pada 85 orang ibu hamil. Pengambilan data dilakukan selama periode bulan
Oktober 2019.
dari daerah semi perkotaan dengan pedesaan dan semua desa termasuk
Jatiwangi adalah 23,25 Km2. Adapun jarak terhadap ibu kota Negara
24
25
(Jakarta) ± 279 Km, sedangkan jarak terhadap ibu kota Provinsi Jawa
pemantauan, serta untuk mengetahui gizi kurang dan relatif stabil. Ukuran LiLA
selama kehamilan hanya berubah sebanyak 0,4 cm. Perubahan ini selama
kehamilan tidak terlalu besar sehingga pengukuran LiLA pada masa kehamilan
masih dapat dilakukan untuk melihat status gizi ibu hamil sebelum hamil.28
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi status ibu hamil berdasarkan status gizi di wilayah
Puskesmas Jatiwangi
Frekuensi
Status Gizi
Jumlah Persentase (%)
didapatkan jumlah ibu hamil dengan gizi baik adalah 77 orang dan jumlah ibu hamil
Usia dapat mempengaruhi emosi ibu hamil. Usia yang lebih muda cenderung
memiliki emosi yang belum stabil. Usia pun menjadi faktor yang dapat
Berdasarkan hasil penelitian terhadap status gizi berdasarkan distribusi usia ibu
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi usia ibu hamil di wilayah Puskesmas Jatiwangi
Frekuensi
Usia
Jumlah Persentase (%)
Usia berisiko 17 20
Tabel 4.2 menyatakan bahwa dari 85 ibu hamil terdapat 17 orang (20%) yang
merupakan kelompok usia berisiko dan terdapat 68 orang (80%) yang merupakan
usia tidak berisiko. Kelompok usia berisiko tersebut adalah ibu hamil dengan rentan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan usia di wilayah
kerja Puskesmas Jatiwangi
Status Gizi
Total
Usia Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Usia berisiko 4 23,5 13 76,5 17 100
Usia tidak berisiko 4 5,9 64 94,1 68 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 4
orang (23,5%) merupakan kelompok usia berisiko dan 4 orang (5,9%) merupakan
kelompok usia tidak berisiko, sedangkan 77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 13
ibu hamil (76,5%) merupakan kelompok usia berisiko dan 64 ibu hamil (94,1%)
Data yang didapatkan terdapat 4 ibu hamil merupakan usia yang berisiko sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa usia dibawah 20 tahun secara fisiologis masih
dalam masa pertumbuhan, organ reproduksi belum cukup matang untuk dibuahi
yang dapat mengalami gizi kurang. Secara fisik umur ibu hamil dibawah 20 tahun
tidak dapat meminimalkan keseimbangan kebutuhan gizi antara ibu dan janin.
Menurut penelitian pernikahan usia muda menyebabkan ibu hamil usia muda tidak
tahu dan tidak memahami masalah kehamilan sehingga rentan untuk terjadi KEK.
Sementara kehamilan diatas 35 tahun dianggap sudah tidak mampu lagi menerima
kehamilan secara fisik yang tergolong tua untuk kehamilan terkait dengan
kegiatan di dalam mencapai tujuannya, baik itu persoalan dalam tujuan pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi pendidikan ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Jatiwangi
Frekuensi
Pendidikan Ibu Hamil
Jumlah Persentase (%)
sedangkan ibu hamil dengan pendidikan tinggi sebanyak 44,7%. Semakin tinggi
pendidikan ibu hamil, maka semakin baik juga untuk mengakses informasi.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari orang lain maupun dari media massa,
menyebabkan ibu mudah dalam menerima informasi dan pengetahuan gizi yang
baik sehingga ibu berusaha untuk memilih makanan yang bernilai gizi baik daripada
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi
Status Gizi
Total
Pendidikan Ibu
Gizi Kurang Gizi Baik
Hamil
n % n % n %
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang berstatus gizi kurang
dengan tingkat pendidikan dasar lebih banyak (14,9%) dari pada tingkat pendidikan
tinggi (2,6%). Ibu hamil dengan status gizi baik terdapat lebih banyak pada ibu
dengan pendidikan tinggi (97,4%) dibandingkan pendidikan dasar (85,1%). Hal ini
kebiasaan makan yang baik dan sehat, sehingga dapat mengetahui kandungan gizi,
kebersihan dan pola makan lainnya...... Semakin tinggi pendidikan, semakin mudah
ibu menerima konsep hidup sehat secara mandiri, kreatif dan berkesinambungan.
Ibu yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan umunya tidak dapat
atau sulit untuk memahami dampak negatif mengenai keadaan gizi kurang pada
dirinya sendiri, anak dan keluarganya yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan
hamil. Tingkat pendapatan keluarga yang tidak sesuai yang dibutuhkan maka
kebutuhan gizi yang diperoleh tidak terpenuhi baik. Ibu dengan status ekonomi
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi tingkat pendapatan ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi
Frekuensi
Pendapatan
Jumlah Persentase (%)
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 85 ibu hamil terdapat 18 ibu hamil (21,2%)
yang merupakan kelompok penghasilan kurang dan 67 ibu hamil (78,8%) kelompok
penghasilan cukup. Hal tersebut didapatkan dari acuan standar UMR Majalengka
Tabel 4.7 Distribusi frekuensi status gizi ibu hamil berdasarkan tingkat pendapatan
di wilayah kerja Puskesmas Jatiwangi
Status Gizi
Total
Penghasilan Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Penghasilan kurang 7 38,9 11 61,1 18 100
Penghasilan cukup 1 1,5 66 98,5 67 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 7
ibu hamil (38,9%) dengan pendapatan kurang dan 1 ibu hamil (1,5%) dengan
pendapatan cukup. Sedangkan 77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 11 ibu hamil
(61,1%) dengan pendapatan kurang dan 66 ibu hamil (98,5%) dengan pendapatan
cukup.
Data menunjukkan bahwa ibu hamil dengan status gizi kurang lebih banyak
ragam dan kualitas bahan makanan, sehingga berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
ibu hamil. Tidak terpenuhinya kebutuhan gizi dengan baik menyebabkan status gizi
Jarak kehamilan dan melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Risiko untuk
menderita anemia berat dengan ibu hamil dengan jarak kurang dari 24 bulan dan
34
24-35 bulan sebesar 1,5 kali dibandingkan ibu hamil dengan jarak kehamilan lebih
dari 36 bulan. Hal ini dikarenakan terlalu dekat jarak kehamilan sangat berpengaruh
terhadap kejadian anemia pada saat kehamilan yang berulang dalam waktu singkat
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi jarak kehamilan ibu hamil di wilayiah Puskesmas
Jatiwangi.
Frekuensi
Jarak Kehamilan
Jumlah Persentase (%)
Berisiko 14 16,5
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 85 ibu hamil didapatkan 14 ibu hamil
(16,5%) dengan jarak kehamilan yang berisiko dan 71 ibu hamil (83,5%) dengan
jarak kehamilan tidak berisiko. Jarak kehamilan yang berisiko adalah ibu hamil
Tabel 4.9 Karakteristik status gizi ibu hamil berdasarkan jarak kehamilan di
wilayah Puskesmas Jatiwangi.
Status Gizi
Total
Jarak Kehamilan Gizi Kurang Gizi Baik
n % n % n %
Berisiko 2 14,3 12 85,7 14 100
Tidak Berisiko 6 8,5 65 91,5 71 100
Total 8 9,4 77 90,6 85 100
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa dari 8 ibu hamil dengan gizi kurang terdapat 2
orang (14,3%) merupakan kelompok ibu hamil dengan jarak kehamilan yang
berisiko dan 6 orang (8,5%) merupakan kelompok yang tidak berisiko, sedangkan
77 ibu hamil dengan gizi baik terdapat 12 ibu hamil (85,7%) merupakan kelompok
ibu hamil dengan kehamilan berisiko dan 65 ibu hamil (91,5%) merupakan
kelompok tidak berisiko. Data menunjukkan bahwa dari 14 ibu hamil yang berisiko
terdapat 2 ibu hamil dengan gizi buruk. Hal tersebut dapat disebabkan karena jarak
kehamilan yang terlalu dekat kurang dari 24 bulan dan 24-35 bulan.
Jarak yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk
kembali maka akan menimbulkan masalah asupan gizi kurang bagi ibu dan janin,
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh ibu baik lahir hidup
atau meninggal. Jumlah kehamilan yang terlalu sering menyebabkan risiko sakit
36
atau kematian pada ibu hamil juga anaknya. Selain itu, kemungkinan ibu yang
kesehatan ibu setelah melahirkan belum maksimal. Pada ibu dengan jumlah paritas
anemia, kurang gizi, perubahan pada dinding perut dan dinding rahim............
Tabel 4.10. Distribusi frekuensi paritas ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Jatiwangi
Frekuensi
Paritas
Jumlah Persentase (%)
Berisiko 2 2,4
Jumlah 85 100
Jatiwangi sebanyak 97,6% tidak berisiko apabila dilihat dari jumlah paritasnya,
sedangkan ibu hamil yang berisiko hanya sebesar 2,4%. Jumlah paritas terbanyak
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi status ibu hamil berdasarkan paritas di wilayah kerja
Puskesmas Jatiwangi
n % n % n %
Tabel 4.11 menunjukkan semua ibu berstatus gizi kurang tidak memiliki risiko
paritas (9,6%). Paritas ≤ 1 dengan usia muda berisiko karena ibu belum siap secara
medis maupun mental, sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik
gizi pada ibu hamil karena dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada
kehamilan yang dihadapi. Dengan terlalu sering hamil dapat menguras cadangan
zat gizi tubuh ibu hamil tersebut serta organ reproduksi belum kembali sempurna
1. Peneliti tidak meneliti jumlah asupan makanan ibu dikaitkan dengan angka
kecukupan gizi (AKG) pada ibu hamil, sehingga tidak cukup menggambarkan
2. Peneliti tidak melakukan pemeriksaan medis seperti faktor penyakit dan infeksi