Anda di halaman 1dari 11

Metode Pancang di Air

1. Jenis Tiang Pancang dan Alat Pancang


 Jenis Tiang Pancang : kayu, beton bulat, beton persegi, baja.
 Jenis Alat Pancang : Alat Pancang Uap, Diesel/Diesel Hammer, Hydraulic Jack
Hammer
 Petunjuk pemakaian type Hammer dengan tiang pancang

Diameter (mm) 300 350 400 450/500 600


Hammer 25 25 25/35 35 35/45

2. Metode Pengukuran
Untuk menentukan as titik pancang digunakan titik-titik bantu yang diletakkan diluar
areal yang akan dipancang dan dibuat dari patok kayu. Dua buah theodolite
diletakkan pada absis dan koordinat sesuai titik as yang akan dipancang. Sudut
theodolite disetel tegak lurus sumbu memanjang patok, apabila as tiang pancang
yang disetting sesuai as yang ada pada kedua theodolite tersebut maka tiang
pancang sudah tepat pada posisinya.
Untuk pemancangan miring perlu diadakan alat kontrol lagi yaitu sebuah patok tiang
bendera didarat dan dua buah bendera diponton pancang.
Sedangkan untuk kemiringan vertikal bisa langsung diset pada crane pancang dan
diukur dengan busur.
3. Metode Handling Tiang Pancang
 Tiang Pancang diangkut kelokasi dengan trailer, tiang pancang ditumpu kayu
pada dua tumpuan dan keseluruhan diikat dengan rantai, serta diberi stoper
ditepi bak angkut untuk mencegah jatuh/tergelincir selama transportasi.
 Penurunan tiang pancang digunakan dengan alat crane dan dihindarkan dari
hentakan atau kejut.
 Dua buah bantalan kayu ditempatkan dengan jarak 1/5 panjang tiang pancang
dari ujung-ujung tiang pancang.
 Setelah tiang pancang duduk pada tumpuan maka diberi stoper ditepi untuk
mencegah tiang pancang menggelinding.
 Untuk penumpukan tiang pancang beton maximum tumpukan dilapangan dua
susun/dua layer.
 Untuk tiang baja maximum tumpukan lima susun, tetapi tiap tiang satu dengan
yang lain di clam atau diikat.
4. Metode Pemancangan
 Ponton Pancang diletakkan dekat dengan lokasi penumpukan tiang pancang.
 Tiang pancang dipindahkan (loading) dari lokasi stock yard keatas ponton dengan
alat crane. Jumlah tiang pancang yang diloading keponton pancang disesuaikan
dengan kapasitas ponton dan olah gerak crane pancang.
 Ponton mengambil posisinya pada areal yang akan dipancang dengan jalan
menarik tali jangkar.
 Tiang pancang diikat dengan sling angkat crane pada jarak 0,29L dari ujung tepi.
 Hammer diangkat dan disusul tiang pancang sambil ujung tiang pancang
dimasukkan kedalam helmet yang sudah ada pada hammer tersebut.
Pengangkatan diteruskan sampai tiang betul-betul menggantung.
 Clamp penuntun/giide clamp dipasang dileader bagian bawah yang berguna
untuk memegang tiang bagian bawah agar posisi tiang pancang sejajar dengan
terhadap leader.
 As tiang pancang diletakkan pada as rencana titik pancang dengan jalan
menggeser-geser ponton pancang sampai diperoleh as tiang pancang benar-
benar pada posisinya.
 Tiang pancang perlahan-lahan diturunkan kedasar air sampai tiang pancang
menumpu pada dasar baru hammer dihidupkan dengan mengangkat palu
memakai sling angkat yang ada pada crane dan secara otomatis palu akan jatuh
dan diesel hammer akan hidup.
 Pengetesan Tiang Pancang
o Secara visual pemancangan sudah sampai tanah keras apabila saat
dipukul sedikit sekali mengalami penurunan (kurang dari 2 mm), hal ini
berarti tiang pancang sudah kokoh.
o Dengan kertas grafik (Kalendering) yang ditempelkan pada tiang pancang
dan pena ditumpukkan pada tumpuan yang diam, sehingga bila
pergerakan didapat untuk 10x pukulan tidak lebih dari 2 cm penurunan
tiang pancang.
o PDA (Pile Driving Analyzer) test, bertujuan untuk mengevaluasi daya
dukung tiang, integritas/keutuhan tiang dan penurunan tiang.

o Static Loading Test.


5. Penyambungan Tiang Pacang
 Bagian atas tiang pancang yang akan disambung dibersihkan dari kotoran tanah
dan debu, apabila terdapat lemak-lemak karat maka harus disikat dengan kawat
baja sehingga permukaan yang akan dilas bersih dari minyak dan air.
 Tiang pancang penyambung diangkat dengan crane, dimana bagian bawah tiang
pancang tersebut dipasang alat bantu clamp sehingga memudahkan setting tiang
atas terhadap tiang bawah, setelah tiang atas masuk kedalam clamp, posisi tiang
atas diluruskan terhadap posisi tiang pancang yang akan disambung dengan
memakai alat crane dan dipandu oleh juru ukur. Setelah posisi kedua tiang
pancang tersebut lurus baru diadakan pengelasan titik pada 4 lokasi yang
berguna untuk memegang sementara agar posisi keduanya tetap pada clamp
dilepas.
 Proses pengelasan dimulai dengan mengatur voltase dan arus yang ada pada
mesin las. Metode pengelasan dilakukan layer demi layer, dan setiap lapis selesai
maka kerak pada permukaan las tersebut harus dibersihkan terlebih dahulu
dengan palu chiping, sikat besi atau gerindra hal ini untuk menghindari keropos
pada hasil las.
 Pada penyambungan tiang pancang bentuk permukaan las harus jenis busur.

45⁰

caping
root
ring

filler

 Root : satu layer, kawat LB-52U dia. 3,2 (untuk mengisi celah sempit)
 Filler : tiga layer , kawat LB-52 dia. 4.0 (untuk mengisi)
 Caping : dua layer, kawat LB-52 dia. 4.0 (untuk penutup)
6. Pemotongan tiang pancang
 Pemotongan tiang pancang didahului dengan pekerjaan leveling untuk elevasi
dari titik tiang pancang yang akan dipotong.
 Pemotongan tiang pancang beton dilakukan dengan pahat dan palu beserta alat
bantu ponton atau perancah. Tiang dipahat pada elevasi yang sudah ditentukan
dan untuk menghindari retak yang menjalar kebawah dianjurkan memakai pahat
kecil dan palu, sedang tulangan yang ada dipotong dengan pahat atau dengan
blander dan bisa juga las potong, hasil potong yang tidak rata di cipping dan
dihilangkan material-material yang lepas.
7. Pemasangan Bekisting
Pemasangan Bekisting yang bagus akan menjamin hasil akhir dari beton yang bagus,
solid, dan padat.
Adapun cara pemasangan bekisting :
 Panel-panel bekisting sisi di pabrikasi ditempat terpisah
 As-as bekisting diukur dan di marking serta elevasi dileveling serta dimarking.
 Gelagar utama dipasang yang berguna sebagai balok penyangga utama bahan
cor.
 Kasau-kasau melintang berfungsi untuk ram panel dasar dipasang dengan rata.
 Papan untuk kist dasar dipasang diatas kasau tersebut sesuai as, kemudian
elevasi dan kerataan diceck.
 Panel sisi dipasang pada tempatnya dengan posisi vertikal dan sesuai as dengan
bantuan hand lot dan benang, kemudian dipasang steger untuk memegang
panel sisi tersebut.
 Rongga-rongga yang ada pada sambungan atau disudut ditutup dengan lakban.
 Bekisting dibersihkan dari kotoran dan diberi minyak kist supaya mudah
pembongkarannya.
8. Pembongkaran Bekisting
 Syarat umur beton telah tercapai
 Bekisting sisi + 30 jam setelah pengecoran
 Bekisting dasar bisa dibuka setelah kekuatan beton 60% dari kekuatan rencana.
 Pembongkaran dimulai dari steger-steger, pengunci kayu-kayu & panel.
9. Penangan Besi Beton ( handling )
Handling material
 Material besi didatangkan dari pabrik/toko ke lokasi menggunakan truck.
 Penumpukkan besi dilapangan dilaksanakan berdasarkan diameter masing-
masing besi tersebut.
 Tempat penumpukkan besi harus diberi kayu yang berfungsi sebagai bantalan
agar besi tidak langsung bersentuhan dengan tanah, dan terlindung atap.
 Besi yang sudah dipotong bengkok dikumpulkan disuatu tempat (stok) dan diikat
tiap 10 batang dengan bendrat dan diberi kode untuk memudahkan
pengontrolan.
 Besi-besi tersebut diletakkan pada alas papan supaya tidak kena air atau tanah
dan ditutup diberi atap terpal.
10. Pelaksanaan potong bengkok besi
 Dari gambar shopdrawing diuraikan dalam daftar panjang potongan besi beserta
jumlahnya. Sehingga bisa diketahui besi beton yang harus diadakan dan sisa
potongan besi yang terbuang ( Waste ).
 Besi beton dipotong sesuai dafar pemotongan dan setelah jumlahnya terpenuhi
baru diadakan pembengkokan.
 Besi beton yang sudah dipotong dipasang atau distok dulu sesuai langkah
penanganan besi beton diatas.
 Untuk membuat daftar potong bengkok besi perlu diperhatikan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut.

11. Pemasangan besi beton


 Besi Beton dipasang setelah bekisting dasar atau lantai kerja terpasang.
 Tulangan sengkang ( cincin ) diambil sesuai rencana dan didirikan / diletakkan
diantara span yang akan dipasang.
 Tulangan memanjang dimasukkan kedalam tulangan cincin dan beberapa cincin
diletakkan diatas beton dekking yang sudah disiapkan.
 Pada kist dasar diberi marking pada sisi kanan dan kiri dengan jarak sesuai
dengan jarak antar cincin yang akan dipasang.
 Dua batang tulangan bawah diikat dengan cincin pada sudutnya.
 Tulangan atas tersebut diberi marking jarak pada kanan dan kiri.
 Semua cincin diikat dengan bendrat dengan ikatan silang tepat pada marking
sehingga cincin akan terpasang dengan jarak yang sama dan posisinya vertikal
sama rapi.
 Beton decking dasar dan sisi dipasang dan dilanjutkan dengan pembersihan.
 Untuk penulangan plat pada prinsipnya sama yaitu membuat marking dengan
pada kist dasar sesuai dengan jarak rencana antar besi.
12. Pekerjaan Pengecoran
a) Pekerjaan Persiapan.
Pekerjaan Persiapan Meliputi :
 Pemesanan beton bila beton dibeli.
 Pemesanan peralatan yang disewa seperti Concrete Pump.
 Penyiapan alat-alat bantu seperti jempatan cor, ponton cor, penerangan.
 Penyiapan tenaga kerja.
 Penyiapan peralatan pengetesan seperti Slump, Cetakkan kubus.
 Penyiapan jalan kerja.
b) Metode Pengecoran
 Jempatan cor dipasang untuk tempat berpijaknya pekerja dan mesin
vibrator.
 Beton diangkut dari batching plat ke proyek dengan truck mixer kap 7
m3.
 Sebelum beton dituang atau dicor, dilakukan test slump untuk setiap
truck dan dibuat sampel untuk test kuat desak.
 Beton dituang dengan concrete pump dengan kap 20 m3/jam dan
jangkauan 25 m, sehingga diperlukan interval concrete mixer tiap 20
menit.
c) Pemadatan
 Begitu beton dituang langsung dilakukan pemadatan dengan vibrator
concrete.
 Proses pemadatan dilakukan dengan memasukkan stang vibrator
kedalam beton basah sehingga beton akan bergetar dan gelembung
udara yang terperangkap akan naik sehingga beton jadi padat ( tidak
berongga ).
 Jumlat alat pemadat yang berhubungan dengan kecepatan pengecoran
adalah :
Kecepatan cor Jumlah Vibrator
4 m3/jam 2
8 m3/jam 3
12 m3/jam 4
16 m3/jam 5
20 m3/jam 6
d) Finnishing Permukaan
 Finnishing untuk cool joint ialah permukaan dibuat kasar, dibuat alur-
alur, dihindarkan material yang lepas sehingga beton akan yang akan
dicor diatasnya bisa menyatu.
 Finnishing untuk lantai dilakukan sebagai berikut.
 Dipasang pipa dia 3 cm untuk dudukan jidar di kanan dan kiri dengan
jarak 5 m dan disetel pada elevasi lantai. Dudukan ini ditopang oleh
mangkuk dan stek yang dilaskan pada besi beton. Jidar dibuat dari
batang box aluminium 12 x 6 mm dengan panjang maximum 6 meter.
 Setelah beton dituang dan dipadatkan jidar ditaruh diatas pipa tersebut
kemudian sambil ditekan jidar digerakkan kekanan dan kekiri sambil
sedikit demi sedikit digerakkan kearah maju. Beton akan diratakan oleh
jidar sehingga permukaan rata.
 Satu jam setelah itu baru diriskam dengan kayu sampai acian keluar
dipermukaan dan baru difinishing dengan garuk.
e) Curing Berton
 Tujuan untuk menjaga agar tidak terjadi penguapan air yang berlebihan
pada permukaan yang mengakibatkan permukaan retak-retak.
 Untuk balok, curing dipakai karung goni yang ditutupkan pada
permukaan atas balok dan karung dibasahi dengan air setiap pagi, siang,
dan sore.
 Untuk beton lantai curing dilakukan dengan membuat tanggul dari
plester ditepi lantai dan menggenangi permukaan lantai tersebut setinggi
5 cm.
 Lamanya pekerjaan curing adalah 4 hari dari saat pengecoran.

Anda mungkin juga menyukai