HULL STRUCTURE
STRUKTUR LAMBUNG
A. PENDAHULUAN
B.Penjajian
21
A.GADING- GADING ( FRAMES )
1.Guna gading- gading
Gading gading pasang untuk memperkuat kontruksi melintang
kapal untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan bentuk pada
kulit kapal sekaligus sebagai tempat menempelnya kulit kapal,
memberi bentuk badan kapal.Selain itu dapat diartikan sebagai
berikut:
komponen kontruksi melintang kapal yang terdapat pada bagian
dalam kapal plat kulit kapal dari haluan sampai buritan
Bagian dari konstruksi melintang kapal yang terdapat
disamping/ pada kulit kapal.
Kegunaan dari gading- gading
Dengan balok geladak dan wrang membentuk suatu bingkai
untuk kekuatan melintang kapal/ bingkai konstruksi melintang
utama.
Tempat melekatnya lajur plat kulit kapal.
Memberi bentuk pada lambung kapal.
Kontruksi gading- gading :
Gading- gading dibuat pada umumnya dari baja siku
Pada kapal dengan geladak antara , kontruksi gading- gading
makin keatas makin kecil.
Setiap gading – gading diberi tanda yaitu dimulai dari gading
nomer nol ( Gading buritan ) kearah depan / haluan depan
angka positif dan gading nol ke belakang dengan abjad.
Jarak antara gading- gading :
a..Di bagian tengah kapal
Kapal kecil 21 inchi
Kapal besar 38 inchi
Rata- rata 30 inchi
b. Di bagian depan dan belakang kapal maksimum 24 inchi
22
c. Dibagian depan antara sekat pelanggaran dan ½ panjang
kapal jarak maximum 27 Inchi
23
Pemberian nomor gading- gading
Pemberian nomor gading- gading dari belakang ke depan yang
dimulai dari gading buritan/ NOL dengan angka 1, 2, 3, dst, dari
gading nol kearah belakang dengan angka negatif – 1, - 2, - 3
dst atau dengan abjad a, b, c,.........
24
Jenis- jenis gading- gading
Jenis- jenis gading- gading sesuai dengan letaknya
a. Gading haluan
Gading- gading yang dipasang / terletak pada bagian sekat
pelanggaran.
F
D E
25
Gading- gading Besar ( Gading sarang - Web frames )
Gading ini dengan kontruksi lebih besar dengan gading lainnya,
gading- gading ini dipasang pada bagian yang memerlukan
kekuatan penuh, gading ini difungsikan untuk mengembalikan
kekuatan yang hilang seperti pada mulut palka, di kamar mesin,
di ruang boiler, dan pada bagian belakang kapal yang mempunyai
baling- baling ganda yang mempunyai kekuatan tinggi sebagai
penahan getaran.
Pada bagian haluan, kamar mesin ditambah dengan senta
samping ( Side stringger) yang berfungsi agar tekanan dapat
diteruskan kegading- gading.
Agar kekuatan lebih terpadu pada pertemuan antara senta
samping dan gading- gading besar / web frame ditutup dengan
plat belah ketupat / plat intan ( Diamond Plate ) untuk
memberikan kekuatan secara membujur, agar dinding kapal tidak
melengkung.
LAJUR
GADING
BIASA
S E NTA
26
berganda, sebagai penopang beban diatasnya, membentuk
tangki- tangki muatan yang sejenis atau berlainan jenis,
memperkecil pengaruh permukaan bebas.
Kegunaan wrang :
1. Merupakan bagian dari kekuatan melintang terbesar di bagian
lunas kapal.
2. Memberi bentuk pada lunas.
3. Tempat melekatnya lajur- lajur plat lunas.
Jenis- jenis wrang adalah :
G
A B BC C D E F
K
I J
H
27
A : Lajur tengah dasar. B : Lunas tegak, C: Lajur plat tank top, D :
Baja siku gading, E : Plat kipas, F : Lubang peranginan, G :
Gading, H : Lunas datar, I : Baja Siku, J : Lubang air, K : Lubang
peranginan.
A
E
B C D
J
I
F G H
KETERANGAN :
A : lunas tengah dasar, B : Baja Siku, C : Plat tank top, D : Plat
Kipas, E : Gading, F : Lunas Tegak, G : Lunas Datar, H : Lubang
angina, I : Lajur Plat lunas, J : Plat samping.
28
Wrang tertutup dipasang pada dinding kedap air, selain itu di
pasang didekat pada tempat untuk pemisahan tangki- tangki
dasar berganda dan tempat yang membutuhkan perkuatan.
Untuk tangki dengan cairan yang sama dipasang 1 buah wrang
tertutup, untuk tangki yang berlainan jenis dipasang 2 buah
wrang tertutup, antara wrang tersebut di sebut koferdam untuk
menampung kebocoran, dan keringat kapal.
A
B C
D
I
G
F H
E
KETERANGAN :
A : lunas tengah dasar, B : Baja Siku, C : Plat tank top, D : Plat
Kipas, E : Gading, F : Lunas Tegak, G : Lunas Datar, H : Lubang
angina, I : Lajur Plat lunas, J : Plat samping.
GELADAK ( DECK )
1. Pemasangan geladak.
29
a. Geladak baja
c. Geladak kayu.
30
3. Perkuatan geladak
a. Dari bawah
31
b. Dari Samping
Pada bagian ambang palka pada pojok- ojoknya tidak dibuat dari
besi siku- siku benar tetapi agak melengkung dan plat ambang
palka bagian atas diperkuat.
32
33
34
35
Tudung Geladak ( dop = dowels )
a. Cara kuno
a. Cara Modern
a. Kayu Geladak
36
Kayu yang dipakai untuk melapisi kayu geladak pada geladak
kapal baja dari kayu pinus, kayu jati dengan ukuran sebagai
berikut :
3). Tebal kayu jati 2 inch , tebal kayu pinus 2,5 inch
2). Geladak baja dan geladak kayu diberi lubang untuk memasukan
baut pada kayu geladak dan mur dan ring dipasang dari bawah
untuk mengencangkan
3). Antara kayu dengan kayu yang lain diberi pakal ( caulked )
37
dihitung dari bidang simetri keluar dan diberi nomor dari belakang
ke depan.
38
6. Bukaan/ Lubang diatas geladak
39
a. Pada Plat lambung kapal disisi palka di pasang gading- gading
besar dipasang melintang di mulut palka ada yang dipasang
ujung muka dan belakang mulut palka.
c. Sudut- sudut bagian dalam lubang palka tidak dibuat segi empat
tetapi melengkung seperti bentuk ellips atau para bolis untuk
mencegah pemusatan tekanan pada pojok tersebut.
7. Tutup Palka
40
dari baja mac gregor dengan bukaan kearah depan atau
kesamping, Maksud dari pemasangan tutup palka adalah agar
tutup palka kedap air untuk pemeliharaan muatan dan untuk
menjaga stabilitas kapal.
a. Geladak sekat dan geladak lainya harus cukup tahan cuaca dan
angin sehingga pada waktu dilaut air tidak dapat menebus
gelada.
e. Penutup palka kayu dan boyo- boyo harus dipelihara dengan baik
dan tidak boleh dipakai dengan tujuan lainnya.Penutup palka
harus cukup panjang sehingga penutup palka dapat dapat duduk
baik di pinggir kepala palka dan pinggiran boyo- boyo membujur
tengah. Pinggiran kepala palka dan boyo- boyo membujur harus
41
cukup kuat lebar. Penempatan tupai- tupai tidak boleh terlalu jauh
satu sama lain, bilah penjepit harus terbuat dari besi atau baja
yang cukup tebal dan tetap terpelihara agar selalu dalam
keadaan baik.
f. Lubang- lubang palka yang terbuka lubang tangga dan lain- lain
yang tidak dilengkapi dengan ambang setinggi 0,6 meter harus
diamankan dengan menggunakan tambang yang kuat yang sesuai
agar tidak terperosok kedalam palka.
42
43
44
A. KULIT KAPAL ( SHEEL PLATING )
1. Kegunaan
Kulit kapal berguna untuk :
a. Membuat kapal kedap air dari samping dan dari bawah.
b. Merupakan kontruksi membujur untuk memperkuat kontruksi
membujur
c. Menahan tegangan secara membujur baik dari dalam berupa
muatan ataupun dari luar angin dan ombak.
Susunan kulit kapal dipasang secara membujur dan dihubungkan
satu sama lain dengan cara di keling atau dilas.
Lunas datar merupakan lajur lunas bagian bawah yang
terbentang dari muka ke belakang sepanjang badan kapal, lajur
pengapit lunas terdapat pada kiri dan kanan pada lajur lunas
datar yang langsung berhubungan dengan lunas datar, untuk
mempertahankan lunas datar.
Lajur- lajur dasar/ alas adalah lajur- lajur bawah yang berfungsi
untuk membuat kedap air dari bawah dan menahan tegangan-
tegangan yang timbul. Lajur samping adalah lajur- lajur yang
terdapat pada bagian samping badan kapal. Lajur bottoping
adalah lajur yang terletak pada lajur maksimum dan sarat
minimum kapal itu, lajur ini sering mendapat keausan
sehubungan dengan karat kapal sehubungan dengan bagian
kadang- kadang yang terendam air dan kadang- kadang diatas
permukaan air sehingga proses perkaratan baja terjadi pada
bagian ini sebagai akibat dari proses galvanisasi dan proses
oksidasi.
Lajur- lajur bingkai adalah lajur pertama yang terletak dibawah
geladak atas dan dibawah pagar. Lajur ini merupakan tempat
45
dimana balok geladak, plat gladak atau lajur luar geladak/ deck
stringer dan gading- gading bertemu, sekaligus merupakan suatu
perpaduan dalam membagi beban geladak kebagian- bagian lain
dibawah dan sekitarnya.
2. Pemberian nomor dan tanda pada kulit kapal
Untuk mempermudah mencari lajur plat kulit kapal pada waktu
perbaikan atau survey maka kulit kapal diberi tanda dan nomor.
Pemberian tanda/ nomor dimulai dari plat pengapit lunas/
garboard strake yaitu plat lajur sepanjang kanan/ kiri lunas datar
sebagai lajur A. Lajur- lajur lainnya ditandai dari bawah keatas
pada setiap sisi secara alpabetis A, B, C, D dst kecuali I,
Pemberian nomor pada lajur dimulai dari belakang ke depan atau
sebaliknya.
Fungsi pemberian nomor/ tanda pada lajur adalah agar dapat
mengetahui letak dari plat dalam kaitannya pemeriksaan/
perbaikan karena kerusakan, sobek, ataupun sehubungan dengan
survey dan penggantian plat. Pemberian tanda dan nomor selalu
berkaitan dengan letak gading- gading untuk memberikan
kepastian dari letak dari plat yang dimaksud.
Seperti Plat F kiri 6, - 100- 118 = Plat F lambung kiri,nomor 6
diantara gading- gading nomor 110 s/d 118.
3. Cara penyambungan pelat kulit kapal
Agar kapal tetap kuat dan kokoh maka di sambungkan dengan
satu sama lain secara baik, didalam sambungan secara keling
dikenal berbagai istilah :
a. Kampuh / seams = edge laps
Adalah sambungan antara kedua plat secara membujur dimana
ujung satu menindih ujung plat yang lain sepanjang sisi panjang.
46
b. Dampit/ butt = end laps
Adalah sambungan kedua plat secara melintang atau tegak
dimana ujung satu menindih ujung plat yang lain sepanjang sisi
melebarnya.
Untuk sambungan las antara ujung plat tidak saling menindih tapi
ketemu diantara ujung.Baik dengan menggunakan las atau keling
pada intinya plat kulit kapal harus kedap minyak dan kedap air
serta dapat menahan tekanan dari dalam ataupun dari luar.
Untuk kulit kapal dari baja perlu diperkuat dengan gading-
gading, balok geladak, plat siku, dan bagian kontruksi lainya
yang saling mengikat dan terpadu. Bahkan pada bagian- bagian
tertentu pada kulit kapal diberikan penguat ekstra seperti
pemasangan gading- gading besar/ gading sarang- web frame,
atau plat yang digunakan lebih tebal daripada plat lain..
Bagian kulit kapal yang dpertebal antara lain :
a. Lajur bingkai ( sheer strakes ) dan lajur samping ( Bilge straker)
b. Tempat tempat yang memerlukan daya tahan yang besar terhadap
tekanan yang kuat disekitar lubang- lubang pembuangan.
c. Dibagian tengah panjang kapal di kedua lambung pada jarak
kurang dari 0,2 panjang kapal dimuka dan dibelakang bidang
simetris.
d. Disekitar lubang- lubang jendela pintu- pintu atau buang di
lambung ulup jangkar dan sebagainya.
4. Metode penyambungan lajur.
Cara modern yang biasa dipakai dalam penyambungan dengan
cara keling adalah Dengan penekukan ujung plat ( Jogled plat )
atau dengan penekukan gading- gading ( Jogled Frame ).
Penekukan palat tidak memerlukan pelapis dibawahnya dengan
demikian lebih murah dan lebih ringan, hanya memerlukan alat
47
khusus. Pada penekukan gading- gading lebih ringan dan lebih
murah.
Pada sambungan dengan las , permukaa kulit kapal lebih halus
dan licin dan terjadi pengurangan bobot sebesar 10 %- 20 %.
Pada sambungan yang dilas jika kapal mendapat tekanan akibat
hogging dan sagging akan retak.
Pada pemasangan kulit kapal penyambungan lajur- lajurnya
dilakukan dengan metode berikut ini :
a. Metode luar dan dalam ( in dan out )
Dengan gading- gading ditekuk ( in & out plating jogled frame )
1. Dengan plat ditekuk ( Joggled plating- straight frame )
2. Dengan Plat pengisian ( in & out platting with liner and
straight frame )
b. Metode tepi ( Clinkers )
Umumnya dapat dilakukan dengan gading- gading tidak ditekuk
( lurus ) atau gading- gading ditekuk ( Clinkers Platting- Jogled
beam )
c. Metode rata ( Flush )
Umumnya pada cara ini digunakan cara las dimana baik plat
maupun gading- gadingnya rata.
48
49
50
51
5. Ketentuan peraturan kapal- kapal 1935 bab II pasal 6, 9 dan 10
mengenai kulit kapal ( dok kering, pintu- pintu dermaga, pintu-
pintu muat dan pintu batu bara lubang masuk dan lubang buang
di kulit kapal )
a. Pasal 6
1). Setiap kapal paling sedikit sekali dalam 1 tahun naik dok kering
agar seluruh alas dan lunas serta linggi dapat diperiksa dengan
sempurna.
2). Direktur jendral Perhubungan laut dan pengawas keselamatan
pelayaran / syahbandar dapat memberikan dispensi dari apa yang
disebutkan ditasa termasuk kapal penumpang kayu, kecuali kapal
penumpang yang digerakan dengan tenaga mesin.
3). Setiap kapal naik dock, dirombak atau diperbaiki sehingga
mempengaruhi kesempurnaan, lambung timbul, stabilitas atau
perbaikan- perbaikan pada alat alat mesin harus diberitahukan
kepada syahbandar ditempat dimana kapal naik dock, Di luar
negeri kepada pejabat Indonesia yang ditunjuk untuk
pemeriksaan ditempat yang bersangkutan.
b. Pasal 9
1). Kontruksi pintu- pintu dermaga pintu- pintu muat dan pintu- pintu
batu bara harus baik dan dapat ditutup dan dikunci dengan baik
pula.
2). Pintu- pintu muat dan pintu batu bara yang letaknya sebagian
atau seluruhnya dibawah garis air maksimum, hanya boleh
dipasang atas ijin dirjenla
3). Lubang- lubang dalam dari tiap tabung buang untuk abu, kotoran,
dan lain- lai n harus di lengkapi dengan penutup yang baik, Jika
letaknya dibawah garis batas benam maka penutup harus kedap
52
air dan dilengapi dengan katup yang baik didalam tabung dan
dipasang ditempat yang mudah dicapai diatas garis air.
c. Pasal 10
1). Tiap kapal harus dilengkapi dengan lubang- lubang bilas dalam
jumlah dan ukuran yang cukup untuk membuang air secara cepat
yang mengalir diatas geladak.
2). Pipa pembuangan dari lubang bilas dari lubang bilas, wc- wc,
tempat- tempat cuci harus dibuat sedemikian rupa sehinga
susunannya baik dan dilindungi dengan baik pula. Pada kapal
kapal baja, perlindungan di tempat- tempat penyimpanan bahan
bakar tidak boleh terbuat dari kayu.
3). Lubang- lubang dari kulit kapal jumlahnya seminimal mungkin
( lubang pembuangan, lubang saniter, lubang air pendingain dan
lain sebagainya )
4). Pipa pembuangan yang lubang buangannya terletak lebih rendah
dari 0, 75 m diatas garis muat masimum, jika bagian bawah
mlngkung dan lubang keluarnya terletak dibawah garis muat, pipa
tersebut harus terbuat dari baja, tembaga, besi atau logam
lainnya dengan daya tahan yang kuat.
5). Pipa dalam ruangan mesin dan ruang ketel yang lubang
buanganya keluar atau dibawah garis muat maksimum, harus
dilengkapi dengan sebuah penutup atau keran yang terletak di
dekat kulit kapal. Penutup atau kran ini harus dapat dilihat dan
dipasang sedemikian rupa sehingga mudah dilayani tanpa
terlebih dulu mengangkat plat lantai. Kran ini harus ditutup
dengan mudah dan ketinggian tersebut tidak memungkinkan air
tidak cepat masuk. Kedudukan penutup dan kran tersebut dapat
dilihat dari merkah- merkah, dan kunci- kuncinya hanya dapat jika
penutup dalam keadaan tertutup.
53
6). Lubang- lubang yang lebih besar di kulit kapal untuk
memasukkan air laut harus dilengkapi dengan kisi- kisi.
54
Gambar :
55
B. SEKAT KEDAP AIR
1. Guna sekat kedap air
Sekat kedap air merupakan bagian kontruksi kapal secara
melintang yang berguna untuk :
a. Membagi kapal atas kompartemen - kompartemen dengan
sendirinya membagi tekanan ke bidang yang lebih luas.
b. Mempertinggi keselamatan kapal dalam hal bila kapal mendapat
kebocoran khususnya dibagian bawah permukaan air atau
didekatnya, dengan adanya sekat kedap air tidak seluruh kapal
tergenang air.
c. Mempertinggi keselamatan dengan menambah kekuatan
melintang kapal.
d. Membatasi / melokalisir bahaya- bahaya kebakaran disalah satu
kompartemen mengalami penggenangan sesudah salah satu
kompartemen mengalami kebocoran
Besarnya keselamatan dengan dipasang sekat kedap air
tergantung dari tingginya sekat kedap air tersebut. Kekedapan air
dari sekat kedap air yang membatasi kompartemen- kompartemen
dan perbandingan antara besarnya kompartemen tersebut
terhadap volume kapal secara keseluruhan.
Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut maka kontruksi sekat
kedap air semakin kebawah makin berat dengan plat yang lebih
tebal, sekatnya diperkuat dengan penguat- penguat / stiffeners
dan disekeliling biasanya diberi baja siku pinggiran sebagai
penghubung. Maksud pemberian penguat adalah agar sekat
kedap air tidak melengkung, terutama bila mengalami kebocoran.
Pemasangan plat semakin kebawah semakin tebal untuk
mencegah hal tersebut.
56
2. Jumlah sekat kedap air
Jumlah sekat kedap air pada sebuah kapal sangat tergantung
dari :
a. Letak kamar mesin
Pada kapal dengan kamar mesin dibelakang, jumlah sekat kedap
air minimal 3 buah, sedang kamar mesin ditengah jumlah sekat
kedap air 4 buah.
Pada umumnya semua kapal – kapal harus memenuhi
persyaratan SOLAS harus memiliki :
1). Satu buah sekat pelanggaran ( Collision Bulkhead ) yang
letaknya tertentu, Pada kapal barang letaknya minimal 5 % dari
LBP dihitung dari linggi depan. Dan pada kapal penumpang
letaknya minimal 5 % LBP + Maksimum 10 kaki.
2). Satu buah sekat kedap air belakang atau sekat kedap air ceruk
belakang/ after peak bulkhead sehingga tabung poros baling-
baling/ stern tube berada dalam ruangan kedap air.
3). Satu buah sekat kedap air pada setiap ujung kamar mesin / pada
kapal uap ruang antara ruang ketel dan ruangan mesin diberi
juga sekat kedap air.
Sekat pelanggaran
W 5 % LBP L
57
b. Panjang kapal
58
kedap air ceruk belakang jarak antara baja siku penguat adalah
610 mm/ 24 inch, sedang sekat kedap air biasa 760 mm/ 30 inch.
4. Jenis sekat kedap air
Jenis sekat kedap air yang terdapat pada kapal adalah :
a. Sekat kedap air terdepan/ Sekat pelanggaran
Sekat pelanggaran merupakan buffer/ pelindung terdepan
terhadap ombak dan gelombang. Dalam hal kapal mengalami
tubrukan atau kandas sehingga kapal mengalami kerusakan dan
kemasukan air, sekat pelanggaran dapat berfungsi sebagai
penahan air masuk kedalam kompartemen dibelakangnya.
Selain itu penentuan sekat pelanggaran ini juga menguntungkan
karena mempunyai batas maksimum sehingga palka- palka
dibelakangnya tidak berkurang panjangnya.
Syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh oleh sebuah sekat
pelanggaran yaitu :
1). Letaknya tertentu
2). Menggunakan plat yang 25 % lebih tebal, jika dibandingkan
dengan palt sekat kedap air biasa.
3). Plat bagian bawah harus dipertebal 0,1 “ atau 2,5 mm
4). Potongan baja siku penguat/ stiffeners dipasang dimuka sekat
dengan sendirinya siku pinggiran dipasang dibelakang sekat.
5). Potongan baja siku penguat dipasang secara vertikal tetapi pada
bagian bawah dipasang horisontal/ tidak mutlak.
6). Jarak antara baja siku penguat lebih kecil yaitu 24 a” atau 610
mm.
59
b. Sekat kedap air terbelakang / Sekat buritan
Sekat buritan adalah sekat kedap air terbelakang yang paling
belakang. Fungsi dari sekat buritan adalah :
1). Sebagai dinding batas ceruk buritan.
2). Menahan ujung depan tabung poros baling- baling pada
tempatnya.
3). Mengisolasi kebocoran/ kebakaran didaerah ceruk rantai
Kontruksi Sekat buritan :
1). Plat- plat pada lajur bawah dipertebal 0,1 “ ( 2,5 mm )
2). Pada bagian yang ditembus poros baling- baling platnya
digandakan.
3). Baja siku keliling dipasang dibagian depan sekat.
4). Potongan penguat dibagian belakang sekat pada jarak maksimum
24 “ dibagian atas dipasang secara tegak dan dibagian bawah
secara horizontal.
60
61
c. Sekat kedap air berlekuk = bergelombang= berbiku
( Corrugated water tight bulkhead )
62
Sekat kedap air berlekuk atau bergelombang adalah sekat kedap
air yang tidak dilengkapi dengan penguat/ stiffeners. Karena
bentuknya bergelombang ini maka sekat kedap air berlekuk ini
menjadi kaku, sehingga tidak perlu di pasang penguat lagi.
Dengan tidak dipasangnya penguat maka :
1). Sekat kedap air menjadi lebih kaku
2). Dapat menggunakan plat yang lebih tipis jadi lebih ekonomis.
3). Menambah luas ruang palka terutama jika dimuati grain/ biji-
bijian curah ( muatan dapat sampai ke dindingnya tanpa banyak
ditahan penguat )
Sekat kedap air berlekuk banyak dipakai di kapal- kapal tankers
dan kapal curah.
63
d. Ketentuan peraturan Kapal- kapal 1935 Bab II pasal 7 mengenai
sekat- sekat.
1). Setiap kapal harus dilengapi dengan sekat ceruk haluan atau
sekat terbuka yang di pasang kedap air sampai geladak sekat.
Sekat ini harus dipasang pada jarak minimum 5 % panjang kapal
dari garis tegak depan dan tidak lebih dari 3,5 m ditambah
dengan 5 % panjang kapal.
2). Tiap kapal berukuran 100 meter ubik atau lebih isi kotor harus
dilengkapi pula dengan sekat ceruk buritan dan sekat- sekat
didepan dan bagiab belakang kamar mesin bantu dan ketel- ketel
uap. Sekat – seat ini harus dipasang kedap air sampai pada
geladak sekat.
64
Untuk dapat memenuhi keperluan tersebut diatas dengan
sendirinya kontruksi dasar berganda harus sedemikian rupa
sehingga memenuhi persyaratan kekuatan, kekedepan air/
minyak, dan kontruksi.
2. Guna dasar berganda
Guna dasar berganda dalam hal :
a. Bila kapal kandas dan mengalami kebocoran, masih ada dasar
yang kedap air.
b. Sebagai ruangan muatan cairan, air tawar, bahan bakar, dan lain
sebagainya.
c. Membantu mengatur stabilitas kapal. Air ballast juga dipakai
untuk membantu mengembangkan kapal kandas, air ballast dapat
membantu agar baling- baling dan kemudi dapat terendam
sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna.
d. Menambah kekuatan melintang kapal.
3. Kontruksi dasar berganda
Dasar berganda terbentang meliputi sebagian besar panjang
kapal dan pada kebanyakan kapal meliputi jarak sepanjang sekat
pelanggaran samapi dengan sekat kedap air yang paling
belakang. Bagian depan dan belakang tidak dipasang dasar
berganda karena terlalu sempit untuk dimasuki untuk kepentingan
perbaikan maupun pemeriksaan. Pada umumnya dasar berganda
mempunyai sistem kontruksi tersendiri yang disesuaikan dengan
panjang kapal, dan tipe/ kegunaan kapal tersebut. Pada dasarnya
kontruksi dasar berganda itu terdiri dari :
a. Sistem kontruksi kerangka melintang
Terdiri dari wrang- wrang penuh dan wrang- wrang terbuka.
b. Sistem kontruksi kerangka membujur
Terdiri dari wrang- wrang penuh dan wrang tertutup.
65
Dengan adanya kerangka- kerangka membujur dan melintang
dapat dipahami bahwa mengapa dasar berganda terbagi atas
sejumlah tangki didalamnya. Kontruksi seperti ini memungkinkan
pemisah tangki- tangki yang berada didalam dasar berganda baik
tangki dari cairan sejenis ataupun tidak sejenis. Untuk membatasi
dua bauh tangki dengan cairan sejenis cukup dibatasi satu wrang
tertutup, Untuk dua buah tangki berlainan jenis dibatasi 2 wrang
tertutup.
Dengan adanya 2 wrang tertutup maka terdapat ruangan yang
disebut koferdam. Fungi dari koferdam adalah
a. Menampung cairan salah satu tangki yang bocor.
b. Agar muatan tidak bercampur dari tangki yang bersebelahan.
c. Menampung keringat kapal dari dinding- dinding tangki yang
bersebelahan.
Selain itu kontruksi didalam dasar berganda terdapat kotak- kotak
atau sel- sel baik berbentuk tangki- tangki maupun bukan tangki,
oleh sebab itu dasar berganda disebut juga dasar berganda
seluler. Dasar berganda seluler terdiri dari kerangka melintang
dengan wrang penuh dan wrang terbuka pada setiap gading-
gadingnya. Pada pangkalnya yang ujungnya lebih dari 120 meter
atau yang diperuntukan bagi pengangkut biji- bijian tambang ( ore
carrier ) dan muatan berat lainnya dipasang juga kerangka
membujur dengan interval wrang- wrang penuh melintang.
Ditambah satu penyangga atau lebih side grider yang
membentang dari depan ke belakang diantara wrang- wrang.
Bagian luar dari dasar berganda seluler dibatasi sebuah lempeng
samping ( margin Plate ) jalan terus yang kedap air, yang
dihubungkan dengan plat lutut ( side brackets )
66
a. Dasar berganda kerangka melintang
Dasar – dasar berganda dengan kerangka melintang mempunyai
ciri- ciri sebagai berkut :
1). Dilengkapi dengan wrang – wrang penuh pada setiap gading
dibawah kamar mesin, kursi ketel, dinding kedap air dan daerah
yang perlu dilindungi.
2). Jarak antara wrang- wrang penuh tidak lebih dari 3,05 meter
dengan di kelilingi wrang terbuka.
3). Pada kapal- kapal yang lebarnya sampai 20 meter harus
dilengkapi dengan sebuah gading- gading membujur/ longitudinal
pada setiap sisi. Pada kapal yang lebarnya lebih dari 20 meter
dilengkapi 2 buah longitudinals pada setiap sisi yang terbentang
sejauh mungkin muka belakang.
4). Wrang penuh yang terbentang melintang dari penyanggah tengah
sampai lempeng samping pada setiap sisinya di beri lubang
peranginan. Untuk wrang kedap air yang ditempatkan dibawah
atau didekat dinding jika tinggi penyangga tengah sampai 915
mm maka wrang tersebut harus diperkuat.
Wrang terbuka yang dipasang antara wrang penuh dengan bagian
tengah kosong dibagian ujunya diberi bracket dengan lebar paling
sedikit ¾ tinggi penyangga tengah. Longitudinal pada wrang
terbuka diperkuat dengan sebuah batang tegak.
5). Pada sistem kerangka melintang, penyangga tengah dan
lempeng samping tidak terputus, demikian pula wrang
melintangnya sedangkan longitudinals terputus pada wrang
melintangya.
67
Gambar :
68
b. Sistem kerangka membujur
Sistem ini umumnya diperuntukan bagi kapal- kapal yang
panjangnya lebih dari 120 meter. Longitudinal terbuat dari balok
rata, atau dari balok bertombol, balok siku balik yang ditunjang
oleh wrang penuh pada pada setiap jarak tidak lebih dari 3,7
meter. Longitudinal diperkuat dengan sebuah batang tegak pada
wrang. Longitudinal didudukan pada wrang sedalam minimal 150
mm dan harus terbentang sepanjang dalam wrang itu. Ciri- ciri
kerangka membujur sebagai berkut :
1). Pada Kerangka membujur, wrang penuh dipasang dibawah
gading- gading kamar mesin, kursi ketel, dinding kedap air dan
pada ujung bracket deep tank.
2). Jika tidak ada wrang lain diantara kedua wrang penuh, bagian
tersebut perlu diberi bracket dari lempeng samping sampai ke
longitudinal terdekat, Penangga tengah juga diberi bracket
dengan jarak tidak lebih dari 1,25 meter.
3). Bila jarak antara sebuah wrang dengan wrang lain dengan jarak
sampai 2 atau lebih jarak gading- gading maka untuk memperkuat
longitudinal dipasang penguat tegak paling sedikit 100 mm
dalamnya.
4). Kapal- kapal yang lebarnya sampai dengan 14- 21 meter
dipasang sebuah longitudinals pada setiap sisi. Bila lebar lebih
dari 21 meter dipasang dua buah longitudinals disetiap sisi.
5). Pada kapal yang panjangnya kurang dari 215 meter, Longitudinal
terputus pada wrang kedap air sebagai penggantinya dipasang
bracket. Untuk kapal yang panjangnya lebih dari 215 meter
longitudinal jalan terus tanpa terputus.
6). Jarak antara wrang yang satu dengan yang lain tidak melebihi 3,7
meter, kecuali untuk kapal pengangkut barang- barang biji- bijian
tambang/ muatan berat jarak maksimumnya 2,5 meter.
69
Gambar :
70
c. Ketentuan SOLAS 74 mengenai dasar berganda Bab II peraturan
10.
Sejauh yang dapat dilaksanakna dasar berganda sebuah kapal
dipasang mulai dari sekat pelanggaran atau seat ceruk depan
sampai sekat buritan. Didalam SOLAS ketentuan panjang dasar
berganda adalah
1). Dikapal
a). Panjang 50 meter ( 165 kaki ) dan kurang dari 61 meter ( 200
kaki ) harus dipasang dasar berganda paling sedikit dari sekat di
depan kamar mesin sampai sekat pelanggaran atau sejauh
mungkin dapat dipasang sedekat mungkin.
b). Panjang antara 61 meter ( 200 kaki ) dan kurang dari 76 meter
( 249 kaki )dasar berganda dipasang di sekat – sekat kamar
mesin diteruskan ke sekat pelanggaran sampai sekat buritan.
c). Panjangnya 76 meter lebih harus dipasang dasar gerganda dari
sekat pelanggaran sampai sekat buritan.
2). Bila dasar berganda harus dipasang maka tingginya ditentukan
atau harus mendapat persetujuan pemerintah. Dasar berganda
diteruskan sampai ke sisi lambung sehingga dapat melindungi
dasar berganda sampai ke lengkungan got. Perlindungan ini
dianggap mempunyai syarat bila garis potong antara lempeng
samping ( margin Plate ) dengan lajur samping ( bilge bracket )
tidak lebih rendah dengan suatu bidang datar yang melalui titik
potong antara garis gading utama dengan garis diagonal yang
dibuat melalui titik potong garis gading dengan lunas, dimana
garis gading membentuk sudut 25 derajat dengan alas dan
memotong bidang simetri pada setengah lebar kapal terbesar.
71
3). Got pengering / drain well yang dibuat di dalam dasar berganda
yang digunakan untuk mengerigkan palka/ ruang muat dan lain
sebagainya tidak boleh lebih rendah dari yang diperlukan.
Bagaimanapun dalamnya got tidak boleh lebih dalam dari dasar
berganda dibidang simetri dikurangi 18 inchi atau lebih dalam
dari bidang datar yang melalui titik potong dengan gading- gading
dan diagonal. Got yang berada diujung poros baling- baling
diteruskan sampai ke dasar luar. Got- got lainnya misalnya untuk
minyak lumas dibawah mesin kemudi utama dapat diijijnkan
pemerintah bila susunannya memberikan perlindungan yang
setaraf dengan yang dipeoleh dari dasar berganda yang diijinkan
pemerintah.
4). Dasar berganda tidak diperlukan bagi kompartemen-
kompartemen kedap air yang berukuran sedang, yang khusus
digunakan untuk mengangkut minyak asalkan untuk itu
72
pemerintah berpendapat bahwa kapal mengalami kerusakan pada
dasarnya tidak mengurangi keselamatan kapal.
5). Bagi kapal- kapal yang mempunyai yang mempunyai
kompartemen berukuran sedang untuk mengangkut minyak
dengan melayari perairan internasional secara teratur pemerintah
memberikan kemudahan terhadap kontruksi dasar berganda
dibagian manampung kapal itu yang faktor pembagiannya tidak
lebih besar dari 0,50 bila ternyata pemasangan dasar berganda di
bagian tersebut tidak sesuai dengan rancangan dan pelaksanaan
tugas yang baik di kapal.
73
kapal kecil. Tebal lunas ini 3 x 6 kali lebarnya dengan panjang
antara 10 - 20 meter, dimana batang ini disambung dengan
hubungan miring secara vertical yang panjangnya 9 x tebal lunas
tersebut.
74
E. LUNAS SAMPING ( BILGE KEEL )
Lunas samping umumnya dipasang di lajur samping kapal- kapal
yang berlunas datar. Pemasangan lunas sampng ini untuk
mengurangi frekwensi olengan. Dengan dipasang lunas samping
maka hambatan semakin besar sehingga amplitude olengan
menjadi kecil. Hal ini disebabkan karena olengan kapal yang
terjadi direndam sehingga makin lama mengecil. Besarnya daya
rendam dari lunas samping terhadap olengan apal berbanding
lurus dengan kecepatan kapal. Dengan kata lain makin besar
keepatan kapal maka daya rendam terhadap olengan kapal
semakin besar pula.
75
Namun daya rendam lunas samping akan efektif jika penempatan
luas samping tepat. Pemasangan lunas samping tidak meliputi
seluruh badan kapal, tetapi hanya bagaian kapal yang terbesar
( parallel middle body ) dengan ukuran kurang lebih 30 % -40 %
panjang kapal dan lebarnya 12 “ – 14 “. Agar lunas samping
memenuhi fungsinya maka pemasangan lunas samping harus
tepat benar yaitu tepat pada perpotongan garis diagonal antara
perpotongan garis lambung dengan perpanjangan luas dengan
perpotongan antara garis air dengan bidang simetri dengan kulit
kapal.
Sesuai dengan kontruksinya lunas samping terdiri dari baja T dan
Baja berbintul secara las maupun keeling. Mengingat kekuatan
sambungan dan kontruksi kapal pada bagian tersenut umumnya
pemasangan lunas samping dilaksanakan secara las, baik antara
baja T dengan lajur samping maupun baja dengan baja berentuk.
Lunas samping dibuat bersambung agar jika terkena karang atau
benda keras lainnya agar yang terkena hanya baja berbentuk dan
dan baja T akan tetap utuh. Pada sambungan yang dikeling agar
sambungan tetap kedap air, jarak pitch pada sambungan baja T
dengan kulit kapal = 4 x Ø paku keeling dan jarak pitch pada
sambungan antara baja berbentuk sebesar = 7 x Ø paku keling.
Sesuai dengan perkembangan zaman umumnya kapal- kapal
besar dan mdern mempunyai alas yang datar, sehingga dapat
maklumi bahwa umumnya kapal- kapal tersebut menggunakan
lunas samping untuk perendam olengan, disamping tangki- tangki
balas yang dipasang di wing- wing sedemikian upa sehingga jika
tangki- tangki tersebut diisi dapat berfungsi sebagai stabilator
terhadap olengan kapal.
76
F. KETENTUAN PERATURAN KAPAL- KAPAL 1935
Bab II pasal 14, 15, 16 tentang ruangan- ruangan untuk bahan –
bahan cair , ruangan bahan cair mudah terbakar, dan kapal-
kapal tangki minyak tanah.
1. Setiap ruangan yang dipakai untuk menyimpan bahan- bahan cair
yang tidak terbungkus, kecuali ketel –ketel kecil, harus di
lengkapi dengan pipa udara yang diperlukan yang dipasang
sedemikian rupa sehingga ujungnya keluar keatas geladak
dengan ujung terbuka tetapi tidak dapat dimasuki kotoran atau
sesuatu ke dalamnya. Setiap ruangan harus dilengkapi pula
dengan alat untuk menentukan tinggi permukaan bahan bakar.
2. Jika ruangan bahan cair tersebut terbentang dari satu sisi ke sisi
lainnya ( kecuali ruang pemisah, seruk haluan dan ceruk buritan )
harus dilengkapi dengan sekat bujur tengah yang kedap air
77
secukupnya kecuali kapal- kapal kecil jika Ditjen La atau
Syahbandar menganggapnya tidak perlu.
3. Rangan- ruangan untuk bahan cair ini cukup kuat dan onruksinya
sedemikian rupa sehingga dalam keadaan bagaimanapun juga
tidak menimbulkan pengaruh permukaan bebas.
4. Di kapal- kapal tangki, setiap tangki yang digunkan untuk
mngangkut bahan cair yang tidak dibungkus sebagai muatan,
bagian atasnya harus dilengkapi dengan tangki ekspansi untuk
pemuaian. Tangki ekspansi ini tidak boleh lebih besar dari
setengah lebar tangki sedemikian rupa sehingga dalam keadaan
oleng atau mengangguk permukaan bahan cair di dalam tangki
tetap terbatas sampai pada tangki ekspansi ini saja. Pada kapal-
kapal yang mempunyai sekat membujur tengah lebih dari sebuah
maka dapat diadakan penyimpangan dari ketentuan ini asal tidak
menimbulkan bahaya permukaan bebas.
5. Kepala- kepala palka diatas tangki- tangki harus dapat ditutup
kedap air.
6. Bila ruang untuk menyimpan bahan cair dapat juga digunakan
sebagai ruang muatan baik dihubungkan dengan saluran lensa
maupun tolak bara maka harus diambil tindakan khusus untuk
mencegah agar tidak tergenang air bila terisi muatan didalamnya
atau dipompa kosong jika terdapat muatan cair didalamnya.
7. Ujung atas pipa- pipa pengisian tangki- tangki air tawar harus
menjulang paling sedikit 0,1 meter diatas geladak dimana pipa
tersebut berakhir, Pipa ditutup dengan sungkup berulir atau
dengan cara lain agar kotoran tidak masuk ke dalamnya ( sb
1939 no.357 )
8. Pasal 15
a. Ruangan yang berisi bahan cair yang tidak dibungkus dan mudah
terbakar harus ditutup dengan baik.
78
b. Harus dijaga agar bahan cair yang mudah terbakar jangan sampai
bersentuhan dengan muatan bukan bahan cair. Bila sebagian
dasar berganda di bawah ruang muatan berisi bahan cair
demikian maka didasar dalam harus dipasang papan terapan
melintang paling sedikit setingi 3 cm agar cairan yang bocor
tersebut mengalir ke got. Sekat vertikal antara ruang yang berisi
bahan cair yang mudah terbakar dan ruang muatan. Dilengkapi
dengan bilah- bilah yang mudah dilepas dan bagian bawahnya
dilengkapi pula dengan got bocoran untuk mengalir minyak yang
bocor melalui sekat itu ke got.
c. Ketentuan diatas diatas tidak berlaku untuk kapal yang
mengankut minyak tanah.
79
G. PENAMPANG MELINTANG DAN MEMBUJUR
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
G. BAHAN –BAHAN BANGUNAN KAPAL
Sebuah kapal terdiri dari bagian – bagian kecil dan besar yang
merupakan satu kesatuan yang utuh dari berbagai jenis bahan
bangunan kapal. Banyaknya pemakaian bahan-bahan yang satu
dibandingkan dengan bahan yang lain sangat tergantung dari
jenis kapal yang dibangun dan factor- factor ekonomi. Pada saat
ini umumnya kapal dibangun dari baja dengan bagian- bagian
tertentu dari kapal tersebut memakai campuran bahan lainnya
atau dari baja yang kekuatan tariknya agar kurang namun secara
keseluruhan mempunyai kekuatan tarik yang cukup memadai.
Untuk bangunan sebuah kapal bahan- bahan yang digunakan
umumnya terdiri dari berbagai jenis :
1. Baja ( steel )
Baja terbuat dari besi yang diproses secara bertahap untuk
mengurangi komponen non metal sehingga komponen non metal
ditekan seminimal mungkin. Karakteristik dari baja dapat berbeda
satu dengan yang lainnya tergantung komposisi bahan atau unsur
kimia didalamnya. Demikian pula dengan daya tarik baja , dapat
dirubah dengan mengubah persentase karbon didalam baja
tersebut atau dengan menambah pelbagai macam unsur lain
seperti krom, nikel, mangan, dan lain sebagainya.
Tetapi secara fisik kekuatan dan kekerasan baja tergantung dari
jumlah unsur karbon yang ada didalam baja tersebut. Dengan
demikian jika kita menghendaki baja menjadi lebih keras, dapat
kita lakukan dengan menambah prosentase karbon didalam baja.
Baja yang diperuntukan bagai bangunan kapal umumnya dari baja
lunak ( mild steel ) yang mudah digulung atau dilengkungkan,
mudah dilas, dapat diolah didalam keadaan panas maupun
dingin, tanpa merusak struktur baja lainnya. Dengan sendirinya
baja lunak ini harganya murah. Baja lunak yang diolah dengan
97
suhu rendah dapat menjadi rapuh dan permukaanya kelihatan
tidak rata
Sehubungan dengan komposisi unsure- unsure kimia didalam
baja maka baja - baja yang dipakai pada bangunan kapal
dibedakan atas 5 tingkat masing- masing tingkat A dan B untuk
baja lunak tingkat C, D dan E untuk baja yang lebih keras.
Pemakaian baja menurut tingkatnya ditentukan oleh pemerintah
atau Biro klasifikasi yang mengawasi pembuatan kapal.
Kapal yang panjangnya lebih dari 200 meter menggunakan baja
tingkat Entuk lajur bingkai , lajur samping dan lunas bagian
tengah kapal sepanjang 0,4 panjang kapal.
Pada kapal tanker besar, kapal curah dipakai baja tarik yang
besar atau dengan baja yang khusus yang mempunyai kekuatan
yang lebih besar daripada baja lunak biasa dalam temperature
yang rendah. Pemakaian baja dengan dengan kekuatan tarikan
besar pada kapal- apal besar memberi kelonggaran untuk tebal
plat yang dipakai, yang dengan sendirinya mengurangi jumlah
berat kapal itu, dan tentu mempunyai daya angkut yang besar,
dan mempunyai kekuatan yang cukup dipercaya.
Untuk lambung kapal umumnya dipakai baja lunak dengan 0,15
%- 0,23 % karbon tetapi unsur belerang dan fosfor harus kecil
prosentasenya ( lebih kecil dari 0,50 % ) untuk menjaga agar bila
baja tersebut dilas tidak mudah patah dan retak.
a. Baja tuang ( steel casting )
Baja baja yang dicairkan melalui suatu proses/ peleburan
dengan hati- hati dituang menjadi suatu bentuk yang
dikehendaki, panasnya diturunkan untuk mengurangi
kerapuhan. Baja- baja ini dipakai dikapal sebagai linggi baling-
baling, linggi kemudi, boss poros baling- baling.
b. Baja / besi tempaan ( forge iron )
98
Didalam pembuatan kapal- kapal modern sekarang ini dibuat
dengan mengunakan baja tempa tidak banyak dipakai. Kalau
masih dipakai harus diseparuh dulu agar memenuhi
persyaratan. Tempa adalah cara yang paling sederhana untuk
membentuk metal, dengan memanaskan metal sampai pada
tingkat temperature tertentu sehingga metal tersebut menjadi
lunak, lalu dengan memukul metal tersebut untuk dibentuk, Di
kapal baja tempa digunakan untuk linggi, cagak emudi, kokot
jantan,
Baja tahan karat ( stainless steel )
Baja tahan karat adalah metal yang mengandung banyak unsur
nikelnya dan banyak digunakan untuk peralatan dapur,
pegangan railing.
2. Perunggu
Perunggu digunakan sebagai bantalan pada poros baling-
baling, tabung poros baling- baling. Sesuai dengan
tingkatannya perunggu merupakan salah satu logam campuran
yang banyak dipakai dikapal. Selain untuk diatas juga
digunakan untuk katub- katub, jentera pada roda kemudi, anak
tangga dan lain sebagainya.
3. Pelbagai jenis kayu
Pada jaman dulu kayu banyak digunakan untuk tutup palka,
kayu geladak, sekoci, ram - aman dan lain sebagainya . Kayu
dibedakan atas :
a). Jenis kayu berdaun jarum ( keluarga pinus ) seperti kayu
den, kayu larix, pinus, cemara, dan jenis pinus lainya ( pitch,
kuning, Oregon )
b). Jenis kayu berdaun lebar seperti kayu jati ( oak ), kayu elm,
kayu besi dan lain- lain.
99
c). Jenis kayu yang tumbuh di daerah tropis seperti kayu jati,
mahoni, kayu besi dan ain sebagainya.
100
Dari gambar dilihat bahwa lembaran neoprene ditempatkan
diantara kedua metal, Demikian pula dengan baut yang dipakai
pada sambungan ini harus dari jenis yang telah digalvanisir.
Ring pada baut ini diberi alasan plastic untuk mencegah bahan
tersebut bersentuhan. Cara lain yang digunakan adalah kedua
metal “ a bi metallic bar “ untuk kemudian dihubungkan.
101
102
103
104
105
C.Latihan soal-soal
106
FUNGSI : Pengawasan operasi kapal dan masalah orang
diatas kapal pada tingkat operasional
KOMPETENSI :
Menjaga kelaikan sebuah kapal
107
108