PENGUJIANNYA
Sifat fisis aspal yang utama untuk dipakai
dalam konstruksi jalan
Kepekatan (konsistensi)
Temperatur
Lama Pembebanan (time of loading)
Waktu (effect of time)
Ketahanan lama, atau ketahanan terhadap
pelapukan oleh cuaca
Bila aspal terkena pengaruh cuaca, ia akan berangsur-
angsur hilang sifat plastisnya dan akan menjadi regas
Pelapukan lapisan hamparan jalan, terutama akibat dari
oksidasi dan penguapan, sinar gelombang pendek dari
matahari ,umur pengerasan dan akibat bocoran air
Sifat fisis aspal yang utama untuk dipakai dalam
konstruksi jalan
Toleransi 2 4 6 8
Pengujian Titik Lembek
Pemeriksaan kepekaan aspal terhadap temperatur
dilakukan melalui pemeriksaan titik lembek yaitu
dengan metoda Ring and Ball
Titik lembek adalah besarnya suhu dimana aspal
mencapai derajat kelembekan (mulai meleleh) di
bawah kondisi spefisik dari tes
Dengan titik lembek dimaksud suhu dimana aspal
yang diperiksa menjadi lembek karena
pembebanan tertentu
Pengujian Titik Lembek
Biasanya beban tersebut terdiri dari bola baja
dengan diameter 9,53 mm seberat ± 3,5 gram.
Contoh yang diperiksa dipanaskan secara tidak
langsung dalam larutan air atau gliserine dengan
kecepatan pemanasan 50C/menit
Suhu titik lembek dibaca pada saat aspal berikut
bola menyentuh plat dasar yang berjarak lebih
kurang 1 inchi ( 25,4 mm) di bawah cetakan cincin
Pengujian Titik Lembek
Titik lembek menjadi salah satu batasan dalam
penggolongan aspal dan ter
Titik lembek hendaknya lebih tinggi dari suhu
permukaan jalan sehingga tidak terjadi pelelehan
aspal akibat temperature permukaan jalan
Titik lembek aspal dan ter adalah 30 ºC – 200 ºC
yang artinya masih ada nilai-nilai titik lembek yang
hampir sama dengan suhu permukaan jalan pada
umumnya
Pengujian Titik Lembek
Spesifikasi Bina Marga tentang titik lembek untuk
aspal keras Pen 40 (Ring And Ball Test) adalah 51
ºC (minimum) dan 63 ºC (maximum), sedangkan
untuk Pen 60 adalah minimum 48 ºC dan maksimum
58 ºC
Pengujian Daktilitas
Pengujian daktilitas dibutuhkan untuk mengetahui
sifat kohesi dan plastisitas aspal yaitu dengan
mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik
antara 2 cetakan yang berisi aspal keras sebelum
putus
Pemeriksaan daktilitas dilakukan dengan alat
daktilitas yang terdiri dari cetakan, bak air dan
alat penarik contoh
Pengujian Daktilitas
Tingkat kekenyalan aspal berdasarkan nilai
daktalitas adalah :
< 100 cm = getas
100 – 200 cm = plastis
BJ
C A
B A D C
Langkah kerja :
Timbang piknometer dengan ketelitian 1 mg (A)
Isilah piknometer dengan air suling kemudian
tutuplah piknometer tanpa ditekan, timbanglah
dengan ketelitian 1 mg (B)
Benda uji adalah contoh aspal padat sebanyak
100 gr
Panaskan contoh bitumen keras sampai menjadi cair
dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat.
Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada
suhu 56° C di atas titik lembek;
Langkah kerja :
Tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer
yang telah kering hingga terisi ¾ bagian
Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak
kurang dari 40 menit dan timbanglah dengan
penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C)
Isilah piknometer yang berisi benda uji dengan air
suling dan tutuplah tanpa ditekan, diamkan agar
gelembung-gelembung udara keluar
Masukkan dan diamkan ke dalam bak perendam
selama sekurang-kurangnya 30 menit, angkat,
keringkan dan timbanglah piknometer (D)
Pengujian Kelekatan aspal
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetapkan
kelekatan aspal pada batuan tertentu dalam air
Untuk maksud ini batuan kwarsa dilapisi dengan
aspal cair pada suhu tertentu dan kemudian
direndam dalam air pada suhu tertentu selama
waktu tertentu. Kemudian permukaan batuan yang
masih tertutup dengan aspal diamati secara visual.
Endapan ini berakibat mengurangi pembentukan
lapisan tipis sekali di atas batuan sehingga
pelekatan butir-butir batuan menjadi kurang baik.