Oleh
DIANA SYENLI AKHIRTA
NIM : 162210727
Pembimbing
Roida Sinaga, S.Gz
2.2.2 Klasifikasi
Hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu hipertensi
sistolik, hipertensi diastolik, dan hipertensi campuran. Hipertensi sistolik
(isolated systolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan sistolik
tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada
usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan dengan tingginya tekanan pada
arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung). Tekanan sistolik
merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil
pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) merupakan peningkatan tekanan
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan
pada anak anak dan dewasa muda.
2.2.3 Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan
tekanan darah secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang
berusaha untuk mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka
panjang reflek kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol
yang bereaksi segera. Kestabilan tekanan darah jangka panjang
dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah cairan tubuh yang
melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
3.2 Assesment/Pengkajian
1. Data Antropometri
Tinggi Badan : 150 cm
Lila : 40 cm
Berat Badan berdasarkan LiLA :
LLA yang diukur
BB = x(TB−100)
LLA Standar Cerra
40
BB = x (150−100)
28.5
BB = 70 kg
BBI = 50 kg
IMT = BB (kg)/[TB(m)]2 =70 kg/(1,50 m) 2= 31,1 kg/m2
Penilaian : status gizi pasien adalah obesitas kelas 1 (WHO,2015)
2. Data Biokimia
Tabel 3.2.2. Data Biokimia Awal Masuk Rumah Sakit
No Pemeriksaan Nilai Lab Nilai Standart Penilaian
1. ALT 31 IU/L 0 – 31 IU/L Normal
2 AST 27 IU/L 0 – 31 IU/L Normal
3 Glukosa 83 mg/dl 74 - 106 mg/dl Normal
4 Hb 11,9 mg/dl 12-14 mg/dl Rendah
5 Trombosit 313000/ml 140000-400000/ml Normal
6 Leukosit 10100 /ml 4000 - 10000/ml Tinggi
7 Klorida 111,5 mmol/l 100-106 mmol/l Tinggi
8 Natrium 139,5 mmol/l 135 – 147 mmol/l Normal
9 Kalium 3,94 mmol/l 3 – 5 mmol/l Normal
10 GDP 83 mg/dl <110 mg/dl Normal
Sumber : Data laboratorium rumah sakit
Penilaian :Hb rendah, klorida dan leukosit tinggi
3. Data Klinik
Tabel 3.2.3 Data Klinik Awal Masuk Rumah Sakit
No Pemeriksaan Hasil Standar Keterangan
1 TD 165/80 mmHg 120/80 mmHg Tinggi
2 Nadi 81x/menit 60-100x/menit Normal
3 Suhu 36,50C 36-370C Normal
4 RR 25x/menit 14-20 x/menit Tinggi
sumber : Pemeriksaan fisik
KU : Sedang
Kesadaran : CM
nafas terasa sesak
nyeri ditangan kiri tidak bisa digerakkan
mual
nafsu makan menurun
Penilaian : Pasien Hipertensi grade 2, nafas terasa sesak,mual,
KU sedang, dan kesadaranCM,
4. Data Dietery/riwayat gizi
Kebiasaan makan :
- Makan tidak teratur 2-3x sehari ( 2sdmagic ± 140 gr)
Pagi hari pasien biasanya makan nasi (±150gr) dengan sepotong
daging (± 35 gr),sayur(± 3 sdm) begitu juga dengan siang, dan sore.
- Protein nabati : tahu dan tempe (40 gr) mengkonsumsi 3x/minggu
- Protein hewani : ikan tawar 1 ekor kecil (±50gr), ikan lele 1 ekor kecil
(±45gr), ayam 1 ptg kcl (±40gr), ikan asin 2sdm (±20gr)
- Makan sayur 2x/seminggu (bayam, wortel, kembang kol) (4sdm
@40gr)
- Makan buah 4xseminggu yaitu buah pisang (±100gr), pepaya
(±100gr), mangga(±150gr)
- Makan jeroan kadang-kadang 2xsebulan
- Alergi : ikan laut dan telur
- Dalam pengolahan makanan sering menggoreng 4x seminggu dan
menggulai 2x seminggu
- Setiap pagi minum teh manis ( gula diabetasol 1 bks@4gr)
- Mengonsumsi bakso 1xsebulan @100 gr
- Suka mengonsumsi cemilangorengan seperti tahu isi, bakwan, pisang
goreng 1-2x/seminggu @50 gr 1 bh
- Suka minum kopi luwak white coffe (1xsebulan)
- Suka ngemil cemilan ringan seperti : keripik, makaroni dan makanan
ringan
Recall dirumah sakit sebelum intervensi 24 jam :
Pagi
Nasi 3 sdm (60 gram)
daging (35 gr)
sayur (50 gr)
jeruk (100 gr)
Snack Siang
pinukuik (50 gr)
Siang
Nasi 2 sdm (55 gr)
lele goreng (40 gr)
tempe 1 ptg kcl (27 gr)
sayur (73 gr)
pepaya (100 gr)
Malam
Nasi 3 sdm (60 gr)
ikan (12 gr)
tempe 1 ptg kcl (26 gr)
sayur (70 gr)
jeruk (100gr)
4.1 Monitoring
4.1.1 Data Antropometri
Antropometri memiliki makna ukuran tubuh, sehingga dapat dikatakan
bahwa antropometri merupakan pengukuran dimensi tubuh manusia.Antropometri
terdiri dari beberapa pengukurab, antara lain pengukuran pengukuran tinggi badan
(TB) yang merupakan jarak yang diukur antara tumit bawah kaki dengan pncak
kepala pada saat berdiri,dan berat badan (BB) yang merupakan gambaran massa
tubuh seseorang. Pada kondisi tertentu, dimana tinggi badan dan atau berat badan
tidak dapat diukur dapat digunakan panjang badan, tinggi lutut (TL), Pengukuran
lain seperti lingkar lengan atas (LiLA), tebal lipatan kulit (skinfol), panjang ulna,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggang, dan lingkar pinggul dapat
dilakukan sesuai kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan
membandingkan beberapa ukuran tersebut diatas misalnya Indeks Massa Tubuh
(IMT) yaitu ratio BB terhadap TB.
Pemeriksaan fisik yang paling sederhana untuk melihat status gizi pada
pasien rawat inap adalah BB. Pasien sebaiknya ditimbang dengan menggunakan
timbangan yang akurat/terkalibrasi dengan baik. Berat badan akurat sebaiknya
dibandingkan dengan BB ideal pasien atau BB pasien sebelum sakit. Pengukuran
BB sebaiknya mempertimbangkan hal-hal diantara nya kondisi kegemukan dan
edema. Kegemukan dapat dideteksi dengan perhitungan IMT. Namun, pada
pengukuran ini terkadang terjadi kesalahan yang disebabkan oleh adanya edema.
Berikut data antropometri pasien selama intervensi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.1.1 Data Antropometri
Lila 40 40 Tetap
TB 150 150 Tetap
Berdasarkan hasil data fisik pada tabel diatas diketahui pada pemeriksaan
fisik bahwasanya pasien setiap hari mengalami nyeri pada tangan kiri saat
digerakkan. Pasien mengalami anorexia selama empat hari (12,16,17 dan 18) dan
mengatakan nafsu makan sudah mulai membaik pada hari ke lima. Namun, pada
masih merasakan mual dari awal intervensi sampai akhir intervensi.
4.1.4 Data Klinik
Data klinik merupakan data yang merupakan hasil pemeriksaan fisik, meliputi
tekanan darah, denyut nadi, kecepatan respirasi dan suhu tubuh. Berikut hasil data
klinis dapat dilihat pada tabel sebagai berikut ini :
Tabel 4.1.4 Data Klinik
No Parameter Hasil pemeriksaan Nilai rujukan ket
12 okt 16 okt 17 okt 18 okt 19 okt 20 okt 21 okt
2019 2019 2019 2019 2019 2019 2019
1 Tekanan 166/9 140/9 140/7 110/8 120/8 120/7 120/7 120/80 mmHg Turun
darah 0 0 0 0 0 0 0
2 Suhu 36,5 36,7 36 36 36,5 37 36,5 36.5 – 37.5 0C Turun
3 Nadi 81 80 78 80 85 82 80 60-100 Turun
kali/menit
4 RR 25 20 20 20 18 22 19 14-20 kali/menit Turun
Berdasarkan tabel diatas, data klinis yang telah diketahui bahwasannya
tekanan darah mengalamikenaikan dan melebihi batas normal,namun pada hari ke
4 tekanan darah pasien kembali normal.Kecepatan respirasi pasien tetap dan
berada pada rentang normal, Denyut nadi meningkat tetapi masih berada pada
rentang normal.
4.1.5 Asupan Gizi Pasien
Asupan gizi pasien merupakan data intake makanan dan minuman pasien
setiap hari melalui oral. Hasil monitoring asupan pasien dilakukan dengan cara
food weighing atau penimbangan berat awal dan berat sisa makanan pasien dan
recall 24 jam dengan wawancara kepada keluarga pasien tentang asupan harian
pasien. Anamnesis riwayat gizi secara kualitatif dilakukan untuk memperoleh
gambaran kebiasaan makan/pola makan sehari berdasarkan frekuensi penggunaan
bahan makanan. Anemnesis secara kuantitatif dilakukan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi sehari melalui “recall” makanan 24 jam dengan alat
bantu “food model” atau buku foto makanan. Kemudian dilakukan analisis zat gizi
yang merujuk kepada daftar makanan, sehingga dapat diketahui total asupan zat
gizi perhari.
Tabel 4.1.5 Asupan Gizi Pasien
Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat
Hari Kel
ZAT GIZI KEBUTUHAN
(16 Oktober (17 Oktober (18 Oktober (19 Oktober (20 Ok
2019) 2019) 2019) 2019) 201
Asupan % Asupan % Asupan % Asupan % Asupan
Energi (kkal) 1601,09 970,2 57 % 1003,8 63 % 602,9 38% 1014,8 63 % 1028,8
Protein (gr) 56 34,2 59 % 28,8 51 % 31,2 56 % 40,3 72 % 35,4
Lemak (gr) 35,5 17,9 50 % 17,2 48 % 13,1 37 % 19,1 54 % 20,1
KH (gr) 264,218 174,9 62 % 190,5 72 % 93,8 36 % 172,4 65 % 182,4
Vitamin B6 25 1,2 5% 0 0% 1,4 6% 2,1 8% 1,6
Vitamin B12 100 1,6 2% 1,2 1% 2,3 2% 2 2% 1,2
Vitamin D 15 0,1 1% 0 0% 4,3 29 % 0,5 3% 0
Vitamin E 15 0,2 1% 0,3 2% 1,2 8% 1,3 9% 5,8
Natrium (mg) 600 575,55 96 % 544,25 91 % 398,35 66 % 594,75 99 % 557,65
Kolestrol (gr) <300 18,5 6% 18,5 6% 39,7 13 % 53,8 18 % 37
Kalsium 1200 787 66 % 534,1 45 % 421,3 35 % 461,3 38 % 663,9
Kalium (mg) 4700 1957,4 42 % 1672,2 36 % 1136,46 24 % 1359,3 29 % 2264,1
Fe (mg) 8 4,6 58 % 5,1 64 % 1,9 24 % 4,9 61 % 4,4
PUFA 216,57 2,9 1% 1,7 1% 2,5 1% 1,8 1% 3,6
Serat 25 11,2 44 % 8,56 34 % 4,1 16 % 7,5 30 % 10,6
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa asupan zat gizi pasien selama enam hari intervensi
sebagai berikut :
1. Energi
Energi yang dibutuhkan pasien adalah 1601,09 kkal per hari, yang diperoleh dari
perhitungan menggunakan rumus Harris benedict dengan mempertimbangkan faktor aktivitas
dan faktor stress. Selama intervensi rata-rata kebutuhan energi terpenuhi adalah 57% dari
total kebutuhan.
Peningkatan asupan pasien digambarkan pada grafik berikut :
Asupan energi
70
63 63 64
60 58 57 55
50
40 38
30
Asupan energi
20
10
0
2. Protein
Protein yang dibutuhkan pasien adalah 56 gram per hari, yang diperoleh dari perhitungan
0,8kkal/kgBB. Selama intervensi rata-rata kebutuhan protein terpenuhi adalah 59 % dari total
kebutuhan,namun belum mencukupi kebutuhan tubuh.
Peningkatan asupan pasien digambarkan pada grafik berikut :
Asupan Protein
80
70 70 72
60 59 63
56
50 51 50
40
30 Asupan Protein
20
10
0
3. Lemak
Lemak yang dibutuhkan pasien adalah 35,5 gram per hari, yang diperoleh dari
perhitungan 20% kebutuhan energi total. Selama intervensi rata-rata kebutuhan lemak
terpenuhi adalah 52% dari total kebutuhan.
Peningkatan asupan pasien digambarkan pada grafik berikut :
Asupan Lemak
70
65
60
56 57
54
50 50 48
40
37
30
Asupan Lemak
20
10
0
4. Karbohidrat
Karbohidrat yang dibutuhkan pasien adalah 264,218 gram per hari, yang diperoleh
dari perhitungan 65% kebutuhan energi total. Selama intervensi rata-rata kebutuhan
karbohidrat terpenuhi adalah 60% dari total kebutuhan.
Peningkatan asupan pasien digambarkan pada grafik berikut :
Asupan Karbohidrat
80
70 72 69
62 65
60 58 57
50
40
36
30 Asupan Karbohidrat
20
10
0
5. Serat
Serat yang dibutuhkan pasien adalah 25 gram per hari.Selama intervensi rata-rata
kebutuhan serat terpenuhi adalah 31% dari total kebutuhan, dengan kata lain tidak mencukupi
kebutuhan tubuh.
6. Vitamin dan mineral
Selama intervensi rata-rata asupan vitamin dan mineral belum memenuhi kebutuhan
sesuai Angka Kecukupan Gizi, Untuk mineral, yaitu natrium tidak melebihi dari natrium
yang dibutuhkan untuk RG 2.
7. Kolesterol
Selama intervensi rata-rata asupan kolesteroltidak melebihi dari 300 mg, yaitu 178,8 mg
selama enam hari.
Secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa asupan pasien selama intervensi
dapat meningkat dari asupan sebelum intervensi, namun ada juga asupannya menurun
dikarenakan pasien adalah pasien ok dan masih mual.Hal ini menunjukkan adanya
keberhasilan edukasi dan perencanaan makan sehingga meningkatkan asupan pasien.
4.2 Monitoring Evaluasi Konsultasi Gizi Pasien
Konsultasi gizi adalah ilmu dan seni memberikan pelayanan profesional bagi seseorang
(klien) yang menghadapai masalah gizi dan perilaku makan guna mencari alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi sesuai harapan dan keunikannya (Hardinsyah, 2001.
Konsultasi Gizi).
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sitematik dengan paduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/upaya untuk
mengatasi masalah tersebut.
Materi yang diberikan kepada pasien dan keluarga berupa pemahaman mengenai diit
hipertensi, jantung dan bahan pangan penukar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menjalani proses diit seperti makanan yang harus dibatasi, jumlah asupan karbohidrat,
protein, dan lemak yang harus dikonsumsi. Selain itu, pasien dan keluarga diberikan leaflet
edukasi mengenai penyakit diabetes mellitus dan bahan pangan penukar. Pasien dan keluarga
paham terhadap apa yang sudah dijelaskan, dan ada keinginan untuk melakukan diit tersebut.
Kemudian, pasien merasa termotivasi atas dukungan dari keluarga dan diri sendiri untuk
melakukan diit tersebut.