Anda di halaman 1dari 16

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam

Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin

Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T


Dosen Teknik Mesin Universitas Darma Agung

ABSTRAK
Dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, telah mempengaruhi
pola pikir manusia untuk melakukan perubahan-perubahan dalam melakukan proses
produksi yang bertujuan untuk mendapatkan efisiensi dalam menekan biaya produksi.
Saat ini proses pengayakan pasir yang awalnya dilakukan manual, pada industri telah
ditingkatkan dengan menggunakan mesin. Hal ini bertujuan untuk mempermudah dalam
pekerjaan, mengurangi biaya produksi karena meminimalisir menggunakan tenaga
manusia serta dapat mempercepat dalam menghasilkan pasir ayakan yang sesuai dengan
kriteria. Mesin pengayak pasir ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pasir sebagai
media penyimpan panas pada proses pembakaran di dalam boiler untuk meningkatkan
efisiensi. Dengan mesin ini dapat dihasilkan pasir dengan ukuran ≤0.5 mmdengan
kapasitas pengayakan pasir 6,5 m3/jam. Bagian-bagian utama mesin dimulai dari
pemilihan motor penggerak, perencanaan kerangka, puli, poros, sabuk dan bantalan serta
metode pemeliharaannya. Mesin ini digerakkan dengan daya 3 HP dan putaran 1425 rpm,
diteruskan ke puli penggerak yang berdiameter 3 inchi. Puli penggarak dihubungkan oleh
v belt untuk menggerakkan puli yang berdiameter 10 inci. Sehingga putaran diturunkan
menjadi 427 rpm. Puli memutar poros dengan diameter 30 mm yang dipasang bantalan
eksentrik untuk menggetarkan ayakan pasir.
Kata Kunci : Pengayak Pasir, Motor, Puli

1. PENDAHULUAN (Persero) Pikitring Sumatera Bagian


A. Latar Belakang Utara yang dalam hal ini ditunjuk Pejabat
PT. PLN (Persero) merupakan Site Project Manager dibantu oleh PT.
perusahaan listrik negara yang memiliki Prima Layanan Nasional Enjiniring (PLN-
aset di seluruh pelosok Indonesia. Salah E) sebagai konsultan untuk melakukan
satunya pembangkit milik perusahaan ini pekerjaan supervisi konstruksi dengan
berada di Sumatera Utara tepatnya yaitu kontraktor pelaksana China National
PLTU Labuhan Angin. Secara geografis Machinery and Equipment Import and
lokasinya terletak ±20 km arah barat Export Corporation (CMEC).
kota Sibolga di tepi pantai teluk Tapian Di PT PLN ( Persero ) Pembangkitan
Nauli pada 10 Lintang Utara dan 980 Sumatera Bagian Utara khususnya Sektor
Bujur Timur. PLTU ini mempunyai luas Pembangkitan Labuhan Angin, abu berat
area sekitar 50 Ha dan memiliki atau bottom ashsudah menjadi perhatian
kapasitas 2 x 115 MW. khusus. Masalah ini terjadi karena
PLTU Labuhan Angin ini dalam conveying systemtidak bisa autostart
pelaksanaan pembangunannya dilakukan yang disebabkan muncul indikasi NOT
di bawah koordinasi antara PT. PLN

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 460
READY. Hal ini terjadi karena beberapa B. Batasan Masalah
hal, diantaranya: Batasan masalah dalam proses
1. Jika inlet dome valve atau outlet dome perancangan yang akan dibahas dan
valve atau conveying valve error dikaji antara lain :
(indikasi pada ruang kontrol 1. Penentuan kapasitas pengayakan
berwarna kuning dan muncul pasir.
warningNOT READY). 2. Menghitung daya yang dibutuhkan
2. Jika seal dari ball valve bocor,maka untuk proses pengayakan.
akan mempengaruhi inlet dome valve 3. Merencanakan komponen-komponen
sehingga menjadi error. mesin pengayak pasir.
3. Jika udara pendorong dari conveying Penjelasan umum mesin pengayak
service air lembab, sehingga abu berat pasir dan pemeliharaannya.
tidak dapat didorong (dihembuskan)
ke bottom ash silo. C. Tujuan Perancangan
Selain masalah conveying system yang Adapaun tujuan dari perancangan
tidak bisa autostart, kendala lain yaitu: mesin pengayak pasir daur ulang adalah
1. Banyaknya air yang tergenang di sebagai berikut :
lantai dasar bottom ash sistem pada 1. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang
saat hujan sehingga pipa pembuangan diperoleh selama duduk dibangku
abu berat (bottom ash) tersumbat. kuliah.
2. Filter atau strainner bottom ash system 2. Dapat merancang suatu alat untuk
terlalu besar sehingga banyak abu mengayak pasir daur ulang untuk
berat yang masuk ke vessel bottom ash keperluan pembakaran di boiler.
system yang mengakibatkan 3. Ikut berpartisipasi dalam
tersumbatnya di pipa pembuangan menyumbangkan ide yang berbasis
abu berat (bottom ash). teknologi tepat guna.
Efek selanjutnya, abu berat (bottom Untuk mengetahui cara merancang
ash) dioperasikan dengan menggunakan komponen-komponen mesin dan
pipa buatan yang dijatuhkan langsung ke effisiensi, daya, putaran dan kapasitas
lantai dari stripper coller tanpa melewati alat pengayak pasir yang telah dirancang
bottom ash system sebelum dilakukan yaitu termasuk fungsi dan mekanisme
proses daur ulang (pengayakan). kerja mesin.
Setelah kami mengetahui beberapa
kendala diatas ternyata masih banyak D. Manfaat Perancangan
kekurangan dan masih dipandang belum Adapun manfaat dari perancangan
efisien, maka dari itu kami membuat pengayak pasir daur ulang ini adalah:
perancangan mesin pengayak pasir daur 1. Untuk mengurangi biaya operasional
ulang pada PLTU Labuhan Angin yang unit.
akan menyempurnakan kekurangan tadi. 2. Mengandalkan pasir lokal sebagai
media untuk membakar batubara di
furnace dan sesuai dengan spesifikasi
boiler PLTU Labuhan Angin.

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


461
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
3. Menjaga kebersihan lingkungan di 2.2. Komponen Utama Pada Bottom
sekitar PLTU Labuhan Angin dengan Ash System
tujuan kinerja PLN Sektor Pada sistem transfer bottom ash
Pembangkitan Labuhan Angin terdapat beberapa komponen yang
bertambah baik. saling berkaitan untuk melakukan fungsi
yang sama yaitu memindahkan pasir
2. LANDASAN TEORITIS yang sudah tidak dimanfaatkan lagi pada
2.1. Mekanisme dan Prinsip Kerja pembakaran di dalam boiler untuk
Bottom Ash System dialirkan ke penampungan akhir. Adapun
Salah satu cara untuk mengatasi komponen-komponen utama pada
limbah abu berat di PLTU Labuhan Angin bottom ash system adalah sebagai
adalah denganbottom ash system. Bottom berikut:
ash system adalah peralatan yang 1. Service Air Compressor
berfungsi untuk mentransfer abu berat 2. Pengering Udara
(bottom ash) dengan menggunakan 3. Stripper Cooler
udara tekan (compressor) sampai ke 4. Dome Valve
bottom ash silo sebelum dipakai kembali. 5. Pipa Conveying
6. Bottom Ash Silo

2.3. Spesifikasi Pasir Untuk


Kebutuhan Boiler CFB
Pasir adalah salah satu bahan yang
Gambar 1. Bottom Ash System.
sangat dibutuhkan di PLTU Labuhan
Prinsip kerja dari bottom ash system
Angin, karena PLTU Labuhan Angin
adalah dengan menggunakan udara
adalah boiler type CFB dengan daya
tekan (compressor) sebagai media
terpasang 2x115 MW. Pasir berfungsi
pendorong abu berat (bottom ash) di
untuk menyimpan panas yang kemudian
dalam pipa pembuangan yang akan
ditransfer ke batubara ketika terjadi
menuju bottom ash silo. Abu berat
persinggungan antara batubara dengan
(bottom ash) yang dijatuhkan
pasir, sehingga batubara cepat terbakar.
(dioperasikan) dari stripper cooller akan
Pasir yang direkomendasikan adalah
ditampung di hopper bottom ash (untuk
pasir jenis kwarsa atau yang
sementara), kemudian inlet dome valve
mengandung SiO2 antara 70 – 85 %. Pasir
dibuka agar abu berat (bottom ash) jatuh
kuarsa atau silika adalah jenis pasir yang
ke vessel bottom ash, yang mana akan
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan
dihembuskan oleh udara tekan
manusia misalnya untuk bahan baku
(compressor) sampai ke bottom ash silo
kaca, keramik, dan saringan air.
dan kemudian outlet dome valve
Pasir silika merupakan mineral yang
menutup dan siklus pengoperasian
umum ditemukan di kerak kontinen
berulang-ulang sampai stripper cooller di
bumi. Pasir kuarsa memliki struktur
stop oleh operator boiler DCS.
kristal heksagonal yang terbuat dari
silika trigonal terkistalisasi (silika
dioksida, SiO2), dengan skala kekerasan

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 462
Mohs 7 dan densitas 2,65 g/cm3. Bentuk F = m v2/r (2.4)
pasir kuarsa prisma segienam yang I = ½ . m.r (2.5)
memiliki ujung primida segienam. T2 = I . ɑ (2.6)
PLTU Labuhan Angin menggunakan Pd = P. ƒc (2.7)
pasir kuarsa sebagai media menyimpan Untuk mengetahui kebutuhan daya
panas untuk membakar batubara di dari komponen-komponen utama mesin
ruang bakar (furnace). Adapun yang dirancang, beban dan kapasitas
spesifikasi pasir kuarsa yang dibutuhkan mesin pengayak pasir, maka perlu
di ruang bakar (furnace) yang sesuai dilakukan analisa-analisa perhitungan
rekomendasi Foster Wheeler adalah: agar dapat mengetahui besarnya
Tabel 1: Spesifikasi pasir yang kebutuhan daya yang diperlukan dalam
direkomendasikan oleh Foster Wheeler. perancangan mesin ini.
No. Kandungan Percent (%) Dengan demikian sering kali
1. SiO2 70 - 85 diperlukan koreksi daya rata-rata yang
2. Al2O3 5 -15 diperlukan dengan menggunakan faktor
3. Fe2O3 1-5 koreksi pada perencanaan, berikut bisa
4. CaO 0.5 – 2.0 kita lihat pada tabel 2.2 yaitu faktor-
5. Na2O 1.0 – 2.0 faktor koreksi daya yang akan
6. K2O 2.0 – 3.0 ditransmisikan ƒc. (Sularso, 1997,
7. Moisture 0.0 – 1.0 halaman7)
Tabel 2 : Faktor-faktor koreksi daya
2.4. Dasar Perencanaan Elemen Mesin yang akan ditransmisikan ƒc.
2.4.1. Perencanaan Kapasitas Material Daya yang
ƒc
Dalam menentukan kapasitas ditransmisikan
material, dipengaruhi oleh luasan bak Daya rata-rata yang
1,2 – 2,0
ayakan dan getaran dari kopling ditransmisikan
eksentrik. Kopling dalam dalam hal ini Daya maksimum yang
0,8 – 1,2
menggunakan bantalan eksentrik yang diperlukan
ditransmisikan untuk menggetarkan bak Daya nominal 1,0 – 1,5
ayakan. Penentuan putaran yang
direncanakan juga sangat diperlukan 2.4.3. Perencanaan Poros
dalam menentukan kapasitas ayakan. 2.4.3.1. Pemilihan Bahan Poros
Dengan diketahuinya kecepatan turun Poros merupakan salah satu bagian
material dan penampang aliran, maka yang terpenting dari setiap mesin.
kapasitasnya dapat ditentukan. Hampir semua mesin meneruskan
Q = v. A (2.1) tenaga bersama-sama dengan putaran.
Peranan utama dalam transmisi seperti
2.4.2. Perhitungan Daya Motor itu dilakukan oleh poros. Secara teoritis
Dalam perhitungan daya macam-macam poros yang digunakan
digunakan persamaan : pada mesin-mesin antara lain:
(2.2) 1. Poros Transmisi : Poros jenis ini
mendapat beban puntir murni atau
T=F.r (2.3)
puntir dan lentur yang ditransmisikan

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


463
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
melalui kopling, roda gigi, puli, sabuk 4. Menentukan tegangan geser izin (τ)
atau sprocket rantai dan lain-lain. bahan poros adalah:
2. Spindel : Poros transmisi yang relatif [ ] (2.11)
pendek, seperti poros utama, mesin
5. Menentukan tegangan geser yang
perkakas, dimana beban utamanya
terjadi (τa)
berupa puntiran disebut spindle.
(2.12)
Syarat yang harus dipenuhi poros ini
adalah deformasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya lebih teliti. 2.4.4. Perencanaan Sabuk
3. Gandar : Poros seperti ini sering Sebagian besar transmisi sabuk
digunakan pada roda-roda kereta menggunakan sabuk – V karena mudah
barang dimana tidak mendapat penggunaannya dan harganya murah,
momen puntir. tetapi sabuk ini sering terjadi slip
Untuk merencanakan sebuah poros, hal- sehingga tidak dapat meneruskan
hal yang perlu diperhatikan adalah: putaran dengan perbandingan yang
1. Kekuatan Poros cepat. Sabuk terbuat dari karet dan
2. Kekakuan Poros mempunyai penampang trapesium.
3. Putaran Kritis Dalam gambar 2.5 Diberikan berbagai
proposisi penampang sabuk – V yang
2.4.3.2. Menentukan Ukuran dan umum dipakai.
Kekuatan Poros Penggerak
Mesin
Dalam perencanaan mesin ini,
digunakan poros yang berfungsi sebagai
Gambar 2. Ukuran penampang sabuk V.
poros penggerak tuas tunggal, poros
perantara, poros penggerak dan pemutar
Sabuk dipasang pada puli dengan
sudu. Untuk merencanakan diameter
alur meneruskan momen antara dua
poros yang sesuai dapat dihitung dengan
poros yang jaraknya dapat mencapai 5
menggunakan persamaan rumus-rumus
meter dengan perbandingan putaran 1 :
sebagai berikut:
1 sampai dengan 7 : 1.
1. Menentukan momen puntir atau torsi
yang terjadi.
Menentukan kecepatan linear sabuk V
(2.8)
(Sularso, 1997, halaman166) :
2. Menentukan diameter poros yang . dp. n
diizinkan v= ( . )
0 . 000
[ ] (2.9)
Perbandingan transmisi :
3. Menentkan / pemeriksaan sudut
puntir yang terjadi. (2.14)

(2.10) Menentukan panjang keliling sabuk V :

= ( p dp) ( . 5)
(dp p)

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 464
Jika jarak sabuk yang digunakan 2.4.6. Perencanaan Bantalan
lebih panjang dari sabuk yang diperoleh Bantalan (bearing) adalah elemen
dari perhitungan maka jarak antara mesin yang menumpu poros berbeban.
sumbu poros harus diperpanjang, jarak Sehingga putaran atau gerakan bolak-
antara sumbu puli yang sebenarnya balik dapat berlangsung secara halus,
adalah : aman, dan panjang umur.
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai
√ ( p dp)
berikut :
= ( . )
1. Atas dasar gerakan bantalan
terhadap poros
Sudut kontak dan puli penggerak adalah : a. Bantalan Luncur
b. Bantalan Gelinding
5 ( p dp)
= 00 ( . ) 2. Atas dasar arah beban terhadap
poros
a. Bantalan Radial
Gaya tarik efektif sabuk :
b. Bantalan Aksial
c. Bantalan Gelinding Khusus
Untuk menentukan bantalan, pertama
0 .P
e= ( . ) harus ditentukan kapsitas nominal
v
Tegangan sabuk : dinamis spesifik dengan rumus :
1. Menghitung beban ekuivalen dinamis
=e ( . ) p (kg) dapat diketahui menggunakan
persamaan :
2.4.5. Perencanaan Puli Pɑ = X . + Y . (2.21)
Puli merupakan bagian penting dari
mesin-mesin sehingga dalam pembuatan 2. Menentukan Gaya aksial ( )
puli perlu dipertimbangkan baik Fɑ = Fɑ / Co . C (2.22)
kekuatan puli, proses pengerjaan dan
nilai ekonomis bahan puli. Bentuk alur 3. Menentukan faktor kecepatan ( fn )
dan tempat dudukan sabuk pada puli adalah :
disesuaikan dengan bentuk penampang fn = [
] ( . )
sabuk yang digunakan. n
4. Menentukan faktor umur bantalan
Jika putaran puli penggerak dan
yang digerakkan berturut-turut adalah n1 fh =fn ( . )
Pr
dan n2 (rpm) dan diameter nominal
masing-masing dp dan Dp (mm). Sabuk V
5. Umur nominal bantalan ( Lh ) untuk
biasanya digunakan untuk menurunkan
bantalan bola adalah :
putaran, maka perbandingan yang umum
Lh = 500 . (fh)3 (2.25)
dipakai ialah perbandingan reduksi I ( i>
Untuk pemakaian mesin yang
1 ) (Sularso, 1997, halaman 166).
kontinue atau pemakaian sebentar-
n p
= ( . 0) sebentar, Lh= lama pemakaian yang
n dp
dizinkan = 5000 s.d 15000 jam

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


465
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
3. METODE PERANCANGAN Maka untuk mendapatkan kapasitas
Adapun metode perancangan yang aliran dalam satuan kg/jam, harus
dilakukan adalah dengan mearncang hal mengetahui massa jenis pasir yaitu 1650
– hal berikut : kg/m3.
1. Merencanakan kapasitas pengayakan. Q = Q x massa jenis pasir
2. Merencanakan daya motor penggerak = 6,48 m3/jam x 1650 kg/m3
yang dibutuhkan untuk = 10692 kg/jam
menggerakkan mesin pengayak pasir. 3.2. Perhitungan Daya Motor
3. Merencanakan komponen-komponen 3.2.1. Torsi Yang Diakibatkan Oleh
mesin pengayak pasir seperti : poros, Berat Material dan Bak Ayakan
pasak, puli, sabuk, dan bantalan pada Besarnya gaya centripetal yang terjadi
mesin pengayak pasir. adalah :
F = m v2/r
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dimana :
3.1. Perhitungan Kapasitas Material r = Jarak eksentrik = 25 mm = 0,025 m
Dalam menentukan kapasitas Volume maksimum material pada bak
material, dipengaruhi oleh luasan bak saringan dapat dihitung :
ayakan dan getaran dari kopling p = Panjang saringan = 2 m
eksentrik, dimana putaran yang l= Lebar saringan = 0,85 m
direncanakan adalah 400 rpm = 6,6 t = Tinggi material = 0,04 m
putaran/detik, dengan rencana V=p.l.t
kemiringan ayakan 10 , diperkirakan
0 = 2 m . 0,85 m . 0,04 m
material bergerak turun 10 mm tiap = 0,06 m3
putaran atau 0.01 m/putaran, maka
dapat diasumsikan kecepatan material Jadi massa material pada bak saringan :
(v). m=V.P
v = 6,6 putaran/s . 0,01 m/putaran = 0,068 m3 . 1650 kg/m3
v = 0,066 m/s = 99 kg
Luas penampang aliran (A) :
Tinggi maksimum material = 40 mm = Untuk mencari massa kerangka bak
0,04 m saringan, dimana direncanakan
Lebar ayakan = 850 mm = 0,85 m menggunakan besi profil U dengan
Maka A = Lebar x Tinggi ukuran 50 mm dan ketebalan 5 mm,
= 0,85 m x 0,03 m didapatkan massa 5 kg/m.
= 0,03 m2
Dengan diketahuinya kecepatan turun Panjang total besi yang digunakan untuk
material dan penampang aliran, maka kerangka adalah :
kapasitasnya dapat ditentukan : ptot = 2p + 2 l
Q = v. A =2.2+2.1
= 0,066 m/s . 0,03 m2 =6m
= 0.0018 m3/s
= 6.48 m3/jam Jadi massa baja profil U pada ayakan
secara keseluruhan adalah :

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 466
m = ptot . mb = 0,785 . (0,03 m)2. 0,3 m
= 6 m . 5 kg/m = 0,00021 m3
= 30 kg
Untuk bagian lain seperti screen dan Massa Poros = p . v
komponen-komponen kecil lainnya yang = 7800 kg/m3 . 0,00021 m3
ada pada ayakan, berat yang ditetapkan = 1,638 kg
keseluruhan ayakan adalah 35 kg.
Maka momen kelembaman massa dari
Sehingga berat total material dan ayakan poros :
adalah : I = 1/2 . m . r2
m = massa material + massa = ½ . 1,638 kg . (0,015)2
ayakan = 0,00018 kg.m2
= 99 kg + 35 kg
= 134 kg Jadi torsi yang diakibatkan oleh putaran
komponen adalah :
Jadi dengan demikian gaya yang =I.α
diakibatkan oleh bak saringan dan Dimana α = ω t . rad s2
material sewaktu bekerja adalah : ω = kecepatan sudut
F = m v2/r = . .n 0
v= dn 0 = . . 00 0
Dimana: = 41,86 rad/s
diameter poros yang direncanakan = t = waktu untuk mencapai kecepatan
0,03 m) constant = 2 s
v = . 0 0 m . 00 rpm 0 s Jadi :
= 0,628 m/s

Sehingga : F = m v2/r = 20,93 rad/s2


= 134 kg . (0,628 m/s)2 / 0,025 m Maka :
= 2113,9 N T2 = I . α
= 0,00018 kg m2. 20,93
Sedangkan torsi yang diakibatkan oleh rad/s2
berat material dan bak saringan = 0.0038 Nm
terhadap kopling adalah : Jadi besarnya torsi pada komponen yang
T1 = F . r bergerak adalah :
= 2113,9 N . 0,025 m Ttotal = T1 + T2
= 52,85 Nm = 52,85 Nm + 0,0038 Nm
= 52,8538 Nm
3.2.2. Torsi Pada Poros
Poros yang direncanakan dari bahan baja Maka daya yang dibutuhkan :
karbon dengan massa jenis 7800kg/m3.
Panjang poros = 300 mm = 0,3 m =
Diameter = 30 mm = 0,03 m
= 2212,8 watt
Volume =( ) .d .L
2

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


467
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
Penggerak motor merupakan pusat penggerak dan diameter puli yang
dari gerakan dalam keseluruhan sistem, digerakkan, adalah sebagai berikut :
maka harus memperhatikan dan
memperhitungkan dengan teliti dan
benar agar sistem yang dirancang dapat
beroperasi sesuai yang kita harapkan.
Penentuan daya rencana (Pd) diperoleh Dimana :
dengan rumus : Dp = Diameter puli yang digerakkan
Pd = fc . P = 10 inchi = 254 mm
Ada beberapa jenis faktor koreksi dp = Diameter puli penggerak
dengan daya yang akan ditransmisikan = 3 inchi = 76,2 mm
sesuai dengan tabel koreksi daya n1 = Putaran puli penggerak
(Lampiran 1), faktor koreksi daya yang = 1425rpm sesuai stationer motor
akan dipindahkan (fc). listrik.
Untuk perancangan poros ini
diambil daya maksimum sebagai daya Maka :
rencana dengan faktor koreksi sebesar fc
= 1. Nilai ini diambil dengan
pertimbangan bahwa daya yang
direncanakan akan lebih besar dari daya = 427 rpm
maksimum.
Maka besarnya daya rencana (Pd) adalah Sehingga didapat putaran yang akan
: ditransmisikan shaft pengayak adalah
Pd = fc . P 427 rpm. Pada saat putaran normal
= 1 . 2212,8 W (stationer), rancangan mesin
= 2212,8W menggunakan motor listrik memiliki
Maka : putaran pengayakan sebesar 427 rpm.
1 HP = 745,7 W
P = 2212,8 / 745,7 3.4. Menentukan Poros Rencana
P = 2,97 HP Putaran untuk mesin pengayak pasir
adalah 1425 rpm, perlu memperhatikan
Dengan didapatnya perhitungan hal penting dalam perencanaan sebuah
daya rencana yaitu 2,212 kW, maka poros.
motor listrik yang dipakai adalah dengan
daya 3 HP dengan putaran 1425 rpm 3.4.1. Besarnya Momen Puntir Atau
sesuai dengan motor yang ada di Torsi Yang Terjadi
pasaran.

3.3. Menghitung Putaran Pengayakan


Sebenarnya
Untuk mengetahui putaran yang T= . 0,001544
digunakan pada pengayakan, terlebih T = 1503,86 kg.mm
dahulu menghitung diameter puli

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 468
3.4.2. Menentukan Tegangan Geser Kt = Faktor bila terjadi kejutan dan
Izin tumbukan besar atau kasar 1,5 – 3,0
ipakai ahan poros S 0 dengan σB= (diambil 3,0)
48 kg/mm2. Maka :

[ ]
Dimana : 5
ds = [ . 0 . 0 . 50 ]
τa =Tegangan geser yang diijinkan poros
σB =Kekuatan Tarik bahan poros ds =[ 5 . 0 . 0 . 50 ]
(kg/mm2) [ ]
= Faktor keamanan akibat pengaruh
massa untuk bahan S-C (baja
karbon) diambil 6,0 sesuai dengan Sesuai dengan bantalan 6006 maka
standar ASME poros yang dipakai adalah berdiameter
= Faktor keamanan akibat poros 30 mm.
beralur pasak, harga sebesar 1.3 –
3.0 maka diambil 3.0. 3.4.4. Tegangan Geser Yang Terjadi
Maka tegangan gesernya adalah :
Bahan poros dipilih baja karbon
[ ]
konstuksi mesin (JIS G 4501) S30C
dengan kekuatan tarik σB = 48 kg/mm2.
Maka :
[ ]

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa


tegangan geser yang terjadi lebih kecil
3.4.3. Diameter Poros Yang dari tegangan geser izinnya (τ < )
Direncanakan dimana 2,66667 kg/mm2 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ukuran poros yang
[ ] direncanakan cukup aman. Maka dapat
dibuktikan bahwa poros tersebut layak
untuk digunakan.
Dimana :
ds = Diameter poros (mm)
τa = Tegangan geser yang diijinkan poros
(kg/mm2)
T = Momen torsi rencana (kg.mm)
Cb = Faktor keamanan terhadap beban ( )
lentur nilainya 1,2 – 2,3 (diambil
2,0)

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


469
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
3.4.5. Perhitungan Sudut Puntir Yang Fungsi sabuk adalah untuk
Terjadi mentransmisikan daya dari puli
penggerak ke puli yang digerakkan.
Sebagai transmisi karena diharapkan
Dimana : tidak ada selip dan disesuaikan dengan
= Sudut defleksi (0) putaran dan daya yang diinginkan.
T = Momen torsi rencana (kg.mm) Kemudian disesuaikan dengan diagram
L = Jarak tumpuan bantalan yang pemilihan sabuk V, tipe sabuk yang
terpanjang = 1000 mm digunakan adalah sabuk tipe A
G = Modulus geser, untuk baja = 8,3 x berpenampang V.
103 (kg/mm2)
ds = Diameter poros (mm) 3.5.2. Menentukan Kecepatan Linear
Sabuk
Maka :

Dimana :
dp = Diameter puli penggerak = 3 inchi
= 76,2 mm
n1 = Putaran puli penggerak = 1425
rpm sesuai stationer motor listrik.

Sehingga :
Berdasarkan Sularso, 1997,
halaman18, besarnya defleksi yang
disebabkan momen puntir atau torsi
pada poros harus dibatasi. Untuk poros
yang dipasang pada mesin umumnya
untuk kondisi normal, besarnya defleksi
puntiran dibatasi 0,250 atau 0,300, 3.5.3. Menentukan Panjang Keliling
sementara defleksi yang timbul Sabuk
berdasarkan perhitungan 0,12 . Maka
0
Panjang sabuk dapat dicari dengan
poros dinyatakan aman sebab poros persamaan sebagai berikut :
yang digunakan besar defleksinya lebih
= (dp p) ( p dp)
kecil dari ketentuan yang telah
ditetapkan 0,120<0,250. Dimana :
C = Jarak sumbu kedua poros puli 1,5
3.5. Menentukan Bahan dan Ukuran s.d 2 diameter puli besar
Sabuk dp = Diameter puli penggerak = 3 inchi
3.5.1. Bahan Sabuk = 76,2 mm
Pada mesin pengayak pasir ini, Dp = Diameter puli yang digerakkan =
sabuk yang digunakan berbahan yang 10 inchi = 254 mm
terbuat dari karet dan bagian intinya Jadi :
ditenun tetoron yang digunakan sebagai C = (1,5 s.d 2) x diameter puli
inti sabuk untuk membawa tarikan. terbesar, 254 mm

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 470
C = 1,5 x 254 mm
C = 381 mm
Sehingga :

= (dp p) ( p dp)
. Jadi jarak sumbu antar puli penggerak
= . ( 5 ) ( 5 )
. dan puli yang digerakkan adalah 417,3
mm.

Menurut Sularso, 1997, halaman168, 3.5.5. Perhitungan Sudut Kontak


tabel panjang sabuk V standar yang Sudut kontak sabuk dengan puli
mendekati panjang 1351,414 mm atau penggerak adalah :
panjang sabuk yang ada, adalah 1372 ( )
atau 54 inchi.
Dimana:
3.5.4. Jarak Antar Sumbu Kedua dp = Diameter puli penggerak = 3
Poros Puli Sesungguhnya inchi = 76,2 mm
Dari hasil perhitungan, bahwa sabuk Dp = Diameter puli yang digerakkan = 10
yang digunakan lebih panjang dari sabuk inchi = 254 mm
yang diperoleh berdasarkan perhitungan C = Jarak antara sumbu kedua poros puli
maka jarak antara sumbu poros harus = 417,3mm
diperpanjang. Maka jarak antara sumbu Maka :
puli yang sebenarnya adalah: ( )
√ ( )
( )
Dimana :
b = 2. L ( )
L = Panjang sabuk yang digunakan =
1372 mm
Maka:
b = 2. 1372 (
3.5.6. Perhitungan Tegangan Sabuk
)
Gaya tarik efektif :
b = 2744
b = 1707,182
Jadi :
√ ( ) Dimana :
v = Kecepatan linear sabuk (m/s)
P = Daya yang ditransmisikan oleh puli
√ ( ) penggerak (kW)
Maka :

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


471
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
Karena T1 lebih besar dari T2 jadi
tegangan sisi kencang sabuk adalah
63,16 kg.
Jadi :
3.6. Menentukan bahan Puli
3.6.1. Bahan Puli
(kg) ….. ( ) Pada mesin pengayak pasir ini,
bahan puli terbuat dari besi cor.
Dipilihnya bahan ini adalah ditinjau dari
segi aspek kekuatan yang disesuaikan
pada poros penggerak, kemudian
Dimana : harganya yang ekonomis serta bahan ini
T1 = Tegangan sisi kencang sabuk (kg) mudah didapat di pasaran.
T2 = Tegangan sisi kendor sabuk (kg)
= Bilangan basis logritma navier = 3.6.2. Ukuran Puli
2,71282 3.6.2.1. Puli Penggerak
µ = Koefisien gesek antara sabuk dengan Pada mesin pengayak pasir ini
puli yaitu 0,45 s.d 0,60 ditetapkan direncanakan mmenggunakan puli
0,5 penggerak dengan diameter 3 inchi =
= Sudut kontak = 155,710 76,2 mm.
Diameter luar puli penggerak
Sudut kontak (rad) :
Dimana:
D1 = Diameter luar puli penggerak (mm)
Maka : dp = Diameter puli yang direncanakan
(mm)
k = Tinggi puncak = 4,5 mm (puli
menggunakan sabuk V tipe A)
Maka :
………..(2)
Jadi, persamaan (1) = persamaan (2)

( )
3.6.2.2. Puli Yang Digerakkan
Direncanakan putaran untuk
menggerakkan sebuah puli penggerak
dengan putaran 432 rpm.
Maka :

Dimana :
Dp = Diameter puli yang digerakkan = 10
inchi = 254 mm

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 472
dp = Diameter puli penggerak = 3 inchi = 3.7.2. Perhitungan Bantalan
76,2 mm Bantalan poros S30C dengan diameter 30
n1 = Putaran puli penggerak (rpm) mm dan putaran (n) 427 rpm
n2 = Putaran puli yang digerakkan Fr = XVFr + YFɑ
penggerak (rpm) Untuk bantalan bola alur dan berbaris
Maka : tunggal,
Maka :
Fɑ / Co = 0,056 kg
(direncanakan)

Sehingga :
Fɑ = Fɑ / Co . C
Fɑ = 0,084 . 1030
Fɑ = 57.68 kg
Jadi, diameter puli yang digerakkan
Sedangkan (Fr) dapat diketahui dengan
adalah 254 mm = 10 inchi.
menggunakan persamaan :
ɑ
3.7. Menentukan Jenis dan Ukuran r= <e untuk ergaris tunggal
v. r
Bantalan Yang Digunakan Dimana :
Bantalan yang digunakan pada ɑ
konstruksi mesin pengayak pasir ini r= dengan (e)=0 dan (v)=
v .e
adalah bantalan gelinding yang mampu Maka :
menahan beban tegak lurus radial dan
aksial. Jumlah bantalan yang digunakan
adalah sebanyak dua buah.

3.7.1. Spesifikasi Bantalan Nilai :


Jenis bantalan yang digunakan X = 0,56
dengan data-data nomor bantalan 6006 Y = 1,71
adalah sebagai berikut: Maka :
d = Diameter dalam bantalan 30 mm Pɑ = X . + Y .
D = Diameter luar bantalan 55 mm = 0,56 . 184,87 + 1,71 .
B = Lebar bantalan 13 mm 57,68
r = Radius sudut bantalan 1,5 mm = 103.5 + 98,6
C = Kapasitas nominal dinamis spesifik = 202 kg
1030 kg Jika C (kg) menyatakan beban nominal
Co = Kapasitas nominal statis spesifik dinamis spesifik dan Pɑ (kg) e an
740 kg ekuivalen dinamis, maka faktor
Dengan demikianbeban ekuivalen kecepatan (fn) untuk bantalan bola
dinamis Pɑ (kg) dapat diketahui dengan adalah :
menggunakan persamaan. Nilai X dan Y
[ ]
dapat dilihat pada tabel dan perhitungan
beban ekuivalen. Dimana :
n = Putaran = 432 rpm

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


473
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )
Maka : untuk pembelian pasir baru, karena
abu berat (bottom ash) hasil
[ ]
pembuangan yang berupa pasir masih
[ ] dapat dimanfaatkan kembali untuk
pengoperasian setelah dilakukan
[ ]
pengayakan.
3. Sesuai dengan perancangan mesin
pengayak pasir dihasilkan ayakan
Sedangkan faktor umur bantalan adalah :
pasir yang siap dipakai untuk
keperluan pengoperasian PLTU
sebesar dengan kapasitas pengayakan
sebanyak 6,5 m3/jam.
4. Motor listrik yang digunakan dalam
perancangan memiliki daya sebesar 3
Sehingga umur nominal untuk bantalan HP putaran 1425 rpm yang di
bola adalah : transmisikan untuk proses
Lh = 500 . (fh)3 pengayakan sebesar 427 rpm.
= 500 . (2.2)3 Tipe bantalan yang digunakan dalam
= 500 . 10,65 perancangan adalah 6006, yang
= 5325 jam diperkirakan sesuai dengan perhitungan
memiliki umur operasi 5325 jam.
Diperkirakan ketahanan dari
bantalan, berdasarkan perhitungan umur B. Saran
nominal bantalan adalah Lh = 5325 jam. 1. Perancangan mesin pengayak pasir
Dan berdasarkan dalam tabel umur harus diaplikasikan karena dapat
bantalan, maka bantalan ini termasuk mempermudah dalam pekerjaan
pemakaian sebentar-sebentar (tidak pengayakan pasir. Sehingga
terus-menerus). kebutuhan pasir yang banyak dan
kebutuhan yang cepat dapat
5. KESIMPULAN DAN SARAN terpenuhi.
A. Kesimpulan 2. Pengoperasian mesin pengayak pasir
Dengan adahnya proses harus sesuai dengan SOP sehingga
perencanaan mesin pengayak pasir ini akan menjaga keselamatan baik itu
dapat diambil kesimpulan antara lain : bagi operator maupun bagi mesin itu
1. Pasir merupakan kebutuhan utama sendiri.
yang digunakan dalam pengoperasian Pemeliharaan preventif perlu dilakukan
PLTU dengan tipe Circulating Fluidize untuk menjaga kehandalan mesin,
Bed (CFB) yang digunakan sebagai sehingga mesin pengayak pasir dalam
penyimpan panas di dalam ruang keadaan siap pakai secara optimal.
bakar (furnace) untuk membakar batu
bara. 6. DAFTAR PUSTAKA
2. Dengan adanya pengayak pasir daur 1. Sularso dan Kiyokatsu Saga. 1997.
ulang ini dapat menghemat biaya Dasar Perencaan dan Pemilihan

JURNAL DARMA AGUNG Volume XXVI, Nomor 1, Agustus 2018: 460 - 475 474
Elemen Mesin, Jakarta. Pradnya 4. Purwaningtyas. 2006. Pengertian
Paramita. Design, Wikipedia.
2. Khurmi, R. S. dan Gupta, J. K. 1982. 5. Suryanto, ElemenMesin I, Bandung.
Text Book of Machine Design, New Pusat Pengembangan Pendidikan
Delhi. Eurasia Publishing House (PVT) Politeknik, 1995
LTD. 6. Seaz Zemansky, Fisikauntuk
3. Sularso dan Kiyokatsu Saga. 2004. Universitas I, Bandung, BinaCipta,
Dasar Perencanaan dan Pemilihan 1962.
Elemen Mesin, Jakarta. Pradnya
Paramita.

Perancangan Mesin Pengayak Pasir Dengan Kapasitas 6,5 m3/jam


475
Dari Bottom Ash Di PLTU Labuhan Angin
( Enzo W. B. Siahaan, S.T, M.T )

Anda mungkin juga menyukai