NIM : 20160210046
No. 3 Aturan BKI yang berkaitan dengan Bottom Construction (wrang als penuh dan wrang
alas terbuka) dengan sistem konstruksi melintang, memanjang dan campuran.
PERATURAN BKI TENTANG KONSTRUKSI MEMANJANG
1. PERHITUNGAN BEBAN (Section IV Rules for Hull BKI 2014)
1.1. Perhitungan Beban Geladak Cuaca (Load on Weather Deck) pada Tengah Kapal
(Section IV A,B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
1.2. Beban Sisi (Load on Ship Side)
(Section IV B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
1.3. Perhitungan Beban Alas ( Load on the Ship’s Bottom)
(Section IV B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2. PERHITUNGAN TEBAL PLAT (Section VI Rules for Hull BKI 2014)
2.1. Penumpu Tengah (Centre Girder)
(Section VIII Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.2. Tebal Plat Geladak
(Section 7 A Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.3. Tebal Plat Alas (Bottom Plate)
(Section 6 B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.4. Tebal Plat Bilga (Bilge Strake)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.5. Tebal Plat Lunas (Flat Plate Keel)
(Section 6 B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.6. Tebal Plat Alas Dalam (Inner Bottom Plate)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
2.7. Tebal Plat Sisi (Side Plate)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
3. PERHITUNGAN KONSTRUKSI ALAS GANDA (Section VIII Rules for Hull BKI 2014)
3.1. Penumpu Samping (Side Girder)
3.2. Wrang Alas Penuh (Solid Floor)
3.3. Bottom and Inner Bottom Longitudinal
3.4. Wrang Kedap Air (Water Tight Floor)
4. PERHITUNGAN PADA KONSTRUKSI LAMBUNG (Section 9 Rules for Hull BKI 2014)
4.1. Pembujur Sisi ( Side Longitudinal)
4.2. Pelintang Sisi (Side Transversal)
4.3. Senta Sisi (Side Stringer)
5. PERHITUNGAN KONSTRUKSI GELADAK (Section 10 Rules for Hull BKI 2014)
5.1. Pembujur Geladak (Deck Longitudinal)
5.2. Pelintang Geladak (Deck Transversal)
5.3. Penumpu Geladak Samping (Side Deck Girder)
5.4. Perhitungan Sekat Kedap (Longitudinal Bulkhead)
PERATURAN BKI TENTANG KONSTRUKSI MELINTANG
6. PERHITUNGAN BEBAN (Section IV Rules for Hull BKI 2014)
6.1. Perhitungan Beban Geladak Cuaca (Load on Weather Deck) pada Tengah Kapal
(Section IV A,B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
6.2. Beban Sisi (Load on Ship Side)
(Section IV B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
6.3. Perhitungan Beban Alas ( Load on the Ship’s Bottom)
(Section IV B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7. PERHITUNGAN TEBAL PLAT (Section VI Rules for Hull BKI 2014)
7.1. Tebal Plat Geladak
(Section 7 A Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7.2. Tebal Plat Alas (Bottom Plate)
(Section 6 B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7.3. Tebal Plat Bilga (Bilge Strake)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7.4. Tebal Plat Lunas (Flat Plate Keel)
(Section 6 B Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7.5. Tebal Plat Alas Dalam (Inner Bottom Plate)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
7.6. Tebal Plat Sisi (Side Plate)
(Section 6 Rules for Hull Biro Klasifikasi Indonesia 2014)
8. PERHITUNGAN KONSTRUKSI ALAS GANDA (Section VIII Rules for Hull BKI 2014)
8.1. Penumpu Tengah (Centre Girder)
8.2. Penumpu Samping (Side Girder)
8.3. Wrang Alas Penuh (Solid Floor)
8.4. Wrang Kedap Air (Water Tight Floor)
8.5. Wrang Terbuka (Open Floor)
9. PERHITUNGAN GADING-GADING (Section 9 Rules for Hull BKI 2014)
9.1. Gading Utama (Main Frames)
9.2. Gading Besar (Web Frames)
9.3. Senta Sisi (Side Stringer)
10. PERHITUNGAN KONSTRUKSI GELADAK (Section 10 Rules for Hull BKI 2014)
10.1. Balok Geladak (Deck Beam)
10.2. Balok Geladak Kekuatan (Strong Beam)
10.3. Penumpu Geladak Tengah (Centre Deck Girder)
10.4. Penumpu Geladak Samping (Side Deck Girder)
10.5. Perhitungan Bracket
Wrang (Floor)
Wrang merupakan balok melintang dasar yang merupakan tumpuan kulit dasar dan balok
memanjang konstruksi. Untuk kekuatan wrang, tingginya pada jarak 3/8 B di tengah kapal
tidak boleh kurang dari ½ tinggi wrang ditengah kapal terutama pada kapal dengan rise of
flour yang besar untuk mengatasinya dianjurkan memperbesar wrang ditengah kapal atau sisi
atas wrang dibuat menanjak ke arah lambung sesuai garis lengkung dasar di daerah
tersebut.
Tinggi wrang tidak boleh kurang dari :
h = 55 B + 45 (mm)
h min = 600 mm
Pada lambung kapal wrang diikat pada gading dengan menggunakan bracket (lutut bilga)
yang tingginya pada lambung dua kali tinggi wrang ditengah (2h) terhitung dari garis dasar.
Tebal bilah hadap wrang 2 mm lebih tebal dari pelat vertikal dan pada daerah 0,2 L dari
linggi haluan, luas penampang bilah hadap diperbesar. Daerah haluan dan kamar
mesin wrang dan flens dipertebal 0,5 mm dari biasanya.
Tebal pelat vertikal tidak boleh kurang dari :
t = h/100 + 3 mm
6.1. Wrang pelat (BKI 2006)
6.1.1. Wrang pelat direkomendasikan agar dipasang pada setiap gading – gading pada
alas ganda jika sistem konstruksi melintang digunakan.
6.1.2. Wrang pelat harus dipasang setiap gading – gading :
1. Daerah penguatan konstruksi alas depan menurut BAB 6, E
2. Didalam kamar mesin
3. Dibawah pondasi ketel
6.1.3. Wrang pelat harus dipasang :
1. Dibawah sekat
2. Dibawah sekat gelombang, lihat juga Bab 3, D.4, dan Bab 23, B.4.3.
6.1.4. Untuk bagian lain dari alas ganda, jarak wrang pelat tidak boleh melampaui kira
– kira 3 m.
Konstruksi Dasar Ganda
Dasar ganda (double Bottom) dapat mempertinggi keselamatan kapal disamping sebagai
tangki ballast, jika kapal menabrak/membentur karang dan bagian luar pelat dasar robek,
pelat alas dalam yang kedap air akan membatasi/melindungi muatan dari kerusakan yang
disebabkan oleh air.
Secara teknis Double Bottom ini berfungsi :
(a). Mmenyimpan air ballast, air tawar dan minyak
(b). Menjaga keselamatan kapal jiga bocor
(c). Memperkuat bangunan membujur dari pada kapal
Disamping kegunaannya, penggunakan double bottom ini ada kerugiannya yaitu:
(a). Kehilangan ruang muatan.
(b). Titik berat kapal terlalu keatas bila kapal kosong.
Dasar ganda dapat dipasang secara melintang atau memanjang, tapi untuk kapal yang
panjangnya lebih besar dari 120 m perlu dipertimbangkan untuk memakai system
memanjang. Pada konstruksi dasar ada beberapa jenis konstruksi balok dasar yang dapat
menunjang kekuatan kapal. Konstruksi balok dasar ganda dipasang menurut konstruksi
melintang atau memanjang.
Dasar ganda dibatasi oleh beberapa komponen konstruksi kapal yaitu :
1. Bagian bawah dibatasi oleh kulit kapal bagian bawah (bottom shell plating)
2. Bagian atas dibatasi oleh pelat dasar dalam (Inner bottom plating)
3. Bagian samping dibatasi oleh pelat tepi (margin plate)
4. Bagian depan dibatasi oleh sekat kedap air terdepan /sekat tubrukan (collision
bulkhead)
5. Bagian belakang dibatasi oleh sekat kedap air paling belakang atau sering disebut
sekat ceruk belakang ( after peak bulk head )
Sistem Rangka Konstruksi Dasar Melintang
1. Penumpu Tengah (Centre Girder); tinggi dasar ganda pada dasarnya ditentukan oleh
tinggi penumpu tengah. Tinggi penumpu tengah haruslan sedemikian agar supaya didalam
ruang dasar ganda dapat dilaksanakan pekerjaan pada pembuatan dan reparasi kapal, di mana
tingginya diukur dari sisi atas pelat lunas sampai sisi bawah pelat alas dalam. Penumpu
tengah membagi ruang dasar ganda menjadi dua bagian kiri dan kanan yang kedap air,
konstruksinya dibuat tak terpotong. Pada umumnya lubang peringan diberi pada daerah diluar
0,7 L bagian tengah kapal dan tingginya tidak boleh lebih dari ½ tinggi penumpu tengah dan
panjangnya harus kurang dari ½ jarak gading normal.(1/2a). Untuk menjaga kontinuitas
penumpu tengah sebagai balok memanjang dianjurkan penumpu tengah jangan terpotong
oleh sekat melintang atau penumpu tengah dan sekat melintang pada separuh tinggi penumpu
tengah saling terpotong satu sama lain. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pustaka
2. Penumpu Samping (Side Girder); disamping fungsi pokok pada rangka dasar yaitu
ikut mengambil bagian pada lengkungan kapal. Penumpu samping juga mempertinggi
kestabilan wrang dan memperkecil permukaan bebas zat cair yang terdapat dalam ruang
dasar ganda. Banyaknya penunpu samping yang dipasang pada dasar ganda tergantung dari
lebar kapal. Pada kamar mesin pada 0,25 L dari linggi haluan dipasang sekurang-kurangnya
satu penumpu tengah, dan dibagian lain dari dasar ganda dipasang ;
- satu penumpu samping bila lebar horisontal dari pinggir bawah pelat tepi sampai
penumpu tengah melebihi 4,5 meter.
- Dua penumpu samping diperlukan jika lebarnya melebihi 8 meter.
- Tiga penumpu samping bila lebar melebihi 10,5 meter.
Jarak penumpu samping terhadap sesamanya dan penumpu samping dengan penumpu tengah
dan pelat tepi, masing-masing tidak boleh lebih dari:
-
- 1,25 m, untuk 0,25 L dari linggi haluan
- 1,8 m, dalam kamar mesin diseluruh panjang pondasi mesin
- 4,5 m, bila satu penumpu samping dipasang dalam bagian lainnya dari dasar ganda
- 3,5 m, bila tiga penumpu samping dipasang dalam bagian lainnya dari dasar ganda.
Wrang (Floor);
Wrang ialah bagian dari kapal yang terletak melintang di atas dasar ganda yang
menghubungkan gading – gading kiri dan kanan.
Pada kapal dasar ganda dijumpai 3 jenis wrang, yaitu:
a. Wrang Pelat (Solid Floor, Plate Floor)
Wrang pelat seharusnya dipasang pada setiap jarak gading, tetapi lebih ekonomisnya harus
dipasang sesuai peraturan (lihat BKI II,2006). Wrang pelat dilaskan pada penumpu tengah,
pelat tepi, pelat dasar ganda dan pelat dasar. Sudut pelat wrang dipotong untuk lalunya
kampuh las. Warang pelat dilengkapi dengan man hole yang panjangnya tidak boleh lebih
dari 0,75 h (tinggi penumpu tengah) dan jumlah panjang lubang seluruhnya tidak boleh lebih
dari ½ jarak antara penumpu tengah dan pelat tepi. Tinggi lubang tidak boleh lebih besar dari
½ h.