Anda di halaman 1dari 10

Materi Pelatihan Diagram Pareto

PENGGUNAAN DIAGRAM PARETO DALAM


KELOMPOK BUDAYA KERJA

WAKTU: 3 jpl @ 45 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


 Dapat membuat diagram pareto dalam Kelompok Budaya Kerja

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


 Peserta dapat menjelaskan pengertian diagram pereto
 Peserta dapat menjelaskan prosedur pembuatan diagram pareto
 Peserta dapat menganalisis diagram pareto

POKOK BAHASAN
1. Pengertian diagram pareto
2. Prosedur pembuatan diagram pareto
3. Analisis diagram pareto

METODA
1. Kuliah singkat (ceramah dan tanya jawab)
2. Penugasan dan rangkuman
3. Kerja kelompok - Diskusi Pleno - Presentasi

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
2

PENGGUNAAN DIAGRAM PARETO DALAM


KELOMPOK BUDAYA KERJA

1.1 PENDAHULUAN
Para pakar manajemen mutu seringkali mengibaratkan persoalan
yang kita hadapi sebagai “Puncak Gunung Ws” (the Top of Iceberg) , yang
berarti bahwa problem-problem yang muncul ke permukaan biasanya tidak
memperlihatkan secara keseluruhan persoalan yang sesungguhnya.
Seringkali yang dikira persoalan ternyata bukan persoalan yang
sesungguhnya, dan bila diatasi tidak memberikan perbaikan yang
memuaskan. Ibarat benang kusut yang sudah tidak terlihat lagi ujung
pangkatnya, persoalan tersebut memerlukan analisis dan penguraian yang
lebih mendalam, disamping juga perlu adanya kemauan dan kemampuan
untuk menggali dan menyelami “Gunung Es” yang terpendam di bawahn
permukaan laut, agar persoalan yang sesungguhnya ditemukan.
Dalam menghadapi persoalan, perlu untuk terlebih dahulu
memastikan apa yang “Paling penting” untuk diatasi, untuk itu langkah awal
yang harus dilakukan adalah mengetahui penyebab yang memberikan
kontribusi tinggi terhadap timbulnya persoalan tersebut. Pada saat analis
dilakukan, biasanya akan ditemukan banyak penyebab, oleh sebab itu perlu
untuk berpegang pada azas PRIORITAS, yaitu menerapkan prinsip “Penting
Sedikit” (Vital Few) dan dan tidak disibukkan dengan hal-hal yang “Banyak
Tapi Remeh” (Trivial Many). Artinya, lebih baik mengatasi persoalan yang
sedikit tapi penting dan bisa menyelesaiakan hamper seluruh persoalan,
daripada mengatasi banyak persoalan yang remeh tetapi tidak memberikan
hasil yang memuaskan atau bahkan tidak menyelesaikan masalah.
Alat Bantu yang handal untuk melaksanakan hal tersebut adalah
DIAGRAM PARETO, yaitu diagram yang pertama kali disajikan oleh seorang
ahli ekonomi berkebangsaan Itali, yaituVilfredo Pareto, pada tahun 1897,

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
3

pada saat itu ia mengemukakan sebagai metode untuk menganalisis


pendapatan nasional yang memperlihatkan bahwa proporsi terbesar
pendapatan dimiliki oleh sekelompok kecil masyarakat saja. Setelah itu Dr. M.
Juran (1904) menggunakannya dalam bidang pengendalian mutu. Hingga
saat ini, alat Bantu yang satu ini sangat popular untuk digunakan dalam
metode pengendalian mutu.
Tergantung pada sejauh mana kemampuan untuk menggunakannya
dengan baik, alat Bantu ini sesungguhnya dapat memperlihatkan secara jelas
persoalan yang menjadi prioritas untuk diatasi dan secara pasti dapat
menunjukkan kontribusi masing-masing foktor yang terkait dalam persoalan
tersebut.

1.2 Prosedur Pembuatan Diagram Pareto


1. Langkah 1
Tentukan hal-hal atau item apa yang akan diteliti dan bagaimana cara untuk
mengumpulkannya.
Tentukan jenis apa yang ingin anda selidiki. Sebagai contoh : mengenai
jumlah barang yang rusak, jumlah kerugian yang diderita dalam bentuk
rupiah, jumlah kecelakaan yang terjadi ditempat kerja, dsb
Tentukan metode pengumpulan data dan waktu kapan kapan data tersebut
dikumpulkan
2. Langkah 2
Buat rancangan mengenai lembar perhitungan data yang berisi daftar item
atau hal-hal yang akan diteliti. Sediakan kolom untuk mencatat jumlah
hitungan dari masing-masing item tersebut
3. Langkah 3
Isi kolom-kolom pada lembar perhitungan data tersebut dan hitung jumlah
totalnya

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
4

Item Telly sheet Jumlah


A IIII IIII 10
B IIII IIII IIII …. II 42
C IIII I 6
D IIII IIII IIII IIII IIII …. IIII 104
E IIII 4
F IIII IIII IIII IIII 20
Lain-2 IIII IIII IIII 14
Total 200

4. Langkah 4
Buatlah lembar data yang lain untuk persiapan pembuatan diagram pareto.
Lembar data tersebut memuat kolom untuk diisi mengenai daftar item atau hal-hal
yang diteliti, jumlah hitungan dari masing-masing item tersebut, jumlah
kumulatifnya, persentase masing-masing item terhadap jumlah total dan persentase
kumulatifnya.
ITEM JUMLAH JUM KUM % ITEM % KUMULATIF
A 10 10 5 5
B 42 52 21 26
C 6 58 3 29
D 104 162 52 81
E 4 166 2 83
F 20 186 10 93
Lain 14 200 7 100
Total 200 100

5. Langkah 5
Susunlah item tersebut secara berurutan sesuai urutan jumlah hitungannya
(dari jumlah yang paling besar ke jumlah yang paling kecil), selanjutnya
isilah kolom yang ada dalam lembar data tersebut
Catatan : item-item yang masuk kedalam kelompok lain-lain ditempatkan
dibaris paling bawah meskipun jumlah hitungannya besar.

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
5

ITEM JUMLAH JUM KUM % ITEM % KUMULATIF


D 104 104 52 52
B 42 146 21 73
F 20 166 10 83
A 10 176 5 88
C 6 182 3 91
E 4 186 2 93
Lain -2 14 200 7 100
Total 200 100

6. Langkah 6
Gambar dua garis, satu tegak (vertical) dan satu datar (horizontal)
Berilah tanda pada garis vertical skala mulai dari nol (0) sampai angka yang
menunjukkan jumlah total (0 – 200)
Pada garis datar, bagian garis ini yang banyak sesuai dengan item yang
akan diteliti ( A  F )

Angka kejadian

200

0
A B C D E F
Masalah

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
6

7. Langkah 7
Buat diagram balok sesuai data yang ada, Misal D tingginya 104, B
tingginya 42 dan seterusnya

104

42

20
10
6
4
0
D B F A C E
Masalah

8. Langkah 8
Gambarlah garis kumulatifnya. Berilah tanda yang menunjukkan angka-angka
kumulatif maupun persentase kumulatif, pada sudut kanan atas dari tiap-tiap
diagram balok, yang selanjutnya hubungkan titik-titik tersebut dengan garis
penghubung

104

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
7

42

20
10
6
4
0
D B F A C E
Masalah
9. Langkah 9
Tulislah keterangan yang diperlukan pada diagram pareto tersebut. (Judul,
jumlah besaran, persentase, periode/waktu, jumlah data, dsb)

Identifikasi masalah 1 Agustus s/d 30 Nopember 2005


200 100 P
F 93 E
R 91 S
E E
K 83 N
U T
E A
N 150 73 S
S E
I
K
K U
U 104 104 52 M
M U
U L
L A
A T
T I
I F
F 42 42

30

10 10
6
0 4 0
D B F A C E
Masalah

1.3 Analisis Pareto

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
8

Agar diagram pareto memberikan hasil yang maksimal, maka yang


paling penting ditindaklanjuti adalah analisis pareto. Sebaiknya analisis tidak
dibatasi dari satu segi saja, akan sangat baik bila dilakukan pembuatan
diagram pareto berdasarkan pada berbagai pengukuran, misalnya
berdasarkan pada satuan, frekwensi, waktu atau financial sekaligus.
Mengapa demikian ?
Sebab banyak kasus yang menunjukkan bahwa bila ditinjau dari segi
frekwensi, mungkin tidak tampak prioritas yang menonjol, tetapi bila dianalisis
berdasarkan financial ternyata memperlihatkan perbedaan yang mencolok.
Misalnya : frekwensi kerusakan mesin A sebanyak 3 kali dalam sebulan dan
mesin B ternyata 5 kali, tetapi bila ditinjau dari segi biaya, setiap kali terjadi
kerusakan mesin A menyebabkan pengeluaran biaya diatas Rp 1.000.000,-
sedangkan untuk satu kali perbaikan mesin B hanya membutuhkan biaya
tidak lebih dari Rp. 200.000,-
Oleh sebab itu, pembuatan diagram pareto sangat dianjurkan
beberapa kali dengan pengukuran dari berbagai sudut, agar hasil analisis
lebih akurat dan memberikan gambaran terbaik tentang persoalan paling
penting yang harus diselesaikan. Semua itu akan menjadikan pengambilan
keputusan yang tepat.

1.4 Diagram pareto mengenai fenomena dan penyebab


Dikenal ada dua (2) tipe diagram pareto, yaitu :
1. Diagram pareto mengenai gejala (Fenomena)
Diagram ini berkenaan dengan hasil-hasil yang tidak dikehendaki, dan
digunakan untuk menemukan masalah, seperti :
a. Quality : Cacat, gagal, gangguan, keluhan pelanggan,
penolakan, kerusakan dll.
b. Cost : Kehilangan, pengeluaran, dll.
c. Delivery : Keterlambatan, kekurangan stock, dll.
d. Safety : kecelakaan, kesalahan, dll.

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
9

e. Morale : absensi, kehadiran, partisipasi, dll.


2. Diagram pareto mengenai penyebab
Diagram ini berkenaan dengan sebab-sebab yang terjadi dalam suatu
proses, dan dipakai untuk menemukan penyebab utama masalah, sepserti :
a. Operator : shift, usia, ketrampilan, dll.
b. Mesin : peralatan, model, instrument, spare part, dll.
c. Material : jenis, lot, pemakaian, dll
d. Metode : Kondisi, urutan, metode, dll.
1.5 Catatan mengenai diagram pareto
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat diagram pareto
yaitu :
1. Jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit item yang akan diperbandingkan,
lakukan penguraian yang memadai dalam menyusun stratifikasi factor.
Usahakan item yang disusun berkisar antara 5 – 10 faktor, agar
memudahkan dalam penggunaan dan memahami data yang tersaji dalam
diagram.
2. Sangat penting untuk memperhatikan hal-hal utama, yaitu judul, waktu
pengambilan data, total data, jumlah masing-masing data, dan lain
sebagainya. Jangan lupa untuk dicantumkan.
3. Memperhatikan agar pengukuran skala dilakukan konsisten. Demikian
pula halnya dengan ukuran lebar balok.
4. Upayakan agar dapat menyajikan diagram pareto yang memperlihatkan
bahwa 3 (tiga) factor prioritas (utama) menunjukkan kontribusi antara 60 –
80 % dari keseluruhan (total) data.
5. Aturan main diagram preto memberikan toleransi untuk mencantumkan
factor “lain-lain”, meskipun demikian, harus diusahakan agar factor
tersebut tidak lebih tinggi dari factor yang lain, atau sebagai patokan,
jangan melebihi 20 % dari keseluruhan (total) data.

DAFTAR PUSTAKA

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006
Materi Pelatihan Diagram Pareto
10

Departemen Kesehatan RI, 1998, Modul Pelatihan Gugus Kendali Mutu, Pusdiklat
kesehatan, Jakarta.

Perhimpunan Manajemen Mutu Indonesia, 2001, Pelatihan TULTA Metode


pemecahan masalah 7 langkah dan alat Bantu kendali mutu, PMMI,
Jakarta.

Tjiptono dan Diana, 2005, Total Quality Managemen, Andi, Yogyakarta

Pelatihan Kelompok Budaya Kerja –


UPI SIGIT– DP – 09/09/2006.
September 2006

Anda mungkin juga menyukai