Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat merupakan suatu profesi yang memilik sebuah karakteristik


yang memilik ilmu pengetahuan, karakteristik, keahlian tekhnik serta
memiliki kode etik pelayanan yang mementingkan publik. Perawat
merupakan salah satu penyedia layanan kesehatan dan anggota dalam sistem
kesehatan yang bretanggung jawab untuk memberikan perawatan kepada
pasien berdasarkan etika keperawatan (Jhonstone, 2004). Keperawatan
merupakan suatu profesi yang diikat oleh self regulation dalam bentuk kode
etik keperawatan (Budhiartie et al., 2017).
Menurut DeLaune &Ladner, (2011) Etik merupakan suatu ilmu yang
mempelajari kebenaran dari sebuah tindakan manusia yang menjadi
keyakinan
dalam berperilaku. Penerapan prinsip etik penting untuk dilakukan dalam
pelayanan keperawatan mengingat apabila etik perawat tidak dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dapat menimbulkan kerugian bagi pasien (Hakim &
Wirajaya, 2021). Kerugian bagi pasien sebagai penerima asuhan keperawatan
dapat menyebabkan injury atau bahaya fisik, bahaya emosional seperti
perasaan, ketidakpuasan, kecacatan bahkan kematian. Kerugian yang terjadi
pada pasien akan menyebabkan ketidakpuasan pasien yang akhirnya
berdampak buruk pada citra perawat dan pendapatan rumah sakit, pasien
merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka tidak akan berobat
kembali ke tempat tersebut karena merasa sudah tidaknpuas
dengannpelayanan yang diberikan (Juujärvi et al., 2019).
Perawat dalam hal ini harus memberikan asuhan keperawatan
berpedoman terhadap prinsip etik keperawatan yang meliputi autonomy
(penentuan diri), non-maleficence (tidak merugikan), beneficence (melakukan
hal baik), justice (keadilan), veracity (kejujuran), fidelity (menepati janji)
(Marques et al., 2021). Kerangka konsep yang digunakan dalam materi ini
yang tersusun pada enam prinsip etik keperawatan yang diusulkan oleh
Lumpkin & Achen, dan empat konsep etik yang diusulkan (Darwis et al.,
2021; Lumpkin & Achen, 2018). Enam prinsip etik ini mencakup autonomy
(autonomi), beneficence (berbuat baik), nonmaleficence (tidak mencelakai),
justice (keadilan), confidentiality (kerahasiaan), dan veracity (jujur). Empat
konsep etik yaitu advocacy (advokasi), accountability (akuntabilitas),
cooperation (kerjasama) dan caring (perduli) (Sidani & Rowe, 2018). Dalam
lingkungan profesi keperawatan rumah sakit atau puskesmas banyak timbul
masalah etik yang membuat perawat selalu dihadapkan pada situasi atau
dilema etik baik dalam penelitian maupun praktik klinis.
Di Indonesia sendiri sering muncul dilema etik yang sering dialami
oleh tenaga keperawatan ialah: 1)meneruskan dan menghentikan treatment, 2)
siapa yang harus mendapatkan informasi, 3) berkata jujur atau tidak, 4) ingin
melakukan tindakan tapi di luar wewenang, dan 5) bertindak sebagai advokat
pasien versus mempertahankan hubungan baik dengan anggota tim kesehatan
(Bahri, 2010). Dalam profesi keperawatan sering muncul dilema etik sehingga
perlu untuk pemecahan kasus serta pengambilan keputusan yang berguna
untuk memecahkan yang masalah yang tejadi. Oleh itu penulis menyusun
suatu makalah tentang dilema etik sehingga dapat berguna untuk kita bekerja
di rumah sakit atau institusi lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dilema etik?
2. Bagaimana langkah dalam menyelesaikan dilemma etik?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi etik
2. Memahami langkah-langkah dalam menylesaikan dilemma etik.

Anda mungkin juga menyukai