Anda di halaman 1dari 4

Risiko yang Mungkin Terjadi pada Pekerjaan Pemancangan Pondasi untuk Pondasi

Dalam

1. Keterlambatan Mobilisasi Peralatan dan Pekerja


Keterlambatan mobilisasi peralatan dan pekerja disebabkan karena kondisi jalan ke area
proyek yang rusak, sehingga menyebabkan mobilisasi peralatan menjadi terlambat.
2. Keterlambatan Pengadaan Material Proyek
Pengadaan material proyek seperti tiang pancang, besi tulangan dan semen (logistik
proyek) yang mengalami keterlambatan akibat keterlambatan pengurusan kontrak jual
beli (order) antara kontraktor dan supplier. Kondisi jalan masuk dari jalan utama menuju
lokasi proyek yang kurang lebar dan rusak berat juga mengakibatkan keterlambatan.
3. Kondisi Peralatan dan Produktivitas Pekerja
Rusaknya peralatan pada saat melaksanakan pekerjaan disebabkan kondisi peralatan
tidak sesuai dengan klasifikasi standar sehingga mengakibatkan keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, misalnya excavator yang dalam beberapa hari rusak dan tidak
dapat dioperasikan. Rendahnya produktivitas pekerja dalam melaksanakan setiap item
pekerjaan disebabkan kurangnya pengawasan dan koordinasi di lapangan.
4. Cuaca
Kurangnya antisipasi kontraktror dalam melaksanaan proyek pada musim hujan yang
curah hujan rata-ratanya tinggi mengakibatkan pelaksanaan proyek kurang optimal.
5. Retaknya Bangunan di Sekitar Lokasi Proyek
Pengaruh getaran pemancangan pada bangunan atau struktur eksisting di sekitar
pelaksanaan pemancangan.
6. Masyarakat Mengeluh Bisingnya Pekerjaan pada Poryek
Pengaruh kebisingan pekerjaan pemancangan pada lingkungan sekitar.
7. Retak atau pecahnya kepala tiang pada saat proses pemancangan
Energi pemancangan yang melebihi kemampuan tiang pancang, yang mengakibatkan
tegangan yang tinggi pada bagian kepala tiang.
8. Mutu Tiang Pancang yang Kurang Baik.
9. Tumbukan palu (hammer) yang tidak sentris terhadap sumbu tiang pancang (hammer-
pile alignment problem).
10. Tiang pancang masuk jauh lebih dalam dari perkiraan yang diberikan oleh Konsultan
Penyelidikan Tanah.
11. Tiang pancang melenceng dari alignment vertikal yang ditetapkan, pada saat proses
pemancangan.
12. Robohnya Jaringan Listrik yang Ada di Sekitar Lokasi Pemancangan.
13. Lepasnya Sambungan Las Tiang Pancang.
14. Pekerja Mengalami Gangguan Pendengaran pada Saat Proses Pemancangan.
15. Lepas nya Tiang Pancang dari Alat Pemancang Saat Proses Pengangkatan.
Rencana Penanganan/Penanggulangan Risiko pada Pekerjaan Pemancangan
Pondasi untuk Pondasi Dalam

1. Keterlambatan Mobilisasi Peralatan dan Pekerja


Perbaikan Jalan Masuk Risiko terhadap keterlambatan dapat diminimalkan dengan
melakukan perbaikan jalan masuk oleh kontraktor sehingga intensitas arus keluar masuk
dari jalan lintas menuju lokasi menjadi lancar. Kontraktor perlu mengeluarkan biaya
untuk melakukan perbaikan dan penimbunan terhadap jalan masuk.

2. Keterlambatan Pengadaan Material Proyek


Risiko terhadap keterlambatan material proyek dapat diminimalkan dengan
mempercepat pemesanan material proyek kepada supplier yang tepat. Supplier yang
tepat adalah supplier besar, terpercaya (bisa direkomendasi dari referensi Asosiasi Jasa
Konstruksi), tangguh (sudah berdiri cukup lama), jelas (lokasi dan kantornya),
mempunyai kemampuan manajemen dan finansial cukup kuat yang ditunjukkan dengan
bukti data informasi yang tepat dan akurat. Reputasi realisasi proses pengurusan mudah,
wajar, lancar, dan sesuai dengan perjanjian kontrak pembelian (order). Harga barang
atau jasa wajar (bersaing/kompetitif), dengan demikian jadwal pengiriman bisa tepat
waktu dan biaya pembelian lebih ekonomis. Kondisi jalan lintas timur yang rusak
diprediksikan menimbulkan kemacetan, dengan melakukan pengiriman lebih awal,
keterlambatan waktu pelaksanaan akibat kemacetan di perjalanan dapat dihindari.
Kontraktor tidak mem-butuhkan biaya dalam meminimalkan melakukan percepatan
pemesanan dan pemilihan supplier ini.

3. Kondisi Peralatan dan Produktivitas Pekerja


Penggunaan Peralatan Sesuai Standar
Peralatan disewa dari supplier alat berat. Risiko terhadap kondisi peralatan
diminimalisir melalui penyewaan alat berat dari supplier yang terpercaya, mempunyai
alat yang relatif baru, suku cadang tersedia, operator yang handal, dan staf teknis yang
tersedia setiap waktu.
Peningkatan Pengawasan Risiko terhadap produktivitas pekerja dapat diminimalkan
dengan meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek dengan menambah
tenaga kepala pekerja dan mandor masing-masing 1 (satu) orang. Melakukan evaluasi
kemajuan setiap pekerjaan perminggu, sehingga cepat diketahui kemajuan dan
keterlambatan yang telah dicapai dan dilakukan antisipasi. Dana yang dibutuhkan
adalah biaya upah penambahan tenaga.

4. Cuaca
Persiapan Dalam Mengantisipasi Musim Risiko terhadap musim seperti turun dan
naiknya permukaan air mengakibatkan keterlambatan pada pekerjaan pemancangan.
Kondisi ini sulit untuk diminimalisir oleh kontraktor dan dapatdikategorikanforce
majure. Akan tetapi keterlambatan waktu pelaksanaan akibat hujan dapat diantisipasi
oleh kontraktor dengan melakukan persiapan dalam menghadapi curah hujan pada saat
melaksanakan pekerjaan. Kontraktor dapat membuat terpal-terpal besar untuk
melindungi pekerja dan peralatan dalam melaksanakan pekerjaan.

5. Retaknya Bangunan di Sekitar Lokasi Proyek


Mengecek terlebih dahulu lokasi proyek apakah dekat dengan permukiman masyarakat
sebelum melakukan proses pemancangan. Memilih alat pemancang yang tidak
menimbulkan getaran, misalnya: Jack in pile.
6. Masyarakat Mengeluh Bisingnya Pekerjaan pada Poryek
Mengecek terlebih dahulu lokasi proyek apakah dekat dengan permukiman masyarakat
sebelum melakukan proses pemancangan. Memilih alat pemancang yang sesuai agar
masyarakat tidak merasa terganggu.

7. Retak atau pecahnya kepala tiang pada saat proses pemancangan


Jika hal ini yang terjadi, tambahkan bantalan (pile cushion) untuk mengurangi energi
pemancangan yang diterima kepala tiang.

8. Mutu Tiang Pancang yang Kurang Baik


Jika hal ini yang terjadi, perbaiki mutu tiang pancang yang digunakan atau gunakan
tiang pancang dari supplier yang lebih baik.

9. Tumbukan palu (hammer) yang tidak sentris terhadap sumbu tiang pancang (hammer-
pile alignment problem)
Jika hal ini yang terjadi, perbaiki kinerja pemancangan dengan memperhatikan
tumbukan palu se-sentris mungkin dengan sumbu tiang pancang.

10. Tiang pancang masuk jauh lebih dalam dari perkiraan yang diberikan oleh Konsultan
Penyelidikan Tanah
Melakukan penyelidikan tanah yang benar untuk menentukan kedalaman tiang pancang.

11. Tiang pancang melenceng dari alignment vertical yang ditetapkan, pada saat proses
pemancangan
Melakukan pengawasan pada saat proses pemancangan dilakukan agar tiang pancang
tidak melenceng dari alignment vertical.

12. Robohnya Jaringan Listrik yang Ada di Sekitar Lokasi Pemancangan


Mesin pemancang tidak boleh digunakan didekat jaringan listrik yang tidak diamankan
sebelumya. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari bahaya robohnya jaringan listrik
yang ada disekitar lokasi pemancangan.

13. Lepasnya Sambungan Las Tiang Pancang


Melakukan proses pengelasan sambungan tiang pancang & pengawasan dengan benar
agar sambungan kuat dan tidak lepas.

14. Pekerja Mengalami Gangguan Pendengaran pada Saat Proses Pemancangan


Menggunakan alat penutup telinga untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising.
Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa
penutup telinga ini.

15. Lepas nya Tiang Pancang dari Alat Pemancang Saat Proses Pengangkatan
Mengaitkan ujung pengait alat pemancang ke tiang pancang dengan benar agar tiang
pancang tidak terlepas pada saat proses pengangkatan.
MANAJEMEN RISIKO PADA PEKERJAAN PEMANCANGAN PONDASI UNTUK
PONDASI DALAM (RATA-RATA 24 M)

Ditulis untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Manajemen Risiko Semester VII
Program Studi D-IV MRKG

Oleh:

ALFIN LAMBOK
NIM : 1505141016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2018

Anda mungkin juga menyukai