tertentu di atas tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh mengenai
bagian atas tiang. Untuk menghindari menjadi rusak akibat tumbukan ini,
pada kepala tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan
energi atau shock absorber. Biasanya cap dibuat dari kayu.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan. Jumlah jatuhnya palu
permenit dibatasi pada empat sampai delapan kali.
Keuntungan dari alat ini adalah :
a. investasi yang rendah
b. mudah dalam pengoperasian
c. mudah dalam mengatur energi per blow dengan mengatur tinggi
Kekurangan dari alat ini adalah :
a. kecepatan pemancangan yang kecil
b. besar kemungkinan rusaknya tiang akibat jatuh yang tinggi
c. kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada
permukaan tanah
d. tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh
pada patok titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap
lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada
helmet yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala
tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang
yang telah ditentukan.
5. Penyetelan vertikal tiang dilakukan dengan mengatur panjang backstay
sambil diperiksa dengan waterpass sehingga diperoleh posisi yang
betul-betul vertikal. Sebelum pemancangan dimulai, bagian bawah
tiang diklem dengan center gate pada dasar driving lead agar posisi
tiang tidak bergeser selama pemancangan, terutama untuk tiang
batang pertama.
6. Pemancangan dimulai dengan mengangkat dan menjatuhkan hammer
secara kontiniu ke atas helmet yang terpasang diatas kepala tiang.
D.
Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala
tiang
tidak
boleh
mengalami
keretakan
selama
pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi
tiang
diperiksa
secara
periodik
selama
proses