Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti merupakan vektor yang paling utama, namun spesies lain seperti
Ae.Albopictus juga dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini
terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang memiliki
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Penyakit DBD banyak
dijumpai terutama di daerah tropis dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB). Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi
nyamuk penular karena banyak tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi
pada musim penghujan.
Demam berdarah disebabkan oleh flavivirus yang ditularkan oleh gigitan
nyamuk Aedes. Ini mungkin disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe
(mungkin lima, dengan serotipe yang berpotensi baru dari Malaysia sedang
diteliti) yang didistribusikan secara global antara tropis Capricorn dan Cancer.
Diperkirakan 70-500 juta kasus demam berdarah dan beberapa ratus ribu kasus
demam berdarah dengue terjadi setiap tahun dengan jumlah yang meningkat pada
demam berdarah dan demam berdarah dengue sebagai konsekuensi dari faktor
iklim, perjalanan, dan urbanisasi. Dengan demikian, malaria merupakan salah satu
dari dua penyakit yang ditularkan melalui vektor pada manusia, dengan 2,5 miliar
orang tinggal di daerah yang terinfeksi dengue dan daerah dengan wabah besar
yang sebentar-sebentar. Masa inkubasi adalah 3-15 hari (biasanya 7-10 hari).
Ketika virus dimasukkan ke dalam populasi yang rentan, biasanya oleh wisatawan
viremic, tingkat serangan epidemi berkisar dari 50% hingga 70%.

1.2 Tujuan Makalah


1.2.1 Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana DBD terjadi
1.2.2 Mahasiswa dapat mengetahui tatalaksana dari DBD

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 1


1.3 Manfaat Makalah
1.3.1 Mahasiswa memahami mekanisme terjadinya DBD
1.3.2 Mahasiswa mengetahui bagaimana cara penanganan DBD

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Hari/Tanggal Sesi 1 : Senin, 21 Oktober 2019

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 2


Hari/Tanggal Sesi 2 : Rabu, 23 Oktober 2019
Tutor : dr. Nisia Putri Rinayu, S.Ked
Moderator : Galbi Widad
Sekretaris : Nurul Izzatulil Hakim

2.2 Skenario LBM 7


DEMAM ANAKKU NAIK TURUN

Andi berusia 10 tahun dating diantar ibunya ke UGD dengan keluhan demam
sejak 3 hari, demam dirasakan turun naik terutama sore dan malam hari disertai
menggigil, selain itu Andi juga mengeluh sakit di bagian ulu hati, mual, kurang
nafsu makan, dan sakit kepala.
Dua hari setelah demam, timbul bintik-bintik merah di kulit yang tidak terasa
gatal pada tangan dan kaki. Keluhan disertai pegal-pegal, sakit pada otot badan
dan sendi. Andi juga tidak BAB selama 3 hari.
Satu hari sejak demam, Andi sempat dibawa berobat oleh ibunya ke praktek
dokter umum dan diberi 3 macam obat (tidak diketahui jenisnya). Setelah minum
obat, demam dikatakan menurun tapi kemudian demam timbul kembali setelah
efek obatnya hilang.
Dokter di UGD melakukan pemeriksaan fisik pada Andi dan didapatkan vital
sign TD: 90/60 mmHg, N. 120x/m, t: 38,9, RR: 24 x/m, petekie (+) pada tangan
dan kaki, dan dilakukan pemeriksaan penunjang didapatkan HB: 75,6 gr%, Ht:
52%, Leukosit: 1700/mm3, Plt: 32.000/µL.

2.3 Pembahasan LBM 4


2.3.1 Klarifikasi Istilah
NO. TERMINOLOGI PENJELASAN
1. PETEKIE : Merupakan bintik merah atau ruam
merah pada kulit yang apabila
diregangkan malah terlihat lebih jelas.
Untuk membedakan petekie dengan

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 3


bekas gigitan nyamuk, regangkan kulit,
jika bintik merah pada kulit tersebut
hilang maka bukan petekie. Petekie
sering ditemukan terutama pada hari-
hari pertama demam jelas bintik-
bintiknya. (Setiati, 2014).

2 MUAL Mual adalah rasa tidak nyaman di perut


. bagian atas. Muntah adalah dorongan
dari dalam perut yang tidak disadari dan
pengeluarannya melalui esofagus
sampai ke mulut. Muntah biasanya
: disertai dengan mual tetapi mual tidak
selalu menimbulkan muntah. Salah satu
efek samping yang sering terjadisetelah
tindakan anestesi adalah mual dan
muntah Sakit kepala (Sudoyo, 2009).

3 MENGGIGIL Suatu kondisi dimana otot mengalami


. kontraksi dan relaksasi berulang kali
: untuk meningkatkan suhu tubuh.
(Murwani, 2011)

4 PEGAL Pegal/ Muscle Fatigue, merupakan


. kemampuan otot untuk mempertahankan
: gaya dari kontraksi setelah aktivitas
berkepanjangan (Tortora 2013)

5 Ht Hematokrit : persentase volume darah


. lengkap yang terdiri dari eritrosit yang
ditentukan setelah darah disentrifuse
dalam sebuah tabung. (Price, 2005).

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 4


6 ULUH HATI Keluhan nyeri ulu hati atau biasa
. dikenal dengan dispepsic, merupakan
salah satu keadaan klinik yang paling
sering terjadi (30% dari kasus praktek
umum dan 60% kasus praktek
gastrointestinal). Dispepsia
menggambarkan keluhan sindrome rasa
tidak nyaman di epigastrium, mual,
muntah, kembung, cepat kenyang, rasa
perut penuh, sendawa, regurgitasi dan
rasa panas yang menjalar di dada.
(Sudoyo, 2009)

2.3.2 Identifikasi Masalah


1. Kenapa bisa terjadi demam dan demamnya naik turun ?
2. Kenapa andi mengeluh dibagian uluh hati ?
3. Kenapa demam bisa menyebabkan kurang nafsu makan, mual dan sakit
kepala?
4. Apa penyebab bintik merah dan pegal di sendi ?
5. Apa penyebab tidak bab selama 3 hari ?

2.3.3 Brain Storming


1. Kenapa bisa terjadi demam dan demamnya naik turun ?
Jawaban:
Respons terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag,
dan sel-sel Kupffer mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai
pirogen endogen (IL-1, tnfα, IL-6 dan interferon) yang bekerja pada pusat
termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat.
Hipotalamus mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan bukan
di suhu tubuh normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan
titik patokan menjadi 38,9 0C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal
prademam sebesar 37 0C terlalu dingin, dan organ ini memicu

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 5


mekanisme-mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu tubuh.
Berbagai laporan penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan suhu
tubuh. (Noersalam, 2005)
Rangsangan eksogen seperti eksotoksin dan endotoksin menginduksi
leukosit untuk mengeluarkan pirogen endogen, dan yang poten
diantaranya adalah IL-1 dan tnfα, selain IL-6 dan interferon (IFN).
Pirogen endogen ini akan bekerja pada sistem syaraf pusat pada tingkat
Organum Vasculosum Laminae Terminalis (OVLT) yang dikelilingi oleh
bagian medial dan lateral nucleus preoptik, hipotalamus anterior, dan
septum palusolum. Sebagai respons terhadap sitokin tersebut maka pada
OVLT terjadi sintesis prostaglandin, terutama prostaglandin E2 melalui
metabolisme asam arakidonat jalur siklooksigenase 2 (COX-2), dan
menimbulkan peningkatan suhu tubuh terutama demam.
Mekanisme demam dapat juga terjadi melalui jalur nonprostaglandin
melalui sinyal aferen nervus vagus yang dimediasi oleh produk lokal
macrophage inflammatory protein-1 (MIP-1), suatu kemokin yang
bekerja secara langsung terhadap hipotalamus anterior. Berbeda dengan
demam dari jalur prostaglandin, demam melalui aktivitas MIP-1 ini tidak
dapat dihambat oleh antipiretik. Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat
meningkatkan produksi panas, sementara vasokonstriksi kulit juga
berlangsung untuk dengan cepat mengurangi pengeluaran panas. Kedua
mekanisme tersebut mendorong suhu naik. Dengan demikian,
pembentukan demam sebagai respons terhadap rangsangan pirogenik
adalah sesuatu yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan
mekanisme termoregulasi. (El-Radhi, dkk. 2009)
Lalu mengapa demamnya dapat turun naik? . Demam Andi timbul
lagi setelah menurun diakibatkan oleh fase dari demam itu sendiri. Fase
demam dapat dibedakan menjadi 3 yaitu; fase kedinginan, fase demam
dan fase kemerahan. Fase pertama yaitu; fase kedinginan merupakan fase
peningktanan suhu tubuh yang di tandai dengan vasokontriksi pembuluh
darah dan peningkatan aktivitas otot yang berusaha untuk memproduksi

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 6


panas sehingga tubuh akan merasa kedinginan dan menggigil. Fase kedua
yaitu fase demam merupakan fase keseimbangan antara memproduksi
panas dan kehilangan panas di titik patokan suhu yang sudah meningkat.
Fase ketiga yaitu fase kemerahan merupakan fase penurunan suhu yang di
tandai dengan vasodilatasi pembuluh darah dan berkeringat yang
berusaha untuk menghilangkan panas sehingga tubuh akan berwarna
merah.
Suhu panas ini bisa timbul kembali juga dikarenakan suatu bakteri
atau virus yang masuk ke dalam tubuh manusia yang tidak bisa di lawan
hanya dengan menaikkan suhu tubuh misalnya seperti DBD. Orang yang
menderita DBD cenderung akan mengalami kenaikan dan penurunan
suhu secara tiba-tiba yang merupakan salah satu ciri-ciri dari DBD.
(Dinarello, 2005)

2. Kenapa andi mengeluh dibagian uluh hati ?


Jawaban:
Penyebab Terjadinya Sakit Ulu Hati
a. Tukak lambung
Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan dinding lambung
atau sebagian usus kecil. Hal ini terjadi ketika zat asam dalam saluran
pencernaan merusak permukaan dalam lambung atau usus kecil. Zat
asam tersebut bisa membuat luka terbuka yang sangat menyakitkan
atau mungkin membuatnya berdarah.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan
obat-obatan (aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen,
bisphosphonates, dan suplemen kalium).
Rasa nyeri bisa Anda rasakan ketika menderita tukak lambung. Selain
di ulu hati, rasa nyeri bisa dirasakan dari area pusar hingga dada.
Anda akan merasa nyeri yang sangat parah ketika perut kosong dan
pada malam hari. Rasa nyeri bisa hilang dan muncul kembali lagi
pada hitungan hari atau minggu.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 7


Meski jarang terjadi, tukak lambung juga bisa ditandai dengan
muntah darah, darah pada tinja, mual, berkurangnya selera makan,
serta penurunan berat badan.
b. Sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome)
Selain rasa sakit di ulu hati, kondisi yang menyerang usus besar ini
juga menyebabkan kram, perut kembung, buang gas, dan perubahan
frekuensi buang air besar.
Kondisi ini mungkin terjadi karena dinding usus yang dilapisi oleh
lapisan otot, bergerak lebih kuat dan lama dibandingkan biasanya
ketika membawa makanan dari perut melalui saluran usus menuju
anus.
Penyebab pasti kondisi ini sebenarnya belum bisa dipastikan,
namun ada beberapa hal yang diduga bisa memicu sindrom iritasi
usus. Mereka yang berisiko tinggi terkena sindrom ini di antaranya
adalah wanita, orang-orang yang berusia 45 tahun ke bawah, memiliki
anggota keluarga yang mengidap sindrom iritasi usus, dan memiliki
gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
c. Pankreatitis
Pankreas adalah organ yang menghasilkan enzim yang membantu
proses pencernaan dan hormon dalam mengatur upaya tubuh dalam
memroses gula. Pankreatitis terjadi ketika pankreas meradang.
Rasa sakit akut bisa dirasakan hingga ke punggung yang biasanya
diiringi dengan muntah. Gejala lainnya adalah perubahan warna kulit
di sekitar pusar atau pinggang, perut kaku, dan rasa sakit pada perut
kian parah seusai makan. Pankreatitis kronis bisa menyebabkan
penurunan berat badan dan tinja yang berbau tidak biasa, serta
berminyak.
d. Penyakit kantong empedu
Kantong empedu adalah kantong kecil yang berada di bawah hati.
Kantong ini menyimpan cairan yang membantu tubuh mencerna
lemak, yang disebut dengan cairan empedu.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 8


Jika kantong empedu bermasalah, Anda akan merasakan sakit perut
yang luar biasa secara konstan yang bisa diiringi dengan demam,
mual, muntah, tubuh gemetar, tinja berubah warna, dan nyeri dada.
Beberapa penyakit empedu yang perlu diwaspadai yaitu, radang dan
infeksi empedu, batu empedu, serta kanker empedu.
e. Preeklamsia
Kondisi ini merupakan salah satu masalah kehamilan yang ditandai
dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil, terdapat protein pada
urine, dan pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklamsia bisa
merusak organ pada tubuh, pada umumnya ginjal. Sakit di ulu hati
akan terasa sangat signifikan jika kondisinya telah parah. Biasanya
akan diiringi dengan muntah.
f. Kanker lambung
Penyakit ini terjadi ketika sel kanker ganas terbentuk di lambung.
Kalangan yang berisiko tinggi mengalami kanker lambung adalah
pria, perokok, berusia 55 tahun ke atas, riwayat penyakit infeksi
bakteri H. pylori di lambung, sering mengonsumsi makanan dengan
kandungan garam tinggi, dan memiliki anggota keluarga dengan
riwayat penyakit ini. Selain sakit di ulu hati, kanker lambung juga
akan membuat penderitanya tidak dapat makan dalam porsi besar,
muntah dan terjadi penurunan berat badan.

3. Kenapa demam bisa menyebabkan kurang nafsu makan, mual dan


sakit kepala?
Jawaban:
 Kurang nafsu makan :
Efek dari sakit ulu hati yang dialami oleh pasien dapat menyebabkan
kurangnya nafsu makan.
 Mual :
Hal ini dikarenakan tidak ada asupan makanan yang masuk akibat
berkurangnya nafsu makan pasien hingga akhirnya membuat asam
lambung naik dan terasa mual.
 Sakit kepala :

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 9


Turunya tekanan darah dapat mengakibatkan terjadinya sakit kepala
karena kurangnya suplai darah ke otak.

4. Apa penyebab bintik merah dan pegal di sendi ?


Jawaban:
Penyebab bintik-bintik merah pada pasien adalah kebocoran
vaskuler yang mengakibatkan plasma keluar dari pembuluh darah.
Apabila kebocoran sudah sampai dibawah kulit, maka itu mengakibatkan
adanya ptekie atau bintik-bintik merah.

Penyebab nyeri dan pegal-pegal pada skenario adalah arthralgia.


Arthralgia adalah nyeri pada satu atau lebih sendi. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai jenis cedera atau kondisi dan tidak peduli
penyebabnya dan bisa sangat mengganggu.

Meskipun sebagian mengatakan ini mirip dengan artritis, tetapi


sebenarnya tidak, karena arthritis adalah peradangan.

Penyebab umum arthralgia adalah:

a. Pergerakan yang tidak biasa atau kesalahan bergerak, seperti


keseleo dan strain
b. Terkadang cedera, termasuk patah tulang
c. Gout (khususnya jempol kaki)
d. Osteoartritis, penyakit sendi degenerative
e. Septic arthritis
f. Tendinitis
g. Bursitis
h. Infeksi penyakit seperti influenza, campak, demam rematik,
hepatitis, gondok, rubella atau cacar air.
i. Osteomielitiss.
j. Autoimun penyakit seperti rheumatoid arthritis dan lupus

5. Apa penyebab tidak bab selama 3 hari ?


Jawaban:

 Pengaruh gaya hidup

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 10


Pola makan yang kurang sehat, seperti kekurangan serat serta
kekurangan cairan, dapat memicu terjadinya konstipasi. Selain itu,
perubahan pola makan dan terlalu banyak mengonsumsi produk olahan
susu juga bisa menyebabkan susah buang air besar. Di samping itu,
gangguan makan juga ikut berkontribusi terhadap terjadinya konstipasi.
Malas berolahraga atau kurang aktif bergerak juga bisa mengundang
konstipasi.

 Kehamilan

Sekitar 40 persen wanita hamil mengalami konstipasi selama


kehamilan, terutama pada periode awal kehamilan. Konstipasi dapat
dialami ibu hamil karena selama kehamilan, tubuh memproduksi lebih
banyak hormon progesteron yang efeknya dapat mengendurkan otot,
sehingga menyulitkan otot usus untuk berkontraksi. Sebagai akibatnya,
ibu hamil kesulitan untuk buang air besar.

 Menunda buang air besar

Sering kali anak-anak maupun orang dewasa memiliki keengganan


pergi ke toilet untuk buang air besar ketika mulai terasa ingin BAB, entah
karena alasan takut, malu, tidak memiliki privasi untuk menggunakan
toilet, atau berbagai alasan lain. Namun, menunda-nunda buang air besar
ketika ada desakan untuk melakukannya, justru berisiko menyebabkan
konstipasi. Dengan kata lain, bersegeralah dalam menjawab panggilan
alam ini.

 Pengaruh obat-obatan

Konsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek


samping berupa susah buang air besar. Obat-obatan tersebut bisa meliputi
suplemen kalsium, suplemen zat besi, obat antiepilepsi, antidepresan,
antipsikotik, obat-obatan diuretik, serta obat pereda nyeri golongan

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 11


narkotik, seperti kodein dan morfin. Selain itu, obat untuk mengatasi
gangguan pencernaan, seperti antasida dan antidiare, serta kebiasaan
menggunakan obat laksatif, juga dapat menimbulkan konstipasi.

 Memiliki kondisi kesehatan tertentu

Pada kasus yang jarang terjadi, kesulitan untuk buang air besar bisa
dianggap pertanda adanya kondisi medis tertentu, seperti diabetes,
sindrom iritasi usus besar, hiperkalsemia atau kelebihan kalsium dalam
darah, kelenjar tiroid yang kurang aktif, fisura ani, penyakit radang usus,
kanker usus besar atau dubur, hingga kelainan saraf seperti pada multiple
sclerosis, stroke, penyakit Parkinson, atau cedera saraf tulang belakang.

 Faktor-faktor psikologis

Kesulitan buang air besar bisa terjadi pada mereka yang memiliki
masalah psikis, seperti stres, kecemasan, depresi, trauma kekerasan, atau
pelecehan seksual.

2.3.4 Rangkuman Permasalahan

2.3.5 Learning Issue


1. Fisiologi Demam!
2. Pola Demam!
3. Durasi Demam!

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 12


4. Klasifikasi demam dan penyakitnya!
5. Dignosis Banding!
6. Diagnosis

2.3.6 Referensi
Suhu Inti Tubuh dan Suhu Kulit. Suhu jaringan dalam tubuh yaitu, "inti"
tubuh dipertahankan sangat konstan, sekitar ± 1°F (± 0,6°C) kecuali bila
seseorang mengalami demam. Bahkan, pada orang yang telanjang dapat
terpajan pada suhu yang rendah sampai 55°F atau suhu yang tinggi sampai
130°F dalam udara kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang
hampir mendekati konstan. Mekanisme pengaturan suhu tubuh
menggambarkan sistem pengendalian dengan desain yang cantik. Dalam bab
ini kita membahas cara kerja sistem tersebut saat dalam keadaan sehat dan
sakit.
Suhu kulit, berbeda dengan suhu inti, dapat naik dan turun sesuai dengan
suhu lingkungan. Suhu kulit penting apabila kita merujuk pada kemampuan
kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
Suhu Inti Normal. Tidak ada suhu inti yang dapat dianggap normal, karena
pengukuran yang dilakukan pada sebagian besar orang yang sehat
memperlihatkan rentang suhu normal yang diukur per oral, seperti yang
diperlihatkan pada Gambar 73-1, mulai dari di bawah 97°F (36°C) sampai
lebih dari 99,5°F (37,5° C). Suhu inti normal rata-rata secara umum adalah
antara 98,0°F dan 98,6°F bila diukur per oral, dan kira-kira 1°F lebih tinggi
bila diukur per rektal.
Suhu tubuh meningkat selama kerja dan bervariasi mengikuti suhu
lingkungan yang ekstrem, karena mekanisme pengaturan suhu tidaklah
sempurna. Bila dibentuk panas yang berlebihan di dalam tubuh karena kerja
fisik yang melelahkan, suhu akan meningkat sementara sampai 101°F hingga
104°F. Sebaliknya, ketika tubuh terpajan pada suhu yang dingin, suhu dapat
turun di bawah 96°F.
Demam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan
oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahanbahan toksik yang
memengaruhi pusat pengaturan-suhu.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 13


Mengatur Kembali Pusat Pengaturan Suhu Hipotalamus pada Penyakit
Demam—Efek Pirogen Sebagian besar protein, hasil pemecahan protein, dan
beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin liposakarida yang dilepaskan
membran sel bakteri, dapat menyebabkan peningkatan setpoint pada
termostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut
pirogen. Pirogen yang dilepaskan bakteri toksik atau pirogen yang dilepaskan
dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan
sakit. Ketika set-point di pusat pengaturan suhu hipotalamus menjadi lebih
tinggi dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh
terlibat, termasuk penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas.
Dalam beberapa jam setelah set-point ditingkatkan, suhu tubuh juga
mendekati nilai ini.

Mekanisme Kerja Pirogen dalam Menyebabkon Demam—Peran Sitokin.


Percobaan pada hewan telah memperlihatkan bahwa beberapa pirogen, ketika
disuntikkan ke dalam hipotalamus, dapat segera bekerja secara langsung pada
pusat pengaturan suhu hipotalamus untuk meningkatkan set-point nya.
Pirogen lainnya berfungsi secara tidak langsung dan mungkin membutuhkan
periode laten selama beberapa jam sebelum menimbulkan efek ini. Hal ini
terjadi pada sebagian besar bakteri pirogen, terutama endotoksin dari bakteri
gram negatif.
Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat di dalam jaringan
atau dalam darah, keduanya akan difagositosts oleh leukosit darah, makrofag
jaringan dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya
mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan sitokin, berbagai
kelompok molekul sinyal peptida yang terlibat dalam respons imun bawaan
dan adaptif. Salah satu yang paling penting dari sitokin ini yang
menyebabkan demam adalah interleukin-1 (IL-1) yang juga disebut leukosit
pirogen atau pirogen endogen. Interleukin-1 dilepas oleh makrofag ke dalam
cairan tubuh dan saat mencapai hipotalamus, hampir segera mengaktifkan
pro-ses yang menimbulkan demam, kadang-kadang meningkat kan suhu
tubuh yang jelas terlihat dalam waktu 8 sampai 10 menit. Sebanyak

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 14


sepersepuluh juta gram endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja
bersama-sama dengan leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit
pembunuh, dapat menyebabkan demam. Jumlah interleukin-1 yang dibentuk
sebagai respons terhadap lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya
beberapa nanogram.
Dalam waktu 8 sampai 10 menit. Sebanyak sepersepuluh juta gram
endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja bersama-sama dengan
leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh, dapat
menyebabkan demam. Jumlah interleukin-1 yang dibentuk sebagai respons
terhadap lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya beberapa
nanogram.
Beberapa percobaan telah menunjukkan bahwa interleukin-1
menyebabkan demam, pertama-tama dengan menginduksi pembentukan
salah satu prostaglandin, terutama prostaglandin E2, atau zat yang mirip, dan
selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.
Ketika pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat, demam sama sekali
tidak terjadi atau paling tidak berkurang. Sebenarnya, hal ini mungkin
sebagai penjelasan bagaimana cara aspirin menurunkan demam, karena
aspirin mengganggu pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Obat
seperti aspirin yang menurunkan demam disebut antipiretik.

2.3.7 Pembahasan Learning Issue

1. Fisiologi Demam!
Jawaban:
Demam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal, dapat
disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahanbahan
toksik yang memengaruhi pusat pengaturan-suhu.

Mengatur Kembali Pusat Pengaturan Suhu Hipotalamus pada


Penyakit Demam—Efek Pirogen Sebagian besar protein, hasil
pemecahan protein, dan beberapa zat tertentu lainnya, terutama toksin
liposakarida yang dilepaskan membran sel bakteri, dapat menyebabkan
peningkatan setpoint pada termostat hipotalamus. Zat yang menimbulkan

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 15


efek seperti ini disebut pirogen. Pirogen yang dilepaskan bakteri toksik
atau pirogen yang dilepaskan dari degenerasi jaringan tubuh dapat
menyebabkan demam selama keadaan sakit. Ketika set-point di pusat
pengaturan suhu hipotalamus menjadi lebih tinggi dari normal, semua
mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh terlibat, termasuk
penyimpanan panas dan peningkatan pembentukan panas. Dalam
beberapa jam setelah set-point ditingkatkan, suhu tubuh juga mendekati
nilai ini.

Mekanisme Kerja Pirogen dalam Menyebabkon Demam—Peran


Sitokin. Percobaan pada hewan telah memperlihatkan bahwa beberapa
pirogen, ketika disuntikkan ke dalam hipotalamus, dapat segera bekerja
secara langsung pada pusat pengaturan suhu hipotalamus untuk
meningkatkan set-point nya. Pirogen lainnya berfungsi secara tidak
langsung dan mungkin membutuhkan periode laten selama beberapa jam
sebelum menimbulkan efek ini. Hal ini terjadi pada sebagian besar bakteri
pirogen, terutama endotoksin dari bakteri gram negatif.
Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat di dalam
jaringan atau dalam darah, keduanya akan difagositosts oleh leukosit
darah, makrofag jaringan dan limfosit pembunuh bergranula besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan
melepaskan sitokin, berbagai kelompok molekul sinyal peptida yang
terlibat dalam respons imun bawaan dan adaptif. Salah satu yang paling
penting dari sitokin ini yang menyebabkan demam adalah interleukin-1
(IL-1) yang juga disebut leukosit pirogen atau pirogen endogen.
Interleukin-1 dilepas oleh makrofag ke dalam cairan tubuh dan saat
mencapai hipotalamus, hampir segera mengaktifkan pro-ses yang
menimbulkan demam, kadang-kadang meningkat kan suhu tubuh yang
jelas terlihat dalam waktu 8 sampai 10 menit. Sebanyak sepersepuluh juta
gram endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja bersama-sama
dengan leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh, dapat
menyebabkan demam. Jumlah interleukin-1 yang dibentuk sebagai

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 16


respons terhadap lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya
beberapa nanogram.
Dalam waktu 8 sampai 10 menit. Sebanyak sepersepuluh juta gram
endotoksin lipopolisakarida dari bakteri, bekerja bersama-sama dengan
leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh, dapat
menyebabkan demam. Jumlah interleukin-1 yang dibentuk sebagai
respons terhadap lipopolisakarida untuk menyebabkan demam hanya
beberapa nanogram.
Beberapa percobaan telah menunjukkan bahwa interleukin-1
menyebabkan demam, pertama-tama dengan menginduksi pembentukan
salah satu prostaglandin, terutama prostaglandin E2, atau zat yang mirip,
dan selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi
demam. Ketika pembentukan prostaglandin dihambat oleh obat, demam
sama sekali tidak terjadi atau paling tidak berkurang. Sebenarnya, hal ini
mungkin sebagai penjelasan bagaimana cara aspirin menurunkan demam,
karena aspirin mengganggu pembentukan prostaglandin dari asam
arakidonat. Obat seperti aspirin yang menurunkan demam disebut
antipiretik.

2. Pola Demam!
Jawaban:
Interpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya
anak telah mendapat antipiretik sehingga mengubah pola, atau
pengukuran suhu secara serial dilakukan di tempat yang berbeda. Akan
tetapi bila pola demam dapat dikenali, walaupun tidak patognomonis
untuk infeksi tertentu, informasi ini dapat menjadi petunjuk diagnosis
yang berguna (Tabel 2.).
Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik
Pola demam Penyakit
Demam tifoid, malaria falciparum
Kontinyu
malignan
Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri
Intermiten Malaria, limfoma, endocarditis
Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenic

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 17


Quotidian Malaria karena P.vivax
Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile
Double quotidian rheumathoid arthritis, beberapa drug
fever (contoh karbamazepin)
Relapsing atau
Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis
periodic
Demam rekuren Familial Mediterranean fever

Penilaian pola demam meliputi tipe awitan (perlahan-lahan atau


tiba-tiba), variasi derajat suhu selama periode 24 jam dan selama episode
kesakitan, siklus demam, dan respons terapi. Gambaran pola demam
klasik meliputi :

Demam Kontinyu

Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh


peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC
selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu normal biasanya tidak
terjadi atau tidak signifikan.

Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)

Demam Remiten

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 18


Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak
mencapai normal dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini
merupakan tipe demam yang paling sering ditemukan dalam praktek
pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu (Gambar 2.). Variasi
diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh proses
infeksi.

Gambar 2. Demam remiten


Demam Intermiten
Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari,
umumnya pada pagi hari, dan puncaknya pada siang hari (Gambar 3.).
Pola ini merupakan jenis demam terbanyak kedua yang ditemukan di
praktek klinis.

Gambar 3. Demam intermiten

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 19


Demam Septik/ Hektik
Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau
intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu
yang sangat besar.

Demam Quotidian
Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan
paroksisme demam yang terjadi setiap hari.

Demam Quotidian Ganda


Demam quotidian ganda (Gambar 4.) memiliki dua puncak dalam
12 jam (siklus 12 jam).

Gambar 4. Demamquotidian

Undulant Fever
Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan
dan menetap tinggi selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun
menjadi normal.

Prolonged Fever
Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit
dengan lama demam melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya,
contohnya lebih dari 10 hari untuk infeksi saluran nafas atas.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 20


Demam Rekuren
Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan
interval irregular pada satu penyakit yang melibatkan organ yang sama
(contohnya traktus urinarius) atau sistem organ multipel.

Demam Bifasik
Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode
demam yang berbeda (camelback fever pattern, atau saddleback fever).
Poliomielitis merupakan contoh klasik dari pola demam ini. Gambaran
bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue, demam
kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus),
dan African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola, dan demam Lassa).

Relapsing Fever dan Demam Periodik


 Demam Periodik
Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan
interval regular atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa
hari, beberapa minggu atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang
dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana digunakan bila demam terjadi
setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar
5.) dan brucellosis.

Gambar 5. Pola demam malaria


 Relapsing Fever

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 21


Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk
demam rekuren yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar
6.) dan ditularkan oleh kutu (louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 22


Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)
Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang
secara tiba-tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas
demam dengan durasi yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai
40,6oC pada tick-borne fever dan 39,5oC pada louse-borne. Gejala
penyerta meliputi myalgia, sakit kepala, nyeri perut, dan perubahan
kesadaran. Resolusi tiap episode demam dapat disertai Jarish-
Herxheimer reaction (JHR) selama beberapa jam (6 – 8 jam), yang
umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini disebabkan oleh
pelepasan endotoxin saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR
sangat sering ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi ini
lebih jarang terlihat pada kasus leptospirosis, Lyme disease, dan
brucellosis. Gejala bervariasi dari demam ringan dan fatigue sampai
reaksi anafilaktik full-blown. (Sudoyo. 2014)
Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum
minus dan Streptobacillus moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 – 10
minggu sebelum awitan gejala merupakan petunjuk diagnosis.

Demam Pel-Ebstein
(Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887, pada
awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit
pasien dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada,
sugestif untuk LH. Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang
berlangsung 3 – 10 hari, diikuti oleh periode afebril dalam durasi yang
serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin berhubungan dengan
destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia hemolitik.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 23


Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).

3. Durasi Demam!
Jawaban:

Durasi dan tingkat demam bergantung pada kekuatan pirogen dan


kemampuan respons individu (Potter & Perry, 2010). Pirogen berasal dari
kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan dengan panas, dan kata
Gen yang artinya membentuk atau menghasilkan. Pirogen adalah suatu
produk mikroorganisme, terutama dari bakteri gram negatif dan dapat
berupa endotoksin dari bakteri ini. Endotoksin ini terdiri dari suatu
senyawa komplek yaitu terdiri dari suatu lipopolysaccharida yang
pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert. Pirogen secara garis
besar dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pirogen endogen, dan
pirogen eksogen.

• Pirogen endogen

Pirogen endogen adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita
sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke
tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alpha-
interferon, dan tumor necrosis factor (TNF).

• Pirogen eksogen

Pirogen eksogen merupakan faktor eksternal tubuh yang menyebabkan


gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 24


dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan
oleh bakteri atau virus tertentu.

4. Klasifikasi demam dan penyakitnya!


Jawaban:
Klasifikasi demam berdasarkan durasinya:
a. Demam kurang 7 hari (demam pendek) dengan tanda local
yang jelas, diagnosis etiologik dapat ditegakkan secara anamnestic,
pemeriksaan fisis, dengan atau tanpa atau tanpa bantuan
laboratorium, misalnya tonsillitis akut.
b. Demam lebih dari 7 hari, tanpa tanda local, diagnosis
etiologic tidak dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan
fisis, namun dapat ditelusuri dengan tes laboratorium, misalnya
demam tifoid.
c. Demam yang tidak diketahui penyebabnya, sebagian besar
adalah sindrom virus.

5. Dignosis Banding!
Jawaban:
1. Demam Dengue
Demam dengue / DF dan DBD atau DHF adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan diathesis hemoragik
Gejala Klinis Demam dengue digambarkan dengan karakter
demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri otot dan
sendi, gangguan pernafasan, muntah, nodus limpa membengkak.
Beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menimbulkan gejala
seperti ini, dan mungkin beberapa orang hanya menampakkan gejala
ringan seperti demam, dan anak kecil barangkali menampakkan penyakit
demam tidak spesifik tapi ringan dengan ruam. Gejala dari infeksi
pertama biasanya ringan. Setelah sembuh, kekebalan tubuh akan
terbentuk selamanya dalam menghadapi serotipe virus dengue. Meski

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 25


demikian, kekebalan silang dengan tiga jenis serotipe yang lain setelah
masa penyembuhan hanya lah bersifat sementara dan sebagian saja.
Infeksi berikutnya yang terjadi dengan serotipe lain dari virus dengue
akan cenderung menyebabkan terjadinya dengue parah.Dengue parah
adalah demam parah yang berpotensi menyebabkan komplikasi. Awalnya,
ini menunjukkan gejala demam yang tinggi, biasanya berlangsung 2 – 7
haru dan bisa mencapai suhu 40 – 41 °C, muka memerah, dan gejala
tidaksepesifik lain dari dengue parah. Kemudian , mungkin terjadi tanda
peringantanseperti sakit perut, terus terusan muntah, nafas kencang,
kelelahan, gelisah,dan adanya efek akibat dari perdarahan seperti kulit
memar, hidung berdarah,dan mungkin terjadi perdarahan internal. Di
dalam kasus dengue parah, ini bisamengakibatkan kegagalan sirkulasi
darah, shok dan meninggal.

2. Leukimia
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal
dari sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan
manifestasi adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. Pada leukemia ada
gangguan dalam pengaturan sel leukosit. Leukosit dalam darah
berproliferasi secara tidak teratur dan tidak terkendali dan fungsinya pun
menjadi tidak normal. Oleh karena proses tersebut fungsi-fungsi lain dari
sel darah normal juga terganggu hingga menimbulkan gejala leukemia
yang dikenal dalam klinik. Leukemia akut dibagi atas LLA dan LMA.
Adanya sitopenia akibat infiltrasi sel leukemia akan menyebabkan
kelelahan, pucat, sesak karena anemia, perdarahan karena
trombositopenia, infeksi atau panas karena neutropenia. Menginfiltrasi
organ, sehingga menyebabkan hepatomegali, splenomegali, limfadenopati
dan beberapa kasus menyerang kulit menjadi leukemia kulit.
3. Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 26


Aedes Aegypty. Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus Denguedan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegyptidan dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus.
Gejala klasik dari demam berdarah dengue ditandai dengan 4
manifestasi klinis utama yaitu demam tinggi, perdarahan, terutama
perdarahan kulit dan seringkali disertai pembesaran hati (hepatomegali)
dan kegagalan peredaran darah. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari,
dengan muka kemerahan. Demam tinggi ini dapat menimbulkan kejang
terutama pada bayi. Keluhan lain seperti anoreksia, nyeri kepala, otot,
tulang dan sendi, serta mual dan muntah sering ditemukan. Biasanya juga
ditemukan nyeri perut di epigastrium dan dibawah tulang iga. Pada
beberapa penderita kadang mengeluh nyeri telan dengan faring hiperemis
saat dilakukan pemeriksaan, namun jarang didapatkan batuk–pilek.
Bentuk perdarahan yang paling sering ditemukan adalah pada uji
tourniquet, kulit mudah memar dan perdarahan pada bekas suntikan
intravenaatau bekas pengambilan darah. Umumnya ditemukan petekie
halus yang tersebar didaerah ekstremitas, aksila, wajah dan palatum mole
pada fase awal demam. Epistaksis dan perdarahan pada gusi lebih jarang
ditemukan serta perdarahan pada saluran cerna kadang ditemukan pada
fase demam. Hati biasanya membesar dengan perabaan mulai dari hanya
teraba sampai 2-4 cm di bawah arcus costae kanan. Pembesaran hati ini
tidak berhubungan dengan berat dan ringannya penyakit tetapi
pembesaran hati ini lebih sering didapatkan pada penderita dengan syok.
Fenomena patofisiologi utama yang membedakan DBD dari DD adalah
meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya
volume plasma, hipotensi, trombositopenia, peningkatan hematokrit
(hemokonsentrasi), hipoproteinemia. Masa krisis terjadi pada akhir fase
demam, dimana terjadi penurunan suhu tiba-tiba yang seringkali disertai
dengan gangguan sirkulasi yang bervariasi beratnya. Pada kasus dengan
gangguan sirkulasi ringan terjadi perubahan minimal dan hanya
sementara, sedangkan pada kasus berat penderitadapat mengalami syok.

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 27


4. Damam Kuning (Yellow Fever)
Demam kuning adalah infeksi flavivirus zoonosis yang ditularkan
oleh nyamuk Aedes dan hutan. Ini terjadi dalam siklus perkotaan dan
hutan di Afrika dan dalam siklus hutan di Amerika Selatan (di mana
penelitian genetik menunjukkan itu muncul melalui perdagangan budak
300-400 tahun yang lalu). Epidemi telah meluas jauh ke zona beriklim
sedang selama musim panas.
Infeksi ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Masa
inkubasi pada manusia adalah 3-6 hari. Orang dewasa dan anak-anak
sama-sama rentan, meskipun tingkat serangan paling tinggi di antara laki-
laki dewasa karena kebiasaan kerja mereka. Antara 5% dan 50% infeksi
tidak menunjukkan gejala.

6. Diagnosis
Jawaban:
a. Definisi :
Demam berdarah atau demam berdarah dengue (DBD) adalah
penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue.

b. Etiologi :
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok arbovirus
B, yaitu arthropod-born envirus atau virus yang disebarkan oleh
artropoda. Vector utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes aegypti
Page 2 7 dan aedes albopictus.
c. Epidemiologi :
Indonesia adalah salah satu daerah endemis DBD. Dari data
tahun1968-2007 diperoleh kecenderungan peningkatan insidens DBD.
Sejak tahun 2004, indonesia merupakan negara dengan laporan kasus
infeksi virus dengue terbanyak. Peningkatan jum;lah ini diiringi
dengan penurunan moralitas DBD dari 3,4% (1985) menjadi 1%
(2006). Berdasarkan riset kesehatan dasar 2007, prevalensi kasus
DBD tersebar di Indonesia dengan nilai 0,6%. Prevalensi tertinggi

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 28


diperoleh pada kelompok dewasa muda (25-34 tahun) sebanyak 0,7%
dan terendah pada bayi (0,2%).
d. Komplikasi :
1) Ensefalopati Dengue
Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang
berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD
yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia,
hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab ensefalopati.
Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, kemungkinan dapat
juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak sementara
sebagai akibat dari koagulasi intravaskuler yang menyeluruh.
Dilaporkan bahwa virus dengue dapat menembus sawar darah otak.
Dikatakan juga bahwa keadaan ensefalopati berhubungan dengan
kegagalan hati akut.
Pada ensefalopati dengue, kesadaran pasien menurun menjadi
apatis atau somnolen, dapat disertai atau tidak kejang dan dapat terjadi
pada DBD / SSD. Apabila pada pasien syok dijumpai penurunan
kesadaran, maka untuk memastikan adanya ensefalopati, syok harus
diatasi terlebih dahulu. Apabila syok telah teratasi maka perlu dinilai
kembali kesadarannya. Pungsi lumbal dikerjakan bila kesadarannya
telah teratasi dan kesadaran tetap menurun (hatihati bila jumlah
trombosit <50.000/μl). Pada ensefalopati dengue dijumpai peningkatan
kadar transaminase (SGOT/SGPT), PT dan PTT memanjang, kadar
gula darah menurun, alkalosis pada analisa gas darah, dan
hiponatremia (Bila mungkin periksa kadar amoniak darah).

2) Kelainan Ginjal
Gagal ginjal akut umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai
akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Dapat dijumpai
sindrom uremik hemolitik walaupun jarang. Untuk mencegah gagal
ginjal, maka setelah syok diobati dengan menggantikan volume

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 29


intravaskuler, penting diperhatikan apakah benar syok telah teratasi
dengan baik. Diuresis merupakan parameter yang penting dan mudah
dikerjakan, untuk mengetahui apakah syok telah teratasi. Diuresis
diusahakan > 1 ml / Kg BB per jam. Oleh karena bila syok belum
teratasi dengan baik sedangkan volume cairan telah dikurangi dapat
terjadi syok berulang. Pada keadaan syok berat sering kali dijimpai
akut tubular nekrosis ditandai penurunan jumlah urine dan peningkatan
kadar ureum dan kreatinin.

3) Oedema Paru
Merupakan komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
pemberian cairan yang berlebihan. Pemberian cairan pada hari ketiga
sampai kelima sakit sesuai dengan panduan yang diberikan, biasanya
tidak akan menyebabkan oedema paru karena perembesan plasma
masih terjadi. Tetapi pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang
ekstravaskuler, apabila cairan yang diberikan berlebih (Kesalahan
terjadi bila hanya melihat penurunan hemoglobin dan hematokrit tanpa
memperhatikan hari sakit), pasien akan mengalami distres pernafasan,
disertai sembab pada kelopak mata dan ditunjang dengan gambaran
oedema paru pada foto rontgen dada.

a. Tatalaksana :
Pengobatan memerlukan penggunaan yang tepat dari dukungan
volume, produk darah, dan agen pressor, dan asetaminofen daripada
obat antiinflamasi nonsteroid untuk analgesia. Kegiatan secara
bertahap dipulihkan selama pemulihan berkepanjangan. Terapi
endoskopi berguna dalam mengevaluasi dan mengelola perdarahan
gastrointestinal, meskipun terapi injeksi dengan agen sclerosing tidak
bermanfaat di sebagian besar negara hemoragik dengue. Jumlah
trombosit tidak berguna memprediksi perdarahan yang signifikan
secara klinis. Transfusi trombosit, bagaimanapun, harus
dipertimbangkan untuk trombositopenia berat (<10.000 / mcL) atau

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 30


ketika ada bukti perdarahan. Pemantauan tanda-tanda vital dan
volume darah dapat membantu mengantisipasi komplikasi demam
berdarah dengue atau sindrom syok.
Kemanjuran kortikosteroid dalam pengelolaan demam berdarah
tidak terbukti dan kortikosteroid tampaknya tidak mengurangi risiko
pengembangan menjadi keadaan syok. Ada bukti anekdotal untuk
kemanjuran statin (yang sedang diteliti) dalam pengelolaan demam
berdarah akut dan untuk kemanjuran anti-D globulin intravena dalam
pengelolaan demam berdarah dengue

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue
haemorrhagic fever/ DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfoadenopati, trombositopenia dan

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 31


diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai
oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan
di rongga tubuh. Sindrom renjatan degue (dengue shock syndrome) adalah
demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan (syok)1 Beberapa
faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue
yaitu: 1) vektor: perkembangbiakan vektor, kebiasaan mengigit, kepadatan
vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain;
2) pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan
paparan terhadap nyamuk, usia dan jenis kelamin; 3) lingkungan: curah
hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk 1.
Perhimpunan dokter ahli penyakit dalam Indonesia (PDAPDI)
Bersama dengan Devisi Penyakit Tropil dan Infeksi dan Devisi
Hematologi dan onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia telah menyusun protocol penatalaksanaan DBD, yaitu terdiri
dari lma protocol. Protocol 1 yaitu penanganan tersangka DBD dewasa
tanpa syok. Protocol 2 yaitu, pemberian cairan pada tersangka DBD
dewasa di ruang rawat. Protocol 3 yaitu, penatalaksanaan DBD dengan
peningkatn hemotokrit > 20 %. Protocol 4 yaitu, penatalaksanaan
perdarahan spontan pada DBD dewasa, protocol 5 yaitu, tatalaksana
sondrom syok Dengue pada dewasa.

DAFTAR PUSTAKA

Farasari, Rizqi. Azinar, Muhammad. 2018. Pemantauan Jentik Dalam


Meningkatkan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk. Jurnal: Of Health
Education, Vol. 3(2).
Hall, John E. Guyton, Arthur C.2016.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
Jakarta:EGC

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 32


Papadakis, Maxine A. McPhee, Stephen J. Rabow, Michael W.2015. Current
Medical Diagnosis & Treatment. Edisi 54. McGraw-Hill Education

Setiati, S. Alwi, I. Sudoyo, Aru W. dkk. 2014 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II Edisi VI.Jakarta: Interna Publishing

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing

LBM 7 “Demam Anakku Naik Turun”| 33

Anda mungkin juga menyukai