Anda di halaman 1dari 10

Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

PENGARUH TERAPI KOMPLEMENTER DENGAN SELF HEALING


TERHADAP KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEMESTER SISWA
SMA NEGERI 8 PALEMBANG 2017

Septi Ardianty
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang
E-mail : septibudi13@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRAK
Masa remaja adalah masa dimana individu berkembang dengan sangat drastis.
Berdasarkan perkembangan psikologis, remaja akan mulai membentuk konsep diri,
mengalami perkembangan intelegensi, perkembangan peran sosial, perkembangan peran
gender, perkembangan moral dan religi, serta pembentukan kepribadian yang dapat
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah mempunyai andil besar dalam
pembentukan perkembangan psikologis remaja, sebaliknya, lingkungan sekolah juga
dapat menjadi sumber permasalahan bagi remaja. Ujian akhir semester sekolah (UAS)
adalah momok bagi sebagian besar remaja pada jenjang akhir. Masalah-masalah UAS
yang belum menemukan jalan keluarnya membuat sebagian besar siswa yang akan
menghadapi UAS merasakan kecemasan. Tujuan : Penelitian adalah untuk mengetahui
Efektivitas Terapi Komplementer Dengan Self Healing Terhadap Kecemasan Menghadapi
Ujian Akhir Semester Siswa SMA Negeri 8 Palembang. Metode : penelitian ini adalah
quasi experiment non control group design. Teknik sampling menggunakan purposive
sampling Sampel penelitian berjumlah 81 responden siswa SMA Negeri 8 Palembang.
Hasil Penelitian dengan menggunakan uji wilcoxon di ketahui terdapa perbedaan nilai
rerata kecemasan sebelum dan setelah terapi komplementer self healing yaitu 24.00
dengan P value. 0,00 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan bahwa
terapi komplementer self healing terhadap kecemasan
Kata Kunci : Kecemasan, Terapi Komplementer, Self healing, Ujian Akhir Semester

ABSTRACT
Adolescence is a time when individuals develop very drastically. Based on the
psychological development, adolescents will begin to form self-concept, experiencing the
development of intelligence, the development of social roles, the development of gender
roles, moral and religious development, and the formation of personalities that can be
influenced by the school environment. School environments have a big share in the
formation of adolescent psychological development, on the contrary, the school
environment can also be a source of problems for adolescents. The final exam of the
school semester (UAS) is a scourge for most teenagers at the end. UAS problems that
have not found a way out make most students who will face UAS feel anxiety. Objective:
The study was to determine the Effectiveness of Complementary Therapy With Self
Healing Against Anxiety Facing the Final Exam Semester Students of SMA Negeri 8
Palembang.Method: This research is quasi experiment non control group design.
Sampling technique using purposive sampling Samples of the study amounted to 81
respondents students SMA Negeri 8 Palembang. Result of research by using wilcoxon
test in known difference difference of mean anxiety value before and after complementary
self healing therapy that is 24.00 with P value. 0.00 can be concluded that there is a
significant relationship that complementary self-healing therapy to anxiet.
Keywords: Anxiety, Complementary Therapy, Self healing, Final Exam

538
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

PENDAHULUAN yang tidak terkendali menyebabkan siswa


Masa remaja adalah masa dimana menjadi gugup dan gemetar saat
individu berkembang dengan sangat menghadapi ujian, khususnya ujian akhir
drastis. Berdasarkan perkembangan semester (Maisaro, 2011). terrwujud
psikologis, remaja akan mulai membentuk sebagai kolaborasi dan perpaduan tiga
konsep diri, mengalami perkembangan aspek yang tidak terkendali dalam diri
intelegensi, perkembangan peran sosial, individu, yaitu pertama manifestasi
perkembangan peran gender, kognitif, yang terwujud dalam bentuk
perkembangan moral dan religi, serta ketegangan pikiran siswa, sehingga
pembentukan kepribadian yang dapat membuat siswa sulit konsentrasi,
dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. kebingungan dalam menjawab soal dan
Lingkungan sekolah mempunyai mengalami mental blocking, kedua
andil besar dalam pembentukan manifestasi afektif, yang diwujudkan
perkembangan psikologis remaja, dalam perasaan yang tidak
sebaliknya, lingkungan sekolah juga menyenangkan seperti khawatir, takut
dapat menjadi sumber permasalahan bagi dan gelisah yang berlebihan ketiga
remaja. Ujian akhir semester sekolah perilaku motorik yang tidak terkendali,
(UAS) adalah momok bagi sebagian yang terwujud dalam gerakan tidak
besar remaja pada jenjang akhir. menentu seperti gemetar. Tingkat
Masalah-masalah UAS yang belum kecemasan yang dihadapi oleh siswa
menemukan jalan keluarnya membuat perlu diidentifikasi sejak awal, sehingga
sebagian besar siswa yang akan mendapatkan data yang kongkrit tentang
menghadapi UAS merasakan kecemasan menghadapi ujian dalam
kecemasan. upaya merancang program intervensi
Fenomena kecemasan nantinya.
menghadapi ujian pada siswa, sudah King (2010) menyatakan bahwa
tentunya dapat menghambat tujuan siswa yang mengalami kecemasan
belajar yang ingin dicapai oleh siswa. seringkali mengalami perut kaku. Hal ini
Kecemasan menghadapi ujian dipicu oleh merupakan perasaan yang normal yang
kondisi pikiran, perasaan dan perilaku menunjukkan kecemasan yang normal.
motorik yang tidak terkendali. Manifestasi Kecemasan adalah sebuah perasaan
kognitif yang tidak terkendali takut dan khawatir yang tidak
menyebabkan pikiran menjadi tegang, menyenangkan, tidak jelas, dan bersifat
manifestasi afektif yang tidak terkendali menyebar. Kecemasan yang dialami oleh
mengakibatkan timbulnya perasaan akan siswa ini menyebabkan siswa ingin
terjadinya hal buruk, dan perilaku motorik mencari rasa aman, nyaman serta

539
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

berusaha untuk dapat keluar dari terapis dalam mengatasi kecemasan


kegelisahan. Salah satu upaya yang seorang siswa di sekolah pertama siswa
dapat dilakukan untuk mereduksi bergabung dengan terapis dan
keadaan cemas ini adalah melakukan self menceritakan kembali kisahnya. Pada
healing dengan menggunakan energy tahapan ini pendekatan yang dilakukan
reiki. Self healing menggunakan energy masih berbasis klien, yang bertujuan
reiki terhadap pasien mampu mereduksi membantu anak mulai merasa dirinya
kecemasan maupun penurunan tekanan lebih baik. Kedua menumbuhkan
darah sistolik secara signifikan perasaaan frustasi dan fantasi. Seorang
(Engebretson & Wardell, 2002). siswa akan mulai berhubungan dengan
Potter (dalam Ameling, dkk, 2001) emosinya dan berangsur-angsur mulai
menunjukkan tentang adanya keuntungan terharu. Sehingga, dia akan mulai
terhadap self healing menggunakan membelokkan pembicaraan dan
energy reiki sebagai terapi komplementer menunjukkan resistensinya. Tahapan ini
bagi pasien yang mengalami kecemasan bertujuan memunculkan kesadaran dan
akut sehingga mengalami psikosomatis mengenali masalahnya dan tahap
seperti gangguan tidur dan penyakit mag selanjutnya siswa akan mengembangkan
kronis. Penelitian yang dilakukan oleh prespektifnya atau pandangan yang
Ishaq (2002) menunjukan bahwa 67% berbeda terhadap dirinya. Langkah ini
pasien yang mengalami kecemasan akan merekontruksi dan menebalkan
berhasil mereduksi tingkat kecemasan kisah yang lebih dipermasalahkan yang
dengan menggunakan self healing. dihadapi dan memperkuat prespektif
Sui (2004) mengatakan bahwa mereka.
Self healing juga dapat dicapai melalui SMA Negeri 8 Palembang
mekanisme psikologis yang sengaja Merupakan salah satu SMA unggulan di
diterapkan. Pendekatan ini dapat Palembang, dengan jumlah Siswa 1200
meningkatkan kondisi psikologis dan fisik dari kelas sepuluh hingga tiga belas. Dari
seseorang. Penelitian Hawkes (dalam target penelitian adalah siswa kelas 13
Amaling dan Anderson, 2009) terdiri dari 310 siswa terdiri dari 4 Kelas
menegaskan bahwa hal ini dapat dicapai IPS dan 10 Kelas IPA. Dengan
melalui berbagai mekanisme, termasuk pengalaman ujian nasional lulus 100 %
relaksasi, latihan pernapasan, latihan namun berdasarkan wawancara dengan 8
kebugaran, citra, meditasi. Miles, P. and orang siswa dari kelas IPA, perasaan
True, G. (2003) mengatakan bahwa takut menghadapi ujian akhir semester.
dalam terapi self healing, ada beberapa Berdasarkan uraian fenomena di
tahapan yang harus dilakukan oleh atas peneliti merasa tertarik untuk

540
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

melakukan kajian lebih mendalam data tidak berdistribusi normal dan


mengenai penelitian yang berjudul Analisis data inferensial yaitu untuk
“Pengaruh Terapi Komplementer Dengan pengaruh self healing terhadap
Self Healing Terhadap Kecemasan kecemasan menghapi ujian akhir
Menghadapi Ujian Akhir Semester Siswa semester. Sebelum dilakukan analisis
SMA Negeri 8 Palembang”. dilakukan uji asumsi dan uji normalitas
data terlebih dahulu. Uji normalitas data
METODELOGI PENELITIAN yang digunakan adalah dengan
Rancangan penelitian ini adalah menghitung nilai skewness serta nilai
penelitian quasi experiments dengan kurtosis. Selanjutnya peneliti
menggunakan desain penelitian tanpa menggunakan uji parametrik Wilcoxon
kelompok kontrol yang dilakukan pre-test untuk mengetahui tingkat kecemasan
dan post-test. Tujuan dari penelitian ini sebelum dan setelah intervensi.
adalah untuk mengetahui Pengaruh
Terapi Komplementer Dengan Self HASIL PENELITIAN
Healing Terhadap Kecemasan A. Analisis Data Desktiptif
Menghadapi Ujian Akhir Semester Siswa Analisis Data Deskriptif dalam
SMA Negeri 8 Palembang. penelitian ini adalah data karakteristik
Jumlah populasi dalam penelitian ini kecemasan siswa, data kecemasan nilai
adalah 302 orang yaitu Siswa kelas XII rata-rata pretest dan postest.
jurusan IPA dan IPS di SMA Negeri 8 Berdasarkan perhitungan data hasil
Palembang tahun akademik 2016-2017. penelitian responden berjumlah 81
Teknik pengambilan sampel pada responden, adalah siswa putra SMA
penelitian ini dengan menggunakan teknik Negeri 8 Palembang yang ditampilkan
purpossive sampling sesuai dengan pada berikut
kriteria inklusi, dan didaptkan sampel
penelitian berjumlah 81 siswa Tabel 1. Karakteristik tingkat
kecemasan siswa SMA Negeri 8
Analisis data penelitian ini adalah
Palembang Menghadapi Ujian Akhir
Analisis data deskriptif untuk Semester (UAS)
menggambarkan karakteristik responden Kategori Kecemasan Jumlah Persentasi
(n) (%)
dan karakteristik siswa. Variabel 1 Tinggi 35 43,2 %
dipersentasikan dalam persentase dan 2 Sedang 32 39,5 %
3 Rendah 14 17,3 %
frekuensi jika data berbentuk nominal dan
Total 81 100%
ordinal, bila dalam bentuk interval dan
rasio maka data dipersentasikan dalam Berdasarka tabel 1 berarti
bentuk mean dan standar deviasi karena kecemasan tinggi memiliki rerata empiris

541
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

lebih tinggi dari rerata teoritis yang nilai rata-rata median kecemasan adalah
diperkirakan. Berdasarkan kategori maka 75,00 dengan standar deviasi 3,74.
terdapat 35 responden (43,2%) yang Dengan nilai minimal adalah 35 dan
memiliki kecemasan tinggi, terdapat 32 maximal adalah 100.
responden (39,5%) yang memiliki
kecemasan yang sedang, dan terdapat B. Analisa Data DInferensial
14 responden (17,3%) yang memiliki Adapun hipotesis yang akan diuji
kecemasan rendah. dalam penelitian ini adalah terdpaat
efektifitas terapi Self Healing terhadap
Tabel 2. Nilai rata-rata kecemasan kecemasan siswa menghadapi Ujian
menghadapi Ujian Akhir Semester
pretest pada Siswa SMA Negeri 8 Akhir Semester (UAS). Responden
Palembang penelitian adalah siswa kelas XII SMA
Negeri 8 Palembang. Hasil pengolahan
Variabel Mean Med SD Mi Max
n dan pengujian hipotesis akan disajikan

Kecemas 99,33 99,00 3,84 45 130 sebagai berikut : Dilanjutan dengan uji
an wilcoxon untuk mengetahui perbedaan
nilai rerata pada dua variabel penelitian
Mengacu pada tabel 2, di atas yaitu sebelum dan setelah intervensi
dapat dijelaskan bahwa pada pre-test nilai seperti pada tabel.4 berikut ini.
rata-rata median kecemasan adalah
Tabel 4. Perbedaan nilai rerata
99,00 dengan standar deviasi 3,84.
kecemasan siswa sebelum (pretest)
Dengan nilai minimal adalah 45 dan dan setelah (posttest) diberikan terapi
self healing menghadapi Ujian Akhir
maximal adalah 130.
Semester (UAS) di SMA Negeri 8
Palembang
Tabel 3. Nilai rata-rata kecemasan Variab Pre-test Post-test Uji P
menghadapi Ujian Akhir Semester el Statis valu
Post-test setelah diberikan Terapi Self Med SD Med SD tik e
Healing Siswa SMA Negeri 8
Palembang Kecem 99,0 3,8 75,0 3,74 10,0 0,00
asan 0 4 0
Variab Mea Med SD Mi Max
Selisi 24.00
el n n
Kecem 75,3 75,0 3,74 34 100
a 2 0 Berdasarkan tabel 4 didapatkan di
san ketahui nilai median pada saat pretest
adalah 99,00 dan pada saat post test
Mengacu pada tabel 3, di atas adalah 75,00 dengan uji hasil uji statistik -
dapat dijelaskan bahwa pada post test 10,05 dan P value 0,00. Dapat diartikan

542
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

bahwa terdapat penurunan kecemasan 2012) mengatakan bahwa kecemasan


setelah di berikan intervensi self healing merupakan pengalaman subyektif
di buktikan dengan terdapat penurunan mengenai ketegangan mental yang
tingkat kecemasan pada saat posttest. menggelisahkan sebagai bentuk reaksi
Serta bermakna secara signifikan bahwa umum dan ketidak-mampuan
intervensi self healing berpengaruh menghadapi masalah atau munculnya
terhadap kecemasan siswa Negeri 8 rasa tidak aman pada individu.
Palembang. Kecemasan muncul dikarenakan adanya
ketakutan atas sesuatu yang mengancam
PEMBAHASAN pada seseorang, dan tidak ada
Pengaruh terapi komplementar pranic kemampuan untuk mengetahui penyebab
healing terhadap kecemasan dari kecemasan tersebut. Efek samping
menghadapi ujian akhir semester daripada kecemasan akan tampak pada
siswa SMA Negeri 8 Palembang tubuh manusia. Hal ini disebabkan bahwa
tubuh manusia memiliki suatu sistem
Berdasarkan pengolahan dan analisis
energi yang berhubungan antara satu
data serta pengujian hipotesis, diperoleh
organ dengan organ yang lain.
nilai rata-rata skor kecemasan nilai
Keseimbangan sirkulasi energi dalam
median pada saat pretest adalah 99,00
seluruh anggota tubuh menjadikan sehat
dan pada saat post test adalah 75,00
secara fisik maupun psikis, dan adanya
dengan uji hasil uji statistik -10,05 dan P
ketidakseimbangan energi menyebabkan
value 0,00, dengan selisis median 24.00
tubuh manusia menjadi sakit.
Dapat diartikan bahwa terdapat
Mekanisme terjadinya gangguan
penurunan kecemasan setelah di berikan
psikologis pintu-pintu energi diantaranya
intervensi self healing di buktikan dengan
memiliki fungsi mengendalikan dan
terdapat penurunan tingkat kecemasan
memberikan energi pada tubuh manusia,
pada saat posttest. Serta bermakna
termasuk mempengaruhi dan
secara signifikan bahwa intervensi self
mengendalikan kondisi psikologis
healing berpengaruh terhadap
manusia. Terdapat hubungan antara
kecemasan siswa Negeri 8 Palembang.
gangguan pintu-pintu energi dengan
Hasil penelitian ini memberikan
gangguan psikologis termasuk depresi.
gambaran bahwa kecemasan merupakan
Sui (2009) mengungkapkan bahwa satu
respon alami yang dialami manusia.
atau beberapa pintu energi utama yang
Kecemasan juga dapat mengganggu
kotor dapat menyebabkan satu atau
stabilitas fisik maupun psikis bilamaana
beberapa gangguan psikologis. Kotornya
tidak segera diatasi. Taylor (Gufron,
satu atau beberapa pintu energi utama

543
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

disebabkan oleh gangguan atau budaya pengobatan Cina dikenal dengan


kekacauan psikis dari unsur-unsur istilah chi, pada budaya Hawaii
negatif. Unsur energi negatif merupakan dinamakan dengan mana dan pada
energi psikis negatif berasal dari budaya Asia dikenal dengan prana (Nield-
pengalaman pikiran atau perasaan Anderson & Ameling, 2009). Energi alam
seseorang yang menyakitkan, tidak semesta merupakan Reiki (Hadi, 2010)
menyenangkan atau secara umum atau energi kehidupan yang universal
bersifat negatif. (Alandydy & Alandydy, 1999; Nield-
Unsur energi negatif dapat berupa Anderson & Ameling, 2009). Sensei Usui
pikiran takut, khawatir, harga diri rendah, menyatakan bahwa setiap benda yang
rasa tidak aman, rasa gagal, gelisah, rasa ada di alam semesta ini memiliki reiki dan
ketidakpedulian, kesedihan, serta putus dinamakan energi universal yang
asa. Unsur energi negatif bila mengotori merupakan inti dari seluruh kejadian
pintu-pintu energi yang utama, apalagi (Hadi, 2010). Tehnik pemanfaatan Reiki
dalam waktu yang lama, akan ditemukan pada tahun 1922 oleh Mikao
menimbulkan gangguan psikologis pada Usui dari Jepang (Nield-Anderson &
individu. Gangguan distres termasuk Ameling, 2009). Pada bulan April 1922,
depresi dalam pandangan Reiki, karena Master Mikao Usui mendirikan organisasi
itu, terjadi sebagai akibat kotornya pintu penyembuhan yang dinamakan Usui
energi ajna (yang terkait dengan kelenjar Reiki Ryoho Gakkai yang berkedudukan
hipotalamus), pintu energi jantung, dan di Tokyo serta mendirikan klinik Reiki di
pintu energi solar pleksus (yang terkait Harajuku, Aoyama. Melalui organisasi
dengan kerja kelenjar adrenalin). inilah Master Mikao Usui melakukan
Kotornya pintu-pintu energi ini akan penyembuhan dengan reiki dan mulai
mengganggu masuknya energi positif dari mengajarkan Reiki kepada masyarakat
luar tubuh serta pendistribusiannya ke sekitar (Nurindra, 2010).
tubuh energi maupun tubuh fisik Filosofi Reiki tentang munculnya
seseorang yang dekat dengan pintu-pintu gangguan psikologis di atas memiliki
energy tersebut. Hal ini selanjutnya akan kesamaan dengan mekanisme terjadinya
menimbulkan gangguan pada normalnya stres dari sisi biologis. Menurut teori
tubuh fisik maupun tubuh non fisiknya James-Lange situasi yang menghasilkan
(Sui, 2009). emosi akan mendatangkan respon-
Energi kehidupan yang universal ini respon yaitu otonom, perilaku serta
menyatu dalam semua bentuk kehidupan endokrin (Carlson, 1994; Levy et al., 1984
dan konsep ini diterima oleh budaya- dalam Ishaq 2007). Dua respon yang
budaya yang berbeda, misalnya pada sangat berhubungan dengan kesehatan

544
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

adalah respon otonom dan respon Ujian Akhir Semester sebelum dan
endokrin (Carlson, 2007). setelah diberikan terapi
Dapat di simpulalkan berdasarkan komplementer dengan self healing
penelitian dan teori terkait bahwa tingkat pada siswa SMA Negeri 8
kecemasan dalam waktu singkat dapat Pelembang, dapat disimpulkan
diturunkan dengan terapi self healing, bahwa terdapat hubungan yang
energy reiki merupakan energi yang signifikan terapi komplemeter self
dapat diakses dari alam semesta dan healing terhadap penuruanan tingkat
disalurkan ke dalam tubuh eterik (tubuh kecemasan.
halus/sukma). Terapi self healing dapat
dijadikan alternative terapi dalam
Saran
mengurangi dan mengatasi kecemasan.
1. Ramaja
Disarankan kepada remaja agar
SIMPULAN DAN SARAN
dapat menggunaan terapi komplementer
simpulan
secara mandiri dimanapun dan kapanpun
Berdasarkan hasil pengolahan dan
dengan menggunakan tangan sendiri saat
analisis data yang telah dilakukan
menghadapi munculnya perasaan
penelitian ini diperoleh kesimpulan
kecemasan menghadapi ujian atau situasi
sebagai berikut :
yang sama.
1. Diketahui perbedaan rata-rata
median 99.00 tingkat kecemasan
2. Pihak Sekolah
menghadapi Ujian Akhir Semester
Pihak sekolah dapat menerapkan
sebelum diberikan terapi
dan menggunakan untuk mengendalikan
komplementer dengan self healing
dan memecahkan masalah kecemasan
pada siswa SMA Negeri 8
yang dihadapi oleh siswa dengan
Pelembang
menggunakan koplementer self healing,
2. Diketahui perbedaan rata-rata
dan menyarankan agar dewan guru
median 75,00 tingkat kecemasan
terutama guru pembinaan dapat
menghadapi Ujian Akhir Semester
mempelajari dan menggunakannya pada
setelah diberikan terapi
saat siswa berkonsultasi dan
komplementer dengan self healing
menghadapai kecemasan.
pada siswa SMA Negeri 8
Pelembang
3. Penelitian Selanjutnya
3. Diketahui perbedaan rerata dengan
Penelitian ini sangat terbatas baik
selisih 24,00 tingkat kecemasan
dari segi subjek maupun metode yang
dengan P value 0,00 menghadapi

545
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

diterapkan, maka dari itu untuk peneliti 7. Casbarro J. 2005. Reducing anxiety
selanjutnya agar melibatkan sampel yang in the era of highstakes testing.
lebih bervariatif dan metode terapi Principal Journal. 27 (2). 270-295
komplementer lain seperti terapi 8. Engebretson, J. Wardell, DW. 2007.
komunitas dan lainnya. Experience of Reiki Session.
Alternative Therapies, March/April,
vol.8,no.2.
DAFTAR PUSTAKA
9. Esty Rokhyani. 2009. Efektifitas
1. Alandydy & Alandydy, 1999. Using
Konseling Rasional Emotif Dengan
Reiki to Support Surgical Patients.
Teknik Relaksasi untuk Membantu
Journal of Nursing Care Quality.
Siswa Mengatasi Kecemasan
13(4).89-91
Menghadapi Ujian. Jurnal Psikologi
2. Ameling, A., Anderson, LN. 2009.
Pendidikan dan Bimbingan
Reiki: A Complementary Therapy for
Universitas Negeri Surabaya Volume
Nursing Practice. Journal of
10 no.2 Desember. Hal.2
Psychosocial Nursing. April, vol.39,
10. Ghufron M. Nur dan Wati S, Rini.
no.4.
2012. Cara Tepat Menghilangkan
3. Andrews, M., Angone, K.M., Cray,
Kecemasan Anda Yogyakarta:
J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H.
Galang Press
2009. Nurses handbook of alternative
11. Glennis Rogerson 2008. “Choosing
and complementary therapies.
Oils to Balance the Chakras and
Pennsylvania: Springhouse.
Auras” melalui
4. Beck, Andrew, Bennett, Peter and
www.qigonginstitute.org
Wall, Peter. 2012. As Communication
12. Guyton & Hall. 2007. Anatomi dan
Studies The Essential Introduction.
Fisiologi Kedoketeran. EGC. Jakarta
London: Routledg
13. Hadi P. 2010 Depresi dan solusi.
5. Benson. J, 2010. Consequences of
Yogyakarta. Tugu Publiser
the performent appraisal experience.
14. Hawkes, Joyce Whiteley. 2009.
Australia. Schooll of management of
Miracle of Healing: Penyembuhan
University of South Australia.
Berawal dari Sel. Bandung: Qanita.
6. Carlson, Fritjof .2007, The Tao of
15. Ishaq, I. 2007. Mengenal Usui Reiki I
Physics, Menyingkap Kesejajaran
dan II Intensif. Jakarta: Delaprasta
Fisika Modern dan Mistisisme Timur.
Publishing
Yogyakarta: Jalasutra.
16. King, L. A. 2010. Psikologi Umum :
Sebuah Pandangan Apresiatif.

546
Volume 5, Nomor 2, Desember 2017

Penerjemah : Brian Marwensdy. 25. Pasiak. 2012. The Psyche of The


Jakarta : Salemba Humanika. Body: A Jungian Approach to
17. Levin, Jeff. 2010. God, Faith, and Psychosomatic. New York: Brunner
Health Exploring the Spirituality- Routledge
Healing Connection. NY: John Wiley 26. Roger,L. 2007. The Psyche of The
& Sons, Inc. Body: A Jungian Approach
18. Littlejohn, Stephen W. 2006. Theories toPsychosomatic. New York: Brunner
of Human Communication. Routledge
USA:Wadsworth. 27. Said Az-zahroni, Musfir 2015.
19. Maisaroh, E. N., & Falah, F. 2011. Konseling Terapi. Jakarta: Gema
Hubungan antara Religiusitas dengan Insani
Kecemasan Menghadapi Ujian 28. Santrock M. & Lindquist, R. 2007.
Nasional (UN). Jurnal Proyeksi, Vol.6 Complementary/alternative therapies
(2), 78 — 88. in nursing. 4th ed. New York:
20. Miles, P. and True, G. 2010. “Reiki-- Springer.
review of a biofield therapy history, 29. Subandi. 2012. Psikologi Abnormal.
theory, practice, and research”. Yogyakarta. Andi offset
Alternative The Health Medical, 9. 30. Sui, Choa Kok. 2009. Ilmu dan Seni
21. Nevid, J. 2007. Abnormal psychology Penyembuhan Dengan Tenaga
a changing world.USA Prentice Hall Prana, Jakarta: PT. Elex Media
Prass. Komputindo.
22. Ni Komang Ratih. 2012. , Hubungan 31. Tim MGBK.2010. Bahan Dasar Untuk
Tingkat Kecemasan Terhadap Pelayanan Konseling Pada Satuan
Koping Siswa SMUN 16 Dalam Pendidikan Menengah. Jilid I.
Menghadapi Ujian Nasional, Skripsi jakarta: PT.Grasindo
Sarjana Keperawatan, Depok: 32. Zoller, Heather M. & Dutta, M.J.
Perpustakaan UI. 2008. Emerging Perspectives in
23. Nield-Anderson & Ameling, 2009. Health Communication:
The Empowering Nature of Reiki as a
Complementary Therapy. USA New
Haven Connecticut: Yale University
School of Nursing
24. Nurindra,Y. 2010. Modul Pelatihan
Prana Shakti Dharana. Jakarta:
Prana Shakti International
Brotherhood

547

Anda mungkin juga menyukai