TINJAUAN PUSTAKA
putih. Yang betina jauh lebih besar dari pada jantan. Ukuran cacing betina sampai
13 mm, sedangkan yang jantan sampai sepanjang 5 mm. Di daerah anterior sekitar
leher, kutikulum cacing melebar. Pelebaran yang khas pada cacing ini disebut
sayap leher (cevical alae). Usufagus cacing ini juga khas bentuknya oleh karena
rongga mulut pada cacing ini, akan tetapi dijumpai adanya 3 buah bibir. Ekor
cacing betina lurus dan runcing sedangkan yang jantan mempunyai ekor yang
melingkar. Di daerah ujung posterior ini dijumpai adanya spikulum dan papil-
papil. Cacing jantan jarang dijumpai oleh karena sesudah mengadakan kopulasi
setiap harinya selama 2-3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati. Telur
manusia. Untuk bertelur cacing betina sering kali mengadakan migrasi ke daerah
dan tidak diperlukan hospes perantara. Telur yang oleh cacing betina diletakkan di
daerah sekitar perianal, dalam waktu enam jam telah menjadi telur yang infektif
untuk manusia lain. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari.
Selain itu, dapat pula terjadi autoinfeksi dan retrofeksi terhadap diri
penderita sendiri. Telur yang masuk ke mulut atau juga bisa melalui jalan nafas,
menjadi cacing dewasa di jejunum dan bagian atas dari ileum. Untuk melengkapi
(Dr.Soedarto, 1995)
terjadi di sekum, usus besar dan usus yang berdekatan dengan sekum. Mereka
memakan isi usus penderitanya. Cacing jantan akan mati setelah kopulasi cacing
Penyebabnya hewan parasit berukuran mikro yang mengambil makanan dan usus
yang berisi banyak sari makanan. Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva
merupakan penyakit endemis dan kronis yang bisa meningkat tajam pada waktu
Infeksi ini kontak langsung dengan telur cacing kremi infektif melalui
tangan, dari dubur selanjutnya ke mulut sendiri atau ke orang lain atau secara
tidak langsung melalui pakaian, tempat tidur, makanan atau bahan-bahan lain
yang terkontaminasi oleh telur cacing kremi tersebut. Penularan melalui debu
biasa terjadi pada rumah tangga dan asrama yang terkontaminasi berat. (dr.
tubuh manusia dengan memasuki tubuh melalui dua jalan yakni mulut saat makan
makanan yang tidak dicuci bersih dan dimasak setelah terkontaminasi lalat yang
membawa larva cacing, serta lewat pori-pori saat anak tak memakai alas kaki
ketika berjalan di tanah. Lewat cara ini larva masuk ke pembuluh darah dan
dipermukaan dubur oleh cacing betina, telur dapat hidup kurang dari 2 minggu
diluar pejamu. Larva dari telur cacing kremi menetas di usus kecil. Cacing muda
menjadi dewasa di secum dan bagian atas dari usus (cacing betina yang pada
Cacing kremi yang gravid biasanya bermigrasi di rectum dan dapat masuk ke
sehingga kesehatan mereka terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat,
tubuh mereka kurus serta perut membuncit karena kekurangan protein. Pada
kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan pada paru yang
ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah dan
perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tidak lagi membantu secara optimal.
Pendeteksian infeksi cacing kremi merupakan suatu kegiatan atau upaya yang
dilakukan oleh suatu kalangan untuk mengurangi, mengatasi, dan membantu masalah
infeksi cacing kremi. Hal ini dimaksudkan supaya semua hasil riset baik klinis
laboratorium diyakini dapat memberikan diagnosa pasti akan penyakit yang diderita
pasien.
1) Cacing Dewasa
a). Makroskopis
Cacing kremi dapat dilihat secara makroskopis atau dengan mata telanjang
pada anus penderita, terutama dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur
pada malam hari. Cacing kremi berwarna putih dan setipis rambut, mereka
aktif bergerak.
b). Mikroskopis
rektum agar cacing dewasa keluar dari rectum. (Soejoto dan Soebari,
1996)
Cacing dewasa yang ditemukan di dalam feses, dicuci dalam larutan NaCl
diperiksa dalam keadaan segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk
difiksasi dan diawetkan dengan alkohol 70% yang agak panas. (Brown
H.W, 1983)
2) Telur Cacing
yang khas, yaitu berdinding tebal, berbentuk seperti “base ball” dengan salah
satu sisi merata. Karena ukuran telur yang mikro, yaitu 50 - 60 mikron x 20 -
32 mikron ( rata-rata 55 x 26 mikron), maka telur hanya dapat di diagnosa
1. Metode Langsung
ini telur cacing tidak lansung dibuat sediaan tetapi sebelum dibuat
terendap.
Wills,1921)
penutup.
sehingga kesalahan tekniknya lebih kecil dan tidak mudah kering atau
feses ini yaitu jika bahan untuk membuat sediaan secara langsung terlalu banyak,
maka preparat menjadi tebal sehingga telur menjadi tertutup oleh unsur-unsur lain
yang menyebabkan telur sulit ditemukan dan apabila preparat terlalu tipis,
metode yang lain karena kotoran didasar lambung dan elemen-elemen parasit
yaitu larutan pengapung yang digunakan tidak dapat mengapungkan telur karena
berat jenis lebih dari 1,200 dan apabila berat jenis larutan ditingkatkan akan
diatas, namun untuk pemeriksaan infeksi cacing kremi sampel feses tidak akan
Seperti halnya dengan bahan feases, metode anal swab (Graham Schoth)
yaitu praktis, mudah dan cepat dikerjakan dalam hitungan waktu. Dapat
dibuktikan bahwa alat ini merupakan teknik terbaik pada saat ini untuk
kerugianya adalah mahal, alat susah didapatkan, tidak efektif untuk kegiatan
mudah ditemukan dengan menghapus daerah sekitar anus yang biasa disebut
teknik anal swab. Anal swab adalah alat dari batang gelas atau spatel lidah yang
untuk memperoleh telur Enterobius Vermicularis dari area anal dan perianal
dengan perekat Adhesive tape yang kuat yang ada pada sisi luar bagian ujung
spatel lidah terbuat dari kayu atau batang gelas. (Paul C, Beaver, Rodner C
Jang,1975). Bila adhesive tape ditempelkan di daerah sekitar anus, telur cacing
akan menempel pada perekatnya, kemudian adhesive tape diratakan pada kaca
benda dan dibubuhi sedikit toluol diantara kaca sediaan tape supaya jernih.
Setiap telur berisi embrio yang telah berkembang sempurna akan menjadi
infektif dalam beberapa jam setelah diletakkan sediaan pita plastik perekat (scoth
3) Obyek glass
toilet kecuali cellophane, penghapus kain dengan air yang dikocok, penghapus
kain yang dibasahi dengan campuran vaseline dan paraffin, dan sikat dari bulu
unta pernah juga digunakan. Modifikasi dari pita penghapus Graham Scoth
memberikan hasil yang terbaik dan merupakan cara yang selalu digunakan kecuali
untuk penderita yang berambut pada anusnya. (Bagian bawah penumbuk yang
kasar dan basah kira-kira sudah cukup dan memberi contoh yang luas pada daerah
kulit). (Soejoto dan Soebari, 1996). Apusan prianal yang diambil dari penderita
memprasyaratkan kondisi tertentu sehingga bahan apusan yang diambil layak dan
Bahan apusan perianal yang diambil dari penderita saat pagi hari selepas bangun
tidur sebelum mandi, buang air besar dan aktivitas lain yang dapat menghilangkan
phd, bahan perianal sebaikanya dikumpulkan antara jam 9 malam sampai tengah
malam atau dikumpulkan beberapa hari untuk menghindari infeksi karena cacing
berturut – turut, karena cacing betina yang hamil bermigrasi tidak teratur. Sekali
2. “Periplaswab”
modifikasi dari teknik Graham scoth yang dirancang untuk pemeriksaan infeksi
cacing kremi. Prinsip metode ini didasarkan pada teknik pemeriksaan anal swab
dengan scoth Adhsive Tape dan Obyek Glass sebagai bahan utama, dimana pada
sedemikian rupa dengan cetakan terbuat dari plastik. Cetakan ini dapat digunakan
lebih dari satu kali pemeriksaan. Sampel diambil langsung dari probandus dengan
cara menempelkan bahan pada perianal sebanyak tiga kali dan kemudian
Efektivitas merupakan suatu keadaan efektif yang mudah dan tepat dalam
hasil yang diperoleh dengan cara menemukan jumlah telur persatuan luas (cm2).
Selain itu, jumlah telur cacing dapat dihitung dalam satu kali pemeriksaan persatu
Rumus :