Anda di halaman 1dari 20

Nama Bagaian kapal dan perlengkapan

kapal
Posted by Unknown
on perlengkapan kapal
at Rabu, 27 Mei 2015
1. Bagian Depan Kapal
Konstruksi bagian ujung depan kapal adalah merupakan serangkaian konstruksi yang dimulai
dari bagian ujung depan kapal sampai dengan sekat pelanggaran/ tubrukan (collision bulkhead).
Ujung depan badan kapal dirancang sedemikian rupa untuk memisahkan air secara baik agar
tidak menimbulkan tahanan air yang berlebihan. Dan, aliran ini diusahakan supaya tetap
streamline sepanjang kapal, sehingga tahanan gelombang kapal dapat dikurangi sampai sekecil
mungkin. Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah sampai
ke lunas.

Gambar 4.1. Bentuk konstruksi haluan


Keterangan :
1. Bak rantai jangkar 14. Balok ceruk
2. Ceruk haluan 15. Senta sisi
3. Gudang 16. Sekat horisontal berlobang
4. Pelat linggi 17. Balok ceruk
5. Pelat lunas rata 18. Penumpu tengah
6. Lutut horisontal 19. Pelat hadap
7. Geladak kedua 20. Pelat lutu
8. Penumpu geladak 21. Wrang
9. Wrang 22. Geladak haluan
10. Semen 23. Geladak atas
11. Balok geladak 24. Sekat horisontal memanjang
12. Gading-gading 25. Sekat tubrukan
13. Balok geladak 26. Alas berganda

1.1. Linggi Haluan


Linggi haluan merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit dan juga penguat
utama di bagian ujung depan kapal. linggi batang dipasang dari lunas sampai garis air muat dan
ke atas dilanjutkan dengan konstruksi linggi pelat. Pada gambar ini diperlihatkan konstruksi
bagian depan kapal, lengkap dengan linggi pelat dan linggi batang.
Linggi haluan merupakan bagian terdepan kapal. Linggi ini menerus ke bawah sampai ke
lunas. Pada saat ini yang lazim dipakai ada dua macam, yaitu linggi batang dan linggi pelat.
Kadang-kadang dipakai juga gabungan dari kedua linggi ini. Adapun susunan konstruksi
gabungan kedua linggi ini adalah sebagai berikut. Sebuah linggi batang dari lunas sampai ke
garis air muat dan disambung linggi pelat sampai ke geladak. Penggunaan linggi pelat
memungkinkan pembentukan suatu garis haluan yang bagus. Hal ini akan memperindah
penampilan linggi haluan kapal. Selain juga untuk memperluas geladak dan memudahkan
perbaikan linggi tersebut, apabila suatu saat kapal menubruk sesuatu. Pelat sisi dapat diperlebar
sampai seluas geladak, sehingga memungkinkan bagian ujung depan kapal menahan
hempasan air laut dan menahan supaya percikannya tidak sampai ke permukaan geladak.
Linggi haluan merupakan kelanjutan dari lunas kapal dan merupakan penguat yang paling utama
dibagian ujung depan kapal. Linggi haluan juga merupakan tempat untuk menempelkan pelat kulit
kapal. Bentuk dari linggi haluan ini bermacam-macam antara lain :
· Linggi haluan berbentuk lurus (stight bow)
· Linggi haluan berbentuk miring (raked bow)
· Linggi haluan berbentuk gunting (clipper bow)
· Linggi haluan berbentuk bola / berumbi (bulbous bow)
Dari bermacam-macam bentuk linggi haluan diatas, yang sekarang paling banyak dipakai adalah
linggi haluan berbentuk miring dan bentuk berumbi. Kedua konstruksi linggi ini menggunakan bahan pelat
apa bila untuk kapal-kapal besar, akan tetapi pada kapal-kapal kecil seperti kapal ikan, kapal tunda kadang-
kadang menggunakan bentuk miring dengan menggunakan bahan pipa pejal.

1.1.1 Konstruksi Linggi Batang


Konstruksi linggi batang adalah linggi yang terbuat dari batang berpenampang bulat atau persegi
empat. Linggi ini dilaskan di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian atas dengan
linggi pelat. Pelat kulit kapal menempel pada sisi-sisi dari linggi batang.

Gambar 4.2. Bentuk linggi batang


Keterangan :
1. Pelat geladak teratas 4. Sekat tubrukan
2. Pelat geladak kedua 5. Pelat alas dalam
3. Pelat senta

Linggi ini dihubungkan (dilas) di bagian bawah dengan ujung lunas pelat dan dibagian atas
dengan linggi pelat. Pelat kulit kapal menmpel pada sisi-sisi dari linggi batang. Gambar 4.3
dibawah ini memperlihatkan linggi batang.
Persyaratan BKI mengenai linggi batang adalah luas penampang melintang sebuah linggi batang
dibawah garis air muat tidak boleh lebih kecil dari:
f = 1,25 L (cm²)
di mana f = Luas penampang
L = Panjang kapal (m).
Mulai dari garis muat, luas penampang linggi batang boleh doperkecil dan pada ujung teratas 0,75 f.
4.1.1.2 Konstruksi Linggi Pelat
Konstruksi linggi pelat dibuat dari pelat dibuat dari pelat yang dilengkungkan dan diberi
penegar pada tiap jarak tertentu. Penegar ini disebut lutut linggi haluan (breasthook) dan
berbentuk sebuah pelat yang dipasang secara horizontal. pada linggi pelat dipasang penegar
berupa profil bulba atau batang lurus. Pemasangan pelat kulit didaerah linggi haluan diberi
ketebalan lebih dari pada pelat kulit disekitarnya

Gambar 4.3. Bentuk linggi pelat

Gambar 4.4 Bagian depan kapal


1.1.3 Konstruksi Haluan Bola (bulbous bow)
Untuk kapal yang dibuat pada masa sekarang, linggi haluan yang lurus (dibuat dari besi
batangan) sudah mulai ditinggalkan, terutama untuk kapal-kapal yang ukurannya relative besar.
Karena membutuhkan efisiensi yang lebih tinggi dalam setiap gerakannya, usaha untuk itu
adalah dengan memasang haluan bola (bulbous bow) atau linggi dibawah garis air muat yang
berbentuk bola. Haluan bola ini dipasang sebagai usaha mengurangi tahanan gelombang yang
terjadi karena gerak maju kapal. Susunan konstruksi haluan bola dapat bervariasi, ada yang
dibuat dari pelat tuang yang dilengkungkan atau pelat berbnetuk silindris yang dimasukkan
kebagian depan kapal. Ketepatan berbagai hal, seperti perencanaan yang tepat, dan
pemasangan adalah pokok segalanya. Selain itu, haluan bola merupakan perbaikan daya apung
bagian depan kapal sehingga akan mengurangi anggukan kapal. Konstruksi haluan bola terdiri
atas pelat bilah tegak. Pelat bilah ini akan mempertegar ujung bebas dari lutut linggi haluan yang
dipasang tepat didepan haluan bola. Pengelasan balok pada setiap jarak gading melewati sekat
berlubang yang terletak dibidang paruh kapal.

Gambar 4.5. Macam-macam bentuk bulbous bow

Gambar 4.6. Konstruksi bulbous bow


Bentuk lain dari bulbous bow adalah yang lebih ekstrim yaitu bagian bawah garis air lebih menonjol
kedepan lebih maju dari ujung geladak atasnya, hal ini dimaksudkan agar dalam memecah gelombang
lebih efektif supaya gelombang relative kecil ketika menerpa lambing kapal (lihat gambar 4.7).

Gambar 4.7. Konstruksi bulbous bow


Jika dilihat dari atas (tampak atas) maka bulbous bow ini bentuknya hapir menyerupai setengah
lingkaran sampai pada berbentuk setengah ellip tergantung pada posisi potongan yang dikehendai atau
posisi penguat horisontalnya, pada gambar 4.8. menunjukkan pandangan atas dari salahsatu posisi penguat
horizontal.
Gambar 4.8. Pandangan atas dari bulbous bow

1.2. Sekat tubrukan


Pemasangan sekat tubrukan pada suatu kapal sangat dibutuhkan karena sekat ini untuk menghindari
mengalirnya air keruangan yang ada dibelakangnya apabila terjadi kebocoran di ceruk haluan akibat
menubruk sesuatu dan dengan rusaknya ceruk haluan kapal masih selamat, tidak tenggelam.

Gambar 4.9. Posisi Sekat tubrukan

1.3. Ceruk Haluan


Konstruksi pada ceruk haluan harus cukup kuat. Pada daerah ceruk inilah yang pertama-tama mendapat
hempasan gelombang. Hal ini disebabkan letak ceruk ini dibagian depan kapal. Karena tidak ada momen
lengkung yang bekerja pada arah memanjang didaerah ini, pelat alas, pelat sisi, dan pelat geladak tidak
perlu tebal dibandingkan bagian tengah kapal. BKI 2004 memberikan persyaratan mengenai wrang pelat
sebagai berikut: • Ketebalan wrang pelat diceruk tidak boleh lebih kecil dari: t = 0,035 L – 5,0 (mm),160 •
Ketinggian wrang pelat diceruk haluan diatas lunas sepatu linggi tidak lebih kecil dari: h = 0,06 H + 0,7
(m)
Gambar 4.10. Konstruksi ceruk haluan
Keterangan :
1. Penguat samping
2. Sekat tubrukan
3. Pelat lajur dalam
4. Pelat lunas tegak
5. Pelat form
6. Linggi
7. Dek atas
8. Fore castle deck
9. Kotak rantai jangkar
10. Pelat sekat horisontal berlobang
11. Gading gading utama
12. Gading gading antara
13. Balok geladak
14. Panting beam

15. Pelat lutut

Gambar 4.11. Penumpu melintang ceruk haluan

1. Penumpu tengah geladak 4. Gading


2. Penumpu samping 5. Lutut
3. Senta Ceruk 6. Sekat bertulang

2. Bagian Tengah Kapal


2.1. Konstruksi Dasar
Susunan konstrusi dasar adalah suatu susunan konstruksi yang terdiri atas kerangka
memanjang ataupun melintang yang terletak pada bagian dasar, baik untuk kapal, dasar ganda
maupun dasar tunggal atau alas tunggal.mNama-nama bagian konstruksi dasar adalah lunas,
penumpu tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelas alas, pelat alas dalam, pembujur alas,
pembujur alas dalam, dan wrang. Bagian konstruksi pelat alas dalam hanya untuk kapal yang
menggunakan dasar ganda. Pembujur alas dan pembujur alas dalam hanya digunakan untuk
kapal-kapal dengan sistem konstruksi memanjang atau kombinasi.
Dengan penyusun bagian-bagian konstruksi dasar tersebut sesuai persyaratan yang
telah ditentukan oleh Biro Klasifikasi Indonesia secara keseluruan konstruksi dasar akan mampu
menunjang kekuatan memanjang dan melintang kapal.
Lunas adalah bagian terbawah dari kapal , Pada bagian lunas inilah, kapal harus mampu
menahan terjadinya kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.lunas terdiri dari berbagai jenis
yaitu lunas dasar, lunas tegak dan lunas lambung. Lunas dasar merupakan lajur kapal pada
dasar yang tebalnya +/- 35 % dari pada kulit kapal lainnya.Sedangkan lunas tegak ialah lunas
yang tegak sepanjang kapal, tebalnya 5/8 lebih besar daripada lunas dasar pada 4/10 bagian
lunas tegak ditengah – tengah kapal.
Kapal besar pada umumya memiliki lunas lambung yang berfungsi untuk melindungi kapal bila
kandas. Lunas lambung ini biasanya terdapat 1/4 - 1/3 dari panjang kapal pada bagian tengah
yang berfungsi juga untuk mengurangi olengan kapal. Dalam perkembangannya dikenal tiga
macam lunas yang sering dipakai, yaitu : lunas batang, lunas rata, dan lunas kotak.

Gb 4.12 A, lunas rata, B lunas batang, C lunas kotak


a. Pelat Alas
Pelat dasar (pelat alas) letaknya di dasar kapal, sebelah kiri dan kanan lajur lunas. Pelat
ini menerima beban gaya tekan air, yang selanjutnya diteruskan ke wrang dan penumpu.
Pemasangan pelat ini sejajar dengan bidang simetri, mulai dari ujung depan sampai ujung
belakang kapal (Gambar 4.13)
Gambar 4.13 Pelat dasar

Gambar 4.14. Pelat Alas


1. Pelat alas
2. Lunas batang
3. Penumpu tengah
4. Wrang pelat
5. Pelat hadap

2.2. Konstruksi Dasar Tunggal


Kebanyakan yang menggunakan konstruksi dasar tunggal adalah kapal tangki ataupun kapal-kapal
kecil. Konstruksi ini meliputi bagian yang memanjang, yaitu penumpu tengah, penumpu samping, dan
pelat dasar. Bagian melintang pada konstruksi ini dipasang kerangka melintang, yaitu berupa wrang.
Menurut BKI 2004, secara umum dasar tunggal mempunyai ketentuan sebagai berikut :
- Wrang alas harus dipasang setiap jarak gading. Jika kapal mempunyai kemiringan (rise of floor) pada
0,1 I dari ujung wrang sedapat mungkin tinggi wrang tidak kurang dari setengah tinggi wrang sesuai
ketentuan. (I adalah panjang wrang yang diukur pada sisi atas wrang, dari pelat kulit ke pelat kulit kapal).
- Untuk kapal alas yang tinggi, terutama pada bagian ceruk buritan harus dilengkapi dengan profil-profil
penegar.
- Wrang alas harus diberi lubang jalan air, sehingga air dengan mudah mencapai tempat pipa hisap.
- Jika lunas yang dipasang berupa batang dengan penumpu tengah yang terputus, wrang harus
membentang dari sisi ke sisi kapal
1. Lunas Batang (Bar keel)
2. Penumpu tengah (centre girder)
3. Flange (Pelat hadap)
4. Penumpu samping (side girder)
5. Wrang alas (solid floor)
6. Pelat alas melintang (transverse plate floor)
Gambar 4.15. Konstruksi dasar tunggal

2.3. Konstruksi Dasar Ganda


Daerah yang disebut dasar ganda meliputi pelat alas, pelat alas dalam, pelat bilga, dan pelat tepi
sebagai kekedapannya. Pelat tepi yang dibuat atau penerusan pelat alas dalam sampai bilga harus dipasang
sumur-sumur atau pengumpul air untuk menggantikan pemasangan permukaan pelat tepi yang dibuat
miring. Seperti diketahui, pelat tepi yang miring digunakan untuk mengumpulkan air kotor.Sesuai dengan
ketentuan BKI, tebal pelat tepi adalah 20% lebih tebal dari pelat alas dalam.

Gb 4.16 Wrang alas terbuka (A) dan wrang alas penuh (B) pada Dasar Ganda dengan Sistem
Konstruksi Melintang.
1. Penumpu tengah ( Centre girder )
2. Lubang udara ( Air holes )
3. Penumpu samping terputus ( Intercostal side girder )
4. Lubang jalan air ( Drain hole )
5. Penegar wrang ( Flat bar stiffener )
6. Lubang peringan ( Lightening hole )
7. Pelat margin ( Margin plate )
8. Lubang orang ( Man hole )
Gambar 4.17. Konstruksi dasar tengah kapal

Gambar 4.18. Konstruksi dasarganda

1. Pelat alas dalam


2. Lubang peringan
3. Pipa pemasukan bilga
4. Pelat sisi

2.4. Konstruksi Lambung


Sistem konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal pada pokoknya terdiri atas
dua sistem yaitu sistem kerangka gading melintang dan sistem kerangka gading memanjang.
1) Gading
Konstruksi kerangka gading-gading melintang merupakan penegar-penegar tegak yang
dipasang pada pelat lambung dan berfungsi untuk memperkuat pelat lambung dari tekanan air di
luar kapal. Pada kapal dengan geladak jamak (lebih dari satu) gadinggading ini diberi nama
sesuai dengan letaknya. Gading-gading yang terletak di bawah geladak terakhir atau
geladak utama disebut gading utama, yang terletak di antara dua geladak disebut gading antara,
sedangkan yang disebut gading bangunan atas adalah gading yang terletak di bangunan atas.
Konstruksi berikut adalah untuk kapal-kapal yang menggunakan konstruksi dasar
dengan penguatan profil-profil memanjang. Pelat bilah dan pelat hadap gading dilas pada pelat
alas dalam dan dilengkapi dengan pelat lutut bagian bawah alas dalam, seperti Gambar4.21.a
Lutut bilga dilaskan pada pembujur alas dan pembujur alas dalam. Gading-gading disambung
dengan pelat lutut bilga yang diletakkan sebidang (Gambar4.21 a b) dan dapat pula disambung
secara berimpit dengan lutut bilga (Gambar4.21 cd)
Gambar 4.19. Gading besar (web frame) dan gading biasa (ordinary frame)mmml

Gambar 4.20 Hubungan Ujung-ujung Gading Palka


Keterangan 1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang
Gambar4.21. Detail Sambungan Gading-gading
dengan Lutut Bilga

2) Pelat Bilga dan Lunas Bilga


Pelat bilga merupakan lajur pelat yang mempunyai jari-jari kelengkungan tertentu dan
ditempelkan di antara pelat sisi dengan pelat alas. Pada bagian luar dari pelat bilga ini dipasang
lunas bilga yang berbentuk sirip.

Gambar4.22. Penentuan Lebar Lajur Bilga (BKI)


Lunas bilga adalah sayap yang dipasang pada kelengkungan bilga di kedua sisi kapal. Lunas ini
berguna untuk mengurangi keolengan kapal. Pemasangan lunas bilga secara memanjang dari ½
sampai 2/3 panjang kapal.
Gambar.4.23 Pelat bilga

Gambar 4.24 Lunas bilga

3). Kubu Kubu Dan Pagar

Kubu-kubu merupakan pagar yang dipasang di tepi geladak dan berfungsi untuk
menjaga keselamatan penumpang, anak buah, dan juga melindungi barang barang di atas
geladak agar tidak jatuh ke laut pada saat kapal mengalami oleng.

Kubu-kubu yang sering dipakai pada saat ini ada dua macam bentuk, yaitu kubu-kubu
terbuka dan kubu-kubu tertutup.
1. Pelat Bilah

2. Pipa

3. Pipa pejal

4. Tiang penyangga

5. Geladak

6. Pelat bilah memanjang

Gambar4.26.Kubu-kubu Tertutup

1. Pelat kubu-kubu
2. Pelat dengan flens
3. Flens/bilah hadap
4. Pelat penyangga
5. Balok geladak
6. Pelat lutut
7. Pelat lajur atas
8. Lubang pembuangan
9. Flens kubu-kubu

3. Bagian Belakang Kapal


3.1. Linggi Buritan
Konstruksi linggi buritan adalah bagian konstruksi kapal yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian
linggi ini harus diperbesar atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros baling-baling, terutama
pada kapal-kapal yang berbaling-baling tunggal atau berbaling-baling tiga. Pada umumnya linggi buritan
dibentuk dari batang pejal, pelat, dan baja tempa atau baja tuang. Kapal-kapal biasanya mempunyai
konstruksi linggi buritan yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang diikat dengan las
lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling-baling tunggal atau berbaling-baling tiga
mempunyai konstruksi linggi buritan yang dibuat dari bahan baja tuang yang dilas. Dengan
pemakaian baja tuang, diharapkan konstruksi liggi buritan dapat dibagi menjadi dua atau tiga
bagian baja tuang yang akan dilas digalangan. Hal tersebut juga untuk mendapatkan bentuk
linggi yang cukup baik.

Gambar 4.27. Konstruksi linggi buritan


Keterangan :
1. Sekat ceruk buritan 9. Penumpu alas tengah
2. Lubang untuk tangga 10. Wrang
3. Penumpu geladak 11. Lunas rata
4. Geladak 12. semen
5. Ruang poros kemudi 13. Sekat membujur
6. Balok ceruk 14. Lutut
7. Gading ceruk 15. Balok geladak
8. Linggi baling-baling 16. Daun kemudi
Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 4.12. linggi buritan harus dihubungkan kuat-
kuat dengan bagian konstruksi lain dibelakang kapal. Hal ini diperlukan sebagai peredam
getaran dibelakang kapal yang berasal dari baling-baling atau kemudi dan untuk menahan gaya-
gaya yang timbul oleh gerakan kemudi atau baling-baling.

3.2. Sepatu Kemudi


Bagian bawah linggi buritan yang mendatar disebut telapak linggi sepatu kemudi (sole
piece). Telapak linggi ini berfungsi sebagai tumpuan dari kemudi dan ukurannya.
Gambar4. 28 Penampang Sepatu Linggi

3.3. Sekat Ceruk Buritan


Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, sekat ceruk buritan disamping untuk
membatasi ceruk buritan dengan ruang muat atau kamar mesin juga berfungsi untuk pegangan
(tumpuan) ujung depan tabung poros baling-baling.
Sesuai dengan ketentuan dari Biro Klasifikasi, pemasangan ceruk buritan pada jarak
sekurang-kurangnya tiga sampai lima kali jarak gading diukur dari ujung depan bos poros baling-
baling dan harus diteruskan sampai ke geladak lambung timbul atau sampai pada plat-form
kedap air yang terletak diatas garis muat.
Seperti halnya sekat-sekat lintang lainnya, sekat ceruk buritan terdiri atas beberapa lajur
pelat dengan penegar-penegar tegak. Karena sekat ini digunakan untuk batas tangki, tebal pelat
sekat dan ukuran penegar ditentukan berdasarkan perhitungan tebal pelat sekat untuk tangki
dan penegar tangki. Demikian pula pada daerah sekat yang ditebus oleh tabung poros baling-
baling harus dilengkapi dengan pelat yang dipertebal.

3.4. Ceruk Buritan


Ceruk buritan merupakan ruangan kapal yang terletak dibelakang dan dibatasi oleh sekat
melintang kedap air atau sekat buritan. Ruangan ini dapat dimanfaatkan untuk tangki balas air
meupun untuk tangki air tawar. Bagian buritan pada umumnya berbentuk cruiser/ellips, bentuk
yang menyerupai bnetuk sendok dan transom, yaitu bentuk buritan dengan dinding paling
belakang rata.
Konstruksi buritan direncanakan dengan memasang gading-gading melintang balok-
balok geladak, wrang, penumpu samping, penumpu tengah, dan penguat-penguat tambahan
lain.

Gambar4. 29 Konstruksi Ceruk Buritan Bentuk Cruiser


Gambar 4.29.a Ceruk buritan utk. Baling-baling ganda

Gambar 4.29b. Ceruk buritan cruiser utk. Baling-baling tunggal

Gambar 4.29c. Ceruk buritan transom utk. Baling-baling tunggal

.3.5. Tabung Poros Baling-baling


Tabung poros baling-baling disangga oleh sekat buritan dibagian depan dan oleh boss
linggi baling-baling diujung belakang.
Bagian depan tabung mempunyai pelat hadap yang digunakan untuk mengikat tabung
pada sekap ceruk buritan dengan baut dan pada bagian belakang dibuat berukir untuk mengikat
tabung terhadap boss linggi baling-baling dengan menggunakan mur yang cukup besar.
Tabung buritan ini dapat dibuat dari bahan pipa baja, yangbanyak digunakan untuk kapalkapal
kecil. Bisa juga tabung ini dibuat dari pelat baja yang dirol, yang biasa dipakai pada kapal-kapal
yang lebih besar. Karena merupakan bantalan, tabung ini mempunyai sebuah bantalan diujung
belakang dan sebuah lagi diujung depan. Untuk pelumasannya dapat dipakai air, minyak
pelumas, atau gemuk Bantalan mempunyai celah-celah atau lubang-lubang dengan ukuran
tertentu, agar minyak pelumas dapat merata melumasi permukaan poros dan bantalan. Minyak
pelumas ditampung pada tangki khusus yang dihubungkan dengan system pipa ketabung
buritan. Dengan pemompaan, minyak pelumas dapat bersirkulasi dan melumasi bagian-bagian
yang memerlukan.

Pencegahan air laut supaya tidak masuk ke system pelumasan ialah dengan paking-
paking. Pada ujung bos poros baling-baling dipasang pelat pelindung yang berfungsi untuk
melindungi atau mencegah masuknya benda-benda yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada paking. Konstruksinya diperlihatkan pada gambar 4.30

Gambar4. 30 Tabung Buritan dengan Pelumasan Air


3.6. Kemudi
Kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu system didalam kapal yang memegang peranan
penting didalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak kapal. Sehubungan peran ini, seyogjanya
sebuah kemudi dan instalasinya harus memenuhi ketentuan didalam keselamatan suatu pelayaran.
System kemudi mencakup semua bagian alat-alat yang diperlukan untuk mengemudikan kapal, mulai dari
kemudi, poros, dan instalasi penggerak sampai ke pengemudinya sendiri, instalasi penggerak kemudi
terletak diruang mesin kemudi geladak utama dan peralatan untuk mengatur gerakan kemudi diletakkan
didalam ruang kemudi atau ruang navigasi.
Ruang instalasi harus dibuat bebas dari peralatanperalatan lain, agar tidak menghalangi kerja
instalasi penggerak utama ataupun penggerak Bantu kemudi.
Ruangan tersebut harus direncanakan terpisah dari ruangan lainnya dengan suatu dinding yang terbuat dari
baja yang disebut mesin kemudi. Dibawah ini kemudi dan instalasinya (Gambar4. 31)

Gambar4. 31 Kemudi dan Instalasinya


1. roda kemudi (jantera) 6. Pegas
2. Celaga kemudi 7. Tongkat kemudi
3. Transmisi 8. Daun kemudi
4. Kuadran kemudi 9. Roda gigi penggerak
5. Motor listrik 10. Ulir cacing.

3.7 Daun Kemudi


Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal dan penegar-penegar yang dikeling
pada bagian sisi pelat. Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk kemudi pelat
ganda, terutama pada kapal-kapal yang berukuran relative besar. Kemudi pelat ganda terdiri
atas lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga, sehingga membentuk suatu garis aliran
yang baik (streamline), yang bentuk penampangnya seperti sayap (foil).

Gb 14.32.a Konstruksi dalam daun kemudi pelat ganda


Gambar4.32.b Macam-macam kemudi

Anda mungkin juga menyukai