperti sebelum masa kehamilan sehingga terjadi kekurangan gizi.............

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami selama penelitian yaitu terdapat beberapa faktor

perancu dalam proses pengambilan data. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

1. Peneliti tidak meneliti jumlah asupan makanan ibu dikaitkan dengan angka

kecukupan gizi (AKG) pada ibu hamil, sehingga tidak cukup menggambarkan

faktor kurangnya status gizi ibu hamil.

2. Peneliti tidak melakukan pemeriksaan medis seperti faktor penyakit dan infeksi

lain yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai