Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN STUDI KASUS

ANALISIS PERCEPATAN DURASI TERHADAP PENINGKATAN BIAYA


DENGAN MENAMBAHKAN JUMLAH PEKERJA
PADA PROYEK SEKOLAH MEDAN MULIA

Ditulis untuk menyelesaikan


Mata Kuliah Studi Kasus Semester VII
Pendidikan Diploma IV

Oleh:

ALFIN LAMBOK MARGANDA TB SITUMORANG


NIM: 1505141016 NIM: 1505141041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing Studi Kasus,


menyatakan bahwa Laporan Studi Kasus dari Mahasiswa:

ALFIN LAMBOK MARGANDA TB. SITUMORANG


NIM: 1505141016 NIM: 1505141041

Dengan judul:
“ANALISIS PERCEPATAN DURASI TERHADAP PENINGKATAN
BIAYA DENGAN MENAMBAHKAN JUMLAH PEKERJA PADA
PROYEK SEKOLAH MEDAN MULIA”

telah selesai diperiksa dan dinyatakan selesai, serta dapat diajukan dalam sidang
pertanggungjawaban laporan Studi Kasus.

Medan, Januari 2019


Disetujui oleh
Dosen Pembimbing,

Samiran, S.ST., M.T.


NIP: 19610918 199003 1 001

i
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,


dan Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan, menyatakan bahwa
Laporan Studi Kasus dari Mahasiswa :

ALFIN LAMBOK MARGANDA TB. SITUMORANG


NIM: 1505141016 NIM: 1505141041

Dengan judul:
“ANALISIS PERCEPATAN DURASI TERHADAP PENINGKATAN
BIAYA DENGAN MENAMBAHKAN JUMLAH PEKERJA PADA
PROYEK SEKOLAH MEDAN MULIA”

telah selesai diperiksa dan dinilai oleh Dosen Pembimbing dan Dosen Penguji.

Medan, Januari 2019


Dosen Pembimbing/Penguji I, Penguji II,

Samiran, S.ST., M.T. _____________________


NIP: 19610918 199003 1 001 NIP:

Ketua Jurusan Teknik Sipil, Kepala Program Studi,

Ir. Samsudin Silaen, M.T. Palghe Tobing, S.T., M.T.


NIP: 19620204 198903 1 002 NIP: 19640606 198503 1 008

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya memberikan kesehatan dan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Studi Kasus ini dengan baik dan tepat waktu. Laporan Studi
Kasus yang berjudul “ANALISIS PERCEPATAN DURASI TERHADAP
PENINGKATAN BIAYA DENGAN MENAMBAHKAN JUMLAH
PEKERJA PADA PROYEK SEKOLAH MEDAN MULIA”.
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan untuk
menyelesaikan mata kuliah Studi Kasus pada semester VII yang telah ditentukan
dalam Kurikulum Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan. Selain memenuhi
persyaratan mata kuliah, Studi Kasus ini disusun sebagai pelengkap mata kuliah
dan menjadi pedoman pada saat Tugas Akhir nanti.
Dalam penulisan Laporan Studi Kasus ini, penulis banyak menemukan
kesulitan namun berkat dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik berupa
material, waktu, tenaga dan berupa informasi, sehingga laporan ini dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis, untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri Medan;
2. Bapak Ir. Samsudin Silaen, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Medan;
3. Bapak Palghe Tobing, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Manajemen
Rekayasa Konstruksi Gedung;
4. Bapak Fadli, M.T., selaku Dosen Wali MRKG 7B;
5. Bapak Samiran, S.ST., M.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu
memberikan bimbingan, pengarahan, dan bersedia meluangkan waktunya untuk
kami sehingga laporan Studi Kasus ini dapat terselesaikan;
6. Bapak Ir. Sanci Barus, M.T., selaku Pembimbing Lapangan;
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Medan;

iii
8. Terkhusus untuk orang tua dan keluarga yang telah mendukung baik secara
moral maupun materil;
9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Prodi MRKG angkatan 2015,
terkhusus MRKG 7B, yang telah membantu dalam menulis penyusunan laporan
ini;
10. Seluruh pihak yang membantu penyusun dalam menyelesaikan laporan ini yang
tidak dapat kami sebutkan satu per satu namanya.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan.
Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih dan semoga laporan ini
berguna dan bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Medan, Januari 2019

Hormat kami,
Penulis:

ALFIN LAMBOK MARGANDA TB. SITUMORANG


NIM: 1505141016 NIM: 1505141041

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belekang Studi Kasus .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................. 4
1.6 Sistematika Pembahasan ......................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perencanan Proyek .................................................................. 6
2.2 Pelaksanaan Proyek ................................................................. 6
2.3 Istilah dan Deinisi Percepatan ................................................. 7
2.4 Alasan Percepatan ................................................................... 8
2.5 Dampak Percepatan ................................................................. 9
2.6 Komponen Waktu ................................................................... 10
2.7 Komponen Biaya ..................................................................... 12
2.7 Network Planning ................................................................... 14
2.8 Critical Path Method (CPM) .................................................. 15
2.9 Pengertian Crashing ................................................................ 16
2.10 Proses Crashing ...................................................................... 16
2.11 Analisa Durasi-Biaya .............................................................. 17
2.12 Hubungan Biaya terhadap Waktu Pelaksaaan Proyek ............ 18

v
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 19
3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 20
3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 20
3.4 Metode Analisis Data .............................................................. 21
3.5 Langkah-Langkah Penelitian .................................................. 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum ...................................................................................... 24
4.2 Microsoft Project .................................................................... 25
1. Memasukkan Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan dan
Hubungan Ketergantungan ................................................ 25
2. Menampilkan Jalur Kritis .................................................. 29
4.3 Microsoft Excel ....................................................................... 34
1. Analisis Biaya Normal pada Item Pekerjaan yang
Dipercepat .......................................................................... 34
2. Penentuan Durasi Normal dan Jumlah Pekerja ................. 39
3. Perhitungan Koefisien Arah Biaya (Cost Slope) ................ 44
4.4 Pengolahan Data....................................................................... 50
4.5 Selisih Biaya dan Durasi ......................................................... 56
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 58
5.2 Saran ......................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Durasi – Biaya ....................................................... 18


Gambar 3.1 Lokasi Proyek ........................................................................... 19
Gambar 3.2 Diagram Alir Langkah-Langkah Penelitian ............................. 22
Gambar 4.1 Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan, dan Hubungan
Ketergantungan setelah diinput ke dalam Microsoft Project .. 28
Gambar 4.2 Tampilan Jalur Kritis pada Microsoft Project .......................... 29

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan, dan Hubungan


Ketergantungan ............................................................................ 25
Tabel 4.2 Jalur Kritis dari Kegiatan yang telah Dibuat ................................ 29
Tabel 4.3 Jumlah Biaya Normal pada Item Pekerjaan yang Dipercepat ....... 34
Tabel 4.4 Durasi Normal dan Jumlah Pekerja pada Item Pekerjaan
yang Dipercepat............................................................................. 40
Tabel 4.5 Pengolahan Data ............................................................................ 51
Tabel 4.6 Selisih Biaya ................................................................................. 56
Tabel 4.7 Selisih Durasi ............................................................................... 57

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Studi Kasus


Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi membutuhkan suatu
perencanaan, penjadwalan dan pengendalian yang baik, dimana kondisinya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: sumber daya baik kualitas
maupun kuantitasnya, ketersediaan material, kondisi alam, letak geografis
dan faktor-faktor lainnya yang berpengaruh pada pelaksanaan proyek
tersebut. Selain berpengaruh pada kemajuan proyek, faktor-faktor tersebut
juga dapat menyebabkan terlambatnya penyelesaian pekerjaan suatu
proyek, sehingga durasi proyek konstruksi bisa menjadi bertambah atau
berkurang dari rencana awal yang sudah ditetapkan.
Jika suatu proyek mengalami masalah, maka akan berdampak pada
bertambahnya durasi pelaksanaan proyek tersebut. Bila pelaksanaan proyek
tersebut mengalami kegagalan berarti juga gagalnya tercapai tujuan yang
diharapkan sebagaimana yang telah direncanakan dan ini berarti pula terjadi
pemborosan-pemborosan terhadap penggunaan waktu maupun biaya.
Penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan
untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan suatu proyek. Maka, perlu
diambil tindakan-tindakan agar proyek tersebut dapat berjalan sesuai
rencana. Bila proyek dipercepat, maka akan mengubah rencana jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang berpengaruh pada biaya pelaksanaan. Pengaruh
pada biaya ini kadang kala dilupakan, sehingga sering terjadi
pembengkakan biaya dalam percepatan durasi suatu proyek. Sering juga
terjadi percepatan durasi suatu proyek tanpa mempertimbangkan jenis
kegiatan dan kompleksnya pekerjaan, sehingga sering dihasilkan suatu
jadwal yang tidak efisien dan kadang-kadang tidak realistis. Salah satu
tindakan yang dapat diambil adalah dengan mengoptimasi yaitu bagaimana
kita mempercepat durasi pelaksanaan pekerjaan suatu proyek dengan
memperhatikan pertambahan biaya yang akan timbul akibat percepatan
durasi tersebut.

1
Proyek Sekolah Medan Mulia Medan direncakan selama 12 bulan
(Juli 2017 s/d Juli 2018). Berhubung pihak owner menginginkan agar
sekolah dapat beroperasi pada Tahun Ajaran baru, perlu dilakukan suatu
percepatan durasi agar nantinya proyek tersebut tidak terkendala dan dapat
diselesaikan tepat waktu, maka pihak kontraktor memotong durasi yang
awalnya 12 bulan (Juli 2017 s/d Juli 2018) menjadi 10 bulan (Juli 2017 s/d
April 2018). Percepatan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja dari
jumlah pekerja normal yang ditentukan. Percepatan diharapkan dapat
dilakukan pada rentang waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa metode telah dikembangkan
diantaranya adalah metode network planning. Metode ini merupakan metode
yang melibatkan ketergantungan antar-aktivitas pekerjaan untuk pencapaian
tujuan yaitu mengoptimalkan waktu yang tersedia. Berdasarkan metode
tersebut dapat diketahui jalur kritis sehingga dapat dilakukan pemotongan
waktu yang disebut dengan crash program.
Melalui crash program pembangunan Sekolah Medan Mulia akan
cepat terselesaikan. Mengingat akan pentingnya percepatan penjadwalan
sehingga dibutuhkan pengendalian biaya lebih lanjut terutama pada biaya
langsung yang berdampak terhadap pengerjaan di lapangan, maka penulis
tertarik untuk memilih topik “Pengaruh Percepatan Durasi terhadap
Peningkatan Biaya Langsung”.
Crash program tersebut berpengaruh terhadap pembiayaan yang
dibutuhkan. Biaya percepatan mengalami perubahan dari perencanaan awal,
sehingga terdapat kemungkinan terjadinya kenaikan biaya pada biaya
langsung di lapangan. Hal ini yang dicoba oleh penulis yaitu menganalisa
kenaikan biaya yang terjadi dan seberapa besar kenaikan biaya langsung
ketika proyek dipercepat. Percepatan tersebut diatas adalah kondisi yang
tidak dapat dihindari harus dilakukan kontraktor dengan tanpa adanya
penambahan biaya pelaksanaan sesuai dengan perjanjian kontrak. Oleh
karena itu, untuk mengatasi gejolak harga yang mungkin terjadi kontraktor
harus mengantisipasi dengan perubahan jadwal yang lebih realistis. Selain
itu adanya peluang memperpendek waktu pelaksanaan setelah ditemukan

2
metode pelaksanaan alternatif yang lebih cepat dan tidak mempengaruhi
persoalan teknis dan biaya secara signifikan.
Dalam studi ini akan dianalisis faktor-faktor percepatan apa saja
yang sangat dominan untuk dikerjakan agar dapat mengatasi kondisi waktu
pekerjaan yang mungkin tidak dapat selesai jika tidak dilakukannya
percepatan pekerjaan pada proyek tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Untuk menyelesaikan studi kasus, maka dirumuskan masalah studi
kasus tentang bagaimana pengaruh percepatan proyek terhadap biaya, yang
mencakup:
1. Seberapa besar kenaikan biaya akibat percepatan durasi proyek pada
pekerjaan Pembangunan Sekolah Medan Mulia dengan penambahan
jumlah pekerja.
2. Seberapa besar total biaya dan durasi percepatan proyek pada pekerjaan
Pembangunan Sekolah Medan Mulia dengan penambahan jumlah
pekerja.

1.3. Pembatasan Masalah


Dalam penulisan ini, pembatasan masalah hanya pada analisa
hubungan durasi dan biaya sebagai berikut:
1. Analisa percepatan dilakukan dengan menambah jumlah pekerja dari
jumlah pekerja normal pada setiap sub item pekerjaan yang dipercepat.
2. Biaya yang dipercepat hanya pada biaya langsung.
3. Biaya langsung yang ditinjau merupakan biaya upah pekerja.

1.4. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui seberapa besar kenaikan biaya akibat percepatan
durasi proyek pada pekerjaan Pembangunan Sekolah Medan Mulia
dengan penambahan jumlah pekerja.

3
2. Untuk mengetahui seberapa besar total biaya dan durasi akibat
percepatan proyek pada pekerjaan Pembangunan Sekolah Medan Mulia
dengan penambahan jumlah pekerja.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil pengamatan ini merupakan pengembangan dari teori-teori yang
ada dihubungkan dengan kenyataannya di lapangan. Dari hasil ini dapat
ditarik suatu kesimpulan baru yang bermanfaat pada waktu yang akan
datang untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
2. Bagi Perusahaan Kontraktor
Studi ini dapat memberikan masukan pada perusahaan kontraktor,
karena hasil yang diperoleh dapat diketahui konsep yang baik tentang
bagaimana pelaksanaan time management proyek konstruksi, sehingga
dapat membantu para kontraktor dalam merencanakan proyek gedung
yang komplek baik dari segi perencanaan, pengawasan, dan sumber
daya manusia.
3. Bagi Pekerjaan Analisis
Pengamatan ini dapat menambah wawasan dan mempertajam
kemampuan untuk menganalisa bagi peneliti, sehingga dapat menjadi
bekal untuk terjun pada kegiatan proyek atau dunia kerja.

1.6. Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan studi ini disusun sebagai berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, manfaat penelitian, lingkup penelitian, dan sistematika
pembahasan.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi uraian tentang tinjauan teoritis dan berbagai literatur,
mengenai proyek konstruksi, permasalahan umum konstruksi, sistem
manajemen waktu, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

4
keterlambatan proyek, keterlambatan proyek, identifikasi keterlambatan
konstruksi, variabel dan data penelitian.
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang rencana penelitian, sumber data, objek dan
lokasi pengamatan, metode pelaksanaan penelitian dan metode analisis
data.
4. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pembahasan data-data yang telah dikumpulkan
meliputi data berupa hasil diskusi langsung dengan kontraktor mengenai
data percepatan yang dilakukan yang akan dianalisa dengan teori dari
studi literatur.
5. BAB 5 PENUTUP
Pada bab ini berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
dilakukan dengan, baik penelitian, pengolahan data dan diskusi
langsung dengan pihak kontraktor atau pimpinan proyek.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Proyek


Proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu terbatas sesuai
dengan kesepakatan. Apabila proyek tidak ditangani dengan benar, kegiatan
dalam proyek akan mengakibatkan munculnya berbagai dampak negatif
yang pada akhirnya bermuara pada kegagalan dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang dicita-citakan (Istimawan Dipohusodo, 1995:4).
Dalam pelaksanaan di lapangan belum tentu sama dengan
perencanaannya. Ada kalanya terdapat beberapa perbedaan yang cukup
mencolok dalam perbandingan selisih perencanaan dan pelaksanaan di
setiap melakukan proyek yang berbeda. Kegiatan merencanakan dan
pelaksanaan proyek membutuhkan pihak-pihak yang memang serius dalam
melakukannya. Ketidaksesuaian waktu dalam pelaksanaan dan perencanaan
akan dievaluasi berdasarkan teori-teori pendukung bahasan masalah waktu
dalam penelusuran masalah tersebut.
Adapun tujuan dari perencanaan penjadwalan pada suatu proyek
konstruksi adalah mempermudah perumusan masalah proyek, menentukan
metode atau cara yang sesuai, dan agar kelancaran kegiatan lebih
terorganisir.

2.2 Pelaksanaan Proyek


Pelaksanaan proyek merupakan tindakan dari proses yang
direncanakan. Perencanaan yang sudah tertuang dalam spesifikasi teknis
akan dilaksanakan dan menjadi progress proyek itu sendiri.
Menurut Soeharto (1997), unsur-unsur pelaksanaan erat
hubungannya dengan pengolahan suatu proyek adalah jadwal, anggaran,
prakiraan, dan sasaran. Suatu perencanaan yang baik memerlukan
keterangan-keterangan yang jelas mengenai hubungan antara unsur-unsur
yang menjadi bagian dari perencanaan, sehingga seluruh bagian organisasi
dan personal yang terlibat dapat mengetahui tindakan yang akan dituju.

6
Secara umum terdapat 3 (tiga) indikator yang menunjukkan
keberhasilan suatu proyek (Suharto, Iman, 1997), yaitu:
1) On time (tepat waktu), yaitu ketepatan waktu penyelesaian proyek
sesuai dengan yang dijadwalkan;
2) On spesification (tepat spesifikasi), yaitu dari spesifikasi yang telah
ditentukan, pemilik proyek menginginkan mutu pekerjaan yang bagus;
3) On budget (tepat anggaran/biaya).
Indikator di atas berkaitan dengan pelaksanaan proyek yang
kemungkinan akan meleset dari perencanaan proyek yang seharusnya.
Batasan-batasan tersebut saling terkait di mana jika satu indikator
terbengkalai, maka indikator yang lainnya akan ikut bergeser ke arah negatif
juga.

2.3 Istilah dan Definisi Percepatan


Beberapa istilah percepatan proyek dalam bahasa Inggris adalah
project time acceleration yang berarti percepatan waktu proyek dan project
compression yang berarti pemadatan jadwal proyek (Clough et al. 2000;
Gould & Joyce 1994). Kedua istilah tersebut dapat diartikan langsung dan
mudah dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sedangkan istilah
lainnya dalam bahasa Inggris adalah least cost expediting dan time cost
trade off (Clough et al. 2000). Istilah yang pertama menyangkut kata dasar
expidite yang artinya accomplish (business) quickly (Pearsall 1999).
Lengkapnya least cost expediting berarti proyek diselesaikan secepatnya
dengan ongkos yang paling sedikit. Namun juga istilah expediting di dunia
konstruksi di Amerika berarti juga dukungan waktu yang cukup untuk
operasi pelaksanaan konstruksi (Clough et al. 2000).
Selanjutnya istilah time cost trade off dapat diartikan secara bebas
bahwa perubahan waktu dalam hal ini percepatan waktu proyek akan
memberi dampak pada biaya pelakanaan proyek baik kenaikan maupun
penurunan biaya. Tapi umumnya proyek yang sudah kritis dari segi jadwal
dan mempunyai banyak aktivitas kerja akan memberikan dampak kenaikan
biaya yang signifikan bila dipercepat. Hal tersebut sebagai imbalan (trade

7
off) perubahan waktu (time). Juga ada istilah lain yaitu crashing yang
artinya juga memperpendek waktu proyek secara total akibat adanya satu
atau beberapa aktifitas yang diperpendek (Gould & Joyce 1994).
Jadi percepatan proyek dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan
jadwal proyek dengan cara memperpendek satu atau lebih aktivitas baik
yang berurutan maupun tidak berurutan yang akibatnya memperpendek
total waktu pelaksanaan proyek sebagaimana yang telah ditetapkan
sebelumnya melalui perjanjian antara pihak pengguna jasa dengan penyedia
jasa konstruksi (i.e. kontraktor).

2.4 Alasan Percepatan


Menurut (Gould & Joyce 1994), jadwal proyek dipercepat, karena
alasan kontrak. Alasan ini dapat disebabkan oleh suatu aktifitas atau item
pekerjaan yang perlu diselesaikan pada waktu tertentu atau dipercepat.
Misalnya untuk menghindari cuaca yang didasarkan atas berita ramalan
cuaca yang tidak biasa terjadi, salah satu item pekerjaan tidak mungkin
dilaksanakan (e.g. pekerjaan pemancangan fondasi tiang betonermaga).
Dengan alasan waktu secara keseluruhan tidak dapat ditunda, maka item
pekerjaan pemancangan yang merupakan item kritis perlu dipercepat
dengan konsekuensi biaya ditanggu oleh pemilik proyek.
Alasan kedua, berdasarkan analisis ekonomi, beberapa item
pekerjaan bila dipercepat dan jatuh pada periode tertentu dalam satu tahun
akan memberikan keuntungan secara finansial. Contohnya adalah pada
periode tertentu alat berat susah didapat/disewa, misalnya pada awal
pelakasanaan proyek alat berat banyak digunakan baik untuk pekerjaaan
bangunan gedung (untuk pembersihan, penggalian lubang fondasi) yang
jarang menggunakan alat berat, maupun pekerjaan infrastruktur yang
membutuhkan alat berat. Untuk menghindari item pekerjaan tertentu yang
mana pekerjaan tersebut memerlukan alat berat yang sulit didapat, kalaupun
ada sewanya mahal. Tetapi sebagai akibatnya, item pekerjaan lain perlu
dipercepat agar supaya jadwal proyek keseluruhan tidak terlambat. Contoh
lainnya adalah waktu hari besar seperti lebaran atau akhir tahun dan natal,

8
produktifitas pekerja akan menurun atau jumlahnya berkurang. Untuk
menghindari periode tersebut, kadang percepatan pekerjaan akan lebih
menguntungkan secara ekonomis.
Alasan ketiga, kadang estimasi biaya yang didasarkan pada periode
tertentu dalam tahun sebelumnya untuk item pekerjaan tertentu lebih rendah
dibandingkan dengan biayanya pada periode tertentu pada tahun berjalan
pelaksanaan proyek konstruksi. Dengan alasan penghematan demi
menghindari periode tertentu tahun berjalan yang biayanya lebih mahal,
manajer proyek kadang perlu memutuskan untuk mempercepat proyek
konstruksi. Contoh paling mudah adalah bila terjadi perubahan kebijakan
pemerintah di bidang energi, harga biaya transportasi akan meningkat yang
berujung peningkatan biaya bahan bangunan. Untuk menghindari kerugian
item pekerjaan yang berpengaruh langsung, percepatan waktu proyek dapat
mengurangi kerugian yang lebih besar.
Sementara menurut (Clough et al. 2000), alasan mempercepat waktu
proyek dikarenakan oleh:
1. keinginan penggunaan jasa untuk mempercepat durasi total pelaksanaan
proyek dengan usulan tambahan biaya;
2. untuk menghindari cuaca yang sangat jelek;
3. untuk membebaskan pekerja untuk proyek yang lain;
4. untuk membebaskan peralatan untuk proyek lainnya;
5. untuk mendapatkan bonus dari pengguna jasa atas penyelesaian
pekerjaan lebih awal dari rencana/kontrak; atau
6. untuk pengaturan keuangan yang jatuh tempo dalam periode tertentu
pada tahun fiskal berjalan.

2.5 Dampak Percepatan


Dampak paling nyata dengan adanya percepatan adalah kenaikan
biaya langsung (direct costs) (Clough et al. 2000; Gould & Joyce 1994).
Biaya langsung ini berhubungan dengan biaya bahan bangunan, biaya
operasi peralatan, biaya pekerja dan biaya sub kontraktor (Ashworth 2002;
Gould & Joyce 1994). Sementara biaya tidak langsung (indirect cost)

9
cenderung menurun akibat berkurangnya waktu proyek (Clough et al.
2000). Biaya tidak langsung ini berhubungan dengan biaya pengeluaran
kantor (home office overhead) dan biaya pengeluaran umum proyek (project
overhead).
Biaya pengeluaran kantor kantor kontraktor digunakan untuk
menfasilitasi proyek konstruksi, yang termasuk di dalamnya seperti biaya
kantor pusat, kantor cabang, workshop, gudang umum untuk bahan
bangunan dan peralatan konstruksi, biaya legal dan admistrasi keuangan,
pemasaran, biaya kualifikasi perusahaan, biaya sehubungan dengan
pelelangan.
Sementara biaya tidak langsung di lokasi proyek dapat berupa biaya
keamanan (e.g. pemagaran proyek, satuan pengamanan),
tanda/keterangan/petunjuk, pembangunan barak, kantor direksi, gaji dan
benefit staf proyek yang mewakili kontraktor termasuk manajer lapangan
atau biaya supervisi (Ashworth 2002; Gould & Joyce 1994).
Biaya tidak langsung kategori kedua ini yang akan turun bila waktu
proyek diperpendek. Tetapi terbatas pada biaya supervisi atau biaya variabel
(variable cost) seperti gaji pengawas maupun logisti (e.g. makanan).
Sedangkan biaya tetap (fixed cost) seperti biaya pembuatan barak pekerja
dan bagar pengamanan misalnya bersifat tetap (Ashworth 2002; Clough et
al. 2000; Gould & Joyce 1994). Selanjutnya, dengan ada percepatan waktu
proyek, manajemen atau pengelolaan lapangan menjadi lebih sulit dan
kompleks. Hal tersebut diakibatkan jumlah peralatan dan tenaga kerja akan
bertambah tetapi ruang kerja tetap sama. Waktu kerja perlu diperpanjang
(i.e. kerja lembur), hal ini dapat mengakibatkan tekanan pada manajemer
lapangan dan tenaga kerja menjadi bertambah yang berujung pada sensitaf
kerja utamanya berkaitan dengan suasana keselamatan kerja akan
berkurang. Situasi kerja penuh tekanan dapat dengan mudah terjadi
kecelakaan yang dapat berakibat fatal atau kematian (Suraji et al. 2001).
Akibat bertambahnya pekerja dan peralatan, aliran kerja dilapangan
dapat terhambat yang berakhir dengan produktifitas yang menurun (Hanna
et al. (2005); Moselhi et al. (2004); dan Thomas (2000)). Tanpa perhitungan

10
yang matang sehubungan percepatan waktu pelaksanaan proyek konstruksi
akan mengakibatkan biaya langsung akan membengkak diluar kendali
(Gould & Joyce 1994; Hanna et al. 2005).
Gould & Joyce (1994) merinci dampak percepatan jadwal
pelaksanaan konstruksi sebagai berikut:
1. pengawasan lebih sulit;
2. efesiensi operasi berkurang;
3. meningkatkan biaya operasi;
4. pembayaran bahan lebih awal;
5. biaya transportasi lebih meningkat;
6. penanganan bahan mebutuhkan biaya tambah (handling cost).

2.6 Komponen Waktu


Pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang
terlibat didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan dengan
lancar serta efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu proyek
biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule.
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi
tentang:
 Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan
 Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri
Jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan
dari proyek, maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai sebelum
pekerjaan dimulai. Jadwal waktu penting sekali artinya bagi pimpinan
proyek yang bersangkutan dalam melaksanakan pembangunan. Dengan
adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas
rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kontinuitas dapat
dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk
mengkoordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja
tinggi.
Secara umum jadwal kegiatan mempunyai manfaat-manfaat antara
lain:

11
 Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai
batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
 Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis
dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya
dan waktu.
 Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan.
 Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan.
 Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek.
Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan
jadwal waktu pelaksanaan proyek adalah:
 Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui
hambatan-hambatan dan kemudahan-kemudahan yang terdapat di
lapangan.
 Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja.
 Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana seperti tenaga kerja,
kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja dan kapasitas alat-alat kerja.
 Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
 Batasan waktu yang diberikan oleh pemberi tugas.
 Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan, maksudnya
dari bestek dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan
dan harus mendapat prioritas kualitas tertentu.

2.7 Komponen Biaya


Biaya proyek dikelompokkan menjadi dua komponen yaitu biaya
langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost).
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk
mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian
proyek. Unsur-unsur yang termasuk dalam biaya langsung adalah:
a. Biaya Material

12
Biaya material adalah biaya pembelian material untuk mewujudkan
proyek itu termasuk biaya transportasi, biaya penyimpanan serta
kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material. Harga material
didapat dari survey di pasaran atau berpedoman dari indeks biaya
yang dikeluarkan secara berkala oleh Departemen Pekerjaan Umum
sebagai pedoman sederhana.
b. Biaya Upah Pekerja
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biaya upah dibedakan
atas:
 Upah harian
Besar upah yang dibayarkan per satuan waktu, misalnya
tergantung pada jenis keahlian, lokasi pekerjaan dan sebagainya.
 Upah borongan
Besar upah ini tergantung atas kesepakatan bersama antara
kontraktor dengan pekerja atas suatu item pekerjaan.
 Upah berdasarkan produktivitas
Besar jenis upah ini tergantung atas banyak pekerjaan yang dapat
diselesaikan pekerja dalam satu satuan waktu tertentu.
c. Biaya Peralatan
Unsur-unsur biaya yang terdapat pada biaya peralatan adalah modal,
biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya
mobilisasi dan lainnya yang menyangkut biaya peralatan.
d. Biaya Sub Kontraktor
Biaya ini diperlukan bila ada bagian pekerjaan
diserahkan/dikerjakan oleh sub kontraktor. Sub kontraktor ini
bertanggung jawab dan dibayar oleh kontraktor utama.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan
pengawasan, pengarahan kerja, dan pengeluaran umum di luar biaya
konstruksi, biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini tidak
tergantung pada volume pekerjaan tetapi bergantung pada jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan. Biaya tidak langsung akan naik apabila waktu

13
pelaksanaan semakin lama karena biaya untuk gaji pegawai, biaya
umum perkantoran tetap, dan biaya-biaya lainnya juga tetap dibayar.
Unsur-unsur biaya tidak langsung antara lain:
a. Gaji pegawai
Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor
pegawai/karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak
terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek
tersebut.
b. Biaya umum perkantoran
Termasuk dalam unsur biaya ini adalah sewa gedung, biaya
transport, rekening listrik, air, pajak, asuransi, dan lain-lain.
c. Biaya pengadaan sarana umum
Perincian jelas pengeluaran biayanya adalah untuk pembangunan
bangunan sementara, instalasi umum (listrik, air, telepon), peralatan
umum yang digunakan selama masa priyek seperti pompa air,
generator, dan lain-lain.

2.8 Network Planing


Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyelenggaraan proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan yang ada dalam jaringan diagram proyek yang digunakan oleh
kegiatan yang bersangkutan dan informasi mengenai jadwal
pelaksanaannya.
Network planning merupakan salah satu dari teknik-teknik
manajemen yang prinsipnya adalah hubungan ketergantungan antara
bagian-bagian pekerjaan yang digambarkan/divisualisasikan dalam network
diagram. Dengan demikian diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang
harus didahulukan, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga
alat, tenaga dan bahan dapat digeser ke tempat lain.

14
2.9 Critical Path Method (CPM)
Critical Path Method (CPM) atau yang biasa disebut metode jalur
kritis merupakan dasar dari sistem pengendalian kemajuan pekerjaan. CPM
adalah salah satu teknik perencanaan yang didasarkan pada jaringan kerja
yang dikembangkan dari upaya riset yang diprakarsai pada tahun 1956 oleh
departemen jasa rekayasa. Menurut CPM kebanyakan pekerjaan dapat
dikurangi waktu pelaksanaannya, jika sumber daya tenaga manusia, mesin-
mesin, uang dan sebagainya ditambah untuk melaksanakan.
Apabila kondisi ini lebih menguntungkan maka pekerjaan tersebut
harus dimajukan waktu penyelesaiannya. Sebaliknya bila tidak ada alasan
untuk memperpendek suatu pekerjaan tersebut mempunyai kelonggaran
waktu pelaksanaan (Float), maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
secara biasa atau normal.
Pengendalian waktu dengan CPM umumnya terdiri dari tiga bagian
utama yaitu perencanaan, jadwal, dan control.
 Tahap perencanaan dimulai dengan membagi proyek kedalam kegiatan-
kegiatan yang berbeda. Kemudian ditentukan durasinya dan dibuat suatu
diagram panah memberikan gambaran secara gratis ketergantungan
diantara kegiatan-kegiatan dalam proyek.
 Tahap selanjutnya adalah pembuatan jadwal dimana tujuannya adalah
suatu bagan waktu yang memperlihatkan awal dan akhir dari tiap
kegiatan dalam hubungannya dengan kegiatan lain. Dalam jadwal ini
dapat diperlihatkan hubungan kritis yang perlu perhatian jika proyek
diselesaikan pada waktunya. Untuk kegiatan yang non-kritis waktu
harus memperlihatkan lamanya float (waktu longgar) yang dapat
dipergunakan jika kegiatan ditangguhkan atau jika sumber daya dalam
jumlah terbatas harus digunakan secara efektif.
 Bagian terakhir adalah control/pengendalian proyek meliputi
pengguanaan bagan waktu dan diagram panah untuk membuat laporan
kemajuan periodik. Jaringan kerja ini diperbaharui dan analisis jika
diperllukan atau sebuah jadwal baru dapat dibuat untuk bagian proyek
yang belum terselesaikan.

15
2.10 Pengertian Crashing
Pada hakikatnya terdapat hubungan antara durasi dan biaya yaitu
apabila proyek dilakukan lambat, biaya relatif rendah. Apabila proyek
dilakukan secara normal, biaya relatif normal, sedangkan jika proyek
dipercepat biaya akan menjadi mahal.
Salah satu cara untuk mempercepat durasi proyek dalam istilah
asingnya adalah crashing. Proses crashing itu sendiri merupakan proses
mereduksi atau mengurangi durasi suatu pekerjaan yang akan yang akan
berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek. Crashing adalah suatu
proses yang disengaja, sistematis dan analitik dengan cara melakukan
pengujian dari semua kegiatan dalam suatu proyek yang dipusatkan pada
kegiatan yang berada pada jalur kritis. Proses crashing dengan cara
melakukan perkiraan dari variable cost dalam menentukan pengurangan
durasi yang maksimal dan paling ekonomis dari suatu kegiatan yang masih
mungkin untuk direduksi.

2.11 Proses Crashing


Mempercepat pelaksanaan suatu proyek harus dirancang terlebih
dahulu. Hal ini dapat menghasilkan suatu percepatan durasi yang baik. Perlu
diperhatikan keseimbangan dalam merancang walaupun mungkin dengan
konsekuensi menambah sumber daya manusia. Tetapi selama manambah
sumber daya manusia masih lebih murah dibandingkan dengan pembayaran
extra akibat keterlambatan proyek, maka penambahan sumber daya manusia
tersebut kiranya dapat diperhitungkan. Umumnya, bila waktu pelaksanaan
suatu pekerjaan dipersingkat (crashing), maka biaya langsung akan naik.
Perencanaan atas dasar biaya langsung yang terendah belum tentu
merupakan yang terbaik, oleh karena hal ini identik dengan waktu yang
lama, padahal total biaya dari proyek termasuk juga biaya tak langsung, juga
mempengaruhi waktu pelaksanaan.

16
2.12 Analisa Durasi-Biaya
Untuk menentukan durasi dan biaya dari suatu rangkaian kerja yang
optimal, harus dilakukan analisa yang cukup agar tidak terjadi kesalahan
dalam menentukan crashing dari suatu kegiatan. Konsep yang harus
dipahami telebih dahulu adalah:
1. Hubungan antara sumber daya dengan biaya
Hubungan antara biaya dengan pemakaian jumlah tenaga kerja
dapat dilukiskan (asumsi) seperti pada grafik diatas. Yaitu dengan
menambahkan tenaga kerja menjadi dua kali, maka biaya yang
dikeluarkan menjadi dua kalinya. Pada garis biaya nyata
menggambarkan bahwa dengan pemakaian tenaga menjadi dua kalinya,
maka biaya nyata yang dikeluarkan akan lebih besar daripada asumsi
(R.B Hars, 1978). Hal ini dikarenakan pada kenyataan bahwa tenaga
kerja bekerja secara produktif pada awal dari suatu kegiatan dan
berangsur-angsur akan menurun lama kelamaan oleh berbagai faktor.
Sehingga, biaya yang dikeluarkan tiap unit pekerjaan akan menjadi lebih
besar. Dalam grafik juga dapat dilihat bahwa asumsi atau biaya rencana
akan berbeda dengan biaya nyata. Pada saat pelaksanaan proyek
biasanya akan terjadi pembekakan biaya yang tidak diduga sebelumya.
Oleh sebab itu perlu adanya perhitungan yang matang dalam
penyusunan anggran, agar tidak terjadi kerugian dalam pelaksanaan
proyek.
2. Hubungan antara durasi dengan sumber daya
Konsep kedua yang harus dipahami seperti dilukiskan pada
grafik diatas. Anggapan yang terjadi bahwa suatu kegiatan yang dapat
diselesaikan oleh 8 pekerja dalam waktu 1 hari, identik dengan
digunakannya 1 pekerja dan akan diselesaikan dalam 8 hari. Kombinasi
lain yang dapat ditunjukkan di sini, suatu pekerjaan dapat diselesaikan
dalam waktu 4 hari oleh 2 pekerja atau 2 hari oleh 4 pekerja. Pada
kenyataannya hal tersebut tidak benar, seperti yang ditunjukkan oleh
garis aktual menggambarkan deviasi atau penyimpangan dari asumsi.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal antara lain adalah kondisi ruang

17
gerak di tempat kerja yang mengharuskan menggunakan pekerja dalam
jumlah tertentu, atau dengan kata lain terbatasnya ruang untuk
memperbanyak jumlah pekerja.

2.13 Hubungan Biaya terhadap Waktu Pelaksanaan Proyek


Biaya langsung akan meningkat bila waktu pelaksanaan proyek
dipercepat, namun biaya langsung ini akan meningkat juga bila waktu
pelaksanaan proyek diperlambat.
Biaya tidak langsung tidak tergantung pada kuantitas pekerjaan,
melainkan bergantung pada jangka waktu pelaksanaan proyek. Bila biaya
tidak langsung ini dianggap tetap selama umur proyek, maka biaya
kumulatifnya akan naik secara linier menurut umur proyek. Bila kurva biaya
langsung dan biaya tidak langsung ini digabungkan maka akan didapat suatu
kurva biaya total proyek, seperti Gambar 2.1.

Biaya Langsung

Crash
Cc
Cost Slope

Cn Normal

Waktu
Tc Tn

Gambar 2.1 Hubungan Durasi-Biaya


Sumber: Soeharto (1999)

18
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian merupakan tempat atau wilayah dimana
penelititan dilakukan. Penulis melakukan penelititan di lokasi Proyek
Pembangunan Sekolah Medan Mulia yang berada di Jl. Bangau, Sei
Sikambing B, Medan Sunggal, Kota Medan (Gambar 3.1).
Waktu penelitian merupakan lama penelitian atau situasi penelitian
yang dilakukan. Penulis menggunakan waktu penelitian yaitu dari bulan
Oktober 2018 s/d Desember 2018. Penelitian yang dilakukan dengan
pengambilan data yang diperlukan untuk diteliti.

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


Sumber: Google Maps

19
3.2 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif merupakan perolehan data berupa informasi dari
pihak instansi yang bersangkutan.
b. Data Kuantitatif berupa data dalam bentuk numerik atau angka yang
dapat dikalkulasi.
2. Sumber Data
a. Data Primer merupakan data yang diambil dengan penelitian
langsung kepada pihak instansi yaitu Yayasan Perkumpulan Mian
Zhong. Data diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, dan
studi pustaka.
b. Data Sekunder yaitu data yang berupa informasi tertulis,
dokumentasi, dan laporan-laporan perkembangan Proyek
Pembangunan Sekolah Medan Mulia.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Dalam proses pengolahan data maka diperlukan analisis yang teliti,
semakin rumit permasalahan yang dihadapi maka semakin kompleks pula
analisis yang akan dilakukan. Untuk dapat melakukan analisis yang baik,
diperlukan data/informasi, teori konsep dasar dan alat bantu memadai
sehingga kebutuhan data sangat mutlak diperlukan.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Metode Literatur
Yaitu dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, mengolah data tertulis
dan metode kerja yang digunakan sebagai input proses perencanaan
b. Metode Teknik Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
random activity sampling, yaitu melakukan pengukuran aktivitas dalam
setiap fase pekerjaan baik aktif maupun pasif dengan mengkaji sampel
berjumlah sedikit namun dapat mewakili.

20
3.4 Metode Analisis Data
1. Penentuan Durasi Normal pada Item Pekerjaan yang Dipercepat
Penentuan durasi normal pada item pekerjaan dipercepat dilakukan
dengan cara referensi acuan baku dengan menggunakan Standar Analisa
Harga Satuan yang ditetapkan oleh pemerintah (SNI):
𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
2. Analisis Hubungan Durasi-Biaya untuk Menghitung Cost Slope
Cara ini berfungsi untuk menganalisis kegiatan apa yang masih layak
untuk diadakan crashing. Cara yang digunakan adalah meninjau slope
(kemiringan) dari masing-masing segmen garis yang dapat memberikan
identifikasi mengenai pengaruh biaya terhadap pengurangan waktu
penyelesaian suatu proyek.
Kemiringan (slope segment) tersebut dapat dihitung dengan formula
sebagai berikut:
(𝐶𝐶 − 𝑁𝐶)
𝑆=
(𝑁𝐷 − 𝐶𝐷)
CC = Crash Cost
S = Slope
NC = Normal Cost
CD = Crash Duration
ND = Normal Duration

21
3.5 Langkah-Langkah Penelitian

JUDUL Identifikasi
masalah

STUDI
LITERATUR

PENGUMPULAN
DATA

Menentukan item
LINGKUP pekerjaan yang
ANALISIS akan dianalisis
Melakukan
perhitungan Cost
Slope dari item
pekerjaan yang Menentukan
dipercepat ANALISIS HASIL jumlah durasi
PERHITUNGAN normal dari item
pekerjaan yang
Melakukan dipercepat
perhitungan
Durasi Crash
Proyek dan Biaya
KESIMPULAN
Crash Proyek

Gambar 3.2 Diagram Alir Langkah-Langkah Penelitian

22
Dalam pelaksanaan penelitian disusun langkah-langkah yang meliputi:
1. Penentuan Judul atau Topik Pembahasan
Identifikasi masalah, dalam penulisan ini masalah yang dikemukakan
adalah mengoptimalkan biaya dengan cara mempercepat durasi
pekerjaan dengan menambahkan jumlah pekerja.
2. Studi Literatur
Mencari bahan pustaka (referensi teori) yang relevan yang berupa
rumusan-rumusan dan konsep-konsep dari beberapa sumber dipahami
yang berkaitan dengan judul untuk menunjang penulisan.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini merupakan data perencanaan
dan aktual yang berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan Kurva S.
4. Analisis Data dan Hasil Perhitungan
Dalam proses pengolahan data tersebut kemudian dilakukan analisis
data. Tahapan analisis data yang dilakukan dengan menghitung Cost
Slope dari item pekerjaan yang dipercepat dengan menambahkan jumlah
tenaga kerja dari tenaga kerja normal. Selanjutnya menghitung biaya
percepatan dan durasi percepatan.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan diambil dari Analisis Data dan Hasil Perhitungan

23
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Umum
Dalam pembahasan Studi Kasus ini, penulis ingin menyajikan
sebuah bentuk penjadwalan proyek dengan aplikasi Microsoft Project dari
bentuk data barchart dan Kurva S (Lampiran 1) yang ada pada proyek
pembangunan Sekolah Medan Mulia. Dari data yang diperoleh dari proyek
tidak terlihat hubungan ketergantungan antar setiap item pekerjaan.
Hubungan ketergantungan dapat dilihat dengan Metode Network. Pada
studi kasus ini digunakan aplikasi Microsoft Project untuk menunjukan
hubungan ketergantungan dan jalur kritis. Hubungan ketergantungan
diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak proyek dan dengan memahami
data barchart yang diperoleh. Kemudian di dalam pengaplikasian Microsoft
Project akan diketahui jalur kritis proyek, dimana lintasan kritis ini
berfungsi memberikan informasi tentang beberapa kegiatan proyek dari
seluruh kegiatan proyek yang tidak bisa ditunda pengerjaannya, karena
apabila ditunda maka keseluruhan kegiatan proyek juga ikut tertunda.
Setelah diperoleh jalur kritis pada Microsot Project, maka penulis akan
menggunakan Microsoft Excel untuk mencari durasi Crash, Cost Slope, dan
Crash Cost.
Secara keseluruhan adapun langkah-langkah yang dalam pengerjaan
studi kasus adalah sebagai berikut:
 Langkah Persiapan
1. Melakukan pengumpulan data yang diperoleh langsung dari proyek
2. Memahami data proyek dan wawancara terhadap orang proyek
3. Merancang hubungan ketergantungan kegiatan proyek
 Langkah dalam Pengaplikasian Microsoft Project
1. Memasukkan item pekerjaan, durasi pekerjaan, dan hubungan
ketergantungan ke dalam Microsoft Project
2. Menampilkan jalur kritis pada Gantt Chart
 Langkah dalam Pengaplikasian Microsoft Excel

24
1. Merancang format perhitungan pada Microsoft Excel
2. Memasukkan item pekerjaan, volume, durasi normal, biaya normal,
dan jumlah pekerja normal ke dalam format yang telah dibuat.
3. Merancang formula perhitungan untuk Produk. Normal, Prod.
Pekerja, Prod. Crash, Durasi Crash, Biaya Tambahan, Biaya Crash,
Cost Slope, dan Crash Cost

4.2 Microsoft Project


1. Memasukkan Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan dan Hubungan
Ketergantungan
Tabel 4.1 Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan, dan Hubungan Ketergantungan
Task Name Duration Predecessors
PROYEK SEKOLAH MEDAN MULIA 350 days
PEKERJAAN PENDAHULUAN 112 days
Mobilitas/Demobilitas 14 days
Direksi Keet (termasuk untuk Yayasan) 14 days
Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 7 days 4
Pengadaan Air & Listrik untuk Kantor Lapangan 21 days 4FS+14 days
Sewa Tower Crane Lengkap + 2 Orang Operator +
84 days 4FS+14 days
Lembur JIB 60 m
Erection & Dismanting 14 days 5
Crane Bantu 7 days 4FS+14 days
Mobilisasi & Demobilisasi Tower Crane 7 days 4FS+14 days
Bongkar dan Pasang Angkur 14 days 5
Listrik PLN 375 KVA + Genset 250 KVA untuk
84 days 4SS+7 days
Tower Crane
Biaya-Biaya Perbaikan TC ditanggung Penyewa
7 days 10FS+14 days
minimal 10 Juta/Kerusakan
Administrasi Proyek & Dokumentasi, Jaga Malam,
21 days 5
Security, dan SPSI
Asuransi dan P3K 21 days 11
PEKERJAAN SIPIL 238 days
PEKERJAAN PONDASI PANCANG BETON
14 days 21SS+7 days
MINI PILE 25X25
PEKERJAAN TANAH 28 days
Pekerjaan Galian Tanah 14 days 5
Pekerjaan Anti Rayap 14 days 21SS+7 days
Pekerjaan Urugan Pasir Urug Tebal : 5 cm 14 days 19SS+7 days
Pekerjaan Urug Kembali Sisa Galian 14 days 21SS+7 days

25
PEKERJAAN LANTAI 1 (DASAR) 42 days
Pekerjaan Lantai Kerja 5 cm beton 1:3:5 14 days 22
Pekerjaan Lantai Kerja Lantai Dasar 5 cm
14 days 22
(K125)
PEKERJAAN POER PONDASI 14 days
Pekerjaan Beton Poer K300 14 days 29SS
Pekerjaan Tulangan Poer 14 days 21SS+7 days
Pekerjaan Bekisting Poer (Plastic Tebal Hitam) 14 days 28SS
PEKERJAAN SLOOF 14 days
Pekerjaan Beton Sloof K300 14 days 33SS
Pekerjaan Besi Tulangan Sloof 14 days 27SS+7 days
Pekerjaan Bekisting Sloof (Plastic Hitam) 14 days 32SS
PEKERJAAN KOLOM PEDESTEL 28 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 21 days 37SS
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 days 31FS-7 days
Pekerjaan Bekisting Kolom 14 days 36SS+7 days
PEKERJAAN TANGGA 14 days 35SS+7 days
PEKERJAAN PERANCAH SCAFOLDING
14 days 35SS
(Bordes)
PEKERJAAN LANTAI - 2 56 days
PEKERJAAN BALOK 35 days
Pekerjaan Beton Balok (K-300) 21 days 44SS+14 days
Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 days 36SS
Pekerjaan Bekisting Balok 21 days 43SS
PEKERJAAN LANTAI 28 days 44SS
PEKERJAAN KOLOM 35 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 21 days 49SS+7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 days 43
Pekerjaan Bekisting Kolom 21 days 48SS+7 days
PEKERJAAN TANGGA 21 days 49SS+7 days
PEKERJAAN PERANCAH SCAFOLDING 21 days 49SS
PEKERJAAN LANTAI - 3 42 days
PEKERJAAN BALOK 35 days
Pekerjaan Beton Balok (K-300) 21 days 57SS+7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 days 51
Pekerjaan Bekisting Balok 28 days 55SS
PEKERJAAN LANTAI 28 days 56SS+7 days
PEKERJAAN KOLOM 21 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 14 days 61SS
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 14 days 54FF-7 days
Pekerjaan Bekisting Kolom 14 days 60SS+7 days
PEKERJAAN TANGGA 14 days 63

26
PEKERJAAN PERANCAH SCAFOLDING 14 days 60SS
PEKERJAAN LANTAI - 4 56 days
PEKERJAAN BALOK 42 days
Pekerjaan Beton Balok (K-300) 14 days 67
Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 days 68SS+7 days
Pekerjaan Bekisting Balok 21 days 63
PEKERJAAN LANTAI 28 days 67SS
PEKERJAAN KOLOM 35 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 21 days 73FS-7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 days 68
Pekerjaan Bekisting Kolom 21 days 72SS
PEKERJAAN TANGGA 21 days 75SS+7 days
PEKERJAAN PERANCAH SCAFOLDING 21 days 73SS+7 days
PEKERJAAN LANTAI - 5 70 days
PEKERJAAN BALOK 42 days
Pekerjaan Beton Balok (K-300) 21 days 80SS-7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 days 75FS-7 days
Pekerjaan Bekisting Balok 28 days 79SS+14 days
PEKERJAAN LANTAI 35 days 78SS-14 days
PEKERJAAN KOLOM 35 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 21 days 85FS-7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 days 81
Pekerjaan Bekisting Kolom 21 days 84SS
PEKERJAAN TANGGA 21 days 87SS
PEKERJAAN PERANCAH SCALFOLDING 21 days 83SS-7 days
PEKERJAAN LANTAI - 6 (ATAP) 49 days
PEKERJAAN BALOK 35 days
Pekerjaan Beton Balok (K-300) 21 days 92SS+14 days
Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 days 87SS+7 days
Pekerjaan Bekisting Balok 21 days 91SS
PEKERJAAN LANTAI 28 days 92SS+7 days
PEKERJAAN KOLOM 28 days
Pekerjaan Beton Kolom K300 21 days 97SS+7 days
Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 days 93SS+7 days
Pekerjaan Bekisting Kolom 21 days 96SS
PEKERJAAN TANGGA 7 days 97
PEKERJAAN PERANCAH SCALFOLDING 21 days 96SS
PEKERJAAN STRUKTUR PENTAS (K300)
21 days 99FS-7 days
(324m2)
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA & ATAP
77 days
GALVALUM
Balok IWF 350x175x11 21 days 100SS+7 days

27
Balok IWF Tie Beam IWF 150x75x5x7 21 days 102SS+7 days
Balok Perkuatan Talang Beton IWF
21 days 103SS
200x100x5.5x8
Gording CNP 125x50x20x2.3 21 days 104SS+7 days
Trekstang dia.10mm.10m'(308) + Ikatan angin dia.
21 days 105SS
16-12m'(32)&Murs
Tupai Tupai Besi Siku L.80x80x6 (Pelat) 21 days 105SS
Angker Bolt Dia.22-65cm + Grouting 21 days 107SS+7 days
Base Plat, Plat stiffner, Plat Spant, dan Plat
21 days 107SS+7 days
Sambung
Baut mutu tinggi 22 mm (HTB-A325) 21 days 107SS+7 days
Atap Galvalume 0.40 mm + Kedap suara + Tahan
35 days 112FS-7 days
Panas
Rabung Galvalume 21 days 110SS+7 days
Tabung Galvalume dan Rangka Baja Siku
21 days 112SS
L.40.40.4
Cat menie rangka baja 21 days 112SS
PEKERJAAN MEKANIKAL 35 days
Pembuatan sparing lobang buangan air hujan dan
35 days 111FS-7 days
kamar mandi
Pipa paralon dia. 4 inchi 35 days 116SS

Berikut adalah data yang dimasukkan ke dalam Microsoft Project:

Gambar 4.1 Item Pekerjaan, Durasi Pekerjaan, dan Hubungan


Ketergantungan setelah diinput ke dalam Microsoft Project

28
2. Menampilkan Jalur Kritis
Berikut adalah jalur kritis yang ditampilkan Microsoft Project:

Gambar 4.2 Tampilan Jalur Kritis pada Microsoft Project


Setelah jalur kritis didapat agar mempermudah pekerjaan sebaiknya
semua item pekerjaan yang termasuk jalur kritis dimasukkan ke dalam tabel
seperti Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2 Jalur Kritis dari kegiatan yang telah dibuat

No Uraian Pekerjaan
A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Direksi Keet (termasuk untuk Yayasan)
2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
B PEKERJAAN SIPIL
I Pekerjaan Tanah
I.1 Pekerjaan Galian Tanah
1 Galian Tanah Poer P-1
2 Galian Tanah Poer P-2
3 Galian Tanah Poer P-3
4 Galian Tanah Poer P-4
5 Galian Tanah Poer P-L
6 Galian Tanah Poer P-T
7 Galian Tanah Sloof S-1
8 Galian Tanah Sloof S-2
9 Galian Tanah Sloof S-3
10 Galian Tanah Sloof S-4
I.2 Pekerjaan Urugan Pasir Urug Tebal : 5 cm

29
1 Urugan Pasir Poer P-1
2 Urugan Pasir Poer P-2
3 Urugan Pasir Poer P-3
4 Urugan Pasir Poer P-4
5 Urugan Pasir Poer P-L
6 Urugan Pasir Poer P-T
7 Urugan Pasir Sloof S-1
8 Urugan Pasir Poer S-2
9 Urugan Pasir Poer S-3
10 Urugan Pasir Poer S-4
II Pekerjaan Lantai 1 (Dasar)
II.1 Pekerjaan Poer Pondasi
a Pekerjaan Beton Poer K300
1 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-1
2 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-2
3 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-3
4 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-4
5 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-L
6 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-T
b Pekerjaan Tulangan Poer
1 Pekerjaan Tulangan Poer P-1
2 Pekerjaan Tulangan Poer P-2
3 Pekerjaan Tulangan Poer P-3
4 Pekerjaan Tulangan Poer P-4
5 Pekerjaan Tulangan Poer P-L
6 Pekerjaan Tulangan Poer P-T
c Pekerjaan Bekisting Poer (Plastic Tebal Hitam)
1 Pekerjaan Bekisting Poer P-1
2 Pekerjaan Bekisting Poer P-2
3 Pekerjaan Bekisting Poer P-3
4 Pekerjaan Bekisting Poer P-4
5 Pekerjaan Bekisting Poer P-L
6 Pekerjaan Bekisting Poer P-T
II.2 Pekerjaan Sloof
a Pekerjaan Beton Sloof K300
1 Pekerjaan Beton Sloof S-1
2 Pekerjaan Beton Sloof S-2
3 Pekerjaan Beton Sloof S-3
4 Pekerjaan Beton Sloof S-4
b Pekerjaan Besi Tulangan Sloof
1 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-1
2 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-2
3 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-3
4 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-4
c Pekerjaan Bekisting Tulangan Sloof
1 Pekerjaan Bekisting Sloof S-1

30
2 Pekerjaan Bekisting Sloof S-2
3 Pekerjaan Bekisting Sloof S-3
4 Pekerjaan Bekisting Sloof S-4
II.3 Pekerjaan Kolom Pedestel
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
III Pekerjaan Lantai 2
III.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100)
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
III.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
b Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (60x40)
III.3 Pekerjaan Perancah Scafolding
IV Pekerjaan Lantai 3
IV.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40)
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25)
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40)
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25)
c Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40)
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25)
IV.2 Pekerjaan Lantai
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12 cm
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai
IV.3 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)

31
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
IV.4 Pekerjaan Perancah Scafolding
V Pekerjaan Lantai 4
V.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100)
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
V.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
b Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
V.3 Pekerjaan Perancah Scafolding
VI Pekerjaan Lantai 5
VI.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
c Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
VI.2 Pekerjaan Lantai
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12 cm
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai
VI.3 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Beton Kolom K300
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)

32
b Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
c Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60)
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan K-3 (40x40)
VI.4 Pekerjaan Perancah Scafolding
VII Pekerjaan Lantai 6
VII.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
b Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70)
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70)
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40)
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25)
VII.2 Pekerjaan Lantai
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 tbl : 12 cm
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai
VII.3 Pekerjaan Kolom
1 Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
2 Pekerjaan K-2 (60x60)
3 Pekerjaan PB-1 (40x60)
4 Pekerjaan K-3 (40x40)
VII.4 Pekerjaan Perancah Scafolding
VII.5 Pekerjaan Struktur Pentas (K300) (324 m2)
1 Pekerjaan Kolom Beton (25x25)
2 Pekerjaan Balok Beton B-4 (40x25)
3 Pekerjaan Lantai Beton 12 cm
4 Pekerjaan Plat Tangga Beton
5 Pekerjaan Besi Tulangan
6 Pekerjaan Besi Wire Mesh
7 Pekerjaan Bekisting
C Pekerjaan Struktur Baja & Atap Galvalum
1 Balok IWF 350x175x11
2 Balok IWF Tie Beam IWF 150x75x5x7
3 Balok Perkuatan Talang Beton IWF 200x100x5.5x8
4 Gording CNP 125x50x20x2.3
5 Tupai Tupai Besi Siku L.80x80x6 (Pelat)
6 Baut mutu tinggi 22 mm (HTB-A325)

33
7 Atap Galvalume 0.40 mm + Kedap suara + Tahan Panas
8 Rabung Galvalume
D Pekerjaan Mekanikal
1 Pembuatan sparing lobang buangan air hujan dan kamar mandi
2 Pipa paralon dia. 4 inchi

4.3 Microsoft Excel


1. Analisis Biaya Normal pada Item Pekerjaan yang Dipercepat
Biaya normal adalah biaya langsung yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan dengan kurun durasi normal. Dalam perhitungan
ini biaya normal berdasarkan data yang ada.
Tujuan analisa biaya adalah untuk mengetahui kebutuhan biaya agar
selalu dalam keadaan siap pakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Biaya yang
dihitung adalah biaya langsung. Jumlah biaya normal pada item pekerjaan
yang dipercepat dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Jumlah Biaya Normal pada Item Pekerjaan yang Dipercepat
Sumber: RAB (LAMPIRAN 3)

No Uraian Pekerjaan Volume Biaya Normal (Rp)


A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Direksi Keet (termasuk untuk Yayasan) 1,00 ls Rp 135.000.000,00
2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 1,00 ls Rp 36.000.000,00
Total Biaya Normal Rp 171.000.000,00
B PEKERJAAN SIPIL
I Pekerjaan Tanah
I.1 Pekerjaan Galian Tanah
1 Galian Tanah Poer P-1 112,90 m3 Rp 7.789.824,00
2 Galian Tanah Poer P-2 215,04 m3 Rp 14.837.760,00
3 Galian Tanah Poer P-3 48,38 m3 Rp 3.338.496,00
4 Galian Tanah Poer P-4 35,12 m3 Rp 2.423.500,80
5 Galian Tanah Poer P-L 24,60 m3 Rp 1.697.068,80
6 Galian Tanah Poer P-T 47,60 m3 Rp 3.284.400,00
7 Galian Tanah Sloof S-1 191,52 m3 Rp 13.214.880,00
8 Galian Tanah Sloof S-2 23,80 m3 Rp 1.642.200,00
9 Galian Tanah Sloof S-3 18,76 m3 Rp 1.294.440,00
10 Galian Tanah Sloof S-4 11,78 m3 Rp 812.820,00
Pekerjaan Urugan Pasir Urug Tebal
I.2
: 5 cm
1 Urugan Pasir Poer P-1 7,06 m3 Rp 1.037.232,00
2 Urugan Pasir Poer P-2 13,44 m3 Rp 1.975.680,00
3 Urugan Pasir Poer P-3 3,02 m3 Rp 444.528,00

34
4 Urugan Pasir Poer P-4 2,20 m3 Rp 322.694,40
5 Urugan Pasir Poer P-L 1,54 m3 Rp 225.968,40
6 Urugan Pasir Poer P-T 1,19 m3 Rp 174.930,00
7 Urugan Pasir Sloof S-1 15,96 m3 Rp 2.346.120,00
8 Urugan Pasir Poer S-2 2,38 m3 Rp 349.860,00
9 Urugan Pasir Poer S-3 2,35 m3 Rp 344.715,00
10 Urugan Pasir Poer S-4 1,96 m3 Rp 288.610,00
Total Biaya Normal Rp 57.845.727,40
II Pekerjaan Lantai 1 (Dasar)
II.1 Pekerjaan Poer Pondasi
a Pekerjaan Beton Poer K300
1 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-1 96,77 m3 Rp 13.160.448,00
2 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-2 184,32 m3 Rp 25.067.520,00
3 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-3 41,47 m3 Rp 5.640.192,00
4 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-4 30,11 m3 Rp 4.094.361,60
5 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-L 21,08 m3 Rp 2.867.097,60
6 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-T 40,80 m3 Rp 5.548.800,00
b Pekerjaan Tulangan Poer
1 Pekerjaan Tulangan Poer P-1 6.660,00 kg Rp 8.391.600,00
2 Pekerjaan Tulangan Poer P-2 13.728,00 kg Rp 17.297.280,00
3 Pekerjaan Tulangan Poer P-3 3.150,00 kg Rp 3.969.000,00
4 Pekerjaan Tulangan Poer P-4 1.932,00 kg Rp 2.434.320,00
5 Pekerjaan Tulangan Poer P-L 1.200,00 kg Rp 1.512.000,00
6 Pekerjaan Tulangan Poer P-T 1.200,00 kg Rp 1.512.000,00
Pekerjaan Bekisting Poer (Plastic
c
Tebal Hitam)
1 Pekerjaan Bekisting Poer P-1 17.280,00 m2 Rp 5.529.600,00
2 Pekerjaan Bekisting Poer P-2 384,00 m2 Rp 12.288.000,00
3 Pekerjaan Bekisting Poer P-3 102,40 m2 Rp 3.276.800,00
4 Pekerjaan Bekisting Poer P-4 44,80 m2 Rp 1.433.600,00
5 Pekerjaan Bekisting Poer P-L 19,40 m2 Rp 620.800,00
6 Pekerjaan Bekisting Poer P-T 32,00 m2 Rp 1.024.000,00
II.2 Pekerjaan Sloof
a Pekerjaan Beton Sloof K300
1 Pekerjaan Beton Sloof S-1 164,16 m3 Rp 22.325.760,00
2 Pekerjaan Beton Sloof S-2 20,40 m3 Rp 2.774.400,00
3 Pekerjaan Beton Sloof S-3 16,08 m3 Rp 2.186.880,00
4 Pekerjaan Beton Sloof S-4 12,46 m3 Rp 1.694.016,00
b Pekerjaan Besi Tulangan Sloof
1 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-1 13.984,00 kg Rp 17.619.840,00
2 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-2 1.849,60 kg Rp 2.330.496,00
3 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-3 927,28 kg Rp 1.168.372,00
4 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-4 1.795,74 kg Rp 2.262.632,40
c Pekerjaan Bekisting Tulangan Sloof
1 Pekerjaan Bekisting Sloof S-1 912,00 m2 Rp 29.184.000,00
2 Pekerjaan Bekisting Sloof S-2 134,00 m2 Rp 4.288.000,00
3 Pekerjaan Bekisting Sloof S-3 107,20 m2 Rp 3.430.400,00

35
4 Pekerjaan Bekisting Sloof S-4 103,80 m2 Rp 3.321.600,00
II.3 Pekerjaan Kolom Pedestel
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 4.844,40 kg Rp 6.103.944,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 8.294,40 kg Rp 10.450.944,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 624,00 kg Rp 786.240,00
Total Biaya Normal Rp 225.594.943,60
III Pekerjaan Lantai 2
III.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100) - -
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 51.267,68 kg Rp 520.879.628,80
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 5.040,00 kg Rp 51.206.400,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 5.360,00 kg Rp 54.457.600,00
III.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 14.762,00 kg Rp 18.600.120,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 27.456,00 kg Rp 34.594.560,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2.915,00 kg Rp 3.672.900,00
b Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 304,92 m2 Rp 36.590.400,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 665,28 m2 Rp 79.833.600,00
3 Pekerjaan K-3 (60x40) 176,00 m2 Rp 21.120.000,00
III.3 Pekerjaan Perancah Scafolding 3.360,00 m2 Rp 211.680.000,00
Total Biaya Normal Rp 1.032.635.208,80
IV Pekerjaan Lantai 3
IV.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 318,08 m3 Rp 43.258.880,00
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 28,08 m3 Rp 3.818.880,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 40,00 m3 Rp 5.440.000,00
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 51.267,68 kg Rp 64.597.276,80
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 5.040,00 kg Rp 6.350.400,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 5.360,00 kg Rp 6.753.600,00
c Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 1.944,83 m2 Rp 307.283.456,00
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 230,40 m2 Rp 36.403.200,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 480,00 m2 Rp 75.840.000,00
IV.2 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12
1 403,20 m3 Rp 54.835.200,00
cm
Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua
2 3.360,00 kg Rp 70.560.000,00
lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 3.360,00 m3 Rp 504.000.000,00
IV.3 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom

36
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 10.560,00 kg Rp 13.305.600,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 19.136,00 kg Rp 24.111.360,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2.120,00 kg Rp 2.671.200,00
IV.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 3.360,00 m2 Rp 211.680.000,00
Total Biaya Normal Rp 1.430.909.052,80
V Pekerjaan Lantai 4
V.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100) - -
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 1.944,38 m2 Rp 307.212.040,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 230,40 m2 Rp 36.403.200,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 480,00 m2 Rp 75.840.000,00
V.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 10.560,00 kg Rp 13.305.600,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 19.136,00 kg Rp 24.111.360,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2.120,00 kg Rp 2.671.200,00
b Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 221,76 m2 Rp 26.611.200,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 463,68 m2 Rp 55.641.600,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 128,00 m2 Rp 15.360.000,00
V.3 Pekerjaan Perancah Scafolding 3.360,00 m2 Rp 211.680.000,00
Total Biaya Normal Rp 768.836.200,00
VI Pekerjaan Lantai 5
VI.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 15,68 m3 Rp 2.132.480,00
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 351,68 m3 Rp 47.828.480,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 28,08 m3 Rp 3.818.880,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 44,80 m3 Rp 6.092.800,00
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 3.035,20 kg Rp 3.824.352,00
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 48.379,36 kg Rp 60.957.993,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 5.040,00 kg Rp 6.350.400,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 6.003,20 kg Rp 7.564.032,00
c Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 89,60 m2 Rp 14.156.800,00
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 1.835,26 m2 Rp 289.971.080,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 230,40 m2 Rp 36.403.200,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 480,00 m2 Rp 75.840.000,00
VI.2 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12
1 403,20 m3 Rp 54.835.200,00
cm
Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua
2 3.360,00 kg Rp 70.560.000,00
lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 3.360,00 m3 Rp 504.000.000,00
VI.3 Pekerjaan Kolom

37
a Pekerjaan Beton Kolom K300
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 31,68 m3 Rp 4.308.480,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 66,24 m3 Rp 9.008.640,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 12,80 m3 Rp 1.740.800,00
b Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 9.240,00 kg Rp 11.642.400,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 16.376,00 kg Rp 20.633.760,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 1.872,00 kg Rp 2.358.720,00
c Pekerjaan Bekisting Kolom
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 221,76 m2 Rp 26.611.200,00
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 436,68 m2 Rp 55.641.600,00
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 128,00 m2 Rp 15.360.000,00
VI.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 3.481,00 m2 Rp 219.303.000,00
Total Biaya Normal Rp 1.550.944.297,00
VII Pekerjaan Lantai 6
VII.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 3.035,20 kg Rp 3.824.352,00
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 11.065,60 kg Rp 13.942.656,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 5.040,00 kg Rp 6.350.400,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 1.983,20 kg Rp 2.498.832,00
b Pekerjaan Bekisting Balok
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 89,60 m2 Rp 14.156.800,00
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 520,45 m2 Rp 82.231.100,00
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 230,40 m2 Rp 36.403.200,00
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 177,60 m2 Rp 28.060.800,00
VII.2 Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Beton Lantai K-300 tbl : 12
1 228,96 m3 Rp 31.138.560,00
cm
Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua
2 1.908,00 m2 Rp 40.068.000,00
lapis
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 1.908,00 m3 Rp 286.200.000,00
VII.3 Pekerjaan Kolom
1 Pekerjaan Besi Tulangan Kolom
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 7.120,00 kg Rp 8.971.200,00
3 Pekerjaan PB-1 (40x60) 2.310,00 kg Rp 2.910.600,00
4 Pekerjaan K-3 (40x40) 1.872,00 kg Rp 2.358.720,00
VII.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 1.908,00 m2 Rp 120.204.000,00
Pekerjaan Struktur Pentas (K300)
VII.5
(324 m2)
1 Pekerjaan Kolom Beton (25x25) 1,13 m3 Rp 153.000,00
2 Pekerjaan Balok Beton B-4 (40x25) 16,66 m3 Rp 2.265.760,00
3 Pekerjaan Lantai Beton 12 cm 38,88 m3 Rp 5.287.680,00
4 Pekerjaan Plat Tangga Beton 5,40 m3 Rp 734.400,00
5 Pekerjaan Besi Tulangan 4.936,00 kg Rp 6.219.360,00
6 Pekerjaan Besi Wire Mesh 324,00 m2 Rp 6.804.000,00
7 Pekerjaan Bekisting 484,55 m2 Rp 72.682.500,00

38
Total Biaya Normal Rp 773.465.920,00
Pekerjaan Struktur Baja & Atap
C
Galvalum
1 Balok IWF 350x175x11 34.650,00 kg Rp 727.650.000,00
2 Balok IWF Tie Beam IWF 150x75x5x7 2.075,22 kg Rp 43.579.620,00
Balok Perkuatan Talang Beton IWF
3 716,94 kg Rp 15.055.740,00
200x100x5.5x8
4 Gording CNP 125x50x20x2.3 8.309,70 kg Rp 174.503.700,00
Tupai Tupai Besi Siku L.80x80x6
5 453,60 bh Rp 20.412.000,00
(Pelat)
6 Baut mutu tinggi 22 mm (HTB-A325) 756,00 bh Rp 16.254.000,00
Atap Galvalume 0.40 mm + Kedap
7 1.926,00 m2 Rp 385.200.000,00
suara + Tahan Panas
8 Rabung Galvalume 74,00 m' Rp 5.550.000,00
Total Biaya Normal Rp 1.388.205.060,00
D Pekerjaan Mekanikal
Pembuatan sparing lobang buangan air
1 128,00 ttk Rp 3.200.000,00
hujan dan kamar mandi
2 Pipa paralon dia. 4 inchi 256,00 m' Rp 19.200.000,00
Total Biaya Normal Rp 22.400.000,00

2. Penentuan Durasi Normal dan Jumlah Pekerja


Durasi normal adalah durasi yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan sampai selesai dengan cara efektif, tetapi diluar pertimbangan
adanya penambahan tenaga kerja dan usaha-usaha khusus lainnya seperti
menyewa peralatan tambahan (Tabel 4.4). Dalam perhitungan ini durasi dan
biaya normal berdasarkan data yang ada . Durasi kegiatan ini ditentukan
oleh besar volume pekerjaan yang akan diselesaikan dibanding dengan
besar sumber daya yang tersedia baik itu tenaga kerja, bahan dan peralatan.
Tujuan dari analisa durasi adalah untuk mengetahui saat mulai dan
saat selesai pelaksanaan setiap kegiatan, sehingga bila terjadi keterlambatan
bisa diketahui bagaimana pengaruhnya dan selanjutnya ditetapkan tindakan
apa yang harus diambil. Lama kegiatan dapat ditentukan dengan
memperhatikan volume kegiatan dengan kemampuan tenaga kerja, jumlah
tenaga kerja dan alat kerja atau alat bantu yang tersedia.

39
Tabel 4.4 Durasi Normal dan Jumlah Pekerja pada Item Pekerjaan yang
Dipercepat
Sumber: Data Diolah
Durasi Jlh. Pekerja
No Uraian Pekerjaan Normal Normal
(hari) (org)
A PEKERJAAN PENDAHULUAN 21 17
1 Direksi Keet (termasuk untuk Yayasan) 14 12
2 Pengukuran dan Pemasangan Bowplank 7 5
B PEKERJAAN SIPIL
I Pekerjaan Tanah
I.1 Pekerjaan Galian Tanah 14 49
1 Galian Tanah Poer P-1 2 5
2 Galian Tanah Poer P-2 3 10
3 Galian Tanah Poer P-3 1 3
4 Galian Tanah Poer P-4 1 5
5 Galian Tanah Poer P-L 1 3
6 Galian Tanah Poer P-T 1 3
7 Galian Tanah Sloof S-1 2 5
8 Galian Tanah Sloof S-2 1 5
9 Galian Tanah Sloof S-3 1 5
10 Galian Tanah Sloof S-4 1 5
Pekerjaan Urugan Pasir Urug Tebal : 5
I.2 14 30
cm
1 Urugan Pasir Poer P-1 1 3
2 Urugan Pasir Poer P-2 3 3
3 Urugan Pasir Poer P-3 1 3
4 Urugan Pasir Poer P-4 1 3
5 Urugan Pasir Poer P-L 1 3
6 Urugan Pasir Poer P-T 1 3
7 Urugan Pasir Sloof S-1 3 3
8 Urugan Pasir Poer S-2 1 3
9 Urugan Pasir Poer S-3 1 3
10 Urugan Pasir Poer S-4 1 3
II Pekerjaan Lantai 1 (Dasar)
II.1 Pekerjaan Poer Pondasi
a Pekerjaan Beton Poer K300 14 66
1 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-1 3 5
2 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-2 3 15
3 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-3 2 10
4 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-4 2 6
5 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-L 2 25
6 Pekerjaan Lantai Kerja Poer P-T 2 5
b Pekerjaan Tulangan Poer 14 96
1 Pekerjaan Tulangan Poer P-1 3 10

40
2 Pekerjaan Tulangan Poer P-2 3 31
3 Pekerjaan Tulangan Poer P-3 2 10
4 Pekerjaan Tulangan Poer P-4 2 25
5 Pekerjaan Tulangan Poer P-L 2 10
6 Pekerjaan Tulangan Poer P-T 2 10
Pekerjaan Bekisting Poer (Plastic Tebal
c 14 65
Hitam)
1 Pekerjaan Bekisting Poer P-1 9 15
2 Pekerjaan Bekisting Poer P-2 1 10
3 Pekerjaan Bekisting Poer P-3 1 10
4 Pekerjaan Bekisting Poer P-4 1 10
5 Pekerjaan Bekisting Poer P-L 1 10
6 Pekerjaan Bekisting Poer P-T 1 10
II.2 Pekerjaan Sloof
a Pekerjaan Beton Sloof K300 14 52
1 Pekerjaan Beton Sloof S-1 8 10
2 Pekerjaan Beton Sloof S-2 2 16
3 Pekerjaan Beton Sloof S-3 2 16
4 Pekerjaan Beton Sloof S-4 2 10
b Pekerjaan Besi Tulangan Sloof 14 42
1 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-1 5 12
2 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-2 3 12
3 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-3 3 9
4 Pekerjaan Besi Tulangan Sloof S-4 3 9
c Pekerjaan Bekisting Tulangan Sloof 14 44
1 Pekerjaan Bekisting Sloof S-1 11 20
2 Pekerjaan Bekisting Sloof S-2 1 10
3 Pekerjaan Bekisting Sloof S-3 1 8
4 Pekerjaan Bekisting Sloof S-4 1 6
II.3 Pekerjaan Kolom Pedestel
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 34
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 7 10
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 9 16
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 5 8
III Pekerjaan Lantai 2
III.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 47
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100) - -
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 17 25
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 2 10
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 2 12
III.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 27
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 6 15
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 7
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 3 5
b Pekerjaan Bekisting Kolom 21 32

41
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 8 8
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 9 8
3 Pekerjaan K-3 (60x40) 4 6
III.3 Pekerjaan Perancah Scafolding 21 10
IV Pekerjaan Lantai 3
IV.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300 21 18
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 15 6
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 3 6
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 3 6
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 50
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 17 10
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 2 20
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 2 20
c Pekerjaan Bekisting Balok 28 50
1 Pekerjaan Balok B-1 (40x70) 16 10
2 Pekerjaan Balok B-2 (65x40) 4 20
3 Pekerjaan Balok B-3 (40x25) 8 20
IV.2 Pekerjaan Lantai 28 35
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12 cm 4 15
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis 12 10
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 12 10
IV.3 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 14 50
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 4 20
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 8 20
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2 10
IV.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 14 20
V Pekerjaan Lantai 4
V.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Bekisting Balok 21 52
1 Pekerjaan Balok B-1 (60x100) - -
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 11 12
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 4 20
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 6 20
V.2 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 50
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 7 20
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 20
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2 10
b Pekerjaan Bekisting Kolom 21 26
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 6 12
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 8
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 3 6
V.3 Pekerjaan Perancah Scafolding 21 20
VI Pekerjaan Lantai 5

42
VI.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Beton Balok K300 21 28
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 3 5
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 10 12
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 3 5
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 5 6
b Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 65
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 2 10
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 13 15
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 2 20
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 4 20
c Pekerjaan Bekisting Balok 28 61
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 3 10
2 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 13 25
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 5 12
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 7 14
VI.2 Pekerjaan Lantai 35 35
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 Tbl : 12 cm 5 15
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis 15 10
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 15 10
VI.3 Pekerjaan Kolom
a Pekerjaan Beton Kolom K300 21 31
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 6 10
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 11 15
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 4 6
b Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 60
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 7 20
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 25
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 2 15
c Pekerjaan Bekisting Kolom 21 42
1 Pekerjaan K-1 (60x60) 6 15
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 17
3 Pekerjaan K-3 (40x40) 3 10
VI.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 21 20
VII Pekerjaan Lantai 6
VII.1 Pekerjaan Balok
a Pekerjaan Besi Tulangan Balok 21 95
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 3 25
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 11 30
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 5 25
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 2 15
b Pekerjaan Bekisting Balok 21 47
1 Pekerjaan Balok B-2.1 (40x70) 2 10
2 Pekerjaan Balok B-2 (40x70) 9 15
3 Pekerjaan Balok B-3 (65x40) 4 12
4 Pekerjaan Balok B-4 (40x25) 6 10

43
VII.2 Pekerjaan Lantai 28 35
1 Pekerjaan Beton Lantai K-300 tbl : 12 cm 2 15
2 Pekerjaan Besi Wire Mesh 8-A dua lapis 13 10
3 Pekerjaan Bekisting Lantai 13 10
VII.3 Pekerjaan Kolom
1 Pekerjaan Besi Tulangan Kolom 21 70
2 Pekerjaan K-2 (60x60) 12 20
3 Pekerjaan PB-1 (40x60) 6 20
4 Pekerjaan K-3 (40x40) 3 10
VII.4 Pekerjaan Perancah Scafolding 21 20
Pekerjaan Struktur Pentas (K300) (324
VII.5 21 61
m2)
1 Pekerjaan Kolom Beton (25x25) 1 3
2 Pekerjaan Balok Beton B-4 (40x25) 1 5
3 Pekerjaan Lantai Beton 12 cm 1 10
4 Pekerjaan Plat Tangga Beton 1 5
5 Pekerjaan Besi Tulangan 10 20
6 Pekerjaan Besi Wire Mesh 3 6
7 Pekerjaan Bekisting 4 12
Pekerjaan Struktur Baja & Atap
C 182 103
Galvalum
1 Balok IWF 350x175x11 21 15
2 Balok IWF Tie Beam IWF 150x75x5x7 21 20
Balok Perkuatan Talang Beton IWF
3 21 12
200x100x5.5x8
4 Gording CNP 125x50x20x2.3 21 20
5 Tupai Tupai Besi Siku L.80x80x6 (Pelat) 21 9
6 Baut mutu tinggi 22 mm (HTB-A325) 21 12
Atap Galvalume 0.40 mm + Kedap suara +
7 35 10
Tahan Panas
8 Rabung Galvalume 21 5
D Pekerjaan Mekanikal 70 16
Pembuatan sparing lobang buangan air
1 35 6
hujan dan kamar mandi
2 Pipa paralon dia. 4 inchi 35 10

3. Perhitungan Koefisien Arah Biaya (Cost Slope)


Perhitungan cost slope pada pembahasan ini, adalah perhitungan
cost slope kegiatan-kegiatan pada item pekerjaan yang dipercepat dan biaya
yang dimaksud adalah biaya langsung. Percepatan durasi kegiatan
dilakukan dengan menambah tenaga kerja serta peralatan yang disesuaikan
dengan jumlah tenaga kerja. Jumlah jam kerja tiap hari tetap yaitu 8 jam per
hari, dan tiap minggu terdiri dari 6 hari kerja.

44
Berikut penulis akan jelaskan perhitungan Cost Slope pada item
Pekerjaan Persiapan. Untuk item pekerjaan lain yang dipercepat akan
ditunjukkan dalam tabel hasil pengolahan data.
(a) Volume Pekerjaan
● Galian Tanah Poer P-1 = 112,90 m3
● Galian Tanah Poer P-2 = 215,04 m3
● Galian Tanah Poer P-3 = 48,38 m3
● Galian Tanah Poer P-4 = 35,12 m3
● Galian Tanah Poer P-L = 24,60 m3
● Galian Tanah Poer P-T = 47,60 m3
● Galian Tanah Sloof S-1 = 191,52 m3
● Galian Tanah Sloof S-2 = 23,80 m3
● Galian Tanah Sloof S-3 = 18,76 m3
● Galian Tanah Sloof S-4 = 11,78 m3
(b) Durasi Normal
● Galian Tanah Poer P-1 = 2 hari
● Galian Tanah Poer P-2 = 3 hari
● Galian Tanah Poer P-3 = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-4 = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-L = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-T = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = 2 hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = 1 hari
(c) Biaya Normal
● Galian Tanah Poer P-1 = Rp7.789.824,00
● Galian Tanah Poer P-2 = Rp14.837.760,00
● Galian Tanah Poer P-3 = Rp3.338.496,00
● Galian Tanah Poer P-4 = Rp2.423.500,80
● Galian Tanah Poer P-L = Rp1.697.068,80
● Galian Tanah Poer P-T = Rp3.284.400,00

45
● Galian Tanah Sloof S-1 = Rp13.214.880,00
● Galian Tanah Sloof S-2 = Rp1.642.200,00
● Galian Tanah Sloof S-3 = Rp1.294.440,00
● Galian Tanah Sloof S-4 = Rp812.820,00
(d) Produktivitas Normal = (a) : (b)
● Galian Tanah Poer P-1 = 112,90 m3 : 2 hari = 56,45 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-2 = 215,04 m3 : 3 hari = 71,68 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-3 = 48,38 m3 : 1 hari = 48,38 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-4 = 35,12 m3 : 1 hari = 35,12 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-L = 24,60 m3 : 1 hari = 24,60 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-T = 47,60 m3 : 1 hari = 47,60 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = 191,52 m3 : 2 hari = 95,76 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = 23,80 m3 : 1 hari = 23,80 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = 18,76 m3 : 1 hari = 18,76 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = 11,78 m3 : 1 hari = 11,78 m3/hari
(e) Jumlah Pekerja Normal
● Galian Tanah Poer P-1 = 5 orang
● Galian Tanah Poer P-2 = 10 orang
● Galian Tanah Poer P-3 = 3 orang
● Galian Tanah Poer P-4 = 5 orang
● Galian Tanah Poer P-L = 3 orang
● Galian Tanah Poer P-T = 3 orang
● Galian Tanah Sloof S-1 = 5 orang
● Galian Tanah Sloof S-2 = 5 orang
● Galian Tanah Sloof S-3 = 5 orang
● Galian Tanah Sloof S-4 = 5 orang
(f) Produktivitas Pekerja per Orang = (d) : (e)
● Galian Tanah Poer P-1 = 56,45 m3/hari : 5 orang = 11,29 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-2 = 71,68 m3/hari : 10 orang = 7,17 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-3 = 48,38 m3/hari : 3 orang = 16,13 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-4 = 35,12 m3/hari : 5 orang = 7,02 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-L = 24,60 m3 : 3 orang = 8,20 m3/hari

46
● Galian Tanah Poer P-T = 47,60 m3 : 3 orang = 15,87 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = 191,52 m3 : 5 orang = 19,15 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = 23,80 m3 : 5 orang = 4,76 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = 18,76 m3 : 5 orang = 3,75 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = 11,78 m3 : 5 orang = 2,36 m3/hari
(g) Jumlah Pekerja Crash
● Galian Tanah Poer P-1 = 8 orang
● Galian Tanah Poer P-2 = 15 orang
● Galian Tanah Poer P-3 = 6 orang
● Galian Tanah Poer P-4 = 7 orang
● Galian Tanah Poer P-L = 6 orang
● Galian Tanah Poer P-T = 6 orang
● Galian Tanah Sloof S-1 = 7 orang
● Galian Tanah Sloof S-2 = 7 orang
● Galian Tanah Sloof S-3 = 7 orang
● Galian Tanah Sloof S-4 = 7 orang
(h) Produktivitas Crash = (g) x
(f)
● Galian Tanah Poer P-1 = 8 orang x 11,29 m3/hari = 90,32 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-2 = 15 orang x 7,17 m3/hari = 107,52 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-3 = 6 orang x 16,13 m3/hari = 96,76 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-4 = 7 orang x 7,02 m3/hari = 49,17 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-L = 6 orang x 8,20 m3/hari = 49,20 m3/hari
● Galian Tanah Poer P-T = 6 orang x 15,87 m3/hari = 95,20 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = 7 orang x 19,15 m3/hari = 134,06 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = 7 orang x 4,76 m3/hari = 33,32 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = 7 orang x 3,75 m3/hari = 26,26 m3/hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = 7 orang x 2,36 m3/hari = 16,49 m3/hari
(i) Durasi Crash = (a) : (h)
● Galian Tanah Poer P-1 = 112,90 m3 : 90,32 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-2 = 215,04 m3 : 107,52 m3/hari = 2 hari
● Galian Tanah Poer P-3 = 48,38 m3 : 96,76 m3/hari = 1 hari

47
● Galian Tanah Poer P-4 = 35,12 m3 : 49,17 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-L = 24,60 m3 : 3
49,20 m /hari = 1 hari
● Galian Tanah Poer P-T = 47,60 m3 : 95,20 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = 191,52 m3 : 134,06 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = 23,80 m3 : 33,32 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = 18,76 m3 : 26,26 m3/hari = 1 hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = 11,78 m3 : 16,49 m3/hari = 1 hari
(j) Biaya Tambahan = (i) x [(g-e) x harga satuan upah pekerja]
● Galian Tanah Poer P-1 = 1 x [(8-5) x 96000] = Rp360.000,00
● Galian Tanah Poer P-2 = 2 x [(15-10) x 96000] = Rp960.000,00
● Galian Tanah Poer P-3 = 1 x [(6-3) x 96000] = Rp144.000,00
● Galian Tanah Poer P-4 = 1 x [(7-5) x 96000] = Rp137.142,86
● Galian Tanah Poer P-L = 1 x [(6-3) x 96000] = Rp144.000,00
● Galian Tanah Poer P-T = 1 x [(6-3) x 96000] = Rp144.000,00
● Galian Tanah Sloof S-1 = 1 x [(7-5) x 96000] = Rp274.285,71
● Galian Tanah Sloof S-2 = 1 x [(7-5) x 96000] = Rp137.142,86
● Galian Tanah Sloof S-3 = 1 x [(7-5) x 96000] = Rp137.142,86
● Galian Tanah Sloof S-4 = 1 x [(7-5) x 96000] = Rp137.142,86
(k) Biaya Crash = (c) + (j)
● Galian Tanah Poer P-1 = Rp7.789.824,00 + Rp360.000,00 = Rp8.149.824,00
● Galian Tanah Poer P-2 = Rp14.837.760,00 + Rp960.000,00 = Rp15.797.760,00
● Galian Tanah Poer P-3 = Rp3.338.496,00 + Rp144.000,00 = Rp3.482.496,00
● Galian Tanah Poer P-4 = Rp2.423.500,80 + Rp137.142,86 = Rp2.560.643,66
● Galian Tanah Poer P-L = Rp1.697.068,80 + Rp144.000,00 = Rp1.841.068,80
● Galian Tanah Poer P-T = Rp3.284.400,00 + Rp144.000,00 = Rp3.428.400,00
● Galian Tanah Sloof S-1 = Rp13.214.880,00 + Rp274.285,71 = Rp13.489.165,71
● Galian Tanah Sloof S-2 = Rp1.642.200,00 + Rp137.142,86 = Rp1.779.342,86
● Galian Tanah Sloof S-3 = Rp1.294.440,00 + Rp137.142,86 = Rp1.779.342,86
● Galian Tanah Sloof S-4 = Rp812.820,00 + Rp137.142,86 = Rp949.962,86
(l) Cost Slope = [(k-c)] : [(b:i)]
● Galian Tanah Poer P-1 = (Rp8.149.824,00 - Rp7.789.824,00) : (2 : 1)
= Rp225.000,00 / hari

48
● Galian Tanah Poer P-2 = (Rp15.797.760,00 - Rp14.837.760,00) : (3 : 2)
= Rp640.000,00 / hari
● Galian Tanah Poer P-3 = (Rp3.482.496,00 - Rp3.338.496,00) : (1 : 1)
= Rp72.000,00 / hari
● Galian Tanah Poer P-4 = (Rp2.560.643,66 - Rp2.423.500,80) : (1 : 1)
= Rp97.959,18 / hari
● Galian Tanah Poer P-L = (Rp1.841.068,80 - Rp1.697.068,80) : (1 : 1)
= Rp72.000,00 / Hari
● Galian Tanah Poer P-T = (Rp3.428.400,00 - Rp3.284.400,00) : (1 : 1)
= Rp72.000,00 / hari
● Galian Tanah Sloof S-1 = (Rp13.489.165,71 - Rp13.214.880,00) : (2 : 1)
= Rp195.918,37 / hari
● Galian Tanah Sloof S-2 = (Rp1.779.342,86 - Rp1.642.200,00) : (1 : 1)
= Rp97.959,18 / hari
● Galian Tanah Sloof S-3 = (Rp1.779.342,86 - Rp1.294.440,00) : (1 : 1)
= Rp97.959,18 / hari
● Galian Tanah Sloof S-4 = (Rp949.962,86 - Rp812.820,00) : (1 : 1)
= Rp97.959,18 / hari
(m) Crash Cost = (c) + {(l) x [(b) – (i)]}
● Galian Tanah Poer P-1 = Rp7.789.824,00 + {(Rp225.000,00 x (2 - 1)}
= Rp7.958.574,00
● Galian Tanah Poer P-2 = Rp14.837.760,00 + {(Rp640.000,00 x (3 - 2)}
= Rp15.477.760,00
● Galian Tanah Poer P-3 = Rp3.338.496,00 + {(Rp72.000,00 x (1 - 1)}
= Rp3.374.496,00
● Galian Tanah Poer P-4 = Rp2.423.500,80 + {(Rp97.959,18 x (1 - 1)}
= Rp2.451.489,14
● Galian Tanah Poer P-L = Rp1.697.068,80 + {(Rp72.000,00 x (1 - 1)}
= Rp1.733.068,80
● Galian Tanah Poer P-T = Rp3.284.400,00 + {(Rp72.000,00 x (1 - 1)}
= Rp3.320.400,00
● Galian Tanah Poer S-1 = Rp13.214.880,00 + {(Rp195.918,37 x (2 - 1)}

49
= Rp13.236.833,35
● Galian Tanah Poer S-2 = Rp1.642.200,00 + {(Rp97.959,18 x (2 - 1)}
= Rp1.670.188,34
● Galian Tanah Poer S-3 = Rp1.294.440,00 + {(Rp97.959,18 x (1 - 1)}
= Rp1.322.428,34
● Galian Tanah Poer S-4 = Rp812.820,00 + {(Rp97.959,18 x (1 - 1)}
= Rp840.808,34

Maka dari ke sepuluh kegiatan setelah dipercepat yakni Galian Tanah


Poer P-1, Galian Tanah Poer P-2, Galian Tanah Poer P-3, Galian Tanah
Poer P-4, Galian Tanah Poer P-L, Galian Tanah Poer P-T, Galian Tanah
Sloof S-1, Galian Tanah Sloof S-2, Galian Tanah Sloof S-3, Galian
Tanah Sloof S-4, didapatkan:
Total Crash Cost
= Rp7.958.574,00 + Rp15.477.760,00 + Rp3.374.496,00 +
Rp2.451.489,14 + Rp1.733.068,80 + Rp3.320.400,00 +
Rp13.326.833,35 + Rp1.670.188,34 + Rp1.322.428,34 +
Rp840.808,34
= Rp51.476.046,31

4.4 Pengolahan Data


Data diolah dengan menggunakan Microsoft Excel, perhitungan per
item yang dipercepat sama seperti penjelasan dari hasil pengamatan di atas.
Analisa dilakukan dengan menambahkan pekerja dari pekerja normal di
masing-masing uraian pekerjaan dari item pekerjaan yang dipercepat.
Untuk pengolahan data ini, akan ditampilkan dalam bentuk tabel
dengan data yang sudah diolah dengan menggunakan Microsoft Excel.
Untuk pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.5.

50
Tabel 4.5 Pengolahan Data

51
52
53
54
55
5. Selisih Biaya dan Durasi
Berdasarkan analisa pada Microsoft Excel, diperoleh hasil
perbedaan biaya dari pekerjaan yang dipercepat sebagai berikut:
Tabel 4.6 Selisih Biaya
Biaya Selisih
Uraian
Normal Crash Biaya
Pekerjaan
Rp 171.000.000,00 Rp 180.292.531,50 Rp 9.292.531,50
Pendahuluan
Pekerjaan Tanah Rp 57.845.727,40 Rp 59.922.384,11 Rp 2.076.656,71
Pekerjaan Lantai 1 Rp 225.594.943,60 Rp 266.632.884,34 Rp 41.037.940,74
Pekerjaan Lantai 2 Rp1.032.635.208,80 Rp1.083.056.493,53 Rp 50.421.284,73
Pekerjaan Lantai 3 Rp1.430.909.052,80 Rp1.485.095.214,64 Rp 54.186.161,84
Pekerjaan Lantai 4 Rp 768.836.200,00 Rp 820.336.698,60 Rp 51.500.498,60
Pekerjaan Lantai 5 Rp1.550.944.297,00 Rp1.694.292.171,47 Rp143.347.874,47
Pekerjaan Lantai 6 Rp 773.465.920,00 Rp 902.673.677,39 Rp129.207.757,39
Pekerjaan Struktur
Rp1.388.205.060,00 Rp1.545.112.025,79 Rp156.906.975,79
Baja & Atap
Pekerjaan
Rp 22.400.000,00 Rp 293.350.400,00 Rp270.950.400,00
Mekanikal
Total Rp7.421.836.409,60 Rp8.330.764.481,36 Rp908.928.071,76

Dari tabel di atas, diperoleh selisih biaya adalah:


= Total Biaya Crash - Total Biaya Normal
= Rp8.330.764.481,36 - Rp7.421.836.409,60
= Rp908.928.071,76

Maka total biaya keseluruhan setelah dipercepat adalah:


= Total Biaya Normal pada RAB + Selisih Biaya Crash
= Rp12.267.983.725,20 + Rp908.928.071,76
= Rp13.176.911.796,96

56
Berdasarkan Gantt Chart pada Microsoft Project diperoleh hasil
perbedaan durasi sebagai berikut:
Tabel 4.7 Selisih Durasi
Durasi Selisih
Uraian
Normal Crash Durasi
Pekerjaan Pendahuluan 112 hari 109 hari 3 hari
Pekerjaan Pondasi Pancang Beton Mini Pile 14 hari 14 hari 0 hari
Pekerjaan Tanah 28 hari 28 hari 0 hari
Pekerjaan Lantai 1 42 hari 38 hari 4 hari
Pekerjaan Lantai 2 56 hari 52 hari 4 hari
Pekerjaan Lantai 3 42 hari 35 hari 7 hari
Pekerjaan Lantai 4 56 hari 52 hari 4 hari
Pekerjaan Lantai 5 70 hari 52 hari 18 hari
Pekerjaan Lantai 6 49 hari 42 hari 7 hari
Pekerjaan Struktur Baja & Atap 77 hari 61 hari 16 hari
Pekerjaan Mekanikal 35 hari 14 hari 21 hari
Total 350 hari 257 hari 93 hari

Maka selisih waktu percepatan adalah:


= Total Durasi Normal – Total Durasi Crash
= 350 hari – 257 hari
= 93 hari

57
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Untuk menganalisis durasi digunakan metode jalur kritis (Critical
Path Method/CPM) dengan menggunakan data time schedule. Sedangkan
untuk menghitung durasi dan biaya percepatan digunakan analisis hubungan
durasi-biaya.
Dari hasil pembahasan analisa percepatan durasi terhadap
peningkatan biaya dengan menambahkan pekerja pada setiap sub item
pekerjaan dari item pekerjaan yang dipercepat, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Besar kenaikan biaya pada setiap sub item pekerjaan dari item pekerjaan
yang dipercepat, yaitu:
a) Pekerjaan Pendahuluan diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp9.292.531,50 dan selisih durasi 3 hari
lebih cepat dari durasi normal.
b) Pekerjaan Tanah diperoleh selisih antara biaya normal dengan biaya
percepatan, yaitu Rp2.076.656,71 dan tepat waktu.
c) Pekerjaan Lantai 1 (Dasar) diperoleh selisih antara biaya normal
dengan biaya percepatan, yaitu Rp41.037.940,74 dan selisih durasi
4 hari lebih cepat dari durasi normal.
d) Pekerjaan Lantai 2 diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp50.421.284,73 dan selisih durasi 4 hari
lebih cepat dari durasi normal.
e) Pekerjaan Lantai 3 diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp54.186.161,84 dan selisih durasi 7 hari
lebih cepat dari durasi normal.
f) Pekerjaan Lantai 4 diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp51.500.498,60 dan selisih durasi 4 hari
lebih cepat dari durasi normal.

58
g) Pekerjaan Lantai 5 diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp143.347.874,47 dan selisih durasi 18 hari
lebih cepat dari durasi normal.
h) Pekerjaan Lantai 6 diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp129.207.757,39 dan selisih durasi 7 hari
lebih cepat dari durasi normal.
i) Pekerjaan Struktur Baja & Atap diperoleh selisih antara biaya
normal dengan biaya percepatan, yaitu Rp156.906.975,79 dan
selisih durasi 16 hari lebih cepat dari durasi normal.
j) Pekerjaan Mekanikal diperoleh selisih antara biaya normal dengan
biaya percepatan, yaitu Rp270.950.400,00 dan selisih durasi 21 hari
lebih cepat dari durasi normal.
2. Selisih Biaya dan Durasi Crash proyek pada Pembangunan Sekolah
Medan Mulia dengan penambahan jumlah pekerja, yaitu:
a) Selisih Biaya Crash
= Total Biaya Crash – Total Biaya Normal
= Rp8.330.764.481,36 – Rp7.421.836.409,60
= Rp908.928.071,76
b) Selisih Waktu Percepatan
= Total Durasi Normal – Total Durasi Crash
= 350 hari – 257 hari
= 93 hari
3. Total Biaya seteleh dipercepat adalah:
= Total Biaya Normal pada RAB + Selisih Biaya Crash
= Rp12.267.983.725,20 + Rp908.928.071,76
= Rp13.176.911.796,96
Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa percepatan ini
bisa mengurangi durasi total jadwal proyek yang sebelumnya 350 hari
menjadi 257 hari (lebih cepat 93 hari), dengan total biaya pekerjaan yang
awal sebelum adanya percepatan adalah Rp12.267.983.725,20 menjadi
Rp13.176.911.796,96 setelah dilakukan percepatan (meningkat
Rp908.071,76).

59
5.2 Saran
Dalam penulisan ini pembahasan penulis terbatas pada pengaruh
antara waktu dengan biaya. Meskipun demikian dalam pelaksanaan di
lapangan hal yang menjadi sangat penting untuk diperhatikan adalah
tercapainya mutu perencanaan. Sehingga, walaupun terjadi penghematan
biaya ataupun percepatan waktu proyek, mutu harus tetap terpenuhi.

60
DAFTAR PUSTAKA

Ali, T.H. Prinsip-prinsip Dasar Network Planning. 1997. Jakarta: Gramedia.


Ariefasa, Ryan. 2011. Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan Konstruksi
Bangunan Gedung Bertingkat yang Berpengaruh Terhadap Perubahan
Anggaran Biaya Pada Pekerjaan Struktur. Depok: Universitas Indonesia.
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta:
Kanisius.
Ervianto, W.I. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. 2004. Yogyakarta:
Andi.
Gray, Clifford F., dan Larson, Erik W. 2007. Manajemen Proyek Proses
Manajerial. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Husen, Abrar. 2011. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan
Pengendalian Proyek. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hutasoit, Paulus Hubertus. Pengaruh Durasi Terhadap Peningkatan Biaya. Jurnal
Studi Kasus Perumahan Puri Kelapa Gading.
Mangitung, Donny M. 2008. Analisis Dampak Percepatan Jadwal Proyek
Terhadap Biaya Konstruksi Dengan Teknik Statistika Non Parametrik. Jurnal
SMARTek, Vol. 6, No. 2, Mei 2008: 71-79.
Michael Kareth. 2012. Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan Program
Primavera 6.0. Jurnal Sipil Statik Vol. 1, November 2012: 53-59.
Snownon, M. 1977. Manajemen Proyek Teknik. London GBR: Newnwes-
Butterworths.
Sompie, B.F. 1991. Metode Jaringan Kerja dalam Pekerjaan Konstruksi. Manado:
Universitas Sam Ratulangi.
Sompie, B.F. dan Wowor, N. 1993.Manajemen Proyek 1. Manado: Cahaya Putra.
Soedrajat, A.S. 1994. Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan (Cara Modern).
Bandung: Nova.
Soeharto, Iman. 1997. Manajemen Konstruksi Dari Konseptual Sampai
Operasional. Jakarta: Erlangga.
Tarore,H. 2002. Jaringan Kerja Dengan Metode CPM, PERT, PDM. Edisi 1.
Manado: Sam Ratulangi University Press.
DAFTAR LAMPIRAN

1. LAMPIRAN 1 : Form Kesediaan Dosen Pembimbing


2. LAMPIRAN 2 : Lembar Asistensi
3. LAMPIRAN 3 : Time Schedule
4. LAMPIRAN 4 : Rencana Anggaran Biaya (RAB)
5. LAMPIRAN 5 : Daftar Harga Satuan Upah Kota Medan 2017
6. LAMPIRAN 6 : Shop Drawing
7. LAMPIRAN 7 : Dokumentasi Proyek

Anda mungkin juga menyukai