Anda di halaman 1dari 10

Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Diesel Hammer ( Sistem Pukul )

A. Persiapan

1. Penentuan alat pancang yang akan digunakan.


Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi, efektif, &
energi yang memadai.
2. Rencanakan set tiang final.
Untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat
dihentikan, berdasarkan data tanah, dan tekanan yang telah diberikan
atau jumlah pukulan terakhir (final set)
3. Rencanakan urutan pemancangan dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stok material ditempatkan sedekat mungkin
dengan lokasi pemancangan.
4. Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan
patok.

B. Proses Pemancangan

1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh


pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
tiang.
3. Tiang didirikan di samping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan
kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat di atas patok pancang
yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan denga mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang
betul-betul vertikal.
6. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang di-klem dengan
center gate pada dasar driving lead agar posisi tiang tidak bergeser
selama pemancangan, terutama untuk tiang batang pertama.

1
7. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan
hammer secara berkesinambungan ke atas helmet yang terpasang di
atas kepala tiang.
8. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan
tiang berikutnya bila level kepala tiang level muka tanah, sedangkan
level tanah keras yang diharapkan belum tercapai.

Proses penyambungan tiang :


a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti pada
tiang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang pertama, sehingga
sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel
menjadi satu.
c. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling
pertemuan kedua pelat ujung.
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan bahan anti karat.

9. Setelah penyambungan, pemancangan dilanjutkan seperti tiang pertama,


dstnya sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.
10. Pemancangan dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah tiang telah
mencapai lapisan tanah keras/final set yang ditentukan.
11. Pemotongan tiang panacang pada cut off level yang ditentukan sesuai
dengan shop drawing.

C. Quality Control

1. Kondisi Fisik Tiang :


a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami retak selama pemancangan.
2. Toleransi :
• Verticalilty tiang diperiksa secara periodik selama proses
pemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal < 1 : 75 dan
arah horizontal < 75 mm.

2
3. Penetrasi :
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah
meter untuk mendeteksi penetrasi tiang per setengah meter.
Dicatat jumlah pukulan per setengah meter.

4. Final Set :
Pemancangan dihentikan apabila telah tercapai final set sesuai
perhitungan.

3
Contoh Peralatan Diesel Hammer

4
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang

Hydaurlyc Hammer atau Jacking Pile ( Sistem Tekan )

A. Persiapan

1. Penentuan alat pancang yang akan digunakan.


Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi, efektif, &
tekanan yang memadai.
2. Rencanakan set tiang final.
Untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat
dihentikan, berdasarkan bacaan dial tekanan yang telah diberikan yang
ada pada alat (final set)
3. Rencanakan urutan pemancangan dengan pertimbangan kemudahan
manuver alat. Lokasi stok material ditempatkan sedekat mungkin
dengan lokasi pemancangan.
4. Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan
patok.

B. Proses Pemancangan

1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga centre alat


hydraulic jatuh pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Check keadaan alat pancang dalam keadaan rata dengan bantuan alat
“Nivo” yang terdapat dalam ruang operator dibantu dengan alat
waterpass yang diletakan pada posisi chasis panjang (Long-Boat)
3. Selanjutnya setelah kondisi ala pancang tepat pada posisinya, tiang
pancang (yang telah diberi marking skala panjang tiap tiang 500 mm)
diangkat oleh crane dan dimasukan kedalam alat penjepit (Clamping –
Box), kemudian posisikan tiang pancang tepat pada koordinat telah
ditentukan, kontrol posisi tiang pada arah tegak dengan bantuan
waterpass.
4. Lakukan penekanan tiang pancang sampai mencapai daya dukung
yang diinginkan yaitu 200% dari yang direncanakan.
5. Apabila penekanan belum mencapai daya dukung yang direncanakan
dan tiang perlu disambung, pemancangan dapat dihentikan sementara
untuk penyambungan tiang.

5
Proses penyambungan tiang :
a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada steel plat seperti pada
tiang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang pertama, sehingga
sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi
satu.
c. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling
pertemuan kedua pelat ujung.
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan bahan anti karat.
6. Proses pemancangan tiang tersebut harus dicatat (Pilling Record)
tekanan yang timbul vs kedalaman tiang tertanam.
7. Selama proses pemancangan tersebut lakukan pengukuran kembali
posisi as tiang terhadap titik bantu (tiap 2 meter kedalaman tiang
tertanam).
8. Bila proses pemancangan tiang telah mencapai tekanan maksimum yang
diperlukan , maka proses penekanan selesai. Apabila berakibat tiang
terdapat sisa diatas permukaan tanah, maka tiang tersebut harus dipotong
rata tanah untuk memberikan jalan kerja bagi alat pancang untuk
berpindah ketitik yang lain.

1 2

Mengangkat tiang pancang oleh crane Tiang pancang dimasukkan ke alat pancang

3 4

Menjepit tiang dengan penjepit alat Setelah selesai pemancangan, crane


pancang dan memulai memancang mengambil tiang yang kedua & melakukan
dengan alat tekan hidraulik proses pertama

6
C. Quality Control

1. Kondisi Fisik Tiang :


a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Tiang tidak boleh mengalami retak selama pemancangan.
2. Toleransi :
• Verticalilty tiang diperiksa secara periodik selama proses
pemancangan berlangsung.
3. Penetrasi :
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap satu
meter untuk mendeteksi penetrasi tiang per satu meter.
4. Final Set :
Pemancangan dihentikan apabila telah tercapai final set
(Nilai tekan yang terbaca pada dial compression sudah tercapai)

Alat pancang Hydraulic Hammer

7
Jenis dan Tipe Tiang Pancang

1. Kayu atau timber

Toe Protection

8
2. H-Pile

Toe Protection

3. Pipe

9
4. Prestress Concrete

PC Spun Pile PC Spun Square Pile PC Triangular Pile

5. Composite

10

Anda mungkin juga menyukai