Anda di halaman 1dari 2

TERUNGKAP: FAKTA KASUS 'BULLYING' DI THAMRIN CITY

Terungkap: Fakta Kasus 'Bullying' Di Thamrin City

Investigasi awal telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait
kasus bullying yang dilakukan sejumlah pelajar di kawasan pusat perbelanjaan Thamrin City,
pada Jumat (14/7) lalu.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto, tindakan tersebut dilakukan
oleh sejumlah siswa SMP kelas VII dari sekolah berbeda. Namun, mereka yang menjadi pelaku
sudah menjadi teman satu permainan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Rupanya itu geng dari SD. Ketika masih SD mereka punya geng sendiri. Tapi mereka beda
sekolah waktu SMP. Pada saat kejadian bertemu di satu lokasi," ujar Sopan, saat dihubungi,
Senin (17/7).

Saat ini Dinas Pendidikan DKI Jakarta sedang mengidentifikasi motif para pelaku
bullyingtersebut. Menurut Sopan, pihaknya telah datang ke sekolah pelaku, dan korban untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut.

Dari hasil investigasi sementara, Sopan memastikan bahwa tindak bullying tersebut terjadi di
luar Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), atau dikenal dengan Masa Orientasi Siswa,
seperti informasi yang menyebar di masyarakat.

Pelaksanaan MPLS di Jakarta, kata Sopan, dimulai pada Senin (10/7) pekan lalu hingga Rabu
(12/7). Saat itu, tidak ada satu pun pengaduan adanya tindak perpeloncoan maupun kekerasan
yang diterima pihaknya.

Karena itu, dirinya juga kaget dengan adanya video yang menjadi viral di sosial media tersebut.
Apalagi, masa belajar tahun ajaran baru baru berlangsung seminggu.

"Baru selesai masa MPLS, belum belajar secara intens. Kok sudah buat gaduh?" kata Sopan.

Lebih lanjut sopan menegaskan, bila ditemukan cukup bukti, para siswi yang melakukan aksi
bullying terancam akan dikembalikan ke orang tua mereka.

"Yang bisa kami pastikan, kalau ada bukti-bukti maka mereka dikembalikan ke orang tua," ujar
Sopan.

Begitu juga dengan para siswa yang ikut menyaksikan tindak perundungan tersebut. Karena
menurut Sopan, para siswa yang berkumpul di lokasi dan menonton tindakan tersebut telah turut
melakukan tindak bullying secara non-verbal.

Hal ini sesuai dengan definisi bullying dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 16 Tahun
2015 tentang Pencegahan dan Penanganan Bullying Serta Kekerasan di Lingkungan Sekolah.
"Mereka melakukan bullying non-verbal yang nonton-nonton. Yang diam, merekam, dan nge-
share," ujar Sopan.

Dalam Ingub, tindakan yang masuk ke dalam kategori non-verbal meliputi melihat dengan sinis,
mengejek, mengucilkan seseorang, mengirimkan surat kaleng, mengancam atau mengintimidasi
melalu media sosial atau sarana teknologi lainnya.

Video sekelompok pelajar mem-bully temannya beredar di media sosial sejak kemarin. Dalam
video yang beredar di media sosial itu, dua siswa menggunakan seragam sekolah menengah
pertama (SMP) berwarna putih-biru tampak menjambak serta menganiaya seorang temannya
yang mengenakan seragam berwarna putih-putih hingga tersungkur ke lantai.

Tak hanya menjambak, kedua siswa pem-bully itu juga memukul temannya tersebut. Tak ada
satupun siswa yang berada di sekitar tampak melerai. Sejumlah siswa justru terlihat merekam
adegan saat siswi yang di-bully mencium tangan dua orang siswa-siswi yang mem-bully-nya.

Anda mungkin juga menyukai