Anda di halaman 1dari 8

MODUL 3

KUALITAS CITRA MIKRO CT SCAN


Praba Fitra Perdana, Hanani Disi, Mohamad Yusup, M Ilham, Ricky Dwi S
10211108, 10211051, 10211077, 10211078, 10211081
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: praba.fitra@gmail.com

Asisten: (Kiagus Aufa Ibrahim/10210024)


Tanggal Praktikum: (24-03-2014)

Abstrak
Mikro CT scan memiliki prinsip yang sama dengan CT scan konvensional, hanya memiliki dimensi alat yang
relatif lebih kecil karena tujuan penggunaannya juga yang diperuntukkan untuk mencitrakan objek ukuran
kecil. Mikro CT scan juga memiliki ukuran pixel yang lebih kecil sehingga memiliki ketelitian dan kontras
yang lebih baik. Pada percobaan ini dilakukan pencitraan menggunakan mikro CT scan terhadap beberapa
phantom dengan komposisi yang berbeda-beda. Parameter yang digunakan dalam percobaan untuk
menentukan kualitas dari citra adalah besaran kV dan mA yang dimana besaran tersebut sebanding dengan
intensitas dari sinar X. Dengan penambahan intensitas sinar X akan menambah kontras citra, memperkecil
ukuran pixel dari citra dan memperbesar SNR (sinyal to noise ratio) sehingga menghasilkan gambar citra
yang lebih baik.
Kata Kunci: CT scan, Resolusi Spasial, Sinar X, SNR

I. Pendahuluan dapat direkonstruksi dari rangkaian gambar


1.1 Tujuan 2D yang telah ditangkap sebelumnya.
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk Kelebihan Mikro CT scan daripada CT scan
memahami cara untuk melakukan pencitraan biasa adalah dari ukuran pixelnya, yaitu di
terhadap suatu benda dan menganalisis orde mikron sedangkan pada CT scan
berbagai tanggapan yang berbeda yang ordenya adalah mm.
ditimbukan dari berbagai macam benda
(phantom).
1.2 Teori Dasar
Secara medikal, CT scan adalah suatu
metode pencitraan dengan menggunakan
sinar X untuk menghasilkan gambar
penampang cross section dari tubuh[1]. Latar
belakang munculnya CT scan adalah karena
tidak semua bagian tubuh dapat diambil
gambarnya dengan baik oleh metode
radiografi sebelum CT scan seperti otak, Gambar 1. Proses proyeksi dalam mikro CT
mediastinum dan retroperitoneum. Pada awal scan[2].
penemuannya CT scan dalam dunia medis Phantom adalah objek mati yang diamati
secara umum digunakan untuk pasien dan diambil citranya dalam prosedur CT-scan.
neurologis, penderita gangguan pada otak Phantom digunakan biasanya untuk
seperti pendarahan pada intra cranial, atrofi, menentukan kemampuan dari alat CT scan
hidrocephalus, dan lain-lain. dan kualitas dari hasil citra CT scan.
Mikro CT scan pada prinsip dasarnya Kualitas dari hasil citra CT scan
sama dengan CT scan biasa hanya dari itentukan dari ketiga faktor penyususn utama
dimensi ukuran alatnya, cara alat bekerja, dan sistem CT scan yaitu sumber, objek dan
tujuan penggunaannya yang berbeda. Mikro detektor. Parameter yang berperan dalam
CT scan digunakan untuk mendapat gambar faktor sumber adalah besar kV dan mAs nya
citra dari berbagai objek dengan ukuran kecil. yang menentukan besarnya energi yang
Beberapa gambar citra sinar X 2 dimensi digunakan dalam pembentukan sinar X. Pada
ditangkap oleh alat sebari objek diputar faktor objek yang berperan adalah kontrasnya.
sehingga menghasilkan banyak gambar Sedangkan pada faktor detektor yang
dengan setiap sudut. Struktur internal objek berperan adalah resolusi spasial (dimensi

1
ukuran detektor), sensitivitas detektor komputer, mulai dari menghidupkan sampai
terhadap sinar X dan resolusi derajat keabuan mematikan alat. Setelah proses proyeksi
(grayscale). selesai, dihasilkan banyak gambar 2D dari
II. Metode Percobaan dan Hipotesa citra phantom yang digunakan. Maka
Percobaan yang dilakukan adalah melihat percobaan selanjutnya adalah merekonstruksi
hasil citra yang dihasilkan dari proyeksi phantom. Dengan menggunakan data gambar
phantom. Phantom yang digunakan dalam 2D yang dihasilkan dari percobaan proyeksi
percobaan ini adalah sebuah flashdisk. sebelumnya maka dengan bantuan software
Flashdisk disimpan pada tempat objek lalu untuk merekonstruksi objek, dan dihasilkan
dimasukkan ke dalam alat mikro CT scan animasi penampang bagian dalam dari objek.
untuk diambil hasil citranya, gambar citra Diberikan juga data proyeksi dari phantom
yang dihasilkan berupa gambar 2D. Tempat yang dimiliki lab untuk diolah. Pengolahan
objek dapat berputar sehingga citra dari data dilakukan menggunakan software CTAn
berbagai sudut pengambilan gambar dapat pada komputer, dilakukan analisis kontras,
dihasilkan. Ketika proses proyeksi dimulai resolusi spasial dan SNR (signal to noise
maka sinar X dihamburkan pada objek dan ratio).
ditangkap oleh detektor (gambar 1). Segala
pengoperasian mikro CT scan dilakukan di
III. Data dan Pengolahan

A. Pengolahan data kontras (phantom angka)

Tabel 1. Data kontras untuk phantom angka dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure.
Slice ROI Posisi Mean Standar
Dalam 38,390 0.001 0.002
Slice
mm (line
1 Luar 0.001 0.002
269)
Dalam 45,420 0.002 0.011
Slice
mm (line
2 Luar 0.002 0.011
317)
Dalam 44,009 0.003 0.014
Slice
mm (line
3 Luar 0.003 0.014
309)

Tabel 2. Data kontras untuk phantom angka dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure.
Slice ROI Posisi Mean Standar
Dalam 44,241 mm 0 0.005
Slice 1
Luar (line 310) 0 0.005
Dalam 47,524 mm 0 0.005
Slice 2
Luar (line 333) 0 0.005
Dalam 50,093 mm 0 0.006
Slice 3
Luar (line 351) 0 0.006

Tabel 3. Data kontras untuk phantom angka dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure.
Slice ROI Posisi Mean Standar
Dalam 44,241 mm 0 0.00126
Slice 1
Luar (line 310) 0 0.00126
Dalam 47,524 mm 0 0.00136
Slice 2
Luar (line 333) 0 0.00136
Dalam 50,093 mm 0 0.00135
Slice 3
Luar (line 351) 0 0.00135

2
B. Pengolahan data resolusi spasial (phantom grid)

Data profil bar phantom grid :

Tabel 4. Data profil bar untuk phantom grid dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure.
Slice 1 Slice 2 Slice 3
21,693 mm 23,405 mm 25,546 mm
Posisi (mm)
(line 152) (line 164) (line 179)
Sudut 100,27° 104,24° 104,85°
Panjanggaris
52.57 50.569 49.953
(mm)
Jumlah
345 352 348
Pixel
Ukuran 1
0.152376812 0.143661932 0.143543103
Pixel (mm)

Tabel 5. Data profil bar untuk phantom grid dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure.
Slice 1 Slice 2 Slice 3
27,544 mm 29,256 mm 30,969 mm
Posisi (mm)
(line 193) (line 205) (line 217)
Sudut 65,49° 64,18° 67,02°
Panjanggaris
50.254 50.389 49.664
(mm)
Jumlah
351 360 354
Pixel
Ukuran 1
0.143173789 0.139969444 0.140293785
Pixel (mm)

Tabel 6. Data profil bar untuk phantom grid dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure.
Slice 1 Slice 2 Slice 3
27,401 mm 28,971 mm 30,826 mm
Posisi (mm)
(line 192) (line 203) (line 216
Sudut 64,18° 63,07° 65,70°
Panjanggaris
25.195 25.847 24.885
(mm)
Jumlah
180 182 165
Pixel
Ukuran 1
0.139972222 0.142016484 0.150818182
Pixel (mm)

Data analisis resolusi spasial phantom grid :

Tabel 7. Data resolusi spasial untuk phantom grid dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure.
ResolusiSpasial
Slice Posisi (mm)
pixel mm
21,693 mm
Slice 1 14 2.133275362
(line 152)
23,405 mm
Slice 2 14 2.011267045
(line 164)
25,546 mm
Slice 3 15 2.153146552
(line 179)

3
Tabel 8. Data resolusi spasial untuk phantom grid dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure.
ResolusiSpasial
Slice Posisi (mm)
pixel mm
27,544 mm
Slice 1 9 1.288564103
(line 193)
29,256 mm
Slice 2 12 1.679633333
(line 205)
30,969 mm
Slice 3 3 0.420881356
(line 217)

Tabel 9. Data resolusi spasial untuk phantom grid dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure.
ResolusiSpasial
Slice Posisi (mm)
pixel mm
27,401 mm
Slice 1 9 1.25975
(line 192)
28,971 mm
Slice 2 6 0.852098901
(line 203)
30,826 mm
Slice 3 6 0.904909091
(line 216

C. Pengolahan data SNR (phantom homogen)

Tabel 10. Data SNR untuk phantom homogen dengan 30 kV 100 mA 125 eksposure.
Posisi
Slice Mean StandarDeviasi SNR
(mm)
21,693
Slice
mm (line 0.001 0.002 0.5
1
152)
23,405
Slice
mm (line 0.002 0.011 0.181818182
2
164)
25,546
Slice
mm (line 0.003 0.014 0.214285714
3
179)

Tabel 11. Data SNR untuk phantom homogen dengan 30 kV 125 mA 125 eksposure.
Posisi
Slice Mean StandarDeviasi SNR
(mm)
27,544
Slice
mm (line 0 0.005 0
1
193)
29,256
Slice
mm (line 0 0.005 0
2
205)
30,969
Slice
mm (line 0 0.006 0
3
217)

Tabel 12. Data SNR untuk phantom homogen dengan 60 kV 100 mA 125 eksposure.
Posisi
Slice Mean StandarDeviasi SNR
(mm)
Slice 27,401
0 0.00126 0
1 mm (line

4
192)
28,971
Slice
mm (line 0 0.00136 0
2
203)
30,826
Slice
mm (line 0 0.00135 0
3
216)

Tabel 3. Data kontras untuk phantom flashdisk dengan 80 kV 29 mA 125 eksposure .

Posisi Standar
Slice ROI (mm) Mean Deviasi
Dalam 18.828 0.024 0.01
Slice (Line
1 Luar 169) 0.003 0.002
Dalam 25.624 0.023 0.013
Slice (Line
2 Luar 230) 0.004 0.003
Dalam 42.447 0.029 0.015
Slice (Line
3 Luar 381) 0.005 0.004

D. Hasil Citra

(a) (b)

Gambar 2. Citra rekonstruksi dari phantom 1 (30


kV 100 mA). (c)
Gambar 4. Phantom grid 1 (a) Slice 1 (b) Slice
2(c) Slice 3.

(a) (b)
(a) (b)

(c)
Gambar 3. Phantom angka 1 (a) Slice 1 (b) Slice2
(c) Slice 3. (c)
Gambar 5. Phantom homogen 1 (a) Slice 1 (b)
Slice 2(c) Slice 3.

5
(c)
Gambar 9. Phantom homogen 2 (a) Slice 1
(b)Slice 2 (c) Slice 3.

Gambar 6. Citra rekonstruksi dari phantom 2 (30


kV 125 mA).

Gambar 10. Citra rekonstruksi dari phantom 3


(a) (b) (60 kV 100 mA).

(c)
Gambar 7. Phantom angka 2 (a) Slice 1 (b) Slice2 (a) (b)
(c) Slice 3.

(c)
Gambar 11. Phantom angka 3 (a) Slice 1 (b)
(a) (b) Slice2(c) Slice 3.

(c)
Gambar 8. Phantom grid 2 (a) Slice 1 (b) Slice (a) (b)
2(c) Slice 3.

(c)
Gambar 12. Phantom grid 3 (a) Slice 1 (b) Slice
(a) (b) 2(c) Slice 3.

6
(a) (b)

(c)
Gambar 16. Phantom flashdisk Slice 3.
Gambar 13. Phantom homogen 3 (a) Slice 1
(b)Slice 2 (c) Slice 3.

Gambar 17. Citra phantom flashdisk.


Gambar 14. Phantom flashdisk Slice 1.

Gambar 15. Phantom flashdisk Slice 2.


IV. Pembahasan gambar 2 dan 6, dengan penambahan besaran
Berdasarkan hasil citra phantom dengan mA bisa menambah kontras dari citra
berbagai nilai besaran kV dan mA terlihat walaupun tidak sebesar pengaruh
bahwa dengan penambahan besaran kV akan penambahan besaran kV. Besaran kV dan
menambah kontras dari citra objek (bisa mA ini sebanding dengan intensitas sinar X,
langsung diamati oleh mata telanjang maka dapat disimpulkan kontras dari citra
terhadap hasil citra rekonstruksi phantom sebanding dengan intensitas sinar X yang
angka pada gambar 2, 6, 10 dan gambar digunakan.
angka-angka pada phantom itu sendiri pada Pada hasil pengolahan resolusi spasial
gambar 3, 7, 11), hasil citra semakin jelas terlihat bahwa dengan penambahan besaran
dengan penambahan besaran kV. Sedangkan kV dan mA akan memperkecil ukuran dari
untuk besaran mA pengaruhnya cukup pixel gambar citra. Semakin kecil ukuran
terlihat juga jika dilihat dari perbandingan pixelnya maka gambar citranya akan semakin

7
jelas, karena semakin kecil ukuran pixelnya jika diimplementasikan pada phantom
akan membuat detektor lebih peka terhadap flashdisk yang terlihat pada gambar 14, 15
perbedaan warna dan kontras antara pixel dan 16 masih terlihat noise dan artefak, maka
satu dengan lainnya. dengan penambahan nilai kV dan mA akan
Pada pengolahan SNR dihasilkan nilai memberikan hasil yang lebih bagus.
SNR yang kecil mendekati nol dengan
bertambahnya intensitas sinar X, tetapi V. Simpulan
sebanding dengan nilai mean dan standar Besaran kV dan mA sebanding dengan
deviasinya yang mendekati nol juga, ini intensitas dari sinar X yang digunakan.
menunjukan bahwa perbandingan mean dan Dengan bertambahnya intensitas yang
standar deviasinya hampir sebanding. Nilai digunakan dalam metode CT ini akan
SNR yang dihasilkan sebenarnya membesar memberikan gambar hasil citra yang lebih
terlihat dari pembaginya yang semakin kecil. baik dimana faktor penilainya adalah dari
Nilai SNR yang bisa dibilang membesar ini kontrasnya, resolusi spasialnya dan SNR nya.
menyebabkan sinyal yang terukur di detektor Maka berdasarkan percobaan bisa
semakin besar dan noise yang terukur disimpulkan dengan pertambahan intensitas
semakin kecil sehingga gambar citra akan sinar X akan menaikkan kontras,
semakin bagus. memperkecil ukuran pixel (resolusi spasial)
Jika dilihat dari percobaan yang dan memperbesar SNR.
dilakukan maka penambahan kV dan mA
akan memperbagus gambar hasil citra maka
VI. Pustaka icle/003330.htm , diakses pada 27-03-2014
[1] 08:00
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/art
[2] www.xviewct.com , diakses pada 27-03-
2014 10:00
[3] [5]
http://www.lf2.cuni.cz/info2lf/ustavy/kzm/en http://micro.magnet.fsu.edu/primer/java/digit
g/predn/ct.pdf , diakses pada 27-03-2014 alimaging/processing/spatialresolution/ ,
20:00 diakses pada 27-03-2014 21:00
[4] [6]
http://nardinurses.files.wordpress.com/2008/ https://www.microphotonics.com/microct-
01/konsep-ct-scan-mri.pdf , diakses pada 27- skyscan-1172 , diakses pada 27-03-2014
03-2014 20:00 21:00

Anda mungkin juga menyukai