Anda di halaman 1dari 47

TUTORIAL IN CLINIC (TIC)

TB PARU

DISUSUN OLEH :

1. RIKA ROHANI I4051191007


2. MODESTA FERAWATI I40511910
3. FEBY HARDIANTI I40511910
4. ERICHA RIZKI. R I40511910
5. AGUNG NUR RASYID I40511910
6. AGUS MULYADI I40521910
7. ZAKIA AMAR I40511910

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Kasus
Seorang laki-laki Tn. P usia 38 datang ke RS dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri 2 bulan sebelum masuk rumah sakit, nyeri seperti ditimpa beban berat menjalar
hingga punggung, Tn. P mengeluh batuk disertai dengan dahak porulen sejak 1 bulan
yang lalu. Sebelum masuk rumah sakit, demam suhu 380 C, terjadi penurunan BB 56 Kg
menjadi 51 Kg, klien mengeluh mual dan muntah, klien berkeringat pada malam hari.
Klien pucat dan mukosa bibir kering, saat berativitas klien mengeluhkan sesak, Pada
saat di inspeksi di dapatkan nafas ireguler dan pendek, pergerakan dinding dada simetris
dan tidak ada tonjolan/massa, pada saat di palpasi fremitus dada meningkat, pada saat di
perkusi terdengar suara dullnes di ICS V, VI, pada saat di auskultasi terdengar suara
whezzing dan roncki di ICS III, IV, V, VI dan pasien mendekur ketika bernafas. Pada
pemeriksaan foto thorax di dapatkan trakea devisiasi ke kanan Cor : apek ke
laterokaudal, pulmo : corakan vaskular kasar, tampak opasitas pada pulmo kanan kiri ,
tampak lusen avaskular pada hemitorak kanan, diagfragma kanan setinggi kosta 11
posterior, sinus costopherenicus kanan lancip kiri tumpul. Keadaan Umum Baik,
Kesadaran Compos MentisTTV TD: 130/80 mmHg, N: 100x/m, RR: 32x/m, S: 32’C
SPO : 95 % CRT < 3 detik. Berdasarkan hasil pemeriksaan Rongenterdapat
penumpukan cairan di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan lab pada tanggal
16Desember 2019 menunjukan hasil sebagai berikut:
Hb : 13,7 g/dL
Leukosit 10.140 /µL
Trombosit : 250.000 / µL
Hematokrit : 43,9 %
Eritrosit : 5,21 x 10 6 / µL
Laju Endap Darah : 64/ jam
Basofil : 1
Eosinofil : 2
Bt : 74 %
Limfosit : 15
Monosit : 8
MTB : DETECTED HIGH
RIF RESISTENCE : NOT DETECTED
STEP 1 (identifikasi kata-kata sulit)
1. Dahak Porulen
2. Fremitus
3. Whezzing dan Ronki
4. Apek ke laterokaudal
5. Opasitas
6. Lusen avascular
7. Defisiasi
STEP 2 (jawaban step 1)
1. Dahak porulen : Purulent Sputum atau dahak bernanah
mengandung nanah yang terdiri dari sel-sel darah putih, sel dan jaringan
mati, cairan serus, dan cairan lendir kental (mukus). Dahak ini umumnya
berwarna kuning atau hijau
2. Fremitus : Dalam penggunaan medis umum, biasanya mengacu pada
penilaian paru-paru dengan baik intensitas getaran yang dirasakan di dinding
dada ( fremitus taktil ) dan / atau didengar oleh stetoskop di dinding dada
dengan kata-kata terucap tertentu ( fremitus vokal ), walaupun ada beberapa
tipe lainnya
3. Whezzing dan Ronki : Wheezing adalah bunyi seperti bersiul, kontinu dan
terdengar selama inspirasi dan ekspirasi. Hal ini disebabkan penyempitan
saluran respiratorik distal. Sedangkan ronki adalah bunyi gaduh yang dalam.
Terdengar selama ekspirasi penyebabnya karena gerakan udara melewati
jalan nafas yang menyempit akibat ostruksi nafas.
4. Apek ke laterokaudal : menandakan apeks jantung (puncak jantung, yakni
pada bagian kiri bawah jantung) bergeser ke samping.
5. Opasitas : keadaan tidak tembus cahaya
6. Lusen avascular : rongga dengan bagian tengah yang lebih gelap daripada
bagian pinggirnya di lapang tengah paru kanan.
7. Defisiasi : penyimpangan
STEP 3
JAWABAN PERTANYAAN KRITIS
1. Apa yang dimaksud dengan TB paru?
2. Apasaja factor resiko yang dapatmenimbulkanterjadinya TB paru?
3. Apasajatanda dan gejala yang dapatterjadi pada kasusTB paruini ?
4. Apapenatalaksanaan yang tepat pada kasus TB paru ?
5. Apasajapemeriksaanpenunjang yang dapatdilakukan pada kasusTB
paruiniselainpemeriksaanlaboratorium ?
6. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada kasus TB paru?
7. Mengapa bisa terjadi TB paru berulang ?
8. Apa hubungan antara nyeri dada dengan TB paru ?
9. Apasajadiagnosakeperawatan yang dapatdiangkat pada kasusTB paruini?
STEP 4
SKEMA

Etiologi

TB paru

Patofisiologi

PemeriksaanPenunjang ManifestasiKlinis Penatalaksanaan

Askep
STEP 5

LEARNING OBJECTIVE

1. DefinisiTB paru
2. EtiologiTB paru
3. PatofisiologiTB paru
4. ManifestasiklinisTB paru
5. PemeriksaanpenunjangTB paru
6. PenatalaksanaanTB paru
7. KomplikasiTB paru
8. Asuhankeperawatan pada kasusTB paru

STEP 6

DISCOVERY LEARNING

1. DefinisiTB paru
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC atau dikenal juga dengan Tuberkulosis adalah infeksi yang
disebabkan oleh basil tahan asam disingkat BTA, nama lengkapnya
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini pada umumnya menyerang paru-paru,
namun terkadang juga dapat menyerang organ lain seperti ginjal, tulang, limpa,
dan otak.
Tuberculosis berasal dari bahasa Latin “Tuberkel” yang artinya tonjolan
kecil dan keras yang terbentuk sewaktu sistem kekebalan tubuh membangun
dinding pengaman untuk membungkus bakteri Mycobacterium tuberculosis di
dalam paru-paru.
Penularan TBC
2. Etiologi TBC
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Tuberculosis disebabkan oleh Basil
Tahan Asam, Mycobacterium tuberculosis. Di dalam jaringan tubuh, bakteri
Mycobacterium tuberculosis berada dalam keadaan dormant, yaitu tidak aktif
atau tertidur dalam waktu beberapa tahun. Mycobacterium tuberculosis akan
mati dengan cepat jika terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan
hidup selama beberapa jam bila berada di tempat yang gelap dan lembab.

3. Pathofisiologi TB paru

Pathway TB Paru
4. Manifestasi Klinis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang
timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas
terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara
klinik.
a. Gejala sistemik/umum
 Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan
malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti
influenza dan bersifat hilang timbul.
 Penurunan nafsu makan dan berat badan.
 Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). Darah
yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat
ringannya batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang
pecah.
 Sesak Napas: Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas
atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax,
anemia dan lain-lain.
 Nyeri Dada: Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan.
Gejala ini timbul apabila sistem persarafan di pleura terkena.
 Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
b. Gejala khusus
 Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi",
suara nafas melemah yang disertai sesak.
 Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.
 Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya,
pada muara ini akan keluar cairan nanah.
 Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak
yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah
dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes darah untuk mengetahui anemia, penurunan natrium, dan peningkatan
kalsium. Dasar dilakukannya tes darah ini karena dapat mengukur antibodi
dalam darah terhadap TBC. Ketika seseorang terinfeksi TBC, tubuhnya akan
membentuk antibodi untuk melawan TBC.Pemeriksaan ini dilakukan untuk
melihat kadar sel darah putih (leukosit) pada anak. Jika jumlah sel leukosit
menunjukkan peningkatan tajam melebihi standar normal (>10 milimeter), ada
kemungkinan yang bersangkutan menderita TBC. Meningkatnya sel darah putih
ini berguna untuk melawan bakteri TBC.
b. Tes mantoux : sangat positif pada tb paru primer, sering negatif pada tb milier
dan HIV. Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan yang paling
bermanfaat untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mycobacterium
tuberculosis dan sering digunakan dalam “Screening TBC”. Efektifitas dalam
menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Penderita
anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif
100%, umur 1–2 tahun 92%, 2 – 4 tahun 78%, 4–6 tahun 75%, dan umur 6–12
tahun 51%. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia
anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara
mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya
pada ½ bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke
dalam kulit).
c. Mikrobiologi : Diagnosis TB Paru pada orang remaja dan dewasa ditegakkan
dengan ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan
BTA(bakteri tahan asam) melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan
diagnosis utama.
d. Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi jaringan : Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis TB. Pemeriksan yang dilakukan ialah
pemeriksaan histopatologi. Bahan jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau
autopsi.
e. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan standar yang dapat digunakan adalah foto toraks PA. Pemeriksaan
lain atas indikasi yaitu foto lateral, top-lordotic, oblik, atau CT-Scan. Gambaran
radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah:
- Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus bawah
- Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
- Bayanganbercakmilier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
6. PenatalaksanaanTB paru
Hal ini hampir sama dengan penatalaksanaan pada tb paru. Penatalaksanaan yang
diberikan berupa metode preventif dan kuratif yang meliputi cara-cara seperti
berikut ini :
 Penyuluhan
 Pencegahan
 Pemberian obat-obatan seperti :
a. OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
b. Bronkodilator
c. Ekspektoran
d. OBH, dan
e. Vitamin
 Fisioterapi dan rehabilitasi
 Konsultasi secarateratur
Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat
utama dan tambahan. OAT utama terdiri dari: Isoniazid (H), Rifampisin (R),
Pyrazinamide (Z), Streptomicyn (S) dan Ethambutol (E). Jenis obat tambahan
adalah: Kanamisin, Kuinolon, Obat lain yang masih dalam penelitian
(makrolide, amoksilin ditambah asam klavulanat), Derifat rifampisin dan INH.
Kategorisasi pengobatan sebagai berikut:
a. Kategori-1 (2HRZE/4H3R)
Paduan ini terdiri atas: 2 bulan fase awal intensif dengan Isoniasid(H),
Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), Ethambutol (E) diminum setiap hari,
diteruskan dengan fase lanjutan (intermitten) selama 4 bulan dengan Isoniasid
(H), Rifampisin (R), tiga kali dalam seminggu. Kategori ini untuk : (i) penderita
baru BTA positif dan penderita baru BTA negatif atau rontgen positif yang
“sakit berat” dan “ekstra paru berat”, yang belum pernah menelan OAT atau
kalau pernah kurang dari satu bulan. “Sakit berat” yang dimaksud adalah
Tuberkulosis paru BTA negatif yang mengenai jaringan parenkhim yang luas.
Sedangkan ektra paru berat antara lain: meningitis TB, perikarditis, pleuritis
berat atau bilateral, peritonitis, milier TB, limfadenitis, osteomielitis, penyakit
pada medulla spinalis dengan komplikasi syaraf, tuberkulosis usus, tuberkulosis
saluran kemih.
b. Kategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Panduan ini terdiri atas 2 bulan fase intensif dengan Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid, Ethambutol, diminum setiap hari, setiap kali selesai minum obat
langsung diberi suntikan streptomisin. Dilanjutkan 1 bulan pemberian Isoniasid,
Rifampisin, Pirazinamid, Ethambutol, diminum setiap hari tanpa suntikan.
Diteruskan dengan fase lanjutan selama 5 bulan, dengan Isoniasid, Rifampisin
dan Ethambutol diminum 3 kali seminggu. Kategori ini diberikan kepada
penderita BTA positif yang sudah pernah makan OAT selama lebih sebulan.
Termasuk didalamnya adalah penderita: (i) kambuh (relaps) BTA positif, (ii)
gagal BTA positif, (iii) lain-lain.
c. Kategori-3 (2HRZ/4H3R3)
Panduan ini terdiri atas 2 bulan fase awal intensif dengan Isoniasid, Rifampisin
dan Pirazinamid diminum setiap hari, diteruskan fase lanjutan selama 4 bulan
Isoniasid dan Rifampisin diminum 3 kali seminggu. Kategori ini diberikan pada
(i) penderita baru BTA negatif/rontgen positif dan (ii) penderita ekstra paru
ringan.
d. OAT sisipan (HRZE)
Bila pengobatan kategori-1 dan kategori-2 pada fase awal (intensif) didapati
masih BTA positif, diberikan obat sisipan (Isoniasid, Rifampisin, Pirazinamid,
Ethambutol) selama 1 bulan setiap hari.
Obat Yang Digunakan Untuk Tuberculosis Paru
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Mikobakteri merupakan
kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman lain karena tumbuhnya
sangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila terpajan dengan satu obat.
Umumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap kuman yang cepat membelah
dibandingkan dengan kuman yang lambat membelah. Sifat lambat membelah
yang dimiliki mikobakteri merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
perkembangan penemuan obat antimikobakteri baru jauh lebih sulit dan lambat
dibandingkan antibakteri lain:
Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: INH,
Rifampisin,Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2):
Kanamisin, Amikasin, Kuinolon.
a. Isonazzid (INH/H)
Dosisi : 5mg/KgBB, per oral
Efek samping, peripheral neuritis, hepatitis, dan hipersensivitas.
b. Ethambutol hydrochloride (EMB/E)
Dengan dosis sebagai berikut.
- Dewasa: 15 mg/KgBB per oral, untuk pengobatan ulang mulai dengan 25
mf/KgBB/ hari
- Anak (6-12 tahun) : 10 15 mg/KgBB/Hari
Efek samping : opyik neuritis ( efek terburuk adalah kebutaan) dan skin rash
c. Rifampin / rifampisin (RFP/R)
Dosis: 10 mg/KgBB/ hari peroral
Efek samping : hepatitis, raksi demam, purpura, nausea dan vomiting.
d. Pyrazinamide (PZA/Z)
Dosis : 15-30 mg/KgBB per oral.
Efek samping : hiperurisemia, hepatotoxicity, skin rash, artralgia, distres
gastrointestinal.
Dengan ditemukannya rifampisin paduan obat yang di berikan untuk
klien tuberkolosis adalah INH+Rifampisin+ stremtomisin atau etambutol setiap
hari ( fase awal) dan di teruskan pada fase lanjut dengan INH+Rifampisin atau
etambutol. Paduan ini selanjutnya berkembang menjadi terapi jangka pendek,
dengan memberikan INH+Rifampisin atau Etmbutol atau Streptomisin 2-3 kali
per minggu selama 4-7 bulan sehingga lama pengobatan seluruhnya 6-9 bulan.
Paduan obat yang digunakan di indonesia dan dianjurkan pula oleh WHO
adalah 2 RHZ/4RH dengan variasi 2 RHS/4RH, 2RHZ /4R, 2RHZ/4R3H3,
2RHS/4R2H2.
Jenis dan Obat OAT
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori
yaitu 14:
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap
hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
a. Penderita baru TBC paru BTA positif.
b. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada :
a) penderita kambuh.
b) Penderita gagal terapi.
c) Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif(10).
Kategori 4: RHZES
Diberikan pada kasus Tb kronik
Efek samping obat
Sebagian besar pasien Tb paru dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena itu
pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting dilakukan
selama pengobatan.Efek samping yang terjadi dapat yaitu 14,15:
- Isoniazid (INH)
Sebagian besar pasien Tb parudapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh karena
itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat penting
dilakukan selama pengobatan.
- Rifamisin
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simptomatis ialah:
- Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
- Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah kadang-
kadang diare
Efek samping yang berat tetapi jarang terjadi ialah :
- Hepatitis imbas obat atau ikterik, bila terjadi hal tersebut OAT harus distop
dulu dan penatalaksanaan sesuai pedoman Tb paru pada keadaan khusus
- Purpura, anemia hemolitik yang akut, syok dan gagal ginjal. Bila salah satu
dari gejala ini terjadi, rifampisin harus segera dihentikan dan jangan
diberikan lagi walaupun gejalanya telah menghilang
- Sindrom respirasi yang ditandai dengan sesak napas Rifampisin dapat
menyebabkan warna merah pada air seni, keringat, air mata dan air liur.
Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak
berbahaya. Hal ini harus diberitahukan kepada pasien agar mereka mengerti
dan tidak perlu khawatir.
- Pirinizamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan sesuai
pedoman Tb paru pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri
aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan arthritis Gout, hal
ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi dan penimbunan asam
urat. Kadang-kadang terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit
yang lain.
- Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya
ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau. Meskipun demikian
keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis yang dipakai, jarang sekali
terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kg BB perhari atau 30 mg/kg BB yang
diberikan 3 kali seminggu. Gangguan penglihatan akan kembali normal
dalam beberapa minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak
diberikan pada anak karena risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi.
- Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang berkaitan
dengan keseimbangan dan pendengaran. Risiko efek samping tersebut akan
meningkat seiring dengan peningkatan dosis yang digunakan dan umur
pasien. Risiko tersebut akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi
ekskresi ginjal. Gejala efek samping yang terlihat ialah telinga mendenging
(tinitus), pusing dan kehilangan keseimbangan. Keadaan ini dapat dipulihkan
bila obat segera dihentikan atau dosisnya dikurangi 0,25gr. Jika pengobatan
diteruskan maka kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap
(kehilangan keseimbangan dan tuli). Reaksi hipersensitiviti kadang terjadi
berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan
eritema pada kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang terjadi)
seperti kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi
segera setelah suntikan. Bila reaksi ini mengganggu maka dosis dapat
dikurangi 0,25gr Streptomisin dapat menembus sawar plasenta sehingga
tidak boleh diberikan pada perempuan hamil sebab dapat merusak syaraf
pendengaran janin.
7. KomplikasiTB paru
Komplikasi pada penderita tuberkulosis stadium lanjut (Depkes RI, 2005)
1. Hemoptosis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas.
2. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
3. Bronkiektasis ( pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan
ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
4. Pneumotorak (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan : kolaps spontan
karena kerusakan jaringan paru.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.
6. insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency)
PENGKAJIAN PASIEN TIC
PROGRAM PROFESI NERS UNIVERSITAS TANJUNGPURA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Tn. P Jeniskelamin: L
No.RM : 398287
Usia : 44 Tahun
Tgl.MRS : 14-12-2019
Tgl.Pengkajian : 16-12-2019
Alamat/ telp. : Jalan Raya Sagatani Gg. Swadaya
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Budha
Suku : Cina
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Swasta
Lama Bekerja :-
Sumber Informasi : Istri
Kontak Keluarga Dekat :-

II. PENGKAJIAN
1. KeluhanUtama
SaatMRS :
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada ± 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
terasa seperti ditimpa beban berat menjalar hingga punggung, batuk sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit.
Saat Pengkajian :
Pasien mengeluhkan sesak ketika beraktivitas, nyeri dada pada saat bernapas dan
batuk, nyeri di sebelah kiri dada, seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul dengan
skala 6, pasien berkeringat pada malam hari.
2. Riwayat Penyakit Sekarang (perjalananpenyakit)
Pasien mengeluhkan sesak, nyeri dada sebelah kiri, dan batukUpaya
pasien/anggota keluarga dalam mengatasinya, sebutkanKeluarga meninggikan
posisi kepala di tempat tidur
3. Riwayat Penyakit Dahulu (Penyakit yang pernah dialami)
Klien pernah mengalami penyakit TB paru
4. Riwayat yang lain :
1)Kecelakaan : tidak
2)Operasi : tidak
3)AlergiObat : tidak
4) Alergi makanan : Ya, Ikan hiu
5) Alergi lain-lain : tidak
6)Merokok : Ya, sudah berhenti sejak 2 bulan yang lalu
7)Alkohol : Ya
8)Kopi : Ya, jarang
9)Lain-lain : tidak
10) Obat-obatan yang pernah digunakan OAT

5. RiwayatKeluarga
Genogram

Keterangan

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: garis menikah

: garis keturunan

: tinggal serumah
6. Pola Aktivitas danLatihan
NO AKTIVITAS SMRS (SKOR) MRS (SKOR)
1 Makan/Minum 0 2
2 Mandi 0 2
3 Berpakaian/berdandan 0 2
4 Toileting 0 2
5 Berpindah 0 2
6 Berjalan 0 2
7 Naik tangga 0 4

Keterangan:
0 = mandiri,
1 = alat bantu,
2 = dibantu orang lain,
3 = dibantu orang lain,
4 = tidak mampu
Alat bantu: tongkat/splint/brace/kursi roda/pispot/walker/kacamata/dan lain-
lain:…………………………………………………

7. Pola Nutrisi danMetabolik


NO SMRS MRS

1 Jenis makanan/diet - -

2 Frekuensi 2 x sehari 4 x sehari

tidak teratur Teratur

3 Porsi yang 1 porsi habis 1 porsi habis

Dihabiskan

4 Komposisi Menu Ikan, nasi, telur, sayur Tahu, tempe, ikan, telur,
sayur, nasi, buah.

5 Pantangan tidak ada Ada

6 Nafsu makan Normal Meningkat


7 Fluktuasi BB 6 bln 56 Kg 51 Kg

Terakhir

8 Sukar menelan tidak tidak

9 Riw.penyembuhan cepat sembuh cepat sembuh

luka

8. PolaEliminasi
NO SMRS MRS
Buang Air Besar (BAB) :
Frekuensi 1 x/hari 1x/hari

Konsistensi feces Lunak Lunak

Warna Kuning Kuning

Bau Normal Normal

Kesulitan BAB tidak tidak

Upaya mengatasi - -

Buang Air Kecil (BAK):

Frekuensi 2 x/hari/ 4x/hari

Jumlah Tidak terkaji Tidak terkaji


Warna Kuning jernih Kuning jernih

Bau Amoniak Menyengat

Kesulitan BAK tidak tidak

Upaya mengatasi - -

9. Pola Tidur dan Istrirahat


NO SMRS MRS

1 Tidur Jam Jam

Siang 13.00 s/d 15.00 -

Nyaman

2 Tidur Jam Jam


Malam
23.00 s/d 07.00 23.00 s/d 06.00
Nyaman Nyaman

Kebiasaan tidak ada tidak ada


3
sebelum

tidur
4 Kesulitan tidak ada, tidak ada,
tidur

5 Upaya - -

mengatasi
10. Pola KebersihanDiri
NO SMRS MRS
1 Mandi 2 x/hari / - x/hari
Sabun : ya
Sabun : -

2 Handuk Ya
-
Pribadi
3 Keramas 1 x/hari
-
Shampoo : ya

4 Gosok gigi 2 x/hari


-
Pasta gigi : ya
Sikat gigi : pribadi

5 Kesulitan tidak Ya
Ket:paien kesulitan personal
higiene karena terpasang infus

6 Upaya - Dibantu istri mengelap badan


mengatasi klien

11. Pola Toleransi dan KopingStres


a. Pengambilkeputusan : sendiri (√) / dibantuoranglain ( )
sebutkan
b. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS / penyakit :
biaya / perawatan diri
c. Hal yang biasa dilakukan jika mengalami stress/ masalah:
Merundingkan masalah bersama istri
d. Harapan setelah menjalani perawatan:
Klien berharap bisa sembuh dri penyakit dan bisa bekerja seperti biasa
e. Perubahan yang dirasakan setelah sakit:
Pasien merasa lemah, lemas, dan tidak bersemangat
12. Pola HubunganPeran
a. Peran dalam keluarga: sebagai tulang punggung keluarga
b. Sistem pendukung : istri / anak
c. Masalahperan/hubungandengankeluargaselamaperawatandiRS:tidak,
d. Upaya untuk mengatasi: -
13. PolaKomunikasi
a. Bahasa utama : Indonesia/ cina
b. Bicara : normal
c. Afek: normal
d. Tempat tinggal : kos
e. Penghasilan keluarga :
(√ ) <Rp.500.000
( ) Rp. 1 juta – 1,5 juta
( ) Rp. 1.5 juta – 3 juta
( ) Rp. 3 juta – 5juta
( ) Rp. 5 juta – 8 juta

( ) > Rp. 8 juta

14. PolaSeksualitas
a. Masalah hubungan seksual selama sakit : tidakada
b. Upaya mengatasi:

15. Pola Nilai danKepercayaan


a. Apakah Tuhan, agama penting untuk anda : ya:
Pasien mengaku bahwa penyakit yang ia derita karena cobaan dari tuhan
b. Kegiatan agama yang dilakukan selama di RS: berdoa

16. PengkajianSistem
a. ROS
Keadaan Umum : klien tampak pucat dan mukosa bibir kering
. Kesadaran : compos mentis GCS: 15 E:4 V:5 M:6
Tanda Vital :TD: 130/80, N:100x/menit, T:380C, RR:32 x/menit, SPO2 : 95 %
Masalah keperawatan:
Gangguan Pola Napas
b. SistemPernapasan
1. Keluhan: Sesak
2. Bentukdada
Simetris FunnelChest
Asimetris Pigeons Chest
BarrelChest
3. Sekresibatuk
Batuk ya tidak
Sputum ya tidak
Warna kuning kehijauan
Nyeriwaktubernafas ya tidak
4. Polanafas
Frekuensi nafas 32x /menit
Reguler CheyneStokes Kussmaul
Irreguler Biot Apnea
Hyperventilasi Hipo ventilasi Lain-lain
5. Bunyinafas
1. Normal
Vesikuler di ................................
2. Abnormal
Stridor Lokasi......................
Wheezing Lokasi ICS III, IV, V, VI
Rales Lokasi......................
Ronchi Lokasi ICS III, IV, V, VI
Krepitasi Lokasi......................
FrictionRub Lokasi......................
6. Retraksi otot bantunafas
Ya,Jenis: ICS/ SupraKlavikula/Suprasternal Tidak
7. Tektil Fremitus/Fremitus Vokal
Meningkat Lokasi...............
Menurun Lokasidi atas perifer paru
Lain-lain ..................
8. Alat bantupernafasan
Nasal BagAndMask Tracheostomi
Masker Respirator
Masalah keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas

c. SistemKardiovaskuler
1. Riwayat Nyeri dada Ada Tidak
1. LokasiDada Kiri
2. SifatNyeri seperti ditusuk-tusuk
3. Kronologisnyeri timbul saat bernapas dan batuk
4. Keadaan pada saat serangan klien cemas dan pucat
5. Faktor-faktor yang memperberat dan memperingan serangan
Aktivitas
2. SuaraJantung: S1S2tunggal Suara tambahan,jenis...
3. Irama Jantung Reguler Ireguler
4. CRT < 3 detik >3 detik
Masalah keperawatan:
Nyeri Akut

d. SistemPersarafan
a. Tingkat kesadaran:
Composmentis Apatis Somnolen Delirium Sopor
Koma

b. GCS
Eye : .6 Verbal 5 Motorik 4
Total GCS Nilai :15
c. Refleksfisiologis:
Bisep Trisep Patella
Achilles
Reflek patologis dan rangsal meningeal tidak terkaji
Kakukuduk Brudzinski I BrudzinskiII Babinski
d. Kejang: Ada Tidak
f. Mata/Penglihatan
1. Bentuk
Normal Enoftalmus Eksoptalmus Lain-lan

2. Pupil
Isokor Unisokor Miosis Midriasis
Diameter kanan….mm Diameter kiri….mm
3. Reflekscahaya
Kanan Kiri
4) Gangguanpenglihatan Ya, Tidak

g. Kekuatan otot (Skala Lovett0-5)

5 5
5 5

Kekuatan ektremitas atas kanan : 5 kiri : 5

Kekuatan ekstrimitas bawah kana : 5 Kiri : 5


Hidung/Penciuman
1) Bentuk : Normal Tidak
2) Gangguan penciuman Ya Tidak
i. Telinga/Pendengaran
1) Bentuk : Normal Annomali Ket..........
2) Gangguanpendengaran Ya Tidak

j. Pemeriksaan Nervus1-12:
-

Masalah keperawatan:
-

e. SistemPerkemihan
a. Masalah kandungkemih
Normal Menetes Incontinensia
Nyeri Retensio Hematuria
Panas Disuria Pasang kateter

b. Produksi unine - ml/ …..jam Frekuensi 4 x / hari


c. Warna kuning jernih Bau menyengat
d. Bentuk alat kelamin: Normal Tidak normal,sebutkan:
e. Uretra Normal Hipospadia
f. Lain-lain:
Masalah keperawatan:

f. SistemPencernaan
1. Mulut &tenggorokan
1. Bibir Normal Asimetris Ada celah
2. Mulut/ SelaputendirMulut Lembab Me h
Stomatitis Kering
3. Lidah Hiperemik Kotor Lain-lain
4. Kebersihan rongga mulut Tidakberbau Berbau Gigibersih
Gigikotor Caries
5. Tenggorokan
Sakit menelan/nyeri tekan
Sulitmenelan Lain-laintidak masalah
6. Abdomen
Supel Distensi Kembung
Nyeri tekan, lokasi............................
Benjolan, lokasi................................
7. Lubang anus Ya Tidak
8. PembesaranHepar Ya Tidak
9. PembesaranLien Ya Tidak
10. Asites Ya Tidak
11. Mual Ya Tidak
12. Muntah Ya Tidak
13. Terpasang NGT Ya Tidak
14. Terpasangcolostomy Ya Tidak Keadaancolostomy….
15. Lain-lain................................................
2. Peristaltikusus 10 x/menit
BAB 1 x/hari Karakteristikfeses:
Tidak ada masalah Diare Menelan
Konstipasi Facesberdarah Colostomi
Incontinensia Fasesberlendir Wasir
3. Pola makan:frekuensi 4x/hr Jumlah:………… Jenis:
Masalah keperawatan:

g. Sistem otot, tulang danintegumen


1. Otot dantulang
1. ROM Bebas Terbatas
2. Kemampuan kekuatanotot
3. Fraktur Tidak Ya,Lokasi ............................
4. Dislokasi Tidak Ya, lokasi
5. Haematoma
Tidak Ya,Lokasi............................
2. Integumen
1. Warna kulit: Akral :
Ikterik Hangat
Sianotik Panas
Pucat Dinginkering
Kemerahan Dingin basah
Hiperpigmentasi
2. Turgorkulit Normal Menurun
3. Tulangbelakang
Lordosis Skolosis Kiposis
Lain-lain, sebutkannormal
4. Oedema Ya,Lokasi Tidak
5. Luka : Tidak
LokasiLuka:
Ukuran Luka:
Jenis Luka:
6. Lain-lain….
Masalah keperawatan:

h. Sistemendokrin
1. Pembesaran kelenjartyroid Ya Tidak
2. Pembesaran kelenjargetah bening Ya Tidak
3. Hiperglikemia Ya Tidak
4. Hipoglikemia Ya Tidak
5. Lain-lain:
Masalah keperawatan:

17. PSIKOSOSIAL
a. Dampak hospitalisasi pada klien
Murung/diam Gelisah Tegang Marah Menangis
b. Respon klien saat tindakan:
Kooperatif tidakkooperatif
c. Hubungan dengan pasien lain:
Baik Cukup Kurang
d. Dampak hospitalisasi terhadap anggota keluarga lainnya:

18. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( Lab, X-Ray, USG, dan lain-lain)


16-12-2019
Hb : 13,7 g/dL
Leukosit 10.140 /µL
Trombosit : 250.000 / µL
Hematokrit : 43,9 %
Eritrosit : 5,21 x 10 6 / µL
Laju Endap Darah : 64/ jam
Basofil : 1
Eosinofil : 2
Bt : 74 %
Limfosit : 15
Monosit : 8
MTB : DETECTED HIGH
RIF RESISTENCE : NOT DETECTED

19. DIAGNOSA MEDIS


Pneumonia, TB paru Kasus Obat
20. TERAPI /PENGOBATAN (frekuensi pemberian, jumlah dosis,rute)
Ranitidine 2 x 1 amp
Inf Levofloaxin
Inj. Clanetsi 3 x 1 gr
Nebu Vantolin 3x1 resp
Nebu Flexotde 2 x 1 resp
Inj MP 3 x ¼ amp
Sucralfat Syrup 3x1
21. PERSEPSI KLIEN TENTANGPENYAKITNYA
Klien mengatakan penyakit yang ia derita kerena klien putus obat tb dan karena pola
hidup yang salah

22. PERENCANAAN PULANG


a. Tujuan Pulang : ke rumah
b. Transportasi pulang : mobil
c. Dukungan keluarga : ada, ket istri selalu menemani di RS
d. Antisipasi biaya setelah pulang : ada
e. Antisipasiperawatansetelahpulang: Ya
f. Rawat jalan ke:-
g. Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah:
Obat OAT diminum teratur dan dihabiskan
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Infeksi Ketidakefektifan bersihan jalan
- klien Edema napas
mengeluhkan
batuk terus Produksi sekret
menerus meningkat
- klien mengeluh Batuk
nyeri dada saat Bersihan Jalan napas
batuk tidak efektif
- batuk sesak 1
bulan sebelum
masuk rumah
sakit
DO :
- klien tampak
gelisah
- ketika batuk
mengeluarkan
dahak bewarna
kuning kehijauan
- terdengar suara
wheezing dan
ronchi di ICS III,
IV, V, VI
- klien tampak sulit
dalam
mengeluarkan
suara
- TTV :
TD : 130 / 80
mmHG
N : 100 x / menit
R : 32 x / menit
T : 380C

2. DS : Gangguan pola napas


- Klien Infeksi
mengeluhkan Peradangan
sesak
DO : Edema
- Terpasang nasal Dipneu
kanul 2 Lpm Gangguan pola napas
- Pernapasan
pendek dan cepat
- Kulit tampak
pucat dan mukosa
bibir kering
- TTV :
TD : 130 / 80
mmHG
N : 100 x / menit
R : 32 x / menit
T : 380C
SPO2 : 95 %
- HB : 13, 7 g/dL
- TCM TEST :
MTB :
DETECTED
HIGH
Rif Resistence :
NOT DETECTED
3 DS : Infeksi Nyeri akut
- Klien Peradangan
mengeluhkan
nyeri reseptor nyeri
- P : nyeri timbul Nyeri akut
pada saat batuk
dan bernapas
Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri dada
bagian kiri
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang
timbul
DO :
- Klien tampak
meringis
- Posisi baring klien
miring kanan
- TTV :
TD : 130/80
mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit
4. DS : Infeksi Hipertermi
- Klien Peradangan
mengeluhkan
badannya panas Suhu tubuh meningkat
dan selalu Hipertermi
berkeringat
DO :
- ketika batuk
mengeluarkan
dahak bewarna
kuning kehijauan
- klien tampak
pucat dan dan
mukosa bibir
kering
- Leukosit : 10.140
/µL
- TTV :
TD : 130/80
mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit
5 DS: Batuk KetidakseimbanganNutrisiKurangda
- Klien mengatakan Penekanan Diafragma riKebutuhanTubuh
pada saat dirumah
Peningkatan tekanan
klien mengalami intra abdomen
penurunan nafsu
Anoreksia
makan
- Klien mengatakan Nutrisi Kurang
sudah mual
muntah 3 kali
dalam sehari
DO:
- TB : 170 cm
- Perubahan BB :
56 Kg menjadi 51
Kg
- IMT : 17,64
- Turgor kulit
sedang, membran
mukosa mulut
kering, tampak
lemah

6. DS : Peradangan Intoleransi Aktivitas


- Klien mengatakan
sesak pada saat Edema
akivitas seperti Dipneu
toileting kelelahan
- Keluarga klien
mengatakan ADL Intoleransi Aktivitas
klien selalu
dibantu
DO :
- Klien tampak
lemah
- Klien tampak letih
- TTV sebelum
TD : 130/80
mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit
TTV sesuudah
TD : 135/90
mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil Keperawatan

1. Ketidakefektif Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui kondisi


anBersihanJala tindakan keperawatan respirasi klien
nNafasb.dJuml selama 3x24 jam 2. Mengetahui adanya
2. Auskultasi suara suara tambahan
ah Sputum diharapkan napas napas
Yang Berlebih ketidakefektifan pola 3. Posiskan pasien 3. Untuk
napas teratasi dengan semipowler memaksimalkan
kriteria hasil: ventilasi
4. Untuk
 Mendemonstrasikanb 4. Ajarkan batuk efektif mengeluarkan sekret
atukefektifdansuarana 5. Memulihkan kondisi
fas yang bersih, klien
5. Anjurkan pasien
tidakadasianosisdandy 6. Memaksimalkan
untuk istirahat
spneu ventilasi secara
6. Kolaborasi dalam
 Menunjukkanjalannaf memberikan nebu optimal
as yang paten
(klientidakmerasaterc
ekik, iramanafas,
frekuensipernafasanda
lamrentang normal,
tidakadasuaranafas
abnormal)
 Mampu
mengidentifikasikan
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
2. Ketidakefektif Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Melihat kondisi
anPolaNafasb. tindakan keperawatan umum klien
dDipsneu selama 3x24 jam 2. Mengetahui kondisi
2. Monitor frekuensi dan respirasi klien
diharapkan irama pernapasan
Polanafasefektifdengankr klien 3. memaksimalkanvent
iteriahasil : 3. Posisikan klien ilasi
semipowler 4. memulihkan kondisi
 Menunjukkanjalannaf 4. Anjurkan pasien klien
as yang paten untuk istirahat 5. memaksimalkan
(klientidakmerasaterc 5. Kolaborapi dalam ventilasi secara
ekik, iramanafas, memberikan terpi O2 optimal
frekuensipernafasanda
lamrentang normal,
tidakadasuaranafas
abnormal)
 Tanda Tanda vital
dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi,
pernafasan)
3. NyeriAkutb.d Setelah dilakukan 1. Lakukanpengkajianny 1. Pengkajiansecarako
AgenCideraBi tindakan keperawatan erisecarakomprehensi mprehensifmembant
ologis selama 3x24 jam ftermasuklokasi, udapatmengidentifik
karakteristik, durasi, asinyerisecarameny
diharapkan
frekuensi, eluruh
nyerihilangdengankriteri kualitasdanfaktorpresi
ahasil : pitasi 2. Mengkajinyerisecan
2. Observasireaksi on verbal yang
 Mampumengontrolny nonverbal tidakterungkap
eri dariketidaknyamanan
(tahupenyebabnyeri,
mampumenggunakant
3. Berikan terapi napas 3. Untuk
ehniknonfarmakologi menenangkan klien
dalam
untukmenguranginyer
i, mencaribantuan)
4. Anjurkan untuk
 Melaporkan bahwa 4. Membuat kondisi
banyak istirahat
nyeri berkurang klien tenang
5. Edukasi keluarga
dengan menggunakan 5. Lingkungan yang
untuk memberikan
manajemen nyeri nyamandanamandap
lingkungan yang
 Mampu mengenali atmembantuklienleb
nyaman
nyeri (skala, ihrileks
6. Kolaborasi dalam
intensitas, frekuensi 6. Menghilangkan
dan tanda nyeri) pemberian analgesik nyeri secara optimal
 Menyatakan rasa \
nyaman setelah nyeri
berkurang
 Tanda vital
dalamrentang normal
4. Hipertermiab.d Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Mengetahuiperubah
proses tindakan keperawatan suhuseseringmungkin ansuhutubuh
penyakit selama 1x24 jam 2. Pantauadanyatandak
2. Monitor emerahan
diharapkan suhutubuh
warnadansuhukulit 3. Monitor
normal jikaterjaditakikardi,
3. Monitor tekanan
dengankriteriahasil : darah, nadi dan RR bradikardidandipsne
4. Kompres pasien pada a
 Suhutubuhdalamrenta 4. membantumenurunk
lipat paha dan aksila
ng normal ansuhutubuh
5. Tingkatkansirkulasiud
 Nadi dan RR dalam ara 5. Sirkulasi yang
rentang normal baikmembuatkebutu
 Tidakadaperubahanw hanoksigenterpenuhi
arnakulitdantidakadap 6. Anjurkan keluarga 6. Mencegahterjadinya
using, merasanyaman Selimutiklienuntukme hipotermi
ncegahterjadinyamen 7. Kolaborasidalaterapi
ggigil farmakologi
7. Kolaborasi
memberikan anti
piretik

5. Ketidakseimba Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Catatadanyapenurun


nganNutrisiKu tindakan keperawatan adanyapenurunanbera anberatbadanbearti
rangdariKebut selama 3x24 jam tbadan 2. Memantauadanyaper
2. Monitor kulit kering ubahanwrnakulitklie
uhanTubuhb.d diharapkan
dan perubahan n
TidakAdekuat nutrisidapatterpenuhiden pigmentasi 3. Memeriksakan
nya Intake gankriteriahasil : 3. Monitor turgor kulit turgor kulit
Nutrisi 4. Mualdanmuntahdap
 Adanyapeningkatanbe atmenimbulkangg
ratbadansesuaidengan 4. Monitor rasa nyaman
tujuan mualdanmuntah 5. Memenuhikebutuha
 Beratbadan ideal nnutrisiklien
sesuaidengantinggiba 6. Memenuhi
dan 5. Anjurkan pasien kebutuhan nutrisi
 Mampumengidentifik makan sedikit tapi secara optimal
asikebutuhannutrisi sering
 Tidakadatandatandam 6. Kolaborasi dengan
alnutrisi ahli gizi dengan
 Tidak terjadi memberikan makanan
penurunan berat tinggi protein dan
badan yang berarti serat

6. IntoleransiAkti Setelah dilakukan 1. Monitor respon fisik, 1. Mengetahui tingkat


vitasb.dkelelah tindakan keperawatan emosi, sosial dan motivasi klien
an selama 3x24 jam spiritual
2. Bantu klien untuk 2. Melatih aktivitas
diharapkan intoleransi
mengidentifikasikan klien supaya bisa
aktivitas teratasi dengan aktivitas yang mampu mandiri
kriteria hasil : dilakukan
3. Bantukeluarga untuk
 Berpartisipasidalamak mengidentifikasikan 3. Keluarga mampu
tivitasfisiktanpadisert kekurangan dalam mengetahui dan
aipeningkatantekanan beraktivitas membantu klien
darah, nadidan RR 4. Kolaborasi dengan beraktivitas
 Mampu melakukan tenaga rehabilitasi 4. Melatih klien
aktivitas sehari hari untuk melatih melakukan aktivitas
(ADLs) secara aktivitas yang tepat yang tepat
mandiri

Implementasi
Tgl Waktu Implementasi Hasil

16 09.00 1. memonitor TTV S:


des 2. mengauskultasi suara napas - klien masih mengeluhkan batuk
2019 3. memposiskan pasien semipowler terus menerus
4. Mengajarkan batuk efektif - klien masih mengeluh nyeri dada
5. menganjurkan pasien untuk istirahat saat batuk
6. berkolaborasi dalam memberikan nebu - batuk sesak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit
O:
- klien tampak nyaman
17.00 - ketika batuk mengeluarkan dahak
bewarna kuning kehijauan
- terdengar suara wheezing dan
ronchi di ICS III, IV, V, VI
- klien tampak sulit dalam
mengeluarkan suara
- TTV :
TD : 130 / 80 mmHG
N : 100 x / menit
R : 32 x / menit
T : 38 0C
A:KetidakefektifanBersihanJalannafas
P :Manajemen airway
16 09.00 1. memonitor TTV S:
Des 2. memonitor frekuensi dan irama pernapasan - Klien masih mengeluhkan sesak
2019 klien O:
3. memposisikan klien semipowler - Terpasang nasal kanul 2 Lpm
4. menganjurkan pasien untuk istirahat - Pernapasan pendek dan cepat
5. berkolaborapi dalam memberikan terapi O2 - Kulit tampak pucat dan mukosa
bibir kering
- TTV :
TD : 130 / 80 mmHG
N : 100 x / menit
R : 32 x / menit
T : 38 0C
SPO2 : 95 %
- Hb : 13, 7 G/Dl
- Tcm Test :
Mtb : Detected High
Rif Resistence : Not Detected
A:KetidakefektifanPola Napas
P :Manajemen airway
16 10.00 1. Melakukanpengkajiannyerisecarakomprehensif S :
des 2. Mengobservasireaksi nonverbal - Klien masih mengeluhkan nyeri
2019 dariketidaknyamanan - P : nyeri timbul pada saat batuk
3. Memberikan terapi napas dalam dan bernapas
4. Menganjurkan untuk banyak istirahat Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
5. Mengedukasi keluarga untuk memberikan R : Nyeri dada bagian kiri
lingkungan yang nyaman S : skala nyeri menjadi 4
6. Berkolaborasi dalam pemberian analgesik T : nyeri hilang timbul
O:
- Klien tampak meringis
- Posisi baring klien miring kanan
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
17.00 R : 32 x / menit
A: Nyeri akut
P : Pain Management
16 09.00 1. Memonitor suhu S:
des 2. Memonitorwarnadansuhukulit - Klien mengeluhkan badannya
2019 3. Memonitor tekanan darah, nadi dan RR panas dan selalu berkeringat
4. Mengkompres pasien pada lipat paha dan O :
aksila - ketika batuk mengeluarkan dahak
5. Meningkatkansirkulasiudara bewarna kuning kehijauan
09.15 6. Menganjurkan keluarga - klien masih tampak pucat dan dan
Selimutiklienuntukmencegahterjadinyamenggi mukosa bibir kering
gil - TTV :
7. Berkolaborasi memberikan anti piretik TD : 130/80 mmHg
N : 100 x / menit
T : 37,4 0C
R : 32 x / menit
A: Hipertermi
P: Temperature Management

09.30

16 09.00 1. Memonitoradanyapenurunanberatbadan S:
Des 2. Memonitor kulit kering dan perubahan - Klien mengatakan pada saat
2019 pigmentasi dirumah klien mengalami
3. Memonitor turgor kulit penurunan nafsu makan
4. Memonitormualdanmuntah - Klien mengatakan sudah mual
5. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi muntah 3 kali dalam sehari
sering O:
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi dengan - TB : 170 cm
memberikan makanan tinggi protein dan serat - Perubahan BB : 56 Kg menjadi 51
11.30 Kg
- IMT : 17,64
- Turgor kulit sedang, membran
12.00 mukosa mulut kering, tampak
lemah
A: Ketidakseimbangan Nutrisi
P : Nutrisi Management
16 13.00 1. Memonitor respon fisik, emosi, sosial dan S :
des spiritual - Klien mengatakan sesak pada saat
2019 2. Membantu klien untuk mengidentifikasikan akivitas seperti toileting
aktivitas yang mampu dilakukan - Keluarga klien mengatakan ADL
3. Membantu keluarga untuk klien selalu dibantu
mengidentifikasikan kekurangan dalam O:
beraktivitas - Klien tampak lemah
4. Berkolaborasi dengan tenaga rehabilitasi untuk - Klien tampak letih
melatih aktivitas yang tepat - TTV sebelum
TD : 130/80 mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit
TTV sesudah
TD : 135/90 mmHg
N : 100 x / menit
T : 38 0C
R : 32 x / menit
A: Intoleransi Aktivitas
P : Activity Therapy
17 15.00 1. memonitor TTV S:
des 2. mengauskultasi suara napas - batuk sudah berkurang
2019 3. memposiskan pasien semipowler - klien masih mengeluh nyeri dada
4. Mengajarkan batuk efektif saat batuk
5. menganjurkan pasien untuk istirahat O:
6. berkolaborasi dalam memberikan nebu - klien tampak nyaman
- terdengar suara wheezing dan
ronchi di ICS III, IV, V, VI
- klien masih tampak sulit dalam
17.30 mengeluarkan suara
- TTV :
TD : 120 / 80 mmHG
N : 90 x / menit
R : 30 x / menit
T : 37,30C
A:KetidakefektifanBersihanJalannafas
P :Manajemen airway
17 15.00 1. memonitor TTV S:
Des 2. memonitor frekuensi dan irama pernapasan - Sesak sudah berkurang
klien O:
2019 3. memposisikan klien semipowler - Pernapasan pendek dan cepat
4. menganjurkan pasien untuk istirahat - Kulit tidak pucat dan mukosa bibir
kering
- TTV :
TD : 120 / 80 mmHG
N : 90 x / menit
R : 30 x / menit
T : 37,30C
SPO2 : 97 %
A:KetidakefektifanPola Napas
P :Manajemen airway
17 17.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara S :
des komprehensif - Klien masih mengeluhkan nyeri
2019 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari - P : nyeri timbul pada saat batuk
ketidaknyamanan dan bernapas
3. Memberikan terapi napas dalam Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
4. Menganjurkan untuk banyak istirahat R : Nyeri dada bagian kiri
5. Mengedukasi keluarga untuk memberikan S : skala nyeri menjadi 3
lingkungan yang nyaman T : nyeri hilang timbul
6. Berkolaborasi dalam pemberian analgesik O:
- Klien tampak tenang dan nyaman
- TTV :
TD : 120 / 80 mmHG
N : 90 x / menit
R : 30 x / menit
T : 37,30C
A: Nyeri akut
P : Pain Management
17 16.00 1. Memonitoradanyapenurunanberatbadan S:
Des 2. Memonitor kulit kering dan perubahan - Klien sudah mengalami
pigmentasi peningkatan nafsu makan
2019 3. Memonitor turgor kulit - Klien hari ini ada mual tapi tidak
4. Memonitormualdanmuntah muntah
5. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi O:
sering - TB : 170 cm
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi dengan - BB menjadi 52
memberikan makanan tinggi protein dan serat - IMT : 17,99
17.30 - Turgor kulit sedang, membran
mukosa mulut kering, tampak
lemah
17.30 A: Ketidakseimbangan Nutrisi
P : Nutrisi Management
17 18.15 1. Memonitor respon fisik, emosi, sosial dan S :
des spiritual - Klien mengatakan sesak sudah
2019 2. Membantu klien untuk mengidentifikasikan berkurang
aktivitas yang mampu dilakukan - Keluarga klien mengatakan ADL
3. Membantu keluarga untuk masih dibantu
mengidentifikasikan kekurangan dalam O:
beraktivitas - Klien tampak lemah
- Klien tampak letih
- TTV sebelum
TD : 120 / 80 mmHG
N : 90 x / menit
R : 30 x / menit
T : 37,30C
TTV sesudah
TD : 130/90 mmHg
N : 100 x / menit
T : 37,30C
R : 32 x / menit
A: Intoleransi Aktivitas
P : Activity Therapy
18 15.00 1. memonitor TTV S:
des 2. mengauskultasi suara napas - batuk sudah berkurang
2019 3. memposiskan pasien semipowler - klien masih mengeluh nyeri dada
4. Mengajarkan batuk efektif saat batuk
5. menganjurkan pasien untuk istirahat O:
6. berkolaborasi dalam memberikan nebu - klien tampak nyaman
- terdengar suara wheezing dan
ronchi di ICS III, IV, V, VI
- klien bisa mengeluarkan suara
17.30 - TTV :
TD : 120 / 70 mmHG
N : 86 x / menit
R : 28 x / menit
T : 370C
A:KetidakefektifanBersihanJalannafas
P :Manajemen airway
18 15.00 1. memonitor TTV S:
Des 2. memonitor frekuensi dan irama pernapasan - Sesak sudah berkurang
2019 klien O:
3. memposisikan klien semipowler - Pernapasan pendek dan cepat
4. menganjurkan pasien untuk istirahat - Kulit tidak pucat dan mukosa bibir
kering
- TTV :
TD : 120 / 70 mmHG
N : 86 x / menit
R : 28 x / menit
T : 370C
SPO2 : 98 %
A:KetidakefektifanPola Napas
P :Manajemen airway
18 17.00 7. Melakukan pengkajian nyeri secara S :
des komprehensif - Klien mengatakan nyeri sudah
2019 8. Mengobservasi reaksi non verbal dari berkurang dan kadang tidak ada
ketidaknyamanan - P : nyeri timbul pada saat batuk
9. Memberikan terapi napas dalam dan bernapas
10. Menganjurkan untuk banyak istirahat Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
11. Mengedukasi keluarga untuk memberikan R : Nyeri dada bagian kiri
lingkungan yang nyaman S : skala nyeri menjadi 2
12. Berkolaborasi dalam pemberian analgesik T : nyeri hilang timbul
O:
- Klien tampak tenang dan nyaman
- TTV :
TD : 120 / 70 mmHG
N : 86 x / menit
R : 28 x / menit
T : 370C
A: Nyeri akut
P : Pain Management
18 16.00 1. Memonitoradanyapenurunanberatbadan S:
Des 2. Memonitor kulit kering dan perubahan - Klien sudah mengalami
2019 pigmentasi peningkatan nafsu makan
3. Memonitor turgor kulit - Klien hari ini ada mual tapi tidak
4. Memonitormualdanmuntah muntah
5. Menganjurkan pasien makan sedikit tapi O:
sering - TB : 170 cm
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi dengan - BB menjadi 53
memberikan makanan tinggi protein dan serat - IMT : 18,33
17.30 - Turgor kulit sedang, membran
mukosa mulut lembab, tampak
lemah
A: Ketidakseimbangan Nutrisi
17.30 P : Nutrisi Management

18 18.15 1. Memonitor respon fisik, emosi, sosial dan S :


des spiritual - Klien mengatakan sesak sudah
2019 2. Membantu klien untuk mengidentifikasikan berkurang
aktivitas yang mampu dilakukan - Keluarga klien mengatakan ADL
3. Membantu keluarga untuk masih dibantu
mengidentifikasikan kekurangan dalam O:
beraktivitas - Klien tampak lemah
- Klien tampak letih
- TTV sebelum
TD : 120 / 70 mmHG
N : 86 x / menit
R : 28 x / menit
T : 370C
TTV sesudah
TD : 120/80 mmHg
N : 88 x / menit
T : 370C
R : 30 x / menit
A: Intoleransi Aktivitas
P : Activity Therapy

Anda mungkin juga menyukai