Anda di halaman 1dari 28

KONSTRUKSI &

STABILITAS KAPAL
ATT-II / 2019
Ses 1

Ship Construction/Konstruksi
kapal

Capt. Cakra Wijaya K.


Sylabus / Indikator

 Konstruksi Kapal
Menggambarkan dan menilai struktur dari bagian-bagian kapal
berikut :
 Deep frames.
 Desain pertimbangan untuk bagian yang terputus(discontinuities)
dalam struktur kapal .
 Persyaratan dari Bilge keel dan perkuatan pada lambung serta
Pemasangannya pada lambung .
 Engine deck machinery dan stabiliser strength members.
DEEP FRAMES and DESIGN CONSIDERATION
 FRAME Adl rangka atau penguat konstruksi kapal secara melintang sekaligus
tempat melekatnya kulit atau lambung kapal agar bentuk kapal tidak berubah.
 Deep frame adalah frame yang letaknya pada bagian paling bawah
(dalam) kapal, terutama bagian yang terendam air.
 Ketentuan konstruksinya, yaitu :
 konstruksinya harus diperkuat 20 % lebih kuat.
 pelat lutut (Bracket) antara gading- gading dengan kulit kapal
dipertebal.

Keterangan :
1. Frame
2. Tank top (plat alas dalam)
3. Bracket
4. Bracket
5. floor
Desain pertimbangan untuk bagian yang terputus
(discontinuities) dalam struktur kapal .
Pada beberapa tempat karena kebutuhan dan fungsinya sehingga secara
konstruksi harus ada bagian yang terputus (discontinuities).
Contoh :
 adanya balok geladanya terputus seperti di daerah ambang palka.
 Ambang palka merupakan bukaan diatas geladak yang terbesar
 Pengadaan sebuah atau lebih beberapa buah palka akan mengurangi kekuatan
bangunan kapal pada bagian itu
Berkurangnya kekuatan kapal akibat dari lubang palka maka kekuatan yang
hilang itu dapat dikembalikan dengan cara:
• Pada lambung kapal disisi palka dipasang gading-gading besar ada
yang tepat pada lubang palka ada yang di sisi ujung palka.
• Pelat-pelat yang merupakan bagian dari mulut palka dipertebal pada
bagian pojok-pojknya
• pojok-pojok bagian dalam palka tidak dibuat segi empat tetapi dibuat
melengkung biasanya berbentuk ellips atau parabolis untuk mencengah
pemusatan tekanan pada pojok.
• Ambang palka diperkuat pada bagian luarnya dengan penyangga yang
ditahan olehpenguat geladak pada bagian bawahnya yang dipasang
secara membujur.
• Ambang palka dan struktur 2x lain disekitarnya pada bagian pinggirnya
dibuat berbintul agar tidak mudah sobek
• Penguat geladak disokong oleh balok geladak antara yang berhubungan
dengan ambang palka.
• Untuk memperkuat mulut palka sering juga diberi tiang penumpu didekat
pojok mulut palka, biasanya pada pada pertemuan balok geladak dengan
penguat dek
• Pelat geladak pada bagian pojok-pojok palka biasanya digandakan pelat-
pelatnya agar dapat menahan tekanan2x dan menjaga agar bagian pojok
tersebut tidak sobek
• pada lubang palka selalu ditutup dengan tutup palka yang diperkuat
dengan boyo-boyo ( hatch beam)
• Untuk tebal pelat geladak kekuatan antara lubang palka, Biro kalsifikasi
menentukan sebagai berikut :
Tl1 = 12 a (mm),
Tl2 = 5,5 + 0,02 L (mm). dimana :
a = jarak anatar balok geladak atau pembujur geladak (m).
L = Panjang kapal diambil tidak lebih dari 200 m.
GAMBAR

4 Lajur 3 2 1
Lubang Palka
A4 A3 A2 A1
B4 B3 B2 B1

C4 C3 C2 C1
E1
D3 D2 D1
E2
E4 E3 Bagian yang
dipertebal

Lubang
Palka
Gambar Konstruksi Sudut ambang Palka

1. Pelat intan
2. Balok ujung palka
3. Pelat ambang palka, memanjang
4. Penumpu disamping palka
5. Pelat ambang palka membujur
1. Papan penutup ambang palka
2. Terpal penutup
3. Ujung palka
4. penjepit terpal
5. Tupai-tupai
6. baji
7. Pelat ganda
8. Penyangga balok palka
9. Pelat penyangga
10. Pelat ambang memanjang
11. Lutut balok geladak
12. pelat hadap

Gb Konstruksi Penampang Melintang


ambang palkah, Balok Geladak, dan
Balok palka
3. Bilge keel consideration ( Lunas Samping )
 Lunas Samping adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan bilga di
kedua sisi kapal.
 Lunas ini berguna untuk mengurangi keolengan kapal. Pemasangan
lunas bilga secara memanjang dari ½ sampai 2/3 panjang kapal.
GB .BILGE KEEL
Persyaratan dari Bilge keel dan perkuatan pada lambung serta Pemasangannya
pada lambung .

Tipe lunas yang sering dibuat ada dua macam, yaitu :


 Lunas bilga yang dibuat dari pelat profil tungggal. Profil yang
digunakan berupa bilah rata atau profil gembung (bulba), seperti
Gambar 11.21
 Lunas bilga yang dibuat dari pelat ganda dengan penguatan pelat lutut,
seperti Gambar 11.22 a.
 Ukuran lebar lunas bilga dibatasi tidak menonjol keluar dari lebar
maksimum dari garis dasar kapal, dimasudkan untuk menghindari
benturan dan kekandasan kapal (Gambar 11.22 b). Lebar lunas bilga
yang sering digunakan adalah yang mepunyai ukuran 50-100 mm.

Pemasangan lunas bilga ada bermacam-macam cara, yaitu :


 Pelat sirip yang dilaskan menerus pada pelat lajur bilga, kemudian
profil bilga diikatkan dengan cara pengelasan.
 Lunas bilga dilaskan pada pelat lajur bilga dan diberi skalop
sepanjang lunas.
Cara pemasangan lunas bilga dapat dilihat pada Gambar 11.21.

(a) Lunas Bilga yang Hanya Dilas


(b) Lunas Bilga yang Dilas dan Diberi Skalop

Gambar 11.22 Cara Menentukan Lebar Maksimum Lunas Bilga dan


Lunas Bilga dengan Plat Ganda
Engine deck machinery dan stabiliser
strength members.
 Kamar mesin adalah kompartemen yang sangat penting pada sebuah
kapal.
 Di tempat inilah terdapat mesin penggerak kapal yang biasanya
dinamakan mesin induk atau mesin utama.
 Di kamar mesin pula terletak sumber tenaga untuk membangkitkan listrik
yang berupa generator listrik, pompa-pompa, dan bermacam-macam
peralatan kerja yang menunjang pengoperasian kapal.
 Konstruksi kamar mesin dibuat khusus karena adanya beban-beban
tambahan yang bersifat tetap, seperti berputarnya mesin utama dan mesin
lainnya.
 Kamar mesin pada kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai.
 Pada lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada
lantai kedua terletak generator pembangkit tenaga listrik, Jumlah
generator lebih dari satu, dan umumnya dua atau tiga.
1. Mesin utama
2. Generator
3. Wrang kamar mesin
4. Tangki pelumas
cadangan
5. Poros antara
6. Poros baling-baling
7. Baling-baling
8. Kemudi
9. Tangki air tawar
10. Cerobong asap

Gambar 14.2 Konstruksi Kamar Mesin di Belakang


STRUKTUR PENOPANG/PENAHAN KEKUATAN DECK PADA KAMAR MESIN :
Wrang pada Kamar Mesin
 Tebal wrang di kamar mesin diperkuat sebesar (3,6 + N/500)% dari
wrang di ruang muat. minimal 5% maksimal 15% dan N adalah daya
mesin (kW).
 Penumpu samping yang membujur di bawah pelat hadap fondasi yang
dimasukkan kedalam alas dalam harus setebal penumpu bujur fondasi
di atas alas dalam. Hal ini sesuai dengan Gambar 6.4 dan perhitungan
fondasi.
 Didalam dasar ganda di bawah penumpu bujur fondasi, dipasang
penumpu samping setebal wrang alas yang diperkuat setinggi alas
ganda sesuai dengan perhitungan tebal pelat tegak wrang alas.
 Jika pada setiap sisi mesin ada dua penumpu bujur fondasi untuk mesin
sampai 3.000 kW, salah satu penumpu samping boleh dibuat setengah
tinggi bawah alas dalam.
Fondasi Kamar Mesin
 Fondasi kamar mesin merupakan suatu sarana pengikat agar mesin
tersebut tetap tegak dan tegar pada posisi yang telah ditetapkan atau
supaya mesin menjadi satu kesatuan dengan kapalnya sendiri.
 Pemasangan fondasi mesin dibuat sedemikian rupa sehingga kelurusan
sumbu poros mesin dengan poros baling-baling tetap terjamin. Hubungan
antara mesin utama, fondasi mesin, dan wrang dapat dilihat pada Gambar
14. dan Gambar 14.5

1. Penguat
2. Wrang alas
3. Penumpu samping
4. Penumpu tengah
5. Pelintang fondasi
6. Penumpu bujur
fondasi
7. Pelat hadap
fondasi
8. Mesin utama

Gambar 14.4 Fondasi Mesin untuk kamar Mesin dengan DasarGanda


1. Fondasi mesin Bantu
2. Fondasi mesin utama
3. Penumpu tengah
4. Wrang

Gambar 14.5 Fondasi Mesin untuk


Kamar Mesin dengan Alas
Tunggal

 Kekakuan fondasi mesin dan konstruksi dasar ganda di bawahnya harus


mencukupi persyaratan. Hal ini dimaksudkan agar deformasi konstruksi
masih dalam batas-batas yang diizinkan.
 Mulai dari tahap perencanaan dan pembuatan fondasi mesin harus
dipikirkan penyaluran gaya-gayanya, baik kearah melintang maupun ke
arah membujur kapal.
 Ketebalan pelat penumpu bujur fondasi tidak boleh kurang dari :
t = N/15 + 6 (mm), untuk N < 1.500 kW.
t = N/750 + 14 (mm), untuk 1.500 kW < N < 7.500 kW.
t = N/1.875 + 20 (mm), untuk N 7.500 kW.
Di mana :
N = Kapal dengan mesin utama tunggal (kW).
 Jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal penumpu
bujur tersebut dapat dikurangi 4 mm.
 Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan
tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan
kedudukan mesin dapat dijamin sempurna.
 Tebal pelat hadap paling sedikit harus sama dengan diameter baut pas,
penampang pelat hadap tidak boleh kurang dari :
F1 = N/15 + (30 cm2), untuk N 750 kW.
F1 = N/75 + 70 (cm2) N > 750 kW.
 Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk
pengikatan dengan las, pelat hadap dihubungkan dengan penumpu
bujur dan penumpu lintang dengan kampuh K. Hal tersebut jika
penumpu bujur lebih besar dari 15 mm.
Frame dan Stringer di Kamar Mesin
 Frame di kamar mesin pokoknya sama dgn pemasangan pada bagian-
bagian kpl lainnya. Hanya saja kamar mesin mendapat beban tambahan,
antara lain bangunan atas atau rumah konstruksi khusus yang dapat
menyalurkan beban2 tsb shg hrs ada perkuatan Konstruksi berupa
perbanyakan gading-gading besar (web frame) dan stringer.
 Web frame dipasang di kamar mesin dan ruang ketel, Adapun
pemasangannya ke atas sampai ke geladak menerus teratas. Jika tinggi
sisi 4 m, jarak rata-rata gading besar adalah 3,5 m dan jika tinggi sisi 14
m, jarak rata-rata gading besar adalah 4,5 m
 Web Frame dipasang pada ujung depan dan belakang mesin motor
bakar, jika motor bakar mempunyai daya mesin sampai kira2 400 kW.
jika motor bakar berdaya antara 400 – 1.500 kW, dipasang sebuah
gading besar tambahan pd pertengahan panjang motor. Utk tenaga yang
lebih besar lagi dayanya, minimal ditambah 2 buah gading besar lagi.
 Jika motor bakar dipasang di buritan, harus dipasang senta di dalam E/R,
sejarak 2,6 m. Letak senta diusahakan segaris dengan senta di dalam
APT, jika ada gading-gading besar harus diperkuat. Jika tinggi sampai
geladak yang terendah kurang dari 4 m, minimum dipasang sebuah
senta. Ukuran senta tersebut sama dengan ukuran gading besar.
Selubung Kamar Mesin
 Dalam proses pembangunan kapal, sewaktu bangunan atas dan rumah
geladak belum dipasang, mesin utama sudah harus dimasukkan.
 Untuk memasukkan mesin ke dalam E/R, dibuat lubang khusus di atas
kamar mesin yg berupa bukaan dan dinamakan selubung kamar
mesin.
 Bukaan di atas kamar mesin dan kamar ketel tidak boleh lebih besar
dari kebutuhan yang ada.
 kebutuhan di sekitar selubung tersebut harus diperhatikan cukup
tidaknya komponen konstruksi melintang yang dipasang.
 Pada ujung-ujung harus dibundarkan dan jika perlu diberi penguatan2
khusus. Potongan melintang kamar mesin Gambar
dengan selubung dapat
14.6 Potongan
dilihat pada Gambar 14.6. Melintang Kamar Mesin
dengan Mesin Ganda

1. Mesin utama
2. Selubung kamar mesin
3. Bangunan atas
4. Alas ganda
Gambar 14.7 Pandangan
Samping Seluruh Isi Kamar
Mesin
1. Pondasi mesin
2. Mesin utama
3. Dinding selubung kamar mesin
4. Jendela atas
5. Cerobong asap
6. Sekat depan kamar mesin
7. Sekat belakang kamar mesin
8. Pipa gas buang
9. Pelat alas
10. Geladak utama
11. geladak kimbul
12. Geladak sekoci
Pada Gambar 14.7 dapat dilihat pandangan samping keseluruan E/R, mulai
dari dasar ganda sampai ke cerobong asap.
 Menurut BKI, tinggi selubung diatas geladak tdk boleh kurang dari 1,8 m,
dgn catatan L tidak melebihi 75 m dan tidak kurang dari 2,3 m.
 Ukuran2 penegar, tebal pelat dan penutup selubung yang terbuka sama
dgn untuk sekat ujung bangunan atas dan untuk rumah geladak.
 Ketinggian selubung di atas geladak bangunan atas sedikitnya 760 mm,
ketebalan pelatnya boleh 0,5 mm lebih tebal dan perhitungan di atas
dengan jarak penegar satu sama lain, yaitu 750 mm. Ketinggian bilah 75
mm dan ketebalan penegar harus sama dengan tebal pelat selubung.
 Pada selubung E/R dan ketel yang berada di bawah geladak lambung
timbul atau di dalam bangunan atas tertutup, tebal pelatnya harus 5 mm.
 Jika terletak di dalam ruang muat, tebalnya 6,5 mm. Pemasangan pelat
ambang tersebut harus diteruskan sampai ke pinggir bawah balok
geladak.
 Jika selubung kamar mesin diberi pintu, terutama di atas geladak terbuka
dan di dalam bangunan atas yang terbuka, bahan pintu tsb harus dibuat
dari baja. Pintu tersebut harus diberi penguat dan engsel yang baik, dan
dapat dibuka atau ditutup dari kedua sisi dan kedap cuaca dengan
pengedap karet atau pasak putar.
 Persyaratan lain untuk pintu ini mempunyai tinggi ambang pintu 600 mm
di atas geladak posisi 1 (di atas geladak lambung timbul) dan 380 mm di
atas geladak posisi 2 (di atas geladak bangunan atas). Pintu tersebut
harus mempunyai kekuatan yang sama dengan dinding selubung tempat
pintu dipasang.
Terowongan Poros
 Pada kapal2 yang mempunyai kamar mesin tidak terletak di belakang,
poros baling-baling akan melewati ruangan di belakang kamar mesin
tersebut. Untuk melindungi poros baling - baling diperlukan suatu
ruangan yang disebut Terowongan Poros (Shaft Tunnel). Terowongan
poros dibuat kedap air dan membujur dari sekat belakang kamar
mesin sampai sekat ceruk buritan.
 Ukuran terowongan harus cukup untuk dilewati orang. Hal ini supaya
orang masih dapat memeriksa, memperbaiki, dan memeliharanya.
 Ada dua tipe terowongan poros yang sering digunakan, yaitu
 terowongan yang berbentuk melengkung
 terowongan berbentuk datar sisi atasnya.
 Dinding2 terowongan poros dibuat dari pelat dan diperkuat dgn
penegar2. Sesuai dengan ketentuan dari BKI,
 Tipe terowongan yg mempunyai atap melengkung mempunyai
konstruksi yang lebih kuat dibandingkan dengan tipe terowongan datar,
sehingga tebal pelat dapat dikurangi sampai 10% dari ketentuan.
 Pada tipe terowongan poros atap datar, penegar-penegar dinding
terowongan dengan pelat lutut. Jarak penegar2 trowongan poros pada
umunnya dibuat sama dengan jarak gading atau wrang.
 Terowongan poros dpt juga dimanfaatkan utk penempatan instalasi
pipa. Pipa-pipa tersebut diletakkan di bawah tempat untuk berjalan
didalam terowongan poros. Di terowongan ini terdapat pula pintu
kedap air, yaitu untuk menghubungkan terowongan dengan kamar
mesin. Pada Gambar 14.8 dan Gambar 14.9 memperlihatkan
terowongan poros dan kapal dengan kamar mesin agak ke tengah.

Gambar 14.8
Terowongan Poros
1. Atap terowongan
2. Pelat lulut
3. Poros baling-baling
4. Dinding terowongan
5. Penegar
6. Instalasi pipa
7. Tempat untuk jalan
8. Fondasi poros
Gambar 14.9 Kapal dengan Kamar Mesin di Tengah

1. Ruang muat
2. Kamar mesin
3. Terowongan poros
END OF THIS SESION & THANKS

Materi pertemuan berikutnya :

Ship Construction (Konstruksi Kapal)

Menggambarkan dan menilai struktur dari bagian-bagian kapal berikut :


 Kontruksi Sekat Kedap air (Bulkhead) dan posisinya.
 Pemeliharaan kekuatan dan kekedapannya ketika sekat kedap air
dalam kondisi operasi normal .
 Kemudi (Rudder) dan susunan pendukungnya .
 Gading2 Buritan ( Stern frame)
TO BE NOTE & OBSERVE CAREFULLY

The safety of navigation of your ship at sea


Dependant among others, by the seaworthiness factor
While the ship stability belonging to the one of this factor.
Therefore be realize and recognize the science of ship stability correctly,
So that you can prepare your with high seaworthiness go to sea

Keselamatan pelayaran anda di tengah laut,


Ditentukan antara lain oleh factor kelayakan laut,
Sedangkan pengetahuan stabilitas kapal termasuk
Salah satu dari factor kelayakan tersebut
Karena itu pahamilah pengetahuan stabilitas kapal
dengan
Sebaik-baiknya....
Agar anda dapat mempersiapkan kapal anda
dengan kelayakan
laut yang tinggi sebelum menempuh pelayaran...

Anda mungkin juga menyukai