Anda di halaman 1dari 213

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN INTAKE DAN PIPA TRANSMISI AIR


BAKU BENDUNGAN GONGSENG DI KABUPATEN
BOJONEGORO

Nama Pekerjaan : Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Bendungan
Gongseng di Kabupaten Bojonegoro

Lokasi : Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur

Waktu Pelaksanaan : 480 ( Empat Ratus Delapan Puluh ) hari kalender

Tahun Anggaran : 2022 – 2023

PT. INDO TEKNIK PEMBANGUNAN


METODE PELAKSANAAN

A. PEKERJAAN UTAMA
Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.630 PN 8 SDR 21
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.630 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan


pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.710 PN 8 SDR 21


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.710 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan


pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.560 PN 8 SDR 21


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.560 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan pekerjaan


pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

B. PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi adalah pekerjaan untuk menyiapkan peralatan serta personil yang akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek di lapangan. Sebelum melaksanakan
mobilisasi, kami akan menyediakan dan menyerahkan program kerja mobilisasi kepada
Kepala Satuan Kerja Sementara untuk mendapatkan persetujuan. Di dalam program
kerja tersebut harus dicantumkan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan dari
masing - masing kegiatan mobilisasi.
Demobilisasi juga termasuk dalam bagian dari mobilisasi.Kegiatan yang termasuk dalam
demobilisasi adalah pengembalian peralatan seperti kondisi semula ke lokasi semula.
Pekerjaan ini dilakukan secara bertahap, untuk peralatan yang sudah tidak digunakan
dalam proyek akan segera dikembalikan dengan persetujuan Direksi.

 Mobilisasi Peralatan
- Butt Fussion Welding Machine (HDPE) = 2 unit
- Tripot/Tackel & Handle Crane = 3 unit
- Mobil Crane = 2 unit
- Mobile Diesel Generator = 3 unit
- Excavator = 2 unit
 Mobilisasi Personil
- Manajer Pelaksanaan/ Proyek = 1 orang
- Manajer Teknik Bidang Struktur = 1 orang
Bangunan SDA
- Manajer Teknik Bidang Mekanikal = 1 orang
- Manajer Keuangan = 1 orang
- Ahli K3 Konstruksi/ Ahli = 1 orang
Keselamatan Konstruksi
Pembuatan Papan Nama Pekerjaan
Pembuatan papan nama pekerjaan dengan bahan, ukuran dan penempatan sesuai
gambar atau petunjuk direksi pekerjaan. Papan nama tersebut mencantumkan nama
proyek, nama kontraktor, jangka waktu pelaksanaan, nilai kontrak, dll.

Pembersihan Lokasi
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi dibersihkan dahulu. Pekerjaan pembersihan meliputi
pembersihan area kerja alur, area yang dilewati oleh alat berat serta area pekerjaan
utama dari pepohonan, sampah, atau bahan lain sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Jika terdapat pepohonan yang berukuran cukup besar, maka
dapat dilakukan penebangan sesuai izin dari Direksi. Semua penebangan dan
pembongkaran harus seijin Direksi.
Pembersihan semak belukar menggunakan arit, hasil pembersihan dikumpulkan di suatu
tempat yang sekiranya tidak mengganggu pekerjaan, kemudian hasil pembersihan
diangkut ke lokasi yang telah disetujui oleh direksi.
Penebangan pohon dilakukan menggunakan chain saw. Sebelum dilakukan
penebangan pohon dilakukan pembersihan tumbuhan bawah sekitar pohon untuk
memudahkan pemotongan dan untuk menghindari kecelakaan kerja.
Setelah lokasi dibersihkan dilakukan pengupasan tanah/striping secara manual
menggunakan cangkul.

Pengukuran dan Pematokan Jalur Pipa


Pekerjaan pengukuran awal ini dilakukan dengan menggunakan acuan titik BM yang
ada di sekitar proyek. Sebelum melakukan pekerjaan pengukuran ini, kami akan
mempelajari ukuran – ukuran dalam gambar apabila terjadi perbedaan ukuran baik
pada gambar maupun di lapangan harus segera dilaporkan pada Direksi pekerjaan yang
bersangkutan. Pekerjaan pengukuran awal ini juga berfungsi untuk menentukan batas –
batas serta dimensi dari bangunan nantinya.

Alat yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran yaitu :

Theodolite Total Station Waterpass

Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran memanjang dan pengukuran


melintang. Pengukuran memanjang dilakukan untuk menentukan ketinggian titik-titik
sepanjang garis rencana proyek, sehingga dapat digambarkan irisan tegak keadaan
permukaaan tanah sepanjang garis rencana proyek tersebut. Pengukuran melintang
dilakukan untuk menentukan ketinggian titik-titik (profil permukaan tanah sepanjang
garis lurus terhadap garis rencana proyek atau sepanjang garis yang membagi sama
besar sudut antara dua sub garis rencana proyek yang berpotongan.
Sewaktu dilakukan pekerjaan pengukuran, pekerjaan pengaadan dan pemasangan
patok dilakukan. Pengukuran lapangan dan pematokan pada saluran dan jalan harus
dilaksanakan dengan jarak/interval paling jauh setiap 50 m atau sesuai instruksi PPK
khususnya pada tikungan saluran jarak tersebut harus lebih dekat/pendek yang dimulai
dari titik awal tikungan, tengah-tengah tikungan dan ujung akhir tikungan baik untuk
garis sumbu saluran maupun ROW.
Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas 3, dengan ukuran diameter 10 cm, diatas tanah
40 cm. Patok-patok diberi keterangan kode nomor dan cat merah yang diberi paku
payung.

Penggambaran
Setelah pekerjaan pengukuran selesai diperoleh data ukur. Dari data ukur tersebut akan
dibuat gambar kerja. Setelah penggambaran gambar kerja selesai akan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui. Selain gambar kerja kami akan membuat gambar purna
laksana atau asbuilt drawing. Gambar purna laksana dikerjakan sesuai dengan
bangunan yang ada. Selama dalam tahap pelaksanaan akan dilangsungkan
pemutakhiran gambar-gambar purna laksana dari semua jenis pekerjaan yang telah
diselesaikan. Setiap gambar-gambar harus menunjukkan perubahan-perubahan yang
disyahkan, yang telah dibuat terhadap gambar pelaksanaan yang disetujui, dengan
maksud agar gambar-gambar tersebut merupakan proses yang benar dari kondisi
sebagaimana dilaksanakan dari setiap pekerjaan permanen. Format gambar-gambar
purna laksana harus disetujui Direksi.
Kami akan menyiapkan laporan rinci sebagaimana yang tertulis pada SSUK pasal 54 atau
dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi. Pada setiap hari Jumat, akan diserahkan
laporan mingguan kepada Direksi.
Sebelum hari kesatu tiap bulannya, kami akan menyerahkan laporan perkiraan
kemajuan/progres bulanan dalam bentuk yang telah disepakati oleh Direksi secara rinci
tentang kemajuan pelaksanaan selama bulan sebelumnya.

Pembuatan Direksi Keet dan Barak Pekerja


Direksi keet ini dilengkapi dengan kursi tamu, meja tulis, papan tulis / white board, alat
tulis kantor, gambar konstruksi, gambar pelaksanaan, blangko laporan harian dan
mingguan. Direksi keet terbuat dari konstruksi kayu, multiplek atau triplek untuk dinding,
dan asbes gelombang untuk atap. Barak pekerja dibuat dengan konstruksi seperti direksi
keet.

Gudang
Gudang dibuat dengan konstruksi seperti direksi keet.

Dokumentasi, Audio Visual, dan Pelaporan


Dokumentasi/Foto akan diambil masing-masing pada titik yang sama pada awal
pekerjaan, sebelum pekerjaan dimulai, selama pekerjaan berlangsung dan tahap
pelaksanaan pekerjaan selesai (0%, 50%, 100%) untuk masing-masing bagian utama
pekerjaan atau bagian pekerjaan dan pada saat lain yang langsung ditentukan oleh
Direksi. Dokumentasi juga dilakukan menggunakan drone. Foto akan disediakan untuk
Direksi, dan dilampirkan ke dalam laporan progres bulanan.

C. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMK3)


PENYELENGGARAAN SMK3
Penyiapan Dokumen SMK3
Sebelum pelaksanaan pekerjaan berjalan kami akan melakukan penyiapan dokumen
SMK3. Hal yang dilakukan pada saat penyiapan dokumen SMK3 antara lain membuat
manual, prosedur, instruksi kerja, ijin kerja, dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi,
dan formulir.

Sosialisasi, Promosi, dan Pelatihan K3


Sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan berjalan dilakukan sosialisasi, promosi, dan
pelatihan K3. Hal yang dilakukan dalam sosialisasi, promosi, dan pelatihan K3 antara lain
induksi K3 untuk pekerja baru, pengarahan K3 (safety briefing), pelatihan K3, simulasi K3,
spanduk (banner) K3, poster, dan papan informasi K3.

Alat Pelindung Kerja (APK)


Alat pelindung kerja yang akan kami sediakan antara pembatas area (restricted area)
dan pagar pengaman (guard railing).

Alat Pelindung Diri


Semua pekerja yang ada di lokasi diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri yang
kami sediakan. Alat Pelindung Diri yang kami sediakan antara lain topi pelindung (safety
helmet), pelindung mata (goggles, spectacles), pelindung pernafasan dan mulut
(masker), sarung tangan (safety gloves), sepatu keselamatan (safety shoes), rompi
keselamatan kerja (safety vest), jaket pelampung (life vest), dan sepatu keselamatan
(rubber safety shoes nad toe cap).

Asuransi dan Perijinan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan berjalan kami akan mengurus asuransi dan perijinan.
Asuransi yang digunakan adalah BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan kerja.

Personil K3
Selama pelaksanaan pekerjaan berjalan kami menyediakan personil K3 untuk
mengawasi dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan K3. Personil K3 yang kami
sediakan antara lain petugas P3K dan petugas pengatur lalu lintas.

Fasilitas Sarana Kesehatan


Selama pelaksanaan pekerjaan berjalan kami akan menyediakan fasilitas sarana
kesehatan. Fasilitas sarana kesehatan yang akan disediakan antara lain peralatan P3K
(kotak P3K, tandu, tabung oksigen, obat luka, perban, dll) dan ruang P3K (tempat tidur
pasien, stetoskop, timbangan berat badan, tensimeter, dll).

Rambu – Rambu
Di lokasi pekerjaan dipasang rambu petunjuk, rambu larangan, rambu peringatan,
rambu kewajiban, rambu informasi, rambu pekerjaan sementara, tongkat pengatur lalu
lintas, kerucut lalu lintas (traffic cone).

Kegiatan dan Peralatan Terkait Pengendalian Resiko K3


Selama pelaksanaan pekerjaan kami akan menyediakan alat pemadam kebakaran ringan
(APAR), bendera K3, lampu darurat, pembuatan Kartu Identitas Pekerja, program inspeksi
dan audit internal, pelaporan dan penyelidikan insiden, protokol pencegahan insiden,
protokol pencegahan covid 19, poster pencegahan covid 19, thermo gun, hand
sanitizer, masker, rapid test.

PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Fisik Kimia
Selama pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan fisik kimia dengan cara analisa laboratorium.

Penurunan Kualitas dan Biota Air


Selama pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan penurunan kualitas dan biota air dengan cara analisa laboratorium.

Erosi, Sedimentasi & Tata Guna Lahan


Selama pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan erosi, sedimentasi, dan tata guna lahan dengan cara analisa laboratorium.

Biologi
Selama pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan biologi pada flora darat/perairan.

Sosekbud Kemes
Selama pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan pemantauan dan pengelolaan
lingkungan sosekbud kemes dengan cara mengamati keresahan masyarakat dan data
kuisioner.

D. PEKERJAAN PIPA TRANSMISI


PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 – 2 m dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Tenaga yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor

 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Pengurugan dengan Pasir Urug


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.
PEKERJAAN CROSSING JALAN
Crossing Jalan Segment I (DN. 710)
Galian Tanah dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan penggalian


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Urugan Pasir
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.

Lapis Agregat Kelas B


 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Alat yang digunakan:


Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas B
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas B sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas B dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas B
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai
 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas A
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas A sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas A dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Crossing Jalan Segment II (DN. 630)


Galian Tanah dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Personil yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Urugan Pasir
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.

Lapis Agregat Kelas B


 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas B
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan jalan


inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas B sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas B dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas B
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Alat yang digunakan:


Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas A
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas A sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas A dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Crossing Jalan Segment III (DN. 560)


Galian Tanah dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Personil yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Urugan Pasir
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.
Lapis Agregat Kelas B
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Alat yang digunakan:


Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas B
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan jalan


inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas B sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas B dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas B
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Alat yang digunakan:


Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas A
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas A sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas A dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN PIPA


TRANSMISI
Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.710 PN 8 SDR 21
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.710 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.630 PN 8 SDR 21


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.630 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE DN.560 PN 8 SDR 21


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin butt fushion
 Bahan yang digunakan:
Pipa HDPE DN.560 PN 8 SDR 21
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengadaan Pipa

Pemasangan Pipa

TIDAK
CEK

YA

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengadaan pipa HDPE kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pipa HDPE diangkut ke lokasi
menggunakan truck trailer.
 Pada saat pengangkutan pipa
HDPE diikat kencang supaya
tidak jatuh.
 Pipa HDPE disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemasangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemasangan. Penyimpanan
pipa HDPE dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara pipa
HDPE tidak saling berbenturan.
Hal ini perlu dilakukan untuk
mengurangi benturan antar
pipa HDPE yang dapat merusak
pipa HDPE nantinya.
 Pipa HDPE yang digunakan
sesui dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa HDPE,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dengan butt
fusion atau mesin las HDPE,
adalah penyambungan dengan
cara memanaskan permukaan
kedua ujung pipa yang akan
disambung sesuai temperatur
yang dibutuhkan sambil
menggunakan plat pemanas
(heating plate). Kemudian
kedua ujung pipa yang sudah
dipanaskan sampai mencapai
titik leleh disambungkan secara
ditekan.
 Sebelum proses penyambungan
dilakukan pemeriksaan
terhadap alat dan bahan yang
akan digunakan. Alat yang
digunakan dalam keadaan baik
dan bersih. Suhu plat pemanas
diatur sesuai dengan suhu yang
disarankan, plat pemanas
disambungkan ke aliran listrik +
20 menit sebelum pelaksanaan.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
perataan ujung pipa untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Pipa yang akan disambung
ditempatkan pada penjepit
(clamp) dengan posisi ujung
pipa berhadapan dengan plat
pemotong secara lurus.
 Penjepit dikencangkan agar
memegang dan membulatkan
pipa.
 Ujung pipa yang terbuka
ditutup untuk mencegah
masuknya udara agar tidak
terjadi pendinginan plat.
 Alat pemotong dinyalakan dan
penjepit pipa digeser perlahan
untuk memotong pipa.
 Pipa dibuka agar tidak terjadi
pemotongan permukaan yang
tidak rata, saat pipa dibuka alat
pemotong biarkan menyala.
 Alat pemotong diangkat
perlahan lahan jangan sampai
menyentuh pipa. Setelah itu sisa
potongan pipa dibersihkan. Jika
permukaan tidak rata lakukan
pemotongan lagi.
 Jika sudah rata kedua pipa
didekatkan hingga tidak ada
celah. Kemudian lakukan
penekanan pada pipa Alat
pemanas ditempatkan pada
mesin dan tutup clamp agar
permukaan yang disambung
dapat menyentuh lempengan
pemanas tersebut. Setelah
lelehan muncul, lepas tekanan
pada sistem hidrolik agar
pencatat tekanan nol kembali
dan tekanan tarik kembali
hingga pertumbuhan lelehan
terkontrol.Pastikan posisi pipa
tidak berubah dan tetap
menyentuh pemanas.
 Saat pemanasan selesai, klem
dibuka dan plat dipindah saat
pemindahan plat jangan
sampai menyentuh permukaan
yang leleh.
 Klem ditutup kembali dan
kedua permukaan pipa yang
sudah meleleh diekatkan
dengan tekanan yang sudah
ditentukan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.
 Setelah itu dilakukan
pengetesan pipa bila terlihat
terjadi kebocoran – kebocoran
pada sambungan maka
sambungan diperbaiki dengan
menggunakan selotip pipa.
Begitu juga pada bagian pipa
yang mengalami retak – retak
dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN AKSESORIS


Pengadaan dan Pemasangan Stub End All Flange HDPE 710
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
 Bahan yang digunakan:
Stub flange HDPE 710
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan stub end all flange
kami akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan stub end all flange
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan peamasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan stub
end all flange selalu dijaga dari
segala benturan dan sinar
matahari langsung.
Sesampainya di lokasi, stub end
all flange disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa jika
terdapat kerusakan pada stub
end all flange maka harus
diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan stub end all
flange, surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan pada
stub flange maka harus diganti.
 Penyambungan stub end all
flange dilakukan menggunakan
butt fushion machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian stub end all flange
dipasang menggunakan cara
manual oleh para pekerja dan
atau menggunakan bantuan
tackel dan tripod atau mobile
crane jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan stub end all flange
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Stub End All Flange HDPE 630


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
 Bahan yang digunakan:
Stub flange HDPE 710
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan stub end all flange
kami akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan stub end all flange
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan peamasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan stub
end all flange selalu dijaga dari
segala benturan dan sinar
matahari langsung.
Sesampainya di lokasi, stub end
all flange disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa jika
terdapat kerusakan pada stub
end all flange maka harus
diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan stub end all
flange, surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan pada
stub flange maka harus diganti.
 Penyambungan stub end all
flange dilakukan menggunakan
butt fushion machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian stub end all flange
dipasang menggunakan cara
manual oleh para pekerja dan
atau menggunakan bantuan
tackel dan tripod atau mobile
crane jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan stub end all flange
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Stub End All Flange HDPE 560


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
 Bahan yang digunakan:
Stub flange HDPE 710
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan stub end all flange
kami akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan stub end all flange
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan peamasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan stub
end all flange selalu dijaga dari
segala benturan dan sinar
matahari langsung.
Sesampainya di lokasi, stub end
all flange disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa jika
terdapat kerusakan pada stub
end all flange maka harus
diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan stub end all
flange, surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, stub end all
flange tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan pada
stub flange maka harus diganti.
 Penyambungan stub end all
flange dilakukan menggunakan
butt fushion machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian stub end all flange
dipasang menggunakan cara
manual oleh para pekerja dan
atau menggunakan bantuan
tackel dan tripod atau mobile
crane jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan stub end all flange
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Bend 45 HDPE 710


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 45 HDPE 710
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Bend 45 HDPE 630


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 45 HDPE 630
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Bend 45 HDPE 560


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 45 HDPE 560
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Bend 90 HDPE 710


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 90 HDPE 710
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.
Pengadaan dan Pemasangan Bend 90 HDPE 630
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 90 HDPE 630
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Bend 90 HDPE 560


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Butt fushion machion
 Bahan yang digunakan:
Bend 90 HDPE 560
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pengadaan bend kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan bend dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan bend
selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, bend disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan bend melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, bend
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend maka
harus diganti.
 Penyambungan bend dilakukan
menggunakan butt fushion
machine.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian bend dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan bend dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

PEKERJAAN PERCABANGAN PIPA


Galian Tanah Biasa Kedalaman 2 – 4 m dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Personil yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Pengadaan Gate Valve All Flange 400 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Gate valve all flange 400 mm
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pengadaan gate valve kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan gate valve
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan pemasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan gate
valve selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, gate valve disimpan
dalam gudang dan bebas dari
sinar matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti. Pipa
sekaligus aksesories diturunkan
dengan hati – hati
menggunakan alat tackle.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan gate valve,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti.
 Penyambungan gate valve
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian gate valve dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan gate valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan Gate Valve All Flange 500 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Gate valve all flange 500 mm
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan gate valve kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan gate valve
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan pemasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan gate
valve selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, gate valve disimpan
dalam gudang dan bebas dari
sinar matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti. Pipa
sekaligus aksesories diturunkan
dengan hati – hati
menggunakan alat tackle.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan gate valve,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti.
 Penyambungan gate valve
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian gate valve dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan gate valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Tee Y Steel 24 x 20 x 16


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Tee Y steel 24 x 20 x 16
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan tee Y steel kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan tee Y steel
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan pemasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan tee Y
steel selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, tee Y steel disimpan
dalam gudang dan bebas dari
sinar matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, tee all flange
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada tee Y steel
maka harus diganti. Pipa
sekaligus aksesories diturunkan
dengan hati – hati
menggunakan alat tackle
ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan tee Y steel,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, tee Y steel
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada tee Y steel
maka harus diganti.
 Penyambungan tee Y steel
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian tee Y steel dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan tee Y steel
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pembuatan Box Valve


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Box valve
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, box valve


dipasang tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan pada
box valve maka harus diganti.
 Penyambungan box valve
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan box valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN PENGETESAN
Pengetesan Pipa 710
 Alat yang digunakan:
Mesin uji pipa
Pompa air
 Bahan yang digunakan:
Air
Bahan bakar
Oli pelumas
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Pengetesna pipa dilakukan


setelah semua pipa terpasang.
 Bila terlihat terjadi kebocoran –
kebocoran pada sambungan
maka sambungan diperbaiki
dengan menggunakan selotip
pipa. Begitu juga pada bagian
pipa yang mengalami retak –
retak dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengetesan Pipa 630


 Alat yang digunakan:
Mesin uji pipa
Pompa air
 Bahan yang digunakan:
Air
Bahan bakar
Oli pelumas
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Pengetesna pipa dilakukan
setelah semua pipa terpasang.
 Bila terlihat terjadi kebocoran –
kebocoran pada sambungan
maka sambungan diperbaiki
dengan menggunakan selotip
pipa. Begitu juga pada bagian
pipa yang mengalami retak –
retak dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengetesan Pipa 560


 Alat yang digunakan:
Mesin uji pipa
Pompa air
 Bahan yang digunakan:
Air
Bahan bakar
Oli pelumas
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Pengetesna pipa dilakukan
setelah semua pipa terpasang.
 Bila terlihat terjadi kebocoran –
kebocoran pada sambungan
maka sambungan diperbaiki
dengan menggunakan selotip
pipa. Begitu juga pada bagian
pipa yang mengalami retak –
retak dan pecah.
 Pengujian dilakukan dengan
jalan memasang sementara
sekat pipa dan mengisi saluran
pelan-pelan dengan air. Harus
diperhatikan semua lubang
udara terbuka sewaktu
pengisian. Sebelum
dilaksanakan pengujian, semua
udara dikeluarkan dari dalam
pipa. Setelah semua pipa atau
sebagian telah terisi seluruhnya,
diperbolehkan diberi tekanan
sekadarnya dalam beberapa
saat. Selama waktu tersebut,
sekat dan sambungan diperiksa
kebocorannya. Pengujian
tekanan dengan membiarkan
tekanan uji sebesar 10,0
kg/cm2 dalam pipa selama 8
jam. Kebocoran yang tampak
akan dibetulkan. Pada
prinsipnya
pengujian/pengetesan ini
dilakukan bagian demi bagian
dengan masing – masing
panjang bagian yaitu 1500 m
untuk pipa yang berdiameter
lebih dari 150 mm. Pengujian
diulang kembali sampai
hasilnya memuaskan Konsultan
Pengawas ataupun Direksi
Pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pemasangan pipa di titik yang
lain.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengurugan Kembali Tanah dari Hasil Galian, Dipadatkan


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
Stamper
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Material yang digunakan
adalah material tanah hasil
galian.
 Tanah dihampar secara manual
menggunakan cangkul atau
sekop dengan tebal sesuai
dengan gambar.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan stamper.

Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter


 Tanah hasil galian yang tidak digunakan untuk timbunan dibuang pada lokasi yang
ditentukan.
 Alat yang digunakan:
Dump truck
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Material hasil galian yang tidak


digunakan dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
 Material hasil galian diangkut ke
lokasi pembuangan.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas B


 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai
 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas B
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas B sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas B dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas B
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Lapisan Pondasi Agregat Kelas A


 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Dump Truck
Motor grader
Vibro roller
 Material yang digunakan :
Agregat kelas A
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Pengukuran

Penghamparan +
pemadatan material

TIDAK

CEK

YA

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan jalan
inspeksi dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi lapis fondasi agregat
kelas A sesuai dengan gambar
kerja. Jika ditemukan kondisi
lapangan yang tidak sesuai
dengan gambar kerja, kami
akan melaporkan kepada
direksi.
 Agregat kasar dipecah dan
kemudian dicampur dengan
agregat halus. Pencampuran
material dilaksanakan di base
camp menggunakan blending
equipment. Material dituang ke
blending equipment
menggunakan wheel loader.
Pencampuran ini dilaksanakan
dengan komposisi sesuai mix
design yang telah disetujui.
 Setelah itu material agregat
kelas A dibawa ke lapangan
menggunakan dump truck.
 Material agregat kelas A
dihampar menggunakan motor
grader dengan tebal sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakukan control terhadap
timbunan agar elevasi
timbunan sesuai dengan
gambar.
 Sembari menghampar material
dilakukan penyiraman air
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.
Lapis Pondasi Cement Treated Base (CTB)
 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Self propelled mixer
Dump truck
Vibro roller
Water tank truck
 Bahan yang digunakan:
Semen
Agregat Klas A
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Dump truck mengangkut


material ke lokasi pekerjaan.
 Selanjutnya dilakukan
pencampuran material
menggunakan self propelled
mixer dan dihampar pada
lokasi. Selama pencampuran
material, air akan didistribusikan
secara merata menggunakan
water tank truck.
 Setelah itu dilakukan
pemadatan menggunakan
vibro roller.
 Sekelompok pekerja akan
merapikan bagian tepi
perkerasan menggunakan alat
bantu.

Laston Lapis AC Base


 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Asphalt Mixing Plant
Generator set
Dump truck
Asphalt Finisher
Tandem roller
Tire roller
 Bahan yang digunakan:
Agregat 20 – 30
Agregat 5 – 10 & 10 – 15
Agregat 0 – 5
Semen
Aspal
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Semua material dicampur di
AMP. Wheel loader memuat
agregat ke cold bin AMP.
Setelah itu AC - base dituang ke
atas dump truck untuk diangkut
menuju lokasi. Pada saat
pengangkutan tersebut dump
truck ditutup terpal agar suhu
AC - base tetap stabil.
 Pada saat di lokasi AC - base
dituang ke asphalt finisher.
Kemudian AC - base tersebut
dihampar ke permukaan lapis
pondasi dengan tebal melebihi
ketebalan padat.
 Setelah itu dilakukan
pemadatan menggunakan
tandem roller. Kemudian
dilakukan pemadatan
menggunakan pneumatic tire
roller.
 Pemadatan terakhir dilakukan
menggunakan tandem roller.
Sekelompok pekerja akan
merapikan bagian tepi
perkerasan menggunakan alat
bantu.

Laston Lapis Aus (AC – WC)


 Alat yang digunakan:
Wheel loader
Asphalt Mixing Plant
Generator set
Dump truck
Asphalt Finisher
Tandem roller
Tire roller
 Bahan yang digunakan:
Agregat 5 – 10 & 10 – 15
Agregat 0 – 5
Semen
Aspal
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Semua material dicampur di


AMP. Wheel loader memuat
agregat ke cold bin AMP.
Setelah itu AC - WC dituang ke
atas dump truck untuk diangkut
menuju lokasi. Pada saat
pengangkutan tersebut dump
truck ditutup terpal agar suhu
AC - WC tetap stabil.
 Pada saat di lokasi AC - WC
dituang ke asphalt finisher.
Kemudian AC - WC tersebut
dihampar ke permukaan lapis
pondasi dengan tebal melebihi
ketebalan padat.
 Setelah itu dilakukan
pemadatan menggunakan
tandem roller. Kemudian
dilakukan pemadatan
menggunakan pneumatic tire
roller.
 Pemadatan terakhir dilakukan
menggunakan tandem roller.
Sekelompok pekerja akan
merapikan bagian tepi
perkerasan menggunakan alat
bantu.

Rabat Beton (K – 100)


 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Alat bantu seperti sekop, ember, dll
 Bahan yang digunakan:
Pasir
Semen
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Semen, pasir, dan kerikil diaduk
menggunakan concrete mixer.
Pengadukan dilakukan dengan
komposisi sesuai dengan
spesifikasi.
 Beton diangkut ke lokasi
menggunakan ember atau
gerobak.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
Selanjutnya permukaan beton
diratakan dengan jidar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Paving Stone + Lapisan Pasir


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Paving block
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pemasangan paving block,
surveyor melakukan
pengukuran.
 Kemudian dipasang profil.
 Selanjutnya tanah digali secara
manual. Kemudian dilakukan
pekerjaan urugan pasir.
 Setelah itu dilakukan
pemasangan paving block
secara manual. Agar
pemasangan paving block rata
perlu dilakukan pemasangan
benang pembantu sebagai
acuan. Benang dipasang setiap
4 m sampai 5 m.
 Pada saat pemasangan paving
block dipukul menggunakan
palu karet dengan pelan untuk
memadatkan paving block.

E. PEKERJAAN JEMBATAN PIPA


JEMBATAN PIPA 1 (BENTANG 30 M)
PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 – 2 m dengan Excavator
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai
 Alat yang digunakan
Excavator
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

PEKERJAAN STRUKTUR SIPIL


Pengadaan Pondasi Tiang Pancang 30 cm (P = 6 m)
 Alat yang digunakan:
Mobile crane
 Bahan yang digunakan:
Tiang pancang 30 cm
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengadaan tiang pancang kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Tiang pancang akan
didatangkan dari pabrik.
 Tiang pancang diangkut
menuju lokasi menggunakan
truck trailer. Pada saat
pengangkutan tiang pancang
diikat dengan tambang agar
tidak jatuh.
 Tiang pancang disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemancangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemancangan. Penurunan
tiang pancang dari truck trailer
dilakukan menggunakan
mobile crane. Penyimpanan
tiang pancang dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara steel
tiang pancang tidak saling
berbenturan. Hal ini perlu
dilakukan untuk mengurangi
benturan antar tiang pancang
yang dapat merusak tiang
pancang pile nantinya.
 Tiang pancang diangkat pada
titik-titik angkat yang telah
ditentukan. (biasanya sudah
ditentukan sendiri dari pabrik
dan kemudian diberi tanda di
bagian yang harus diangkat
nantinya).

Pemancangan Pondasi Tiang Pancang 30 cm


 Alat yang digunakan:
Mobile crane
Pile driver + hammer
 Bahan yang digunakan:
Tiang pancang
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan
pemancangan tiang pancang
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.

 Tiang pancang yang digunakan


adalah tiang pancang yang
sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
 Pemancangan tiang pancang
dilakukan menggunakan pile
driver hammer. Tiang pancang
dipasang pada alat pancang
menggunakan mobile crane.
 Pemancangan dilakukan
hingga mencapai kedalaman
rencana atau setelah mencapai
tanah keras.

Pengurugan dengan Pasir Urug


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.
Lantai Kerja Beton K – 100
 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Alat bantu seperti sekop, ember, dll
 Bahan yang digunakan:
Pasir
Semen
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Semen, pasir, dan kerikil diaduk
menggunakan concrete mixer.
Pengadukan dilakukan dengan
komposisi sesuai dengan
spesifikasi.
 Beton diangkut ke lokasi
menggunakan ember atau
gerobak.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
Selanjutnya permukaan beton
diratakan dengan jidar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Abutment Beton K225 termasuk Pembesian


Pekerjaan abutment meliputi pekerjaan beton K – 225, pembesian, dan bekisting.
Berikut penjelasannya :
Pembesian
 Alat yang digunakan:
Bar cutter
Bar bender
Tang
 Bahan yang digunakan:
Besi beton
Kawat beton
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Besi tulangan yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Tulangan dipotong sesuai
dengan gambar rencana,
pemotongan tulangan
menggunakan bar cutter.
 Kemudian tulangan
dibengkokan sesuai gambar
rencana, tulangan yang sudah
ditekuk tidak boleh diluruskan
atau dibengkokan lagi.
Pembengkokan tulangan
menggunakan bar bender.
 Setelah dicek direksi dan
disetujui tulangan dipasang
sesuai dengan gambar.
 Besi tulangan dipasang pada
lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar. Besi
tulangan menyatu dengan kuat
antara satu dengan yang lain
sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang
kokoh yang tidak mudah
berubah bentuk dan diikat
dengan kuat dengan posisi
yang tepat dan tidak mudah
bergeser selama proses
pengecoran dan pemadatan
beton.
 Semua besi tulangan dipasang
dengan susunan dan panjang
seperti pada gambar atau
sesuai dengan arahan direksi.
Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan
besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa
persetujuan direksi.
Penyambungan dilakukan
dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap
antara 2 (dua) besi tulangan
yang disambung sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan
dalam gambar, panjang overlap
tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) diameter besi tulangan.
Untuk penyambungan dengan
cara overlap, besi tulangan
dipasang dan diikat dengan
kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap
memenuhi ketentuan.
 Semua ujung-ujung kawat
pengikat ditekuk ke arah dalam
adukan beton, tidak diijinkan
mencuat keluar permukaan
beton. Beton tahu untuk
membentuk selimut beton,
dibuat dari beton pracetak
dengan kuat desak tidak kurang
dari tipe beton yang akan
dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut
beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air
sesaat sebelum beton dituang.
 Sebelum penuangan beton
dilaksanakan, seluruh besi
tulangan dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur,
kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan
bahan lainnya yang dapat
melemahkan ikatan dengan
beton. Penyedia Jasa wajib
memberikan waktu tidak
kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton,
kepada Pengguna Jasa untuk
melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi
persetujuan bila semuanya
sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
pembesian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.
Bekisting
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti gergaji, palu, unting – unting, dll.
 Bahan yang digunakan:
Multiplek
Kayu kaso
Paku
Minyak bekisting
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan bekisting
dimulai, surveyor akan
melakukan pekerjaan
pengukuran dan marking area.
 Multipleks dan kayu balok
dipotong sesuai dengan ukuran
yang diperlukan. Setelah itu
dilakukan penyambungan
bekisting. Multiplek yang telah
dipotong disambung dan
diperkuat rangkanya
menggunakan balok kayu.
Begitu pula dengan kayu balok.
 Penyambungan dilakukan
dengan rapat dan kuat
sehingga terdapat celah yang
menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran.
 Sebelum pengecoran
permukaan bekisting bagian
dalam dilumasi dengan minyak
bekisting sehingga mudah saat
dibongkar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Beton K – 225
 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Concrete vibrator
 Bahan yang digunakan:
Semen
Pasir beton
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Pembuatan beton dilakukan
menggunakan concrete mixer.
Semen, pasir beton, batu pecah,
dan air dicampur di concrete
mixer dengan komposisi sesuai
dengan mix desain.
 Selanjutnya beton diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan
ember atau gerobak.

 Pengecoran beton pada lokasi


dilaksanakan langsung atau
menggunakan bantuan talang.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
 Selama pengecoran dilakukan
pemadatan beton
menggunakan concrete
vibrator.
 Setelah pengecoran dan
pemadatan beton selesai
dilakukan perawatan beton.
 Permukaan beton disiram
dengan air. Hal ini dilakukan
untuk mencegah menguapnya
air pada beton.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Pengurugan Kembali Tanah dari Hasil Galian, Dipadatkan


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
Stamper
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Material yang digunakan
adalah material tanah hasil
galian.
 Tanah dihampar secara manual
menggunakan cangkul atau
sekop dengan tebal sesuai
dengan gambar.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan stamper.

Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter


 Tanah hasil galian yang tidak digunakan untuk timbunan dibuang pada lokasi yang
ditentukan.
 Alat yang digunakan:
Dump truck
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Material hasil galian yang tidak
digunakan dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
 Material hasil galian diangkut ke
lokasi pembuangan.

Besi Beton 12 Thrust Block


 Alat yang digunakan:
Bar cutter
Bar bender
Tang
 Bahan yang digunakan:
Besi beton
Kawat beton
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Besi tulangan yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Tulangan dipotong sesuai
dengan gambar rencana,
pemotongan tulangan
menggunakan bar cutter.
 Kemudian tulangan
dibengkokan sesuai gambar
rencana, tulangan yang sudah
ditekuk tidak boleh diluruskan
atau dibengkokan lagi.
Pembengkokan tulangan
menggunakan bar bender.
 Setelah dicek direksi dan
disetujui tulangan dipasang
sesuai dengan gambar.
 Besi tulangan dipasang pada
lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar. Besi
tulangan menyatu dengan kuat
antara satu dengan yang lain
sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang
kokoh yang tidak mudah
berubah bentuk dan diikat
dengan kuat dengan posisi
yang tepat dan tidak mudah
bergeser selama proses
pengecoran dan pemadatan
beton.
 Semua besi tulangan dipasang
dengan susunan dan panjang
seperti pada gambar atau
sesuai dengan arahan direksi.
Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan
besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa
persetujuan direksi.
Penyambungan dilakukan
dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap
antara 2 (dua) besi tulangan
yang disambung sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan
dalam gambar, panjang overlap
tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) diameter besi tulangan.
Untuk penyambungan dengan
cara overlap, besi tulangan
dipasang dan diikat dengan
kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap
memenuhi ketentuan.
 Semua ujung-ujung kawat
pengikat ditekuk ke arah dalam
adukan beton, tidak diijinkan
mencuat keluar permukaan
beton. Beton tahu untuk
membentuk selimut beton,
dibuat dari beton pracetak
dengan kuat desak tidak kurang
dari tipe beton yang akan
dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut
beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air
sesaat sebelum beton dituang.
 Sebelum penuangan beton
dilaksanakan, seluruh besi
tulangan dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur,
kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan
bahan lainnya yang dapat
melemahkan ikatan dengan
beton. Penyedia Jasa wajib
memberikan waktu tidak
kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton,
kepada Pengguna Jasa untuk
melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi
persetujuan bila semuanya
sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
pembesian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.
Bekesting Thrust Block
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti gergaji, palu, unting – unting, dll.
 Bahan yang digunakan:
Multiplek
Kayu kaso
Paku
Minyak bekisting
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan bekisting
dimulai, surveyor akan
melakukan pekerjaan
pengukuran dan marking area.
 Multipleks dan kayu balok
dipotong sesuai dengan ukuran
yang diperlukan. Setelah itu
dilakukan penyambungan
bekisting. Multiplek yang telah
dipotong disambung dan
diperkuat rangkanya
menggunakan balok kayu.
Begitu pula dengan kayu balok.
 Penyambungan dilakukan
dengan rapat dan kuat
sehingga terdapat celah yang
menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran.
 Sebelum pengecoran
permukaan bekisting bagian
dalam dilumasi dengan minyak
bekisting sehingga mudah saat
dibongkar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Thrust Block Beton (K225)


 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Concrete vibrator
 Bahan yang digunakan:
Semen
Pasir beton
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Pembuatan beton dilakukan
menggunakan concrete mixer.
Semen, pasir beton, batu pecah,
dan air dicampur di concrete
mixer dengan komposisi sesuai
dengan mix desain.
 Selanjutnya beton diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan
ember atau gerobak.

 Pengecoran beton pada lokasi


dilaksanakan langsung atau
menggunakan bantuan talang.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
 Selama pengecoran dilakukan
pemadatan beton
menggunakan concrete
vibrator.
 Setelah pengecoran dan
pemadatan beton selesai
dilakukan perawatan beton.
 Permukaan beton disiram
dengan air. Hal ini dilakukan
untuk mencegah menguapnya
air pada beton.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Talud Pelindung Jembatan (Beton K225)


 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Concrete vibrator
 Bahan yang digunakan:
Semen
Pasir beton
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Pembuatan beton dilakukan


menggunakan concrete mixer.
Semen, pasir beton, batu pecah,
dan air dicampur di concrete
mixer dengan komposisi sesuai
dengan mix desain.
 Selanjutnya beton diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan
ember atau gerobak.

 Pengecoran beton pada lokasi


dilaksanakan langsung atau
menggunakan bantuan talang.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
 Selama pengecoran dilakukan
pemadatan beton
menggunakan concrete
vibrator.
 Setelah pengecoran dan
pemadatan beton selesai
dilakukan perawatan beton.
 Permukaan beton disiram
dengan air. Hal ini dilakukan
untuk mencegah menguapnya
air pada beton.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

PEKERJAAN STRUKTUR BESI JEMBATAN


IWF 500 x 200 x 10 x 16
 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Profil IWF
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, profil IWF
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada profil IWF maka
harus diganti.
 Penyambungan profil IWF
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan profil IWF
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Baja Tumpuan Pipa, Profil UNP 100 x 50 x 6 x 8,5


 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Profil UNP
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, profil UNP


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada profil UNP
maka harus diganti.
 Penyambungan profil UNP
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan profil UNP
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Ikatan Angin (Cross Bracing) Baja Profil L 70 x 70 x 7 mm


 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Profil L
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, profil L


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada profil L maka
harus diganti.
 Penyambungan profil L
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan profil L dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pelat Pengaku, t = 8 mm
 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Besi plat
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, besi plat


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada besi plat maka
harus diganti.
 Penyambungan besi plat
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan besi plat dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pelat Baja Tumpuan, t = 8 mm


 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Besi plat
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, besi plat


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada besi plat maka
harus diganti.
 Penyambungan besi plat
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan besi plat dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pelat Penyambung, t = 8 mm
 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Besi plat
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, besi plat


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada besi plat maka
harus diganti.
 Penyambungan besi plat
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan besi plat dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

IWF 100 x 100 x 6 x 8


 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Profil IWF
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, profil IWF


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada profil IWF maka
harus diganti.
 Penyambungan profil IWF
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan profil IWF
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pelat Pengaku pada Tumpuan, t = 8 mm


 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Besi plat
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, besi plat


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada besi plat maka
harus diganti.
 Penyambungan besi plat
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan besi plat dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Klem Pipa (Beugel 22 mm)


 Bahan yang digunakan:
Klem pipa (beugel 22 mm)
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, klem pipa


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada klem pipa maka
harus diganti.
 Pemasangan klem pipa
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.
Angker 25 mm, Panjang 50 cm
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Angker 25 mm
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Angker yang digunakan sesuai
dengan gambar atau spesifikasi
dan disetujui direksi.
 Angker dipasang pada lokasi
yang sesuai dengan gambar.

Pagar Pengaman Pipa


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Pagar pengaman pipa
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Pagar pengaman pipa dipotong


dengan acuan gambar rencana.
Pemasangan dilakukan
menggunakan mesin las.
Pemasangan dilakukan sesuai
dengan gambar rencana.

Packing Karet, Mur, dan Baut Baja


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Packing karet, mur, dan baut baja
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, packing
karet tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada
packing karet maka harus
diganti.
 Pemasangan packing karet
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN STEEL


BESERTA AKSESORIS
Pipa Steel 600 mm
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las
Generator set
Pipe cutter
 Bahan yang digunakan:
Pipa steel
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa GIP, surveyor
melakukan pengukuran dan
pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dilakukan
dengan pengelasan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.

Bend Steel 45 – 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobil crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Bend steel
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, bend steel
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend steel
maka harus diganti.
 Penyambungan bend steel
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan bend steel
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Bend Steel 11,25 – 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Bend steel
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, bend steel
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend steel
maka harus diganti.
 Penyambungan bend steel
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan bend steel
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.
Single Air Valve 100 mm
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobil crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Single air valve
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, single air
valve tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada single
air valve maka harus diganti.
 Penyambungan single air valve
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan single air valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.
Dismantling Joint 600 mm
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Dismantling joint
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, dismantling


joint tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada
dismantling joint maka harus
diganti.
 Penyambungan dismantling
joint dilakukan dengan cara
dilas.
 Pemasangan dismantling joint
dilaksanakan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.
PEKERJAAN WASH OUT
Pengadaan dan Pemasangan Pipa Steel 600 mm
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las
Generator set
Pipe cutter
 Bahan yang digunakan:
Pipa steel
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa GIP, surveyor
melakukan pengukuran dan
pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dilakukan
dengan pengelasan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.

Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 250 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Gate valve all flange 500 mm
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan gate valve kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan gate valve
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan pemasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan gate
valve selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, gate valve disimpan
dalam gudang dan bebas dari
sinar matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti. Pipa
sekaligus aksesories diturunkan
dengan hati – hati
menggunakan alat tackle.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan gate valve,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti.
 Penyambungan gate valve
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian gate valve dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan gate valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Gate Valve All Flange 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Gate valve all flange 500 mm
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan gate valve kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan gate valve
dilakukan bersamaan dengan
pengadaan dan pemasangan
pipa.
 Pada saat pengangkutan gate
valve selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, gate valve disimpan
dalam gudang dan bebas dari
sinar matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti. Pipa
sekaligus aksesories diturunkan
dengan hati – hati
menggunakan alat tackle.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan gate valve,
surveyor melakukan
pengukuran dan pematokan.
 Sebelum dipasang, gate valve
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada gate valve
maka harus diganti.
 Penyambungan gate valve
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian gate valve dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan gate valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Tee Steel 24 x 10 x 24


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Tee steel 24 x 10 x 24
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pelaksanaan
pengadaan tee steel kami akan
menyerahkan brosur kepada
direksi.
 Pelaksanaan pengadaan dan
pemasangan tee steel dilakukan
bersamaan dengan pengadaan
dan pemasangan pipa.
 Pada saat pengangkutan tee
steel selalu dijaga dari segala
benturan dan sinar matahari
langsung. Sesampainya di
lokasi, tee steel disimpan dalam
gudang dan bebas dari sinar
matahari secara langsung.
Sebelum dipasang, tee steel
tersebut diperiksa jika terdapat
kerusakan pada tee steel maka
harus diganti. Pipa sekaligus
aksesories diturunkan dengan
hati – hati menggunakan alat
tackle ataupun crane.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan tee steel, surveyor
melakukan pengukuran dan
pematokan.
 Sebelum dipasang, tee steel
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada tee steel maka
harus diganti.
 Penyambungan tee steel
dilakukan menggunakan mesin
mesin las.
 Sebelum pelaksanaan
penyambungan dilakukan
percobaan untuk
menghilangkan partikel atau
debu yang mungkin masih
tertinggal.
 Kemudian tee steel dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod atau mobile crane
jika pengangkatan tidak
memungkinkan karena ukuran
yang besar.
 Pemasangan tee steel dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Pengadaan dan Pemasangan Giboult Joint 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Giboult joint
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, giboult joint


dipasang tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan pada
giboult joint maka harus
diganti.
 Penyambungan giboult joint
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan giboult joint
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pembuatan Box Valve


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Box valve
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, box valve


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada box valve maka
harus diganti.
 Penyambungan box valve
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan box valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN LAIN – LAIN


Pemasangan Kayu Tumpuan Pipa, Ukuran 8/12
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Kayu balok 8/12
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, kayu balok


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada kayu balok
maka harus diganti.
 Pemasangan kayu balok
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pengecatan Besi dan Pipa (Yang Tampak) 3 Lapis Cat


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Cat dasar
Cat antara
Cat besi
Kuas
Pengencer
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Permukaan pipa yang akan


dicat diamplas dan dibersihkan
dari segala kotoran.
 Kemudian besi diberi dilapisi
dengan meni besi. Kemudian
diamplas halus untuk sedikit
membuka permukaannya dan
bersihkan permukaannya dari
debu dan kotoran yang ada.
Setelah itu dilapisi dengan cat.

Pemasangan Tutup Box Air Valve dari Besi Plat


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Tutup box valve
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, tutup box air


valve tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada tutup
box air valve maka harus
diganti.
 Pemasangan tutup box air
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pemasangan Tutup Man Hole (0,85 x 0,85 m)


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Tutup man hole
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, tutup man


hole tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada tutup
man hole maka harus diganti.
 Pemasangan tutup man hole
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

JEMBATAN PIPA 2 (BENTANG 15 M)


Jembatan pipa 2 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 3 (BENTANG 12 M)


Jembatan pipa 3 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 4 (BENTANG 12 M)


Jembatan pipa 4 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 5 (BENTANG 8 M)


PEKERJAAN TANAH
Galian Tanah Biasa Kedalaman 0 – 2 m dengan Excavator
 Alat yang digunakan
Excavator
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Flowchart

Mulai

Pengajuan Ijin

Persiapan

Penggalian
Tanah

TIDAK

CEK

YA
Perapihan Hasil Galian

Selesai

 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan penggalian
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi galian tanah sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan galian tanah
dilaksanakan menggunakan
excavator.
 Penggalian dilaksanakan sesuai
dengan garis batas galian dan
elevasi yang sesuai dengan
gambar atau sesuai arahan
direksi.
 Selama pelaksanaan galian
tanah kami akan menjaga lokasi
dalam keadaan kering jika
terdapat genangan air akan
dilakukan dewatering
menggunakan pompa air.
 Jika terjadi longsor atau
keruntuhan kami akan
memperbaikinya.
 Material hasil galian dibuang di
tepi galian dan dirapikan.
 Tim surveyor bertugas untuk
melakuka control terhadap
galian agar elevasi galian sesuai
dengan gambar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
galian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

PEKERJAAN STRUKTUR SIPIL


Pengadaan Pondasi Tiang Pancang 30 cm (P = 3 m)
 Alat yang digunakan:
Mobile crane
 Bahan yang digunakan:
Tiang pancang 30 cm
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengadaan tiang pancang kami
akan menyerahkan brosur
kepada direksi.
 Tiang pancang akan
didatangkan dari pabrik.
 Tiang pancang diangkut
menuju lokasi menggunakan
truck trailer. Pada saat
pengangkutan tiang pancang
diikat dengan tambang agar
tidak jatuh.
 Tiang pancang disimpan
berdekatan dengan lokasi
pemancangan untuk
mempermudah dan
mempercepat proses
pemancangan. Penurunan
tiang pancang dari truck trailer
dilakukan menggunakan
mobile crane. Penyimpanan
tiang pancang dilakukan pada
tempat yang datar dan luas
serta telah diberi bantalan kayu
sebagai alasnya. Penumpukan
pertama dan kedua diselingi
dengan bantalan kayu sebagai
alasnya sehingga antara steel
tiang pancang tidak saling
berbenturan. Hal ini perlu
dilakukan untuk mengurangi
benturan antar tiang pancang
yang dapat merusak tiang
pancang pile nantinya.
 Tiang pancang diangkat pada
titik-titik angkat yang telah
ditentukan. (biasanya sudah
ditentukan sendiri dari pabrik
dan kemudian diberi tanda di
bagian yang harus diangkat
nantinya).

Pemancangan Spunpile 30 cm
 Alat yang digunakan:
Mobile crane
Pile driver + hammer
 Bahan yang digunakan:
Tiang pancang
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan
pemancangan tiang pancang
dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Tiang pancang yang digunakan
adalah tiang pancang yang
sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
 Pemancangan tiang pancang
dilakukan menggunakan pile
driver hammer. Tiang pancang
dipasang pada alat pancang
menggunakan mobile crane.
 Pemancangan dilakukan
hingga mencapai kedalaman
rencana atau setelah mencapai
tanah keras.

Abutment Beton K225 termasuk Pembesian


Pekerjaan abutment meliputi pekerjaan beton K – 225, pembesian, dan bekisting.
Berikut penjelasannya :
Pembesian
 Alat yang digunakan:
Bar cutter
Bar bender
Tang
 Bahan yang digunakan:
Besi beton
Kawat beton
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Besi tulangan yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Tulangan dipotong sesuai
dengan gambar rencana,
pemotongan tulangan
menggunakan bar cutter.
 Kemudian tulangan
dibengkokan sesuai gambar
rencana, tulangan yang sudah
ditekuk tidak boleh diluruskan
atau dibengkokan lagi.
Pembengkokan tulangan
menggunakan bar bender.
 Setelah dicek direksi dan
disetujui tulangan dipasang
sesuai dengan gambar.
 Besi tulangan dipasang pada
lokasi dan posisi yang tepat
sesuai dengan gambar. Besi
tulangan menyatu dengan kuat
antara satu dengan yang lain
sebagai suatu
rangkaian/anyaman yang
kokoh yang tidak mudah
berubah bentuk dan diikat
dengan kuat dengan posisi
yang tepat dan tidak mudah
bergeser selama proses
pengecoran dan pemadatan
beton.
 Semua besi tulangan dipasang
dengan susunan dan panjang
seperti pada gambar atau
sesuai dengan arahan direksi.
Kecuali yang sudah ditetapkan
dalam gambar penyambungan
besi tulangan lainnya tidak
diperkenankan tanpa
persetujuan direksi.
Penyambungan dilakukan
dengan overlap sepanjang
mungkin. Panjang overlap
antara 2 (dua) besi tulangan
yang disambung sesuai dengan
gambar. Bila tidak ditunjukkan
dalam gambar, panjang overlap
tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) diameter besi tulangan.
Untuk penyambungan dengan
cara overlap, besi tulangan
dipasang dan diikat dengan
kawat sedemikian sehingga
tebal selimut beton tetap
memenuhi ketentuan.
 Semua ujung-ujung kawat
pengikat ditekuk ke arah dalam
adukan beton, tidak diijinkan
mencuat keluar permukaan
beton. Beton tahu untuk
membentuk selimut beton,
dibuat dari beton pracetak
dengan kuat desak tidak kurang
dari tipe beton yang akan
dituang, dengan tebal sesuai
dengan desain tebal selimut
beton diikat kuat pada cetakan
dengan kawat dan disiram air
sesaat sebelum beton dituang.
 Sebelum penuangan beton
dilaksanakan, seluruh besi
tulangan dibersihkan dari
material lepas, debu, lumpur,
kerak, oli atau sisa beton hasil
pengecoran sebelumnya yang
menempel/mengeras dan
bahan lainnya yang dapat
melemahkan ikatan dengan
beton. Penyedia Jasa wajib
memberikan waktu tidak
kurang dari 24 jam sebelum
pelaksanaan penuangan beton,
kepada Pengguna Jasa untuk
melakukan pemeriksaan
kesiapan pelaksanaan secara
menyeluruh dan memberi
persetujuan bila semuanya
sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
pembesian kami akan selalu
menerapkan prinsip K3.

Bekisting
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti gergaji, palu, unting – unting, dll.
 Bahan yang digunakan:
Multiplek
Kayu kaso
Paku
Minyak bekisting
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pekerjaan bekisting
dimulai, surveyor akan
melakukan pekerjaan
pengukuran dan marking area.
 Multipleks dan kayu balok
dipotong sesuai dengan ukuran
yang diperlukan. Setelah itu
dilakukan penyambungan
bekisting. Multiplek yang telah
dipotong disambung dan
diperkuat rangkanya
menggunakan balok kayu.
Begitu pula dengan kayu balok.
 Penyambungan dilakukan
dengan rapat dan kuat
sehingga terdapat celah yang
menyebabkan kebocoran pada
saat pengecoran.
 Sebelum pengecoran
permukaan bekisting bagian
dalam dilumasi dengan minyak
bekisting sehingga mudah saat
dibongkar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Beton K – 225
 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Concrete vibrator
 Bahan yang digunakan:
Semen
Pasir beton
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Pembuatan beton dilakukan


menggunakan concrete mixer.
Semen, pasir beton, batu pecah,
dan air dicampur di concrete
mixer dengan komposisi sesuai
dengan mix desain.
 Selanjutnya beton diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan
ember atau gerobak.
 Pengecoran beton pada lokasi
dilaksanakan langsung atau
menggunakan bantuan talang.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
 Selama pengecoran dilakukan
pemadatan beton
menggunakan concrete
vibrator.
 Setelah pengecoran dan
pemadatan beton selesai
dilakukan perawatan beton.
 Permukaan beton disiram
dengan air. Hal ini dilakukan
untuk mencegah menguapnya
air pada beton.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.
Pengurugan Kembali Tanah dari Hasil Galian, Dipadatkan
 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
Stamper
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Material yang digunakan
adalah material tanah hasil
galian.
 Tanah dihampar secara manual
menggunakan cangkul atau
sekop dengan tebal sesuai
dengan gambar.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan dengan stamper.

Pembuangan Tanah Sejauh 30 meter


 Tanah hasil galian yang tidak digunakan untuk timbunan dibuang pada lokasi yang
ditentukan.
 Alat yang digunakan:
Dump truck
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Material hasil galian yang tidak
digunakan dibuang ke lokasi
yang telah ditentukan.
 Material hasil galian diangkut ke
lokasi pembuangan.

Pengurugan dengan Pasir Urug


 Alat yang digunakan:
Alat bantu seperti cangkul, sekop
 Material yang digunakan :
Pasir urug
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum pekerjaan urugan pasir


dimulai, dilaksanakan
pengukuran dan pematokan
oleh surveyor.
 Lokasi urugan pasir sesuai
dengan gambar kerja. Jika
ditemukan kondisi lapangan
yang tidak sesuai dengan
gambar kerja, kami akan
melaporkan kepada direksi.
 Pekerjaan urugan pasir
dilaksanakan secara manual
menggunakan cangkul, sekop.
 Material pasir yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Pasir dihampar secara manual
dengan tebal sesuai dengan
gambar atau spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Selanjutnya dilakukan
pemadatan.

Lantai Kerja Beton K – 100


 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Alat bantu seperti sekop, ember, dll
 Bahan yang digunakan:
Pasir
Semen
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Semen, pasir, dan kerikil diaduk
menggunakan concrete mixer.
Pengadukan dilakukan dengan
komposisi sesuai dengan
spesifikasi.
 Beton diangkut ke lokasi
menggunakan ember atau
gerobak.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
Selanjutnya permukaan beton
diratakan dengan jidar.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

Talud Pelindung Jembatan (Beton K225)


 Alat yang digunakan:
Concrete mixer
Concrete vibrator
 Bahan yang digunakan:
Semen
Pasir beton
Batu pecah
Air
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Pembuatan beton dilakukan


menggunakan concrete mixer.
Semen, pasir beton, batu pecah,
dan air dicampur di concrete
mixer dengan komposisi sesuai
dengan mix desain.
 Selanjutnya beton diangkut ke
lokasi pekerjaan menggunakan
ember atau gerobak.

 Pengecoran beton pada lokasi


dilaksanakan langsung atau
menggunakan bantuan talang.
 Beton dicor sedemikian rupa
agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan
halus dari campuran.
 Selama pengecoran dilakukan
pemadatan beton
menggunakan concrete
vibrator.
 Setelah pengecoran dan
pemadatan beton selesai
dilakukan perawatan beton.
 Permukaan beton disiram
dengan air. Hal ini dilakukan
untuk mencegah menguapnya
air pada beton.
 Selama pelaksanaan pekerjaan
kami akan selalu menerapkan
prinsip K3.

PEKERJAAN STRUKTUR BESI JEMBATAN


Baja Tumpuan Pipa, Profil UNP 100 x 50 x 6 x 8,5
 Alat yang digunakan:
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Profil UNP
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Tukang las
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, profil UNP
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada profil UNP
maka harus diganti.
 Penyambungan profil UNP
dilakukan dengan dilas atau
menggunakan mur.
 Pemasangan profil UNP
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Klem Pipa (Beugel 22 mm)


 Bahan yang digunakan:
Klem pipa (beugel 22 mm)
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, klem pipa


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada klem pipa maka
harus diganti.
 Pemasangan klem pipa
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pagar Pengaman Pipa


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Pagar pengaman pipa
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Pagar pengaman pipa dipotong
dengan acuan gambar rencana.
Pemasangan dilakukan
menggunakan mesin las.
Pemasangan dilakukan sesuai
dengan gambar rencana.
PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN STEEL
BESERTA AKSESORIS
Pipa Steel 600 mm
 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mesin las
Generator set
Pipe cutter
 Bahan yang digunakan:
Pipa steel
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum pelaksanaan
pemasangan pipa GIP, surveyor
melakukan pengukuran dan
pematokan.
 Sebelum dipasang, pipa – pipa
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan dan ketidak
lurusan. Jika terdapat
bengkokan dan retak – retak
pada pipa maka harus dibuang
atau dipotong.
 Sebelum pipa dipasang
dilakukan penyambungan.
Penyambungan dilakukan
dengan pengelasan.
 Pipa kemudian dipasang
menggunakan cara manual
oleh para pekerja dan atau
menggunakan bantuan tackel
dan tripod jika pengangkatan
tidak memungkinkan karena
ukuran diameter pipa yang
besar.
 Untuk pemasangan pipa yang
panjang, maka digunakan tiang
penyangga dari kayu atau
bahan lain yang mampu
menopang pipa.
 Pipa ini nantinya bertumpu
pada tiang penyangga dimana
jarak antar penyangga sudah
dihitung terlebih dahulu
sehingga memungkinkan dapat
menopang semua panjang
pipa.
 Pipa yang melewati tiang
penyangga kemudian diikat
dengan menggunakan Clamp
Saddle guna menghindari
pergeseran/pergerakan pipa
yang disebabkan oleh tekanan
air.
 Saluran pipa dan sambungan –
sambungan pipa dibuat
dengan cermat hingga
menjamin bahwa air dapat
mengalir dengan lancar.
 Ujung – ujung pipa dan semua
lubang ditutup agar tidak
menimbulkan kotoran yang
dapat masuk ke dalam pipa.

Bend Steel 45 – 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobil crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Bend steel
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, bend steel
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada bend steel
maka harus diganti.
 Penyambungan bend steel
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan bend steel
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Single Air Valve 100 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobil crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Single air valve
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Sebelum dipasang, single air
valve tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada single
air valve maka harus diganti.
 Penyambungan single air valve
dilakukan dengan dilas.
 Pemasangan single air valve
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Dismantling Joint 600 mm


 Alat yang digunakan:
Tackel + tripod
Mobile crane
Mesin las listrik
Generator set
 Bahan yang digunakan:
Dismantling joint
Kawat las
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, dismantling


joint tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada
dismantling joint maka harus
diganti.
 Penyambungan dismantling
joint dilakukan dengan cara
dilas.
 Pemasangan dismantling joint
dilaksanakan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN LAIN – LAIN


Pemasangan Tutup Box Air Valve dari Besi Plat
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Tutup box valve
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, tutup box air


valve tersebut diperiksa kembali
dari segala kerusakan. Jika
terdapat kerusakan pada tutup
box air valve maka harus
diganti.
 Pemasangan tutup box air
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Pemasangan Kayu Tumpuan Pipa, Ukuran 8/12


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Kayu balok 8/12
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Kepala tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Sebelum dipasang, kayu balok


tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan pada kayu balok
maka harus diganti.
 Pemasangan kayu balok
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

JEMBATAN PIPA 6 (JEMBATAN KEDUNG LO, BENTANG 30


M)
Jembatan pipa 6 dibuat sama seperti jembatan pipa 1.

JEMBATAN PIPA 7 (JEMBATAN KEDUNG SARI, BENTANG 60


M)
Jembatan pipa 7 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya yang
berbeda.

JEMBATAN PIPA 8 (JEMBATAN JUDEG, BENTANG 20 M)


Jembatan pipa 8 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya,
dimensi IWF pada struktur besi jembatan, dan dimensi pipa steel yang berbeda.
JEMBATAN PIPA 9 (JEMBATAN JONO II, BENTANG 10 M)
Jembatan pipa 9 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya,
dimensi IWF pada struktur besi jembatan, dan dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 10 (JEMBATAN PAPRINGAN, BENTANG 50


M)
Jembatan pipa 10 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya,
dimensi IWF pada struktur besi jembatan, dan dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 11 (JEMBATAN PAGER II, BENTANG 6 M)


Jembatan pipa 11 dibuat sama seperti jembatan pipa 5 hanya panjang bentangnya dan
dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 12 (JEMBATAN PAGER I, BENTANG 4 M)


Jembatan pipa 12 dibuat sama seperti jembatan pipa 5 hanya panjang bentangnya dan
dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 13 (JEMBATAN BRABUAN II, BENTANG 12


M)
Jembatan pipa 13 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 14 (JEMBATAN BRABUAN I, BENTANG 15


M)
Jembatan pipa 14 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 15 (BENTANG 3 M)


Jembatan pipa 15 dibuat sama seperti jembatan pipa 5 hanya panjang bentangnya dan
dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 16 (JEMBATAN KALI GEMPOL, BENTANG


15 M)
Jembatan pipa 16 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.
JEMBATAN PIPA 17 (JEMBATAN ALAS GUNG, BENTANG 12
M)
Jembatan pipa 17 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 18 (JEMBATAN SUGIH, BENTANG 12 M)


Jembatan pipa 18 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 19 (JEMBATAN BULU I, BENTANG 6 M)


Jembatan pipa 19 dibuat sama seperti jembatan pipa 5 hanya panjang bentangnya dan
dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 20 (JEMBATAN BULU II, BENTANG 6 M)


Jembatan pipa 20 dibuat sama seperti jembatan pipa 5 hanya panjang bentangnya dan
dimensi pipa steel yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 21 (JEMBATAN BULU III, BENTANG 13 M)


Jembatan pipa 21 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 22 (JEMBATAN BULU IV, BENTANG 15 M)


Jembatan pipa 22 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 23 (JEMBATAN BULU V, BENTANG 12 M)


Jembatan pipa 23 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.

JEMBATAN PIPA 24 (JEMBATAN BULU VI, BENTANG 12 M)


Jembatan pipa 24 dibuat sama seperti jembatan pipa 1 hanya panjang bentangnya dan
dimensi IWF pada struktur besi jembatan yang berbeda.
F. PEKERJAAN SISTEM MONITORING AIR BAKU
SISTEM MONITORING DEBIT
Pengadaan dan Pemasangan Elektromagnetic Water Flowmeter 28
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Elektromagnetic water flowmeter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Elektromagnetic water
flowmeter yang digunakan
sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang,
electromagnetic water
flowmeter valve tersebut
diperiksa kembali dari segala
kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan electromagnetic
water flowmeter dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.
Pengadaan dan Pemasangan Elektromagnetic Water Flowmeter 24 ke WTP
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Elektromagnetic water flowmeter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Elektromagnetic water
flowmeter yang digunakan
sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang,
electromagnetic water
flowmeter valve tersebut
diperiksa kembali dari segala
kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan electromagnetic
water flowmeter dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Ultrasonic Level Sensor


 Alat yang digunakan:
Tackel+ tripod
 Bahan yang digunakan:
Ultrasonic level sensor
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Ultrasonic level sensor yang


digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, ultrasonic
level sensor tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan ultrasonic level
sensor dilakukan pada lokasi
yang sesuai dengan gambar.

SISTEM MONITORING KUALITAS AIR


Turbidity Meter
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Turbidity meter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Turbidity meter yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, turbidity
meter tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan turbidity meter
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

pH Meter
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
pH mater
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 PH meter yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, pH meter
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan pH meter
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

PEKERJAAN INSTRUMENT & CONTROL (I & C)


PANEL KONTROL (PLC)
Modul PLC lengkap c/w CPU, Anl.inp, Dig.Input, Anl.out, Dig.out, Ethernet
Comm.modul, Pwr.Supply
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Modul PLC lengkap c/w CPU, Anl.inp, Dig.Input, Anl.out, Dig.out, Ethernet
Comm.modul, Pwr.Supply
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Modul PLC lengkap c/w CPU,


Anl.inp, Dig.Input, Anl.out,
Dig.out, Ethernet Comm.modul,
Pwr.Supply yang digunakan
sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, Modul PLC
lengkap c/w CPU, Anl.inp,
Dig.Input, Anl.out, Dig.out,
Ethernet Comm.modul,
Pwr.Supply tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan Modul PLC
lengkap c/w CPU, Anl.inp,
Dig.Input, Anl.out, Dig.out,
Ethernet Comm.modul,
Pwr.Supply dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Panel Mounted HMI Touch Screen 15


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Panel mounted HMI touch screen
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Panel mounted HNI touch


screen yang digunakan sesuai
dengan gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, panel
mounted HNI touch screen
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan panel mounted
HNI touch screen dilakukan
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Industrial Standard Hub/Switch


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Industrial standard hub/switch
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Industrial standard hub/switch


yang digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, industrial
hub/switch tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan industrial standard
hub/switch dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Panel Box
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Panel box
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Panel box yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, panel box
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan panel box
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Surge Arrester
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Surge arrester
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Surge arrester yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, surge
arrester tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan surge arrester
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Instalasi Kabel Data dari Panel PLC menuju Ruang Kontrol Room
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Kabel data
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Kabel data yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, kabel data
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan kabel data pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

INSTALASI KONTROL ROOM


Industrial PC (utk operator)
 Bahan yang digunakan:
Industrial PC
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Industrial PC yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, industrial PC
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan industrial PC pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Industrial PC (SCADA server)


 Bahan yang digunakan:
Industrial PC
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Industrial PC yang digunakan
sesuai dengan spesifikasi dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, industrial PC
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan industrial PC pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.
Printer (laser printer)
 Bahan yang digunakan:
Laser printer
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Printer yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi dan disetujui
direksi.
 Sebelum dipasang, printer
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan printer pada lokasi
yang sesuai dengan gambar.

Printer Colour
 Bahan yang digunakan:
Printer colour
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 Printer yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi dan disetujui
direksi.
 Sebelum dipasang, printer
tersebut diperiksa kembali dari
segala kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan printer pada lokasi
yang sesuai dengan gambar.

UPS , 220 volt, 1000 Watt, pure sine wave, minimal back-up time 2 jam.
 Bahan yang digunakan:
UPS
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.
 UPS yang digunakan sesuai
dengan spesifikasi dan disetujui
direksi.
 Sebelum dipasang, UPS tersebut
diperiksa kembali dari segala
kerusakan. Jika terdapat
kerusakan maka harus diganti.
 Pemasangan UPS pada lokasi
yang sesuai dengan gambar.

Industrial Standard Hub/Switch


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Industrial standard hub/switch
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Industrial standard hub/switch


yang digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, industrial
hub/switch tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan industrial standard
hub/switch dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

SCADA System (Software + Pemrograman)


 Bahan yang digunakan:
SCADA system
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 SCADA digunakan untuk


melakukan pengawasan dan
pengendalian suatu proses
secara terintegrasi, yang
mencakup fungsi monitoring
dan pengumpulan data.
Penginstalan SCADA dilakukan
oleh operator dari supplier.

Surge Arrester
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Surge arrester
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Surge arrester yang digunakan


sesuai dengan gambar,
spesifikasi, dan disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, surge
arrester tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan surge arrester
pada lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Water Level Transmitter


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Water level transmitter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Water level transmitter yang


digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, water level
transmitter tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan water level
transmitter dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Flow Transmitter
 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Flow transmitter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Tukang
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Flow transmitter yang


digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, flow
transmitter tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan flow transmitter
dilakukan pada lokasi yang
sesuai dengan gambar.

Kabel Level Transmitter


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Kabel level transmitter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Kabel level transmitter yang


digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, kabel level
transmitter tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan kabel level
transmitter dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Kabel Flow Transmitter


 Alat yang digunakan:
Alat bantu
 Bahan yang digunakan:
Kabel flow transmitter
 Tenaga kerja yang dibutuhkan:
Pekerja
Mandor
 Metode kerja:
 Sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan akan diajukan ijin
kerja kepada direksi. Pengajuan
ijin kerja dilampiri dengan
gambar kerja, metode kerja,
alat, bahan, dan jumlah pekerja.
Pekerjaan tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya ijin
dari direksi.
 Setelah mendapat ijin dari
direksi dilakukan pekerjaan
persiapan. Pekerjaan persiapan
ini meliputi persiapan alat,
bahan, dan tenaga yang
dibutuhkan pada pekerjaan.

 Kabel flow transmitter yang


digunakan sesuai dengan
gambar, spesifikasi, dan
disetujui direksi.
 Sebelum dipasang, kabel flow
transmitter tersebut diperiksa
kembali dari segala kerusakan.
Jika terdapat kerusakan maka
harus diganti.
 Pemasangan kabel flow
transmitter dilakukan pada
lokasi yang sesuai dengan
gambar.

Demikian tadi uraian mengenai sekilas pekerjaan yang ada di paket proyek Pembangunan
Intake dan Pipa Transmisi Air Baku Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Setelah itu,
kami akan melakukan pekerjaan akhir. Pekerjaan akhir ini merupakan pekerjaan finishing dari
seluruh rangkaian pekerjaan di dalam proyek Pembangunan Intake dan Pipa Transmisi Air Baku
Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro. Pekerjaan Akhir itu meliputi :
1. Pembersihan Akhir atau pembersihan kembali lokasi proyek.
2. Demobilisasi Peralatan serta personil.
3. Pengambilan gambar akhir proyek
4. Pengukuran Akhir proyek untuk menghitung volume MC-100 %.
5. Pemeliharaan hasil akhir bangunan.

Anda mungkin juga menyukai