“TEKNIK MENYUSUI”
Di susun oleh :
(010116A039)
FAKULTAS KEPERAWATAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
ASI adalah sumber nutrisi yang primer bagi anak sejak dilahirkan
sampai ia mampu mencernakan asupan lain setelah usia enam bulan.
Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, dan hormon yang
terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan oleh susu buatan industri. ASI
mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari infeksi dan
penyakit kronis, serta mengurangi kemungkinan menderita gangguan
kesehatan di kemudian hari seperti obesitas, diabetes, dan asthma (WHO,
2014).
World Health Organitation (WHO) telah mengkaji atas lebih dari
3.000 penelitian menunjukkan pemberian ASI selama 6 bulan adalah
jangka waktu yang paling optimal untuk pemberian ASI eksklusif.
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia menurut data Kemenkes
RI pada tahun 2016 sebesar 54%, namun jika cakupan tersebut
dibandingkan dengan target Nasional yaitu sebesar 80% tentunya cakupan
ini belum memenuhi target. Hasil Survai Sosial Ekonomi (Susenas)
menunjukkan telah terjadi penurunan terhadap perilaku ibu dalam
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Tercatat pada tahun 2006 hanya
sebesar 64,1%, kemudian menurun menjadi 62,2% pada tahun 2007,
bahkan merosot hanya 56,2% pada tahun 2008. Sementara, data terakhir
dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010 cakupan ASI
eksklusif hanya mencapai 22%.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun
2010, cakupan ASI eksklusif Propinsi Jawa Tengah sebesar 42,27%.
Keberhasilan Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Semarang
dibandingkan angka Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2010 dimana
target bayi mendapat ASI eksklusif adalah 80% hasilnya masih cukup jauh
yaitu sebesar 27,61% (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2010).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Ungaran
Kabupaten Semarang bulan Februari 2015, terdapat jumlah bayi usia
0-6 bulan 228 bayi dari lima desa, jumlah bayi usia 0-6 bulan
mendapat ASI Eksklusif 108 (47,80%) bayi, dan jumlah bayi -
6 bulan tidak mendapat ASI Eksklusif 120 (52.63%) bayi.
Di Indonesia mengatur Program pemberian ASI eksklusif pada
Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif
yang berbunyi bahwa setiap bayi yang baru lahir harus mendapatkan ASI
eksklusif dari ibu sampai berusia 6 (enam) bulan tanpa mencampur atau
menambahkan dengan makanan atau minuman lainnya. Program
pemberian ASI ekskluisf diselenggarakan di fasilitas pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan wajib memberikan edukasi dan informasi terkait ASI
eksklusif kepada ibu dan anggota keluarga dari bayi melalui penyuluhan,
konseling dan pendampingan sejak masa kehamilan hingga masa
pemberian ASI eksklusif selesai.
Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI , bila teknik menyusui tidak benar dapat
menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui dan bayi
jarang menyusu. Bila bayi jarang menyusu karena bayi enggan menyusu
akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada
rangsangan produksi ASI selanjutnya. Namun seringkali ibu-ibu kurang
mandapatkan informasi tentang manfaat ASI dan tentang teknik menyusui
yang benar (Roesli, 2005)
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mempraktikan
cara menyusui yang benar.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian dari ASI ( Air Susu Ibu )
b. Menjelaskan posisi menyusui yang benar
c. Menjelaskan akibat dari tidak menyusui dengan benar
d. Menjelaskan teknik menyusui yang benar
B. Materi
1. Pengertian dari ASI ( Air Susu Ibu )
2. Posisi menyusui yang benar
3. Akibat dari tidak menyusui dengan benar
4. Teknik menyusui yang benar
C. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
D. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
: penyuluh
: ibu bayi
F. Pengorganisasian
penyuluh : Friska Meilda Arianti
G. Kegiatan penyuluhan
N TAHAP KEGIATAN KEGIATAN MEDIA
O PENYULUH AUDIENS
1 Pembuka a. Mengucapkan a. Audiens Lisan
an (3 salam menjawab dengan
menit) b. Memperkenalk salam kata- kata
an diri b. Audiens atau
c. Mempertanyak mendengarkan kalimat,
an keadaan perkenalan diri
audiens penyuluh
d. Menjelaskan c. Audien
tujuan pokok menjawab
materi pertanyaan
e. Menyampaika kabar
n pokok d. Audiens
bahasan mendengarkan
f. Kontrak waktu penjelasan
tentang tujuan
dari
penyuluhan
e. Audiens
mendengarkan
pembahasan
apa saja yang
akan di
sampaikan
penyuluh
f. Audiens
menyutujui
kontrak waktu
dengan
peyuluh
2 Pelaksan a. Penyampaian a. Audiens Lembar
aan ( 24 materi menyimak dan balik,
menit ) b. Menjelaskan mendengarkan Leaflet dan
pengertian dari pemaparan demonstrasi
Asi materi dari
peyuluh
c. Menjelaskan b. Audiens
pengertian menjawab
menyusui yang pertanyaaan
benar mengenai
pengertian dari
d. Menjelaskan ASI
tentang posisi- c. Audien
posisi menjawab
menyusui pertanyaan
mengenai
e. Menjelaskan pengertian
dan menyusui yang
mendemonstra benar
sikan cara d. Audiens
menyusui yang menjawab
benar, yaitu: pertanyaan dan
mempraktikan
1. Cuci tentang posisi
tangan menyusui yang
sebelum benar
dan e. Audiens
sesudah memperagakan
menyusui cara menyusui
dengan yang benar
sabun dan sesuai dengan
air arahan, yaitu :
mengalir 1. Audien
2. Duduk mengikut
dengan dan
santai dan memprakti
nyaman kan arahan
pada kursi dari
(sandaranp penyuluh
unggung) untuk cuci
3. Bersihkan tangan
payudara enam
dengan air langkah
hangat 2. Audien
kemudian mengikuti
di lap dan
dengan memprakti
kain atau kan posisi
handuk yang
4. Sebelum nyaman
menyusui, dan santai
ASI saat
dikeluarka menyusui
n sedikit 3. Audien
kemu dian mengikuti
oleskan dan
pada memprakti
putting kan arahan
susu dan yang
aerola diberikan
sekitarnya penyuluh
5. Bayi untuk
diletakkan memberisk
menghadap an
perut ibu / payudara
payudara dengan air
6. Payudara hangat
dipegang sebelum
dengan ibu menyusui
jari diatas 4. Audien
dan jari mengikuti
yang lain dan
menopang memprakti
dibawah kan arahan
serta dari
jangan penyuluh
menekan untuk
putting mengeluar
susu dan kan asi
areolanya. kemudian
di oleskan
7. Sentuh di sekitar
mulut bayi aerola
dengan 5. Audien
putting mengikuti
susu untuk dan
member memprakti
rangsangan kan arahan
dari
8. Setelah
penyuluh
mulut bayi
untuk
membuk,
menggend
dengan
ong bayi
cepat bayi
menghadap
di dekatkan kearah
ke perut atau
payudara payudara
ibu
9. Setelah
6. Audien
bayi mulai
mengikuti
meghisap,
dan
ibu untuk
memprakti
tidak
kan arahan
memegang
dari
atau
penyuluh
menyangga
untuk
payudar
memegang
lagi
payudara
dengan
10. Mempertah cara ibu
ankan jari diatas
kontak dan jari
mata ibu yang lain
ke bayi menopang
selama dibawah
menyusui serta
jangan
11. Melepaska
menekan
n isapan
putting
dengan
susu dan
jatri
areolanya
kelingking
7. Audien
ibu di
mengikuti
masukan
dan
ke dalam
memprakti
mulut bayi
kan arahan
dari
penyuluh
12. Sendawaka untuk
n dahulu memberika
bayi anda n
agar tidak rangsangan
muntah Sentuh
padamulut
bayi
dengan
putting
susu ibu
8. Audien
mengikuti
dan
memprakti
kan arahan
dari
penyuluh
untuk
mendekatk
an
payudara
telah ibu
mulut bayi
membuka
9. Audien
mengikuti
dan
memprakti
kan arahan
dari
penyuluh
untuk tidak
memegang
dan
meyangga
payuda
setalah
bayi mulai
menghisap
10. Audien
mengikuti
dan
memprakti
kan arahan
dari
penyuluh
untuk tetap
mempertah
ankan
kontak
mata antara
ibu dengan
bayi saat
menyusui
11. Audien
mengikuti
dan
memprakti
kan arahan
dari
penyuluh
untuk
melepaska
n isapan
bayi
setelah 10-
15 menit
setalah
menyusi
dengan
mengguna
ka jari
kelingking
diamsukan
ke dalam
mulut bayi
12. Audien
mengikuti
dan
memprakti
kan arahan
dari
penyuluh
untuk
menyenda
wakan bayi
setelah
menyusi
dengan
berbagai
posisi agar
bayi tidah
muntah
3 Penutup a. Memberikan a. Audien Lisan
( 3 menit kesempatan bertanya dengan
) bagi peserta mengenai kata-kata
untuk bertanya materi atau
b. Memberikan pembahasan kalimat,
pertanya an apabila ada dan
kepada audiens yang tidak memdemon
Mengenai dimengerti strasikan
materi yang di b. Audien
jelaskan menjawab dan
c. Menyampaika mempratikan
n kesimpulan pertanyaan
d. Mengakhiri mengenai
pertemuan materi yang
e. Memberikan sudah di
salam penutup jelaskan oleh
penyuluh
c. Audien
mendengarkan
kesimpulan
dari penyuluh
mengenai
materi yang di
bahas
sebelumnya
d. Audien
mendengarkan
kesan pesan
terakhir dari
penyuluh
mengenai
penyuluhan
e. Audien
mendengarkan
dan menjawab
salam dari
penyuluh
H. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
a. Peserta mampu memahami pengertian ASI dan menyusui yang
benar
b. Peserta mampu menjelaskan dan memahami tentang posisi-posisi
menyusui
c. Peserta mampu menjelaskan dan memahami tentang fungsi
menyusui, akibat tidak menyusui dengan benar
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara menyusui yang benar
2. Evaluasi Hasil
Diharapkan peserta penyuluh dapat mengetahui dan memahami
bagaimana cara menyusui dengan benar.
LAMPIRAN MATERI
A. Definisi
Dalam jurnal media ilmu kesehatan Ratih Kumorojati &
Windayani, 2017. Menjelaskan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan yang utama dan paling sempurnabagi bayi, dimana ASI
mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan
bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Badan kesehatan
dunia World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa
pemberian ASI harus dilakukan secara eksklusif, yakni pemberian ASI
selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa disertai makanan tambahan
apapun.
WHO, 2014 mendefinisikan ASI adalah sumber nutrisi yangprimer
bagi anak sejak dilahirkan sampai ia mampu mencernakan asupan lain
setelah usia enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral,
enzim, dan hormon yang terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan oleh
susu buatan industri. ASI mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi
anak dari infeksi dan penyakit kronis, serta mengurangi kemungkinan
menderita gangguan kesehatan di kemudian hari seperti obe-sitas,
diabetes, dan asthma.
UNICEF (2013) mewartakan bahwa menyusui merupakan
penyelamat hidup anak yang paling murah dan efektif dalam sejarah
kesehatan manusia. Yang diharapkan adalah minimal enam bulan ibu
menyusui anaknya, sedapat mungkin secara eksklusif (enam bulan tanpa
ada pemberian cairan/asupan lain selain ASI).(Wattimena, Inge & Yesiana
Dwi W. 2015)
Dalam jurnal Hospital Majapahit Farida Yuliani, 2014.
Menyebutkan bahwa dalam pemberian ASI Eksklusif, ibu yang sedang
menyusui harus memperhatikanteknik menyusui yang benar. Menyusui itu
sendiri adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang
ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui
merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan hidup bayi (Bonny,
2008).
B. Posisi Menyusui
Cara menyusui yang benar (Saryono, 2008) ;
1. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi
ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu
memutar kepalanya untuk menyusu.Kepala bayi berada di dalam
dekapan. Sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi
perlu berada di bagian sisinya.
2. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar,
memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang
kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang
bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, dan menggunakan
bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
3. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih.Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba
pada beberapa hari pertama.
Sokong kepala ibu dengan lengan dansokong bayi dengan lengan atas.
Gambar.Posisi Breastfeeding
CARA BENAR
CARA SALAH
Wattimena, Inge & Yesiana Dwi W. 2015. Jurnal Manajemen Laktasi dan
Kesejahteraan Ibu Menyusui. Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya. Jurnal Psikolog Volume 42, No. 3, Desember 2015: 231 – 242.
Yuliani, Farida. 2014. Jurnal Teknik Menyusui Yang Benar Pada Ibu Menyusui
Studi di BPS.Umi Muntadiroh S,ST.M.Kes Mojokerto. Politeknik
Kesehatan Majapahit. Hospital Majapahit Vol.6, No. 1, Februari 2014.