Anda di halaman 1dari 7

Tugas Mata Kuliah Teknik Pelaksanaan Alat Berat

“TIANG PANCANG”

Novita Gusmayati M 165060101111044

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
DESKRIPTIF TIANG PANCANG
Secara definitif, tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari berbagai bahan
bangunan (kayu, beton atau baja) yang digunakan untuk mentransmisikan beban-beban permukaan
ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah dalam massa tanah. Hal tersebut dapat merupakan
distribusi vertikal dari beban sepanjang poros tiang pancang atau pemakaian beban secara langsung
terhadap lapisan yang lebih rendah sepanjang ujung tiang pancang.

Pondasi tiang pancang digunakan untuk mentransfer beban yang dipikul pondasi (struktur serta
penggunanya) ke lapisan tanah yang dalam, dimana dapat dicapai daya dukung yang lebih baik.
Pondasi tiang pancang ini juga berguna untuk menahan gaya angkat akibat tingginya muka air tanah
dan gaya dinamis akibat gempa.

Jika dilihat dari pemakaiannya, maka pondasi tiang pancang dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
tiang pancang tunggal dengan tiang pancang kelompok. Pondasi tiang digolongkan berdasarkan
kualitas bahan material dan cara pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan,
tiang pancang dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu – beton dan baja – beton).

MATERIAL TIANG PANCANG


Tiang Pancang Kayu :
1. Kayu Yg Kuat (Kayu Berlian)
2. Baja Tulangan
3. Sepatu Tiang Pancang
4. Palu yang beratnya harus sama dengan kayu
5. Gergaji
6. Pelat penyambung baja

PROSES MOBILISASI
Untuk mobilisasi tiang pancang bisa dilakukan melaui darat ataupun alat untuk mencapai proyek
untuk alat transportasi biasanya menggunakan pontoon, trailer maupun boogy, tentunya sebelum
menentukan alat apa yg digunakan kita harus melakukan pertimbangan terlebih dahulu untuk
kelebihan dan kekurangan baik melalui darat ataupun laut.
PELAKSANAAN PEMANCANGAN
Tiang Pancang Kayu
1. Kepala Tiang Pancang
Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan pada kepala tiang pancang harus
diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan pemangkasan kepala tiang pancang sampai
penampang melintang menjadi bulat dan tegak lurus terhadap panjangnya dan memasang
cincin baja atau besi yang kuat atau dengan metode lainnya yang lebih efektif. Setelah
pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap panjangnya
sampai bagian kayu yang keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
Bila tiang pancang kayu lunak membentuk pondasi struktur permanen dan akan dipotong
sampai di bawah permukaan tanah, maka perhatian khusus harus diberikan untuk
memastikan bahwa tiang pancang tersebut telah dipotong pada atau di bawah permukaan
air tanah yang terendah yang diperkirakan. Bilamana digunakan pur (pile cap) dari beton,
kepala tiang pancang harus tertanam dalam pur dengan kedalaman yang cukup sehingga
dapat memindahkan gaya. Tebal beton di sekeliling tiang pancang paling sedikit 15 cm dan
harus diberi baja tulangan untuk mencegah terjadinya keretakan.

2. Sepatu Tiang Pancang


Tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu yang cocok untuk melindungi ujung tiang selama
pemancangan, kecuali bilamana seluruh pemancangan dilakukan pada tanah yang
lunak. Sepatu harus benar-benar konsentris (pusat sepatu sama dengan pusat tiang pancang)
dan dipasang dengan kuat pada ujung tiang. Bidang kontak antara sepatu dan kayu harus cukup
untuk menghindari tekanan yang berlebihan selama pemancangan

3. Pemancangan
Pemancangan berat yang mungkin merusak kepala tiang pancang, memecah ujung dan
menyebabkan retak tiang pancang harus dihindari dengan membatasi tinggi jatuh palu dan jumlah
penumbukan pada tiang pancang. Umumnya, berat palu harus sama dengan beratnya tiang beratnya
tiang untuk memudahkan pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan selama pemancangan
untuk memastikan bahwa kepala tiang pancang harus selalu berada sesumbu dengan palu dan tegak
lurus terhadap panjang tiang pancang dan bahwa tiang pancang dalam posisi yang relatif pada
tempatnya.
PENYAMBUNGAN PANCANG
Bilamana diperlukan untuk menggunakan tiang pancang yang terdiri dari dua batang atau lebih,
permukaan ujung tiang pancang harus dipotong sampai tegak lurus terhadap panjangnya untuk
menjamin bidang kontak seluas seluruh penampang tiang pancang. Pada tiang pancang yang
digergaji, sambungannya harus diperkuat dengan kayu atau pelat penyambung baja, atau profil baja
seperti profil kanal atau profil siku yang dilas menjadi satu membentuk kotak yang dirancang untuk
memberikan kekuatan yang diperlukan. Tiang pancang bulat harus diperkuat dengan pipa
penyambung. Sambungan di dekat titik-titik yang mempunyai lendutan maksimum harus
dihindarkan.

- CONTOH METODE PEMANCANGAN


1.Persiapan
a. Penetuan alat pancang yang digunakan
Peralatan pancang yang digunakan harus mempunyai efisiensi dan energi yang memadai
Berikut ini table kesesuaian tiang pancang dan alat pancang
b. Rencanakan final set tiang pemancang untuk menentukan pada kedalaman dimana
pemancang tiang dapat dihentikan berdasarkan data tanah dan data jumlah pukulan
terakhir (final set)
c. Rencanakan Urutan Pemancang, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat.
Lokasi stock material agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangannya
d. Tentukan titik pancang dengan theodolit dan tandai dengan patok

2. Produk Tiang Pancang


Untuk produk tiang pancang banyak sekali yg ada dipasaran indonesia mulai dari spun pile,
square pile, Triangle Pile, Sheet Pile, dll.
Berikut tabel Produ Tiang Pancang.
A. Spun pile

B. Square Pile
3. MOBILISASI TIANG PANCANG
Untuk mobilisasi tiang pancang bisa dilakukan melaui darat ataupun alat untuk mencapai
proyek untuk alat transportasi biasanya menggunakan pontoon, trailer maupun boogy,
tentunya sebelum menentukan alat apa yg digunakan kita harus melakukan pertimbangan
terlebih dahulu untuk kelebihan dan kekurangan baik melalui darat ataupun laut.

4. Proses Pemancangan
a. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok titik
pancang yang telah ditentukan.
b. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap tiang.
c. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang dipasang pada helmet yang
telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
d. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
e. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang “backstay’ sambil
diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang betul - betul vertikal.
f. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem dengan ‘center gate” pada
dasar “driving lead” agar posisi tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk
tiang batang pertama.
g. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer secara kontinyu ke
atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
h. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk penyambungan batang berikutnya bila
level kepala tiang telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah keras yang
diharapkan belum tercapai.

Proses penyambungan tiang :


 Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada
batang pertama.
 Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehingga sisi-
sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
 Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua pelat
ujung.
 Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. selesai penyambungan, pemancangan
dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat
diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai