PENYAKIT HIPERTERMI
Topik : Hipertermi
PokokBahasan : Definisi ,penyebab , tanda gejala, dan penanganannya.
Sasaran : Keluarga klien
Waktu : 20menit
Hari / tanggal : Kamis, 2 Mei 2019
Tempat : Ruang Melati
Penyuluh : Dewi Yuni Anggraeni
TujuanUmum :
Setelah diberikan penyuluhan, keluarga klien dapat memahami dengan baik tentang penanganan
Hipertermi.
Tujuan Khusus :
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga klien dapat :
1. Mengerti pengertian Hipertermi
2. Menyebutkan gejala Hipertermi
3. Menyebutkan penanganan Hipertermi
4. Menyebutkan pencegahan Hipertermi
Media : flipchart
KegiatanPenyuluhan
Evaluasi :
Peserta penyuluhan mampu menyebutkan kembali tentang :
1. Pengertian Hipertermi
2. Penyebab Hipertermi
3. Gejala Hipertermi
4. Penanganan Hipertensi
Lampiran materi
A. Pengertian
Hipertermia adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
peningkatan suhu tubuh terus menerus diatas 37,8°C per oral atau 38,8°C per rectal karena
peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal.
Hipetermia adalah adalah suhu tubuh yang tinggi dan bukan disebabkan oleh
mekanisme pengaturan panas hipotalamus
B. Penyebab Hipertermi
Hipertermia disebabkan oleh paparan suhu ekstrem yang tidak lagi mampu diregulasi oleh tubuh.
Gaya hidup tertentu dapat mengakibatkan seseorang lebih rentan mengalami hipertermia, yaitu:
Beberapa kondisi juga diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertermia.
Kondisi tersebut meliputi:
1. Dehidrasi
2. Lansia, yang kelenjar keringat dan peredaran darahnya sudah mulai menurun fungsinya
3. Orang-orang dengan gangguan ginjal, jantung, dan paru
4. Orang dengan tekanan darah tinggi yang sedang dalam pembatasan asupan garam
5. Penggunaan obat-obat tertentu seperti diuretik, obat bius, dan obat pengontrol tekanan
darah
6. Penyalahgunaan alcohol
7. Obesitas atau justru terlalu kurus
C. Tanda dan gejala Hipertermi
1. Suhu badan tinggi
2. Terasa kehausan.
3. Mulut kering
4. Kedinginan,lemas
5. Anoreksia (tidak selera makan)
6. Nadi cepat.
7. Pernafasan cepat (>60X/menit)
8. Berat badan bayi menurun
9. Turgor kulit kurang
1. Turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam incubator, buka incubator sampai suhu
dalam batas normal
2. Lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10 menit kemudian
3. Beri pakaian lagi sesuai dengan alat penghangat yang digunakan
4. Periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu dalam batar normal
5. Periksa suhu incubator atau pemancar panas setiap jam dan sesuaikan pengatur suhu
Manajemen lanjutan suhu lebih 37,5°C
1. Yakin bayi mendapatkan masukan cukup cairan a.
a. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya. Bila bayi tidak dapat menyusui, beri ASI panas
dengan salah satu alternative cara pemberian minum
b. Bila terdapat tanda dehidrasi, tangani dehidrasinya
Setelah suhu bayi normal:
1. Lakukan perawatan lanjutan
2. Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu badannya setiap 3 jam
a. Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat diberi minum dengan serta tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawat di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan,
nasehati ibu cara menghangatkan bayi di rumah dan melindungi dari pancaran panas
yang berlebihan
b. Memastikan bayi mendapat cairan yang adekuat
c. Izinkan bayi mulai menyusu, jika bayi tidak dapat menyusu, berikan perasan ASI
dengan menggunakan metode pemberian makanan alternative
d. Jika terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata atau fontanel cekung, kehilangan elastisitas
kulit, atau lidah atau membran mukosa kering) a.
3. Pasang slang IV dan berikan cairan IV dengan volume rumatan sesuai dengan usia
bayi b.
4. Tingkatkan volume cairan sebanyak 10% berat badan bayi pada hari pertama
dehidrasi terlihat
5. Ukur glukosa darah, jika glukosa darah kurang dari 45 mg/dl (2,6 mmol/l), atasi
glukosa darah yang rendah
DAFTAR PUSTAKA
Kemala, P., ar., 1998, Kamus Suku Kedokteran Dorlan, Penerbit Buku Keokteran EGC, Jakarta.
Sudarti dan Afroh Fauzan. 2012, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita.
Nuha Medika. Yogyakarta.
http://alamsyah.web.id/news/makalah-asuhan-kebidanan-pada-bayi-dengan-Hipertermia