Anda di halaman 1dari 30

SIFAT-SIFAT ASPAL DAN

PENGUJIANNYA
Sifat fisis aspal yang utama untuk dipakai
dalam konstruksi jalan

 Kepekatan (konsistensi)
 Temperatur
 Lama Pembebanan (time of loading)
 Waktu (effect of time)
 Ketahanan lama, atau ketahanan terhadap
pelapukan oleh cuaca
 Bila aspal terkena pengaruh cuaca, ia akan berangsur-
angsur hilang sifat plastisnya dan akan menjadi regas
 Pelapukan lapisan hamparan jalan, terutama akibat dari
oksidasi dan penguapan, sinar gelombang pendek dari
matahari ,umur pengerasan dan akibat bocoran air
Sifat fisis aspal yang utama untuk dipakai dalam
konstruksi jalan

 Derajat pengerasan (rate of curing)


 Aspal cair bila dibiarkan terbuka di udara dalam lapisan
tipis berangsur-angsur akan mengental membentuk kembali
aspal padat jenis AC
 Waktu yang diperlukan untuk mengental itu disebut derajat
pengerasan (rate of curing)
 Penguapan dari bahan pelarut/pengencer
 Jumlah pelarut/pengencer dalam aspal cair
 Angka penetrasi dari aspal dasar yang dicairkan
 Ketahanan terhadap pengaruh air
 Daya lekat yang baik antara aspal dengan butir agregat yang
dicampurkan
Pemeriksaan sifat aspal keras

 Pengujian untuk menentukan komposisi aspal


 Pengujian untuk mendapatkan data yang berguna
bagi keselamatan bekerja
 Pengujian konsistensi aspal
 Pengujian durabilitas aspal
 Pengujian kemampuan mengikat agregat
 Pengujian berat jenis aspal yang dibutuhkan untuk
merencanakan campuran aspal dengan agregat
Standar Pengujian
No. Jenis Pengujian
SNI AASHTO
Pengujian komposisi aspal
1  Solubility test SNI-06-2438-1991 T 44-90
 Spot test T 102-83
Pengujian untuk keselamatan kerja
2 Titik Nyala dan Titik bakar dengan
SNI-06-2433-1991 T 48-89
cawan Cleveland
Pengujian konsistensi aspal
 Penetrasi bahan bitumen SNI-06-2456-1991 T 49-89
3  Daktalitas bahan aspal SNI-06-2432-1991 T 51-89
 Viskositas absolut T 202-90
 Viskositas kinematik T 201-90
Pengujian kepekaan terhadap temperatur
 Titik lembek SNI-06-2434-1991 T 53-89
4
 Thin film oven test SNI-06-2440-1991 T 179-88
 Rolling thin film oven test T 240-87
Pengujian kelekatan agregat
5 SNI-06-2439-1991 T 182-84
terhadap aspal (Stripping test)
6 Pemeriksaan berat jenis aspal padat SNI-06-2441-1991 T 228-90
Jenis Pengujian Aspal di Labor
 Pengujian penetrasi
 Pengujian titik lembek (softening point).
 Pengujian daktilitas
 Pengujian kehilangan berat (Loss on heating) TFOT
dan RFOT
 Titik nyala dan titik bakar
 Berat jenis
 Kelekatan aspal
 Viskositas
Spesifikasi Pengujian

Jenis Pengujian Metoda Pengujian Satuan Spesifikasi

Penetrasi (25oC,100gr,5 detik) SNI 06-2456-1991 mm 60 - 79

Titik Lembek (Ring and Ball) SNI 06-2434-1991 oC 48 - 58

Titik Nyala (Cleveland Open Cup) SNI 06-2433-1991 oC Min. 200

Daktilitas (25oC,5 cm/menit) SNI 06-2432-1991 cm Min. 100

Berat Jenis (25oC) SNI 06-2441-1991 - Min. 1

Tabel : Karakteristik Aspal AC Pen 60-70 Produksi Pertamina


Pengujian Penetrasi
 Dengan penetrasi dimaksudkan dalamnya (0,1 mm)
suatu jarum masuk ke dalam aspal pada suhu tertentu
yang dibebani dengan beban tertentu (100 gr atau 50
gr) selama waktu tertentu (5 detik).
 Untuk mengadakan pemeriksaan tersebut digunakan
alat penetrometer, dilengkapi dengan pengukur waktu
yang berskala 0,1 detik dan merupakan alat pengukur
di dalam penetrometer atau terpisah.
 Waktu berlangsungnya penetrasi harus dapat diatur
dan teliti hingga 0,1 detik
Toleransi Nilai Penetrasi

Hasil Penetrasi 0 – 49 50 – 149 150 – 199 200

Toleransi 2 4 6 8
Pengujian Titik Lembek
 Pemeriksaan kepekaan aspal terhadap temperatur
dilakukan melalui pemeriksaan titik lembek yaitu
dengan metoda Ring and Ball
 Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di
bawah kondisi spefisik dari tes
 Dengan titik lembek dimaksud suhu dimana aspal
yang diperiksa menjadi lembek karena
pembebanan tertentu
Pengujian Titik Lembek
 Biasanya beban tersebut terdiri dari bola baja
dengan diameter 9,53 mm seberat ± 3,5 gram.
Contoh yang diperiksa dipanaskan secara tidak
langsung dalam larutan air atau gliserine dengan
kecepatan pemanasan 50C/menit
 Suhu titik lembek dibaca pada saat aspal berikut
bola menyentuh plat dasar yang berjarak lebih
kurang 1 inchi ( 25,4 mm) di bawah cetakan cincin
Pengujian Titik Lembek
 Titik lembek menjadi salah satu batasan dalam
penggolongan aspal dan ter
 Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu
permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan
aspal akibat temperature permukaan jalan
 Titik lembek aspal dan ter adalah 30 ºC – 200 ºC
yang artinya masih ada nilai-nilai titik lembek yang
hampir sama dengan suhu permukaan jalan pada
umumnya
Pengujian Titik Lembek
 Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk
aspal keras Pen 40 (Ring And Ball Test) adalah 51
ºC (minimum) dan 63 ºC (maximum), sedangkan
untuk Pen 60 adalah minimum 48 ºC dan maksimum
58 ºC
Pengujian Daktilitas
 Pengujian daktilitas dibutuhkan untuk mengetahui
sifat kohesi dan plastisitas aspal yaitu dengan
mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik
antara 2 cetakan yang berisi aspal keras sebelum
putus
 Pemeriksaan daktilitas dilakukan dengan alat
daktilitas yang terdiri dari cetakan, bak air dan
alat penarik contoh
Pengujian Daktilitas
 Tingkat kekenyalan aspal berdasarkan nilai
daktalitas adalah :
< 100 cm = getas
 100 – 200 cm = plastis

 > 200 cm = sangat plastis


Pengujian Kehilangan Berat
 Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui
pengurangan berat akibat penguapan bahan-
bahan yang mudah menguap dalam aspal
 Yang dimaksud dengan pemeriksaan ini adalah
hilangnya zat-zat dalam aspal setebal 3 mm yang
dipanaskan pada suhu 1630C selama 5 jam
menurut cara yang telah ditentukan
 Oven yang dilengkapi dengan piring berdiameter
25 cm yang berputar dengan putaran tertentu (5-6
putaran/menit)
Pengujian Titik Nyala dan Titik bakar

 Pengujian titik nyala dan titik bakar berguna untuk


mengetahui temperatur dimana aspal mulai
menyala, dan temperatur dimana aspal mulai
terbakar
 Untuk pemeriksaan ini aspal yang diperiksa
dimasukkan dalam cawan Cleveland yang terbuat
dari kuningan yang terbuka (Cleveland open cup)
Pengujian Titik Nyala dan Titik bakar

 Hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh tiupan angin


atau kecepatan kenaikan suhu dan untuk
membedakan titik nyala dengan titik bakar perlu
pemeriksaan dilakukan dalam ruang gelap
 Temperatur dimana aspal terlihat menyala singkat
merupakan titik nyala, dan temperatur dimana
aspal mulai menyala selama minimal 5 detik
dinamakan titik bakar
Pengujian Berat Jenis
 Berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan
antara berat bitumen atau ter terhadap berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu,
yaitu dilakukan dengan cara menggantikan berat
air dengan berat bitumen dan/atau ter dalam
wadah yang sama (yang sudah diketahui
volumenya berdasarkan konversi berat jenis air
sama dengan satu)
Macam-macam BJ bitumen
 Penetration Grade Bitumen
 Dengan berat jenis antara 1.010 (untuk bitumen
dengan penetrasi 300) sampai dengan 1.040 (untuk
bitumen dengan Pen 25)
 Bitumen yang teroksidasi (Oxidized)
 Bitumendengan berat jenis berkisar antara 1.015
sampai 1.035.
 Hard Grades Bitumen
 Dengan berat jenis berkisar antara 1.045 – 1.065.
 Cut Back Grades Bitumen
 Dengan berat jenis berkisar antara 0.992 – 1.007.
Formula BJ
 A = Berat Piknometer (gram)
 B = Berat Piknometer berisi air (gram)
 C = Berat Piknometer berisi aspal (gram)
 D = Berat Piknometer + aspal + air (gram)

BJ 
C  A
B  A   D  C 
Langkah kerja :
 Timbang piknometer dengan ketelitian 1 mg (A)
 Isilah piknometer dengan air suling kemudian
tutuplah piknometer tanpa ditekan, timbanglah
dengan ketelitian 1 mg (B)
 Benda uji adalah contoh aspal padat sebanyak 
100 gr
 Panaskan contoh bitumen keras sampai menjadi cair
dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat.
Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada
suhu 56° C di atas titik lembek;
Langkah kerja :
 Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer
yang telah kering hingga terisi ¾ bagian
 Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak
kurang dari 40 menit dan timbanglah dengan
penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C)
 Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air
suling dan tutuplah tanpa ditekan, diamkan agar
gelembung-gelembung udara keluar
 Masukkan dan diamkan ke dalam bak perendam
selama sekurang-kurangnya 30 menit, angkat,
keringkan dan timbanglah piknometer (D)
Pengujian Kelekatan aspal
 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan
kelekatan aspal pada batuan tertentu dalam air
 Untuk maksud ini batuan kwarsa dilapisi dengan
aspal cair pada suhu tertentu dan kemudian
direndam dalam air pada suhu tertentu selama
waktu tertentu. Kemudian permukaan batuan yang
masih tertutup dengan aspal diamati secara visual.
 Endapan ini berakibat mengurangi pembentukan
lapisan tipis sekali di atas batuan sehingga
pelekatan butir-butir batuan menjadi kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai