Anda di halaman 1dari 6

URUTAN PEMANCANGAN

Click to edit Master title style

Click to edit Master METODE


text styles
Second level KONSTRUKSI
Third level
Inovasi Untuk Solusi

Fourth level PONDASI TIANG PRECAST


Fifth level

PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 1 1


Inovasi Untuk Solusi

METODE :

A. PERSIAPAN
1.Penentuan alat pancang yang digunakan :
Peralatan pancang yang dipakai harus mempunyai efisiensi dan energi yang memadai
Pile Hidrolik Diesel, Kobe or equivalent
Diameter K22/K25 K32/K35 K45/KB45
(mm)
350 x
400 x
450 x x
500 x
600 x x
Ra ng e o f w o rking 40 - 140 80 - 230 140 - 320
lo a d (to n)
Catatan :
1.Tabel diatas memberikan rekomendasi secara umum untuk hidrolik diesel.
2.Pemilihan jenis alat secara tepat harus memperhitungkan panjang tiang, daya dukung tiang dan kondisi
tanah.
3.Rencanakan final set tiang :
4.Untuk menentukan pada kedalaman mana pemancangan tiang dapat dihentikan, berdasarkan data tanah dan
data jumlah pukulan terakhir (final set).
5.Rencanakan urutan pemancangan, dengan pertimbangan kemudahan manuver alat. Lokasi stock material
agar diletakkan dekat dengan lokasi pemancangannya.
6.Tentukan titik pancang dengan theodolith dan tandai dengan patok.
PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 2
Inovasi Untuk Solusi

B. PROSES PEMANCANGAN

1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as


hammer jatuh pada patok titik pancang yang telah
ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada
setiap tiang.
3. Tiang didirikan disamping “driving lead” dan kepala tiang
dipasang pada helmet yang telah dilapisi kayu sebagai
pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok
pancang yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur
Mmax = w L2/8
panjang “backstay” sambil diperiksa dengan waterpass
sehingga diperoleh posisi yang betul-betul vertikal. (a)
6. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah tiang diklem
dengan “center gate” pada dasar “driving lead” agar posisi Mmax = w L2/32
tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk
tiang batang pertama. L/4 L/2 L/4
7. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan
menjatuhkan hammer secara kontinyu ke atas helmet yang (b)
terpasang diatas kepala tiang.
Mmax = 0,021 w L2
8. Pemancangan dapat dihentikan sementara untuk
penyambungan batang berikutnya bila level kepala tiang
0,207 L 0,586 L 0,207 L
telah mencapai level muka tanah sedangkan level tanah
keras yang diharapkan belum tercapai. (c)

PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 3


Inovasi Untuk Solusi

Proses penyambungan tiang :


a. Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti
yang dilakukan pada batang pertama.
b. Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang
pertama sedemikian sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua
tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu
c. Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di
sekeliling pertemuan kedua pelat ujung.
d. Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat

9. Selesai penyambungan, pemancangan dapat dilanjutkan seperti


yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat
diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang
ditentukan.
10. Pemancangan tiang dapat dihentikan (selesai) bila ujung bawah
tiang telah mencapai lapisan tanah keras/final set yang
ditentukan.
11. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang
ditentukan sesuai shop drawing.

PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 4


Inovasi Untuk Solusi

C. QUALITY CONTROL

1. Kondisi Fisik Tiang :


a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat.
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan.

2. Toleransi :
Vertikalitas tiang diperiksa secara periodik selama prosespemancangan berlangsung. Penyimpangan arah vertikal
dibatasi tidak lebih dari 1 : 75 dan penyimpangan arah horisontal dibatasi tidak lebih dari 75 mm.

3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk mendeteksi
penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.

4. Final set :
Pemancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.

PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 5


Inovasi Untuk Solusi

Detail 1
Tiang pancang

Kertas
milimeter

1 Alat tulis

Dudukan
Sambungan
Las

1. Pemancangan tiang 2. Penyambungan tiang 3. Kelendering/final set

PT. HUTAMA KARYA (Persero) – DIVISI GEDUNG 6

Anda mungkin juga menyukai