Anda di halaman 1dari 2

RESUME KASUS POST PARTUM

PADA Ny. K P1A0 DENGAN KETUBAN PECAH DINI


DI RUANG JADE RSUD dr. SLAMET GARUT

Ny. K berumur 26 tahun dengan status menikah baru 1 tahun, Ny. K telah melahirkan anak pertamanya yang
berjenis kelamin laki-laki di RSUD dr. Slamet Garut dengan usia gestasi 37 minggu. Ny. K mengalami
menarche pada usia 14 tahun, menstruasi teratur setiap bulannya dengan siklus 28 hari dan lamanya haid
antara 5-7 hari. Hari pertama haid terakhir (HPHT) Ny. K yaitu pada tanggal 14 Maret 2019, sehingga
diperkirakan Ny. K akan partus pada tanggal 21 Desember 2019, namun Ny. K telah partus pada tanggal 9
Desmber 2019. Ny. K pada awalnya akan melahirkan di Bidan desa tempatnya tinggal, namun dikarenakan
ketuban sudah pecah terlebih dahulu maka Ny. K dirujuk ke rumah sakit. Ny. K melahirkan pada pukul 17.00
WIB dengan persalinan normal di ruang VK (ruang bersalin). Pada pukul 18.30 WIB Ny. K dialihkan ke
ruang nifas (ruang Jade), pada saat dilakukan pengkajian, Ny. K terlihat tampak lemas, dengan konjungtiva
anemis dan bibir pucat, TD: 110/70 mmHg, Nadi: 66x/m, RR: 22x/m, Suhu: 36,2⁰C, Hb: 9,6 g/dL, Ht: 29%,
Leukosit: 17.610 µL. Ny. K mengatakan merasa mulas terus-menerus namun dirasakan hilang-timbul dalam
waktu yang lama. Ny. K juga mengatakan masih terasa nyeri pada area jalan lahir karena terdapat luka
episiotomi, nyeri dirasakan seperti ditusuk dan terasa semakin berat apabila Ny. K bergerak, skala nyeri
3/10. Selain itu, perdarahan per vaginam juga baru keluar sedikit, pembesaran payudara (+), kolostrum (-),
linea nigra (+), striae (+), terdapat hiperpigmentasi antara area abdomen dan dada, kontraksi uterus (+), TFU
4 jari di bawah pusat. Ny. K mendapatkan terapi infus dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit,
Cefotaxime 2x1 gr, Metronidazole 3x5 mg, dan Asam Mefenamat 3x500 mg per oral.

DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya kontraksi uterin yang ditandai dengan, klien
mengatakan mulas karena adanya kontraksi, klien mengatakan mulas terus-menerus yang dirasakan
hilang-timbul namun dalam waktu yang lama, tinggi fundus uteri 4 jari di bawah pusat, klien tampak
meringis, klien tampak memegangi area perut apabila kontraksi berlangsung.
Intervensi Rasional
a. Gunakan pendekatan yang menengangkan. a. Pendekatan yang menenangkan dapat membuat
klien bersikap lebih terbuka sehingga
pengkajian mudah untuk dilakukan.
b. Pahami perspekstif klien terhadap situasi b. Untuk mengidentifikasi situasi yang
ketidaknyamanan. menyebabkan ketidaknyamanan pada klien.
c. Anjurkan keluarga menemani klien. c. Dengan ditemani oleh keluarga menandakan
klien memiliki support system sehingga dapat
menurunkan ketidaknyamanan dan mencegah
timbulnya depresi post partum.
d. Instruksikan klien menggunakan teknik d. Teknik relaksasi dapat mengurangi
relaksasi. ketidaknyamanan, ketegangan, dan stress.

2. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka episiotomi yang ditandai dengan, klien mengatakan nyeri
pada area jalan lahir karena terdapat luka episiotomi, nyeri seperti ditusuk dan terasa semakin berat
apabila bergerak, skala nyeri 3/10, klien tampak membatasi pergerakan, klien baru bisa miring kiri-
kanan.
Intervensi Rasional
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang a. Untuk mengetahui jenis dan tipe nyeri sehingga
meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, dapat diberikan intervnesi yang tepat.
frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
b. Gali bersama klien faktor-faktor yang dapat b. Untuk menghindari faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau memperberat nyeri. memperberat nyeri.
c. Kolaborasi pemberian obat analgetik. c. NSAIDs bekerja dalam jaringan peripheral.
Beberapa memblokir sintesis prostaglandins,
yang merangsang nosiseptors. Cara ini efektif
untuk mengatasi rasa sakit yang ringan hingga
sedang.
d. Tingkatkan intake nutrisi yang adekuat. d. Intake nutrisi yang adekuat merupakan salah
satu faktor yang turut ikut mempercepat dalam
proses penyembuhan luka, dengan sembuhnya
luka maka nyeri akan teratasi.
e. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi: e. Dengan meningkatkan konsentrasi terhadap hal
teknik distraksi, teknik relaksasi, latihan napas lain dapat membantu klien mengurangi rasa
dalam, dan terapi murottal Qur’an. sakit. Modifikasi pernapasan dan rangsangan
saraf untuk mengurangi stres, ketegangan,
kemudian mengurangi rasa sakit.
Terapi murottal Qura’an mampu merubah
getaran suara menjadi gelombang yang
ditangkap oleh tubuh untuk menurunkan
rangsangan reseptor nyeri sehingga otak
mengeluarkan opioid natural endogen yang
bersifat memblokade nosiseptor nyeri.

3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan inefektif laktasi yang ditandai dengan, klien
mengatakan khawatir ASInya tidak lancar karena setelah persalinan pun ASI belum keluar sedikit pun,
pembesaran payudara (+), kolsotrum (-), klien belum menyusui bayinya.
Intervensi Rasional
a. Pantau pembengkakan payudara yang a. Untuk mengetahui ada tidaknya penumpukan
mengakibatkan ketidaknyamanan atau sakit. ASI pada payudara.

b. Lakukan pijat oksitosin. b. Untuk merangsang hormon oksitosin agar


memperlancar keluarnya ASI.
c. Ajarkan klien dan keluarga langkah-langkah c. Agar klien dan keluarga dapat melakukannya
pijat oksitosin. secara mandiri.
d. Edukasi klien mengenai alternatif untuk d. Jantung pisang mengandung laktagogum yang
meningkatkan produksi ASI: konsumsi memiliki potensi dalam menstimulasi hormon
jantung pisang. oksitosin dan prolaktin (Harismayanti,
Febriyona, & Tuna, 2019).
e. Libatkan keluarga untuk membantu dan e. Menghindari dari sindrom depresi post partum
memberikan dukungan pada klien. dengan terus memberikan dukungan dan
support kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai